• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

3. Hasil Uji Hipotesis a. Hasil Uji Statistik F a.Hasil Uji Statistik F

Berdasarkan output SPSS nampak bahwa pengaruh secara bersama-sama lima variabel independen pada persamaan pertama CAR, ROA, BOPO, Inflasi dan Kurs terhadap LDR pada Bank Umum seperti ditunjukan pada tabel 4.11 sebagai berikut:

76

Tabel 4.11 Hasil Uji Statistik F

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 1969.911 5 393.982 72.326 .000b

Residual 294.154 54 5.447

Total 2264.065 59

a. Dependent Variable: LDR

b. Predictors: (Constant), KURS, CAR, BOPO, INFLASI, ROA

(Sumber: Data diolah dengan SPSS 20)

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai F hitung sebesar 72,326 yang lebih besar dari F tabel dengan perhitungan df: α, (k-1), (n-k), atau df: 0,05, (6-1), (60-6) dari ketentuan tersebut diperoleh F tabel sebesar 2,39 dan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 5%, maka terdapat pengaruh antara variabel CAR, ROA, BOPO, Inflasi, Kurs secara simultan.

b. Hasil Uji Statistik t

Sementara itu secara parsial pengaruh dari lima variabel independen tersebut terhadap LDR ditunjukan pada tabel 4.12 sebagai berikut:

77

Tabel 4.12 Hasil Uji Statistik t Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 169.870 49.338 3.443 .001 CAR -3.383 .179 -.984 -18.898 .000 ROA 7.250 2.301 .227 3.151 .003 BOPO .004 .061 .004 .071 .944 INFLASI .243 .131 .101 1.848 .070 KURS -12.468 10.348 -.082 -1.205 .233 a. Dependent Variable: LDR

(Sumber: Data diolah dengan SPSS 20)

1) Uji t terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)

Dari hasil perhitungan yang didapat variabel capital adequacy ratio (CAR) secara statistik menunjukkan hasil yang signifikan pada nilai signifikan lebih kecil dari α (0,000< 0,05). Sedangkan nilai t hitung sebesar (-18,898) yang lebih kecil dari t tabel dengan perhitungan df: α, (n-k) atau 0,05, (60-5) dari ketentuan tersebut maka diperoleh t tabel sebesar (-2,004). Sehingga dapat dilihat dari t hitung < t tabel (-18,163 < -2,004). Maka Ho ditolak dan Ha diterima

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel CAR berpengaruh signifikan terhadap LDR. Sesuai dengan penelitian Billy Pratama (2010) bahwa CAR menurunkan LDR. Dari perhitungan maka hasil ini menolak teori bahwa CAR positif terhadap LDR. Karena banyaknya kredit yang keluar maka banyak juga resiko kredit macet, sehingga modal bank berkurang dan kredit bank juga akan turun.

78

2) Uji t terhadap Return On Asset (ROA)

Dari hasil perhitungan yang didapat variabel Return On Asset (ROA) secara statistik menunjukkan hasil yang signifikan pada nilai signifikan lebih kecil dari α (0,003< 0,05). Sedangkan nilai t hitung sebesar (3,151) yang lebih besar dari t tabel dengan perhitungan df: α, (n-k) atau 0,05, (60-5) dari ketentuan tersebut maka diperoleh t tabel sebesar (2,004). Sehingga dapat dilihat dari t hitung < t tabel (3,151 < 2,004). Maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel ROA berpengaruh signifikan terhadap LDR. Sesuai dengan penelitian Arditya Prayudi (2011) bahwa ROA berpengaruh menaikkan terhadap LDR. Dilihat dari interpretasi ada pandangan bahwa semakin tinggi nilai ROA maka semakin besar pula pendapatan bersih yang diterima oleh bank.

3) Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Dari hasil perhitungan yang didapat variabel biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) secara statistik menunjukkan hasil yang tidak signifikan pada nilai signifikan lebih besar dari α (0,944<0,05). Sedangkan nilai t hitung sebesar (0,071) yang lebih kecil dari t tabel dengan perhitungan df: α, (n-k) atau 0,05, (60-5) dari ketentuan tersebut maka diperoleh t tabel sebesar (2,004). Maka H0

diterima Ha ditolak yaitu variabel BOPO tidak berpengaruh signifikan

terhadap LDR. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) tidak

79

berpengaruh signifikan terhadap loan deposit ratio (LDR). Sesuai dengan penelitian Fitri Riski Amriani (2012) bahwa BOPO tidak berpengaruh signifikan terhadap LDR. Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya (seperti biaya bunga, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran, dan lain-lain). Pendapatan operasional merupakan pendapatan utama bank yaitu pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan penempatan operasi lainnya (Lukman Dendawijaya, 2009:140). Semakin rendah BOPO maka semakin baik kinerja dari bank dengan tingkat efisiensi yang baik. 4) Inflasi

Dari hasil perhitungan yang didapat variabel inflasi secara statistik menunjukkan hasil yang tidak signifikan pada nilai signifikan lebih besar dari α (0,070<0,05). Sedangkan nilai t hitung sebesar (1,848) yang lebih kecil dari t tabel dengan perhitungan df: α, (n-k) atau 0,05, (60-5) dari ketentuan tersebut maka diperoleh t tabel sebesar (2,004). Maka dapat disimpulkan H0 diterima dan Ha ditolak yaitu

variabel Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap LDR. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap loan deposit ratio (LDR). Sesuai dengan penelitian Maharani dan Toto (2007) bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap LDR. Inflasi tidak berpengaruh signifikan karena perubahan inflasi tidak

80

memberikan pengaruh terhadap penyaluran kredit, dilihat dari terus meningkatnya LDR dalam kurung waktu penelitian ini.

5) Kurs

Dari hasil perhitungan uji sercara parsial diperoleh nilai t hitung sebesar (-1,205) yang lebih besar dari t tabel dengan perhitungan df: α, (n-k) atau 0,05, (60-5) dari ketentuan tersebut maka diperoleh t tabel sebesar (-2,004) dan nilai signifikansi lebih besar dari 5% dengan nilai 0,233. Maka dapat di simpulkan H0 diterima dan Ha

ditolak. Sesuai penelitian Maharani dan Toto (2007) bahwa kurs tidak berpengaruh signifikan terhadap LDR. Perubahan nilai mata uang tidak signifikan terhadap kredit karena semakin besar nilai mata uang, maka semakin besar kebutuhan yang akan di penuhi. Maka uang semakin banyak beredar.

Dari tabel 4.7 maka dapat disusun persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

LDR= 169,870 - 3,383 X1 + 7,250 X2

Dimana:

Y = Loan to Deposit Ratio (LDR) ( dalam persentase ) X1 = Capital Adequacy Ratio (CAR) ( dalam persentase )

X2 = Return On Asset (ROA) ( dalam persentase )

Dari hasil persamaan regresi linier berganda dan uji hipotesis tersebut diatas maka dapat di interpretasikan sebagai berikut:

81

1) Konstanta Y

Apabila X1, X2, X3, X4, X5 bernilai 0, maka nilai Y adalah 16,9%

maksudnya adalah jika Bank Umum konvensional (sampel yang diambil) dapat dikatakan dalam periode 2007-2011 jumlah Loan to Deposit Ratio (LDR) berjumlah sebesar 16,9%.

2) Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Loan to deposit Ratio (LDR)

Berdasarkan persamaan regresi di atas, Capital Adequacy Ratio (CAR) (X1) = -3,383 maksudnya adalah jika setiap kenaikan 1% CAR

(X1) akan menyebabkan menurunnya Loan to Deposit Ratio (LDR)

(Y) sebesar 3,38%. Sesuai dengan penelitian Billy Pratama (2010) bahwa CAR menurunkan LDR. Dilihat dari negatif nya CAR dalam penelitian ini berarti menolak teori bahwa modal semakin tinggi maka semakin tinggi pula likuiditasnya. Tapi dilihat dari kenyataan nya LDR yang tinggi menandakan bank banyak meminjamkan. Saat sebuah bank melakukan ekspansi kredit, perlu diperhatikan bahwa kredit tersebut memiliki risiko seperti kredit macet. Semakin besar kredit yang diberikan, risiko kredit yang dihadapi semakin besar pula, nilai ATMR juga akan mengalami kenaikan, maka nilai CAR bank akan turun (kecil).

3) Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Loan to deposit Ratio (LDR)

82

Berdasarkan persamaan regresi di atas, Return On Asset (ROA) (X2)=7,250 maksudnya adalah jika setiap kenaikan 1% ROA (X2)

akan menyebabkan menaiknya Loan to Deposit Ratio (LDR) (Y) sebesar 7,25%. Sesuai dengan penelitian Arditya Prayudi (2011) bahwa ROA berpengaruh menaikkan terhadap LDR. Dilihat dari interpretasi ada pandangan bahwa semakin tinggi nilai ROA maka semakin besar pula pendapatan bersih yang diterima oleh bank. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah nilai ROA maka pendapatan bersih dari bunga kredit akan semakin kecil. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. ROA termasuk faktor internal bank yang juga biasa digunakan untuk mengukur faktor profitabilitas perusahaan perbankan. Dendawijaya (2009:49) menyatakan bahwa kegiatan perkreditan yang dilakukan bank mencapai 70%-80% dari kegiatan usaha bank, hal tersebut membuktikan bahwa mayoritas kegiatan usaha bank adalah penyaluran kredit. Oleh karena itu, semakin tinggi ROA maka membuktikan bahwa semakin optimal penggunaan aktiva perusahaan untuk memperoleh pendapatan, yang berarti adanya ketersediaan dana saat ini dan di masa mendatang untuk kegiatan kredit oleh bank telah optimal dalam mendapatkan pendapatan atau keuntungan, sehingga adanya ketersediaan dana saat ini dan di masa mendatang (likuiditas tinggi).

83

Dokumen terkait