• Tidak ada hasil yang ditemukan

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) BOPO adalah rasio perbandingan antara biaya operasional BOPO adalah rasio perbandingan antara biaya operasional

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1.Likuiditas

5. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) BOPO adalah rasio perbandingan antara biaya operasional BOPO adalah rasio perbandingan antara biaya operasional

dengan pendapatan operasional. BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai pelantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana, maka biaya dan pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya

ROA = 100% Asset Total Pajak Sebelum Laba X

25

bunga dan hasil bunga. Rasio ini dirumus sebagai berikut (Dendawijaya, 2003:121):

:

Semakin rendah tingkat BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank terebut, karena lebih efesien dalam menggunakan sumber daya yang ada diperusahaan. Jika angka rasio BOPO menunjukan angka diatas 90% dan mendekati 100% ini berarti bahwa kinerja bank tersebut menunjukan tingkat efisiensi yang sangat rendah. Tetapi jika rasio ini rendah, misalnya mendekati 75% ini berarti kinerja bank bersangkutan menunjukan tingkat efisiensi yang tinggi (Slamet Riyadi, 2006:159).

6. Inflasi

Inflasi didefinisikan sebagai kenaikan tingkat harga yang terus menerus dan cepat (Frederic Mishkin, 2008:342).

Adapun Efek Buruk Inflasi menurut Sadono Sukirno,2011: 338. a. Inflasi dan Perkembangan Ekonomi

Inflasi yang tinggi tingkatnya akan menggalakkan perkembangan ekonomi. Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Investasi produktif akan berkurang dan

26

tingkat kegiatan ekonomi akan menurun. Sebagai akibatnya lebih banyak pengangguran akan terwujud.

b. Inflasi dan Kemakmuran Rakyat

Disamping menimbulkan efek buruk keatas kegiatan ekonomi Negara inflasi juga akan menimbulkan efek-efek terhadap individu dan masyarakat.

c. Inflasi Akan Menurunkan Pendapatan Riil Orang-Orang yang Berpendapatan Tetap.

Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan harga-harga. Maka inflasi akan menurunkan upah riil individu individu yang berpendapatan tetap. Sehingga daya beli masyarakat juga akan menurun.

d. Inflasi Akan Mengurangi Nilai Kekayaan yang Berbentuk Uang Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang. Simpanan di bank, simpanan tunai, dan simpanan dalam institusi-institusi keuangan lain merupakan simpanan keuangan. Nilai riilnya akan menurun apabila inflasi berlaku.

e. Memperburuk Pembagian Kekayaan

Telah ditunjukkan bahwa penerima pendapatan tetap akan menghadapi kemerosotan dalam nilai riil pendapatannya, dan pemilik kekayaan bersifat keuangan mengalami penurunan dalam nilai riil kekayaannya. Sebagian penjual atau pedagang dapat mempertahankan nilai riil pendapatannya. Dengan demikian inflasi

27

menyebabkan pembagian pendapatan diantara golongan berpendapatan tetap dengan pemilik-pemilik harta tetap dan penjual/pedagang akan menjadi semakin tidak merata.

Menurut (Irham dan Yovi,2010:166) ada beberapa faktor yang bisa menimbulkan inflasi, yaitu :

a. Structural inflation (inflasi struktural) yaitu suatu keadaan yang ditimbulkan oleh bertambahnya volume uang, tetapi karena pergeseran struktur ekonomi, yaitu pergerakan faktor-faktor produksi dari sektor non industri ke sektor industri.

b. Cost push inflation inflasi yang disebabkan oleh kebijakan perusahaan yang menaikkan harga barang dagangannya karena implikasi dari kenaikan biaya internal seperti kenaikan upah buruh, suku bunga atau juga karena mengharapkan memperoleh laba yang tinggi.

c. Demand full inflation yaitu inflasi yang timbul karena didorong oleh biaya. Inflasi lainnya seperti karena faktor kenaikan pendapatan masyarakat atau juga disebabkan oleh ketakutan akan terjadinya kenaikan harga yang terus menerus sehingga masyarakat memborongnya, inflasi yang timbul karena dorongan permintaan. 7. Kurs

Nilai tukar valuta asing adalah harga satu satuan mata uang dalam satuan mata uang lain. Nilai tukar valuta asing ditentukan dalam pasar valuta asing, yaitu pasar tempat berbagai mata uang yang berbeda diperdagangkan (Samuelson dan Nordhaus, 2004:305).

28

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan nilai tukar Menurut Jeff Madura (2006:128) adalah sebagai berikut:

a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar

Keseimbangan nilai tukar akan berubah seiring dengan perubahan atas permintaan dan peawaran valuta asing yang bersangkutan.

1) Tingkat Inflasi

Perubahan dalam laju inflasi dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan internasional, karena mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta, dengan demikian mempengaruhi nilai tukar. Naiknya harga-harga secara umum pada suatu negara dibanding dengan negara lainnya akan menyebabkan naiknya permintaan barang-barang dari negara lainnya dan permintaan atas mata uang tersebut. Dengan naiknya permintaan valuta asing tersebut akan menaikkan harga mata uang negara tersebut dibandingkan mata uang negara sendiri, akibatnya terjadilah depresiasi nilai mata uang negara tersebut. 2) Tingkat Suku Bunga

Perubahan pada suku bunga relative mempengaruhi investasi pada sekuritas asing, yang akan mempengaruhi permintaan dan penawaran mata uang. Jadi, naiknya tingkat suku bunga di suatu negara dibandingkan negara lainnya, maka akan menyebabkan naiknya permintaan atas mata uang negara yang

29

bersangkutan. Dengan demikian harga mata uang negara tersebut akan menguat dibandingkan dengan mata uang negara lainnya. 3) Tingkat Pendapatan

Apabila tingkat pendapatan suatu negara meningkat karena adanya tambahan kemampuan untuk memasok, maka nilai mata uang negara tersebut akan meningkat. Dan sebaliknya, apabila tingkat pendapatan suatu negara meningkat karena permintaan dari dalam negeri, maka nilai mata uang tersebut akan menurun.

4) Peraturan Pemerintah

Peraturan pemerintah yang mempengaruhi keseimbangan nilai tukar mata uang dengan cara sebagai berikut:

a) Penentuan batas-batas nilai tukar

b) Penentuan batas-batas perdagangan luar negeri c) Intervensi dalam pasar valuta asing

d) Perubahan-perubahan variabel makro seperti: inflasi, tingkat suku bunga, dan lain-lain.

5) Pengharapan atau Ekspektasi

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi nilai tukar adalah ekspektasi akan nilai tukar dimasa depan. Pasar valuta asing bereaksi cepat terhadap setiap berita yang memiliki dampak ke depan. Sebagai contoh, berita akan melonjaknya inflasi Indonesia, akan menyebabkan pedagang valuta asing akan menjual Rupiah

30

untuk mengantisipasi turunnya nilai Rupiah di masa datang. Respon tersebut akan benar-benar membuat nilai tukar Rupiah mengalami penurunan.

Menurut Sadono Sukirno (2006:397), kurs valuta asing atau kurs mata uang asing menunjukkan harga atau nilai mata uang suatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain. Kurs valuta asing dapat juga didefinisikan sebagai jumlah uang domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan, untuk memperoleh satu unit mata uang asing. Kurs valuta di antara dua negara kerapkali berbeda di antara satu masa dengan masa yang lainnya. Pada dasarnya terdapat dua cara di dalam menentukan kurs valuta asing, yaitu:

a. Berdasarkan permintaan dan penawaran mata uang asing dalam pasar bebas

Kurs pertukaran valuta asing adalah faktor yang sangat penting dalam menentukan apakah barang-barang di negara lain adalah “lebih murah” atau “lebih mahal” dari barang-barang yang diproduksikan di dalam negeri. Dalam permintaan mata uang asing, semakin tinggi harga mata uang suatu negara, semakin sedikit permintaan ke atas mata uang tersebut. Semakin rendah harga mata uang suatu negara, semakin banyak permintaan ke atas mata uang tersebut. Sedangkan dalam penawaran mata uang asing, semakin tinggi harga mata uang suatu negara, semakin banyak penawaran mata uang tersebut. Semakin

31

rendah harga mata uang suatu negara, semakin sedikit penawaran mata uang tersebut.

b. Ditentukan oleh pemerintah

Pemerintah dapat campur tangan dalam menentukan kurs valuta asing. Tujuannya adalah untuk memastikan kurs yang wujud tidak akan menimbulkan efek yang buruk ke atas perekonomian. Kurs pertukaran yang ditetapkan oleh pemerintah adalah berbeda dengan kurs yang ditentukan oleh pasar bebas. Sejauh mana perbedaan tersebut, dan apakah ia lebih tinggi atau lebih rendah dari yang ditetapkan oleh pasar bebas, adalah bergantung kepada kebijakan dan keputusan pemerintah mengenai kurs yang paling sesuai untuk tujuan-tujuan pemerintah dalam menstabilkan dan mengembangkan perekonomian.

Dokumen terkait