• Tidak ada hasil yang ditemukan

Variabel biaya kunjungan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,027 lebih

kecil dari taraf signifikansi yang disyaratkan yaitu α = 0,05 sehingga H0 ditolak

(hipotesis untuk uji statistik t dapat dilihat pada subbab 4.7.6 halaman 36). Biaya kunjungan secara individu berpengaruh signifikan terhadap nilai WTP. Nilai koefisien bertanda positif (+) dengan nilai sebesar 1278,6 berarti bahwa setiap

kenaikan biaya kunjungan sebesar 1 kategori biaya kunjungan (kategori 1 untuk

biaya kunjungan sebesar Rp ≤ 100.000, kategori 2 untuk biaya kunjungan Rp 101.000 - Rp 200.000, kategori 3 untuk biaya kunjungan > Rp 200.000) maka diduga rata-rata nilai WTP yang diberikan akan semakin meningkat sebesar Rp 1.278,6 cateris paribus. Kenyamanan responden dalam menikmati jasa lingkungan yang disediakan obyek wisata Tirta Jangari direpresentasikan melalui tingginya biaya kunjungan. Adapun biaya kunjungan yang dimaksud selain digunakan untuk biaya transportasi juga digunakan untuk membiayai aktivitas wisata antara lain sewa perahu motor, sewa/beli alat pancing, dan biaya konsumsi. Hal ini menyebabkan responden bersedia meningkatkan nilai WTP dengan harapan mereka tetap mendapatkan kenyamanan yang sama untuk kunjungan selanjutnya.

4. Tingkat Pendidikan

Variabel tingkat pendidikan memiliki nilai signifikansi sebesar 0.058 lebih

kecil dari taraf signifikasi yang disyaratkan yaitu α = 0,10 sehingga H0 ditolak (hipotesis untuk uji statistik t dapat dilihat pada subbab 4.7.6 halaman 35). Variabel Tingkat pendidikan secara individu berpengaruh signifikan terhadap nilai WTP. Nilai koefisien bertanda positif (+) dengan nilai sebesar 681,8 berarti bahwa setiap kenaikan tingkat pendidikan sebanyak satu kategori tingkat pendidikan (kategori 1 untuk SD, kategori 2 untuk SMP, kategori 3 untuk SLTA, kategori 4 untuk Akademi/diploma, kategori 5 untuk Perguruan Tinggi, dan kategori 6 untuk Pascasarjana) maka diduga rata-rata nilai WTP yang diberikan akan meningkat sebesar Rp 681,8 cateris paribus. Hal ini disebabkan karena

dengan pendidikan yang tinggi, maka seseorang akan lebih paham dalam menilai lingkungan suatu obyek wisata dibandingkan mereka yang berpendidikan rendah. 5. Tingkat Pendapatan

Variabel tingkat pendapatan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,104 lebih kecil dari taraf signifikansi yang disyaratkan yaitu α = 0,15 sehingga H0 ditolak (hipotesis untuk uji statistik t dapat dilihat pada subbab 4.7.6 halaman 35). Tingkat pendapatan secara individu berpengaruh signifikan terhadap nilai WTP. Nilai koefisien bertanda positif (+) dengan nilai sebesar 1177,9 berarti bahwa setiap kenaikan pendapatan sebesar 1 kategori tingkat pendapatan (kategori 1

untuk tingkat pendapatan Rp ≤ 1.000.000, kategori 2 untuk tingkat pendapatan Rp

1.001.000 - Rp 3.000.000, kategori 3 untuk tingkat pendapatan Rp > 3.000.000)

maka diduga rata-rata nilai WTP yang diberikan akan meningkat sebesar Rp 1.177,9 cateris paribus. Hal ini disebabkan karena dengan pendapatan yang

tinggi maka pengunjung memiliki dana lebih untuk dialokasikan dalam upaya pelestarian lingkungan obyek wisata Tirta Jangari.

Variabel bebas yang tidak berpengaruh nyata pada model ini adalah jenis kelamin, tingkat usia, jarak ke obyek wisata, dan pengetahuan tentang fungsi waduk dan kerusakan waduk. Variabel jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap besar kecilnya WTP, hal ini dikarenakan data jenis kelamin yang diperoleh dalam penelitian ini tidak bervariasi (homogen) yaitu responden lebih banyak yang berjenis kelamin pria (88%), sehingga tidak berpengaruh nyata terhadap besarnya nilai WTP. Variabel tingkat usia tidak berpengaruh karena walaupun usia responden bertambah, akan tetapi tidak mempengaruhi responden untuk memberikan besarnya nilai WTP. Variabel jarak ke obyek wisata dan pengetahuan

tentang fungsi waduk dan kerusakan waduk juga tidak dapat mencerminkan kepedulian responden terhadap kondisi alam dan lingkungan obyek wisata Tirta Jangari, sehingga variabel bebas tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap besarnya nilai WTP.

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa :

1. Karakteristik masyarakat sekitar obyek wisata yang diperoleh dari 40 orang responden menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat sekitar obyek wisata berusia antara 43-52 tahun dengan status menikah. Jumlah tanggungan yang mereka miliki sebanyak lebih dari tiga orang. Pendidikan terakhir masyarakat sekitar obyek wisata adalah SD, lama usaha lebih dari sebelas tahun dengan tingkat pendapatan Rp 1.000.000 - Rp 2.000.000/bulan. Sedangkan karakteristik pengunjung obyek wisata Tirta Jangari pada saat penelitian yang diperoleh dari 60 orang responden menunjukkan bahwa mayoritas pengunjung berjenis kelamin pria dengan status sudah menikah. Usia antara 40-49 tahun dan jumlah tanggungan sebanyak dua orang. Pendidikan terakhir pengunjung yaitu SLTA dan mayoritas berprofesi sebagai wirausaha. Tingkat pendapatan pengunjung berada pada selang Rp 1.000.001 - Rp 3.000.000/bulan. Responden menyatakan kondisi lingkungan dan kebersihan obyek wisata Tirta Jangari kurang baik. Responden juga menyatakan bahwa terjadi sedikit masalah terhadap pencemaran air di obyek wisata Tirta Jangari. Responden menyatakan bahwa penyediaan fasilitas wisata dan fasilitas umum di obyek wisata Tirta Jangari masih kurang memadai.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 70% responden responden masyarakat sekitar obyek wisata bersedia membayar dalam upaya pelestarian lingkungan obyek wisata Tirta Jangari. Adapun variabel jenis kelamin dan lama usaha merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar responden masyarakat sekitar obyek wisata dalam upaya pelestarian lingkungan obyek wisata Tirta Jangari. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebanyak 77% responden pengunjung bersedia membayar dalam upaya pelestarian lingkungan obyek wisata Tirta Jangari. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar responden pengunjung dalam upaya pelestarian lingkungan obyek wisata Tirta Jangari antara lain tingkat pendidikan, dan frekuensi kunjungan.

3. Nilai rata-rata WTP responden masyarakat sekitar obyek wisata dan

pengunjung adalah sebesar Rp 5.357,14/unit usaha/bulan dan Rp 7.413,04/orang sedangkan nilai total WTP (TWTP) responden

masyarakat sekitar obyek wisata dan pengunjung adalah sebesar Rp 16.200.000/tahun dan Rp 124.435.289,40/tahun.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai WTP responden masyarakat sekitar obyek wisata adalah variabel tingkat pendidikan, lama usaha, dan pengetahuan tentang fungsi waduk dan kerusakan waduk. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai WTP responden pengunjung adalah status pernikahan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, frekuensi kunjungan, dan biaya kunjungan, sedangkan faktor yang mempengaruhi besarnya nilai WTP

7.2 Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini adalah :

1. Peningkatan pelayanan wisata dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan obyek wisata Tirta Jangari serta peningkatan fasilitas umum perlu dilakukan untuk menarik minat pengunjung. Peningkatan tersebut antara lain peningkatan fasilitas kebersihan, penambahan fasilitas wisata yang mendukung seperti taman bermain anak, outbound, serta penginapan. 2. Pengembangan obyek wisata Tirta Jangari yang berwawasan lingkungan tidak akan berjalan dengan baik jika masih terkendala masalah sengketa lahan, oleh karenanya pihak-pihak yang terkait diharapkan dapat mencari jalan keluar dari masalah ini sehingga model pengembangan obyek wisata Tirta Jangari yang berwawasan lingkungan dapat diimplementasikan. 3. Berdasarkan hasil penelitian, nilai WTP responden masyarakat sekitar

obyek wisata lebih rendah dibandingkan nilai WTP responden pengunjung, oleh karena itu pengelola kawasan wisata diharapkan melakukan pendampingan kepada masyarakat sekitar obyek wisata mengenai pentingnya upaya pelestarian lingkungan.

Dokumen terkait