• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bidan Desa

2.1.1. Pengertian Bidan

Menurut Ikatan Bidan Indonesia (IBI), pengertian bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai persyaratan yang berlaku, dicatat, diberi izin secara sah untuk menjalankan praktik (Depkes, 2007).

Menurut WHO (2005) bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan (WHO dalam Kepmenkes Nomor 369/MENKES/SK/III/2007).

2.1.2. Pengertian Bidan Desa

Mengenai pengertian bidan desa itu sendiri memberikan definisi sebagai berikut: Bidan Desa adalah bidan yangditempatkan, diwajibkan tinggal serta bertugas melayani masyarakatdalam pencapaian target derajat kesehatan diwilayah kerjanya yangmeliputi satu sampai dua desa, dalam melaksanakan tugasnya bidanbertanggung jawab langsung kepada Kepala Puskesmas setempatdan bekerja sama dengan perangkat desa (Leimena, 1994).

Menurut Kusrini (2012), yang mengutip Depkes RI (2000), bidan di desa adalah bidan yang ditempatkan, diwajibkan tinggal serta bertugas melayani masyarakat di wilayah kerjanya. Bidan di desa merupakan salah satu fasilitas penunjang dan jaringan pelayanan puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan di tingkat desa, sehingga bidan di desa adalah satu sumber daya manusia yang dimiliki sebuah desa.

2.1.3. Maksud Penempatan Bidan di Desa

Maksud dilaksanakannya penempatan bidan di desa menurut Depkes RI adalah sebagai berikut :

a. Mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)

b. Menurunkan tingkat fertilitas, sehingga menurunnya AngkaKematian Ibu (AKI) dan meneruskan penurunan Angka KematianBayi (AKB)

c. Merupakan upaya untuk memperluas jangkauan kualitaspelayanan kesehatan ibu dan anak disamping untuk mendekatkanpelayanan kesehatan lainnya.

2.1.4. Tujuan Penempatan Bidan di Desa

a. Meningkatnya cakupan mutu dan pemerataan jangkauanpelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatannifas, kesehatan bayi dan anak balita serta pelayanan dankonseling pemakaian kontrasepsi serta Keluarga Berencana (KB) melaluiupaya strategis antara lain melalui Posyandu dan Pokesdes.

b. Terjaringnya seluruh kasus resiko tinggi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifasdan bayi baru lahir untuk mendapatkan penanganan yang memadaisesuai kasus dan rujukannya.

c. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pembinaanKesehatan Ibu dan Anak (KIA) di wilayah kerjanya.

d. Meningkatnya perilaku hidup sehat pada ibu, keluarga danmasyarakat yang mendukung dalam upaya penurunan AKI dan AKB.

Kebijakan penempatan tersebut diharapkan para bidan di desadapat mengarahkan kegiatannya sesuai dengan maksud dan tujuanbekerja secara efektif dan efesien para bidan di desa diharapkanmampu memberikan kontribusi yang nyata dalam upaya penurunanangka kematian ibu dan kematian bayi.

Seperti diketahui kinerja merupakan akumulasi usaha daribeberapa faktor bukan saja faktor sumber daya manusia. Tingkat kinerja tenaga kesehatan secara makrodapat diketahui dengan mempelajari beberapa indikator upaya pelayanan kesehatan . Indikator kinerja ini bersifat tidak langsungdan banyak dipertanyakan apakah cukup sahih dengan hanyamenggunakan indikator sumber daya untuk melihat kinerja, meskipundemikian indikator makro masih dapat digunakan untuk melihatgambaran tingkat kinerja (Ilyas, 2001), adapun indikator kinerja makro pelaksanaankegiatan yang dilakukan bidan di desa adalah :

1). Kegiatan yang berhubungan dengan upaya penurunan AngkaKematian Ibu (AKI). Kegiatan yang termasuk dalam kelompok inimerupakan prioritas utama dan meliputi :

a) Pemeriksaan ibu hamil/pelayanan antenatal standar, termasukpengenalan dini tanda dan gejala kehamilan berisiko, konselingsesuai risiko, konseling gizi dan konseling Keluarga Berencana (KB) pasca persalinan.

b) Pertolongan persalinan yang aman, termasuk pengenalan dinitanda dan gejala persalinan yang membahayakan jiwa ibu danjanin/bayi dan rujukannya.

c) Perawatan nifas terutama pasca persalinan, termasukpengenalan dini tanda bahaya dan rujukannya.

d) Penanganan kehamilan berisiko dan rujukannya.

e) Pertolongan pertama pada keadaan gawat darurat kebidanandan rujukannya. f) Pembinaan dukun bayi dalam pertolongan persalinan,pengenalan faktor risiko

dan keadaan bahaya pada kehamilanserta persalinan.

g) Pelayanan dan konseling KB serta pertolongan pertama padaefek samping sesuai kewenangan.

2). Kegiatan yang berhubungan dengan upaya penurunan AngkaKematian Bayi (AKB), kegiatan yang termasuk ke dalam kelompokini adalah :

a) Perawatan bayi baru lahir.

b) Penanganan neonatus berisiko, khususnya Berat Badan Lahir Rendah(BBLR) dan tetanusneonatorum serta rujukannya.

c) Pertolongan pertama pada keadaan gawat darurat neonatal.

d) Pelayanan kesehatan bayi, anak balita dan prasekolahtermasuk imunisasi dasar dan pemantauan tumbuh kembanganak.

e) Pertolongan pertama pada kesakitan yang sering ditemukanpada balita atau menjadi masalah kesehatan setempat misalnyaInfeksi Saluran Nafas Atas (ISPA), diare, kecacingan, malaria di daerah endemis,pencegahan gondok di daerah endemis.

f) Penyuluhan dan konseling kesehatan bayi dan anak balita.

3). Kegiatan manajerial program KIA dan upaya pendukungnya,kegiatan yang termasuk dalam kelompok ini adalah :

a). Pendataan sasaran kesehatan ibu dan anak.

b). Pencatatan kelahiran dan pencatatan kematian ibu dan bayiserta pelacakannya untuk melakukan otopsi verbal maternalperinatal/neonatal. c). Pemantauan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak diwilayah desa

dengan menggunakan Pemantauan Wilayah Setempat-Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA).

d). Penggunaan format pencatatan dan pelaporan kesehatan ibudan anak meliputi: register kohort ibu dan bayi, Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu hamildan KMS balita,

e). Pencatatan hasil pemeriksaan/pelayanan perorangan, misalnyakartu pemeriksaan ibu hamil, kartu persalinan, Otopsi verbalmaternal-perinatal/neonatal dan format pelaporan yang berlakuuntuk program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

f). Penggerakan dan peningkatan peran serta masyarakat dalamprogram KIA yang meliputi : pembinaan dukun bayi dan kaderdalam hal : pertolongan persalinan serta kewajibannya untuklapor pada petugas kesehatan, pengenalan kehamilan danpersalinan berisiko, perawatan bayi baru lahir, khususnyaperawatan tali pusat dan pemberian Air Susu Ibu(ASI) ekslusif, pengenalanneonatus berisiko, khususnya Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

dan tetanus neonatorumserta pertolongan pertamanya sebelum ditangani oleh petugaskesehatan, pelaporan persalinan dan kematian ibu serta bayi,penyuluhan bagi ibu hamil (gizi, perawatan payudara, tandabahaya) dan penyuluhan KB.

g). Pengembangan dan pembinaan wahana/forum peran sertamasyarakat, misalnya : Posyandu, Kelompok Peminat KesehatanIbu dan Anak (KP-KIA), Pokesdes dan dasa wisma.

h). Pendekatan kepada pamong dan tokoh setempat untukmendapatkan dukungan dalam pelayanan kesehatan ibu dananak termasuk keluarga berencana di wilayah desa.

2.2. Peran Pendampingan Bidan Desa

Dokumen terkait