• Tidak ada hasil yang ditemukan

 3 Pengadaan Gerobak Sampah Dinas Tata

D. Bidang Jalan Lingkungan

Lingkungan perumahan harus disediakan jaringan jalan untuk pergerakan manusia dan kendaraan, dan berfungsi sebagai akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat. Dalam merencanakan jaringan jalan, harus mengacu pada ketentuan teknis tentang pembangunan prasarana jalan perumahan, jaringan jalan dan geometri jalan yang berlaku, terutama mengenai tata cara perencanaan umum jaringan jalan pergerakan kendaraan dan manusia, dan akses penyelamatan dalam keadaan darurat drainase pada lingkungan perumahan di perkotaan. Salah satu pedoman teknis jaringan jalan diatur dalam Pedoman Teknis Prasarana Jalan Perumahan (Sistem Jaringan dan Geometri Jalan), Dirjen Cipta Karya, 1998.

Jenis prasarana dan utilitas pada jaringan jalan yang harus disediakan ditetapkan menurutklasifikasi jalan perumahan yang disusun berdasarkan hirarki jalan, fungsi jalan dan kelaskawasan/ lingkungan perumahan (lihat Tabel 19 dan Gambar 1). Penjelasan dalam tabel inisekaligus menjelaskan keterkaitan jaringan prasarana utilitas lain, yaitu drainase, sebagaiunsur yang akan terkait dalam perencanaan jaringan jalan ini.

Jalan perumahan yang baik harus dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagipergerakan pejalan kaki, pengendara sepeda dan pengendara kendaraan bermotor. Selainitu harus didukung pula oleh ketersediaan prasarana pendukung jalan, seperti perkerasanjalan, trotoar, drainase, lansekap, rambu lalu lintas, parkir dan lain-lain.

Gambar 5.10 I lustrasi Deskripsi Bagian – Bagian Jalan

Sumber : Pedoman Teknis Prasarana Jalan Perumahan, Ditjen Cipta Karya, 1998

Tabel 5.19 Klasifikasi Jalan di Lingkungan Perumahan

5.9

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kaw asan

Strategis Kabupaten

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan ini terdiri dari RTBL Kawasan Tikar Puruni yang berada di Kecamatan Haur Gading yang merupakan kawasan strategis kabupaten dari sudut kepentingan ekonomi, sedangkan untuk RTBL Kawasan Masjid Tua Sungai Banar Kecamatan Amuntai Selatan merupakan kawasan strategis Kabupaten dari sudut kepentingan sosial budaya.

5.9.1 RTBL Kaw asan Kerajinan Tikar Purun Kecamatan Haur Gading

A. Program Bangunan dan Lingkungan

1. Visi dan Misi

Visi dari rencana penataan bangunan dan lingkungan pada Kawasan Kerajinan Tikar Purun Kecamatan Haur Gading adalah “Kaw asan Kerajinan Tikar Purun Haur Gading sebagai Pusat Pengembangan I ndustri Kerajinan Rakyat di Kabupaten Hulu Sungai Utara yang Mandiri, Berw aw asan Lingkungan dan Berbasis Kearifan Lokal”.

Sementara itu, misi yang digunakan dalam kegiatan penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL) Kawasan Kerajinan Tikar Purun di Kecamatan Haur Gading ini meliputi:

a. Mewujudkan upaya penataan bangunan dan lingkungan kawasan kerajinan tikar purun yang mampu memadukan konsep perdesaan (rural) yang lestari dengan konsep perkotaan (urban) yang produktif.

b. Memberikan kecukupan dan kenyamanan bagi masyarakat Haur Gading dalam pengembangan aktivitas kerajinan tikar purun, serta memberikan kemudahan pengunjung dalam melakukan kegiatan pada kawasan perencanaan.

c. Mempertahankan karakter dan identitas lokal dalam pengembangan kawasan kerajinan tikar purun baik secara fisik dan non fisik.

2. Konsep perancangan Struktur Tata Bangunan dan Lingkungan

Secara umum konsep pengembangan struktur tata bangunan dan lingkungan pada kawasan perencanaan mengacu pada kebutuhan ruang yang digunakan untuk proses produksi kerajinan tikar purun. Didasarkan pada karakteristik kawasan perencanaan yang linier sepanjang Sungai Haur Gading serta perancangan perletakan fungsi-fungsi utama pada areal yang saling berdekatan, maka konsep perancangan struktur tata bangunan dan lingkungan adalah mengalir dan komunikatif. Terminologi konsep ‘mengalir’ berarti bahwa pergerakan dari satu fungsi menuju fungsi lainnya akan berjalan secara alamiah dimana pengunjung atau pengamat akan dihantarkan pada kondisi visual dari zona satu ke zona

lainnya secara berbeda-beda. Perubahan karakter fisik dan visual masing-masing zona (zona permukiman, zona produksi, zona pemasaran serta zona pariwisata/ perikanan) dimulai dari 2 (dua) alternatif titik awal jalur sekuensial (sequence paths) yakni Jalan Desa Keramat (jalur darat) serta Jembatan Palimbangan Gusti (jalur sungai).

Kemudian konsep ‘komunikatif’ merupakan ungkapan atau perwujudan secara visual yang memberikan gambaran kepada pengunjung atau pengamat terkait fungsi dan kegiatan yang terdapat pada masing-masing zona dalam kawasan perencanaan. Bahasa desain yang dikomunikasikan merupakan penanda (sign) berupa identitas yang ada di masing-masing zona. I dentitas inilah yang merupakan bagian dari upaya untuk mengedepankan dan menspesialisasikan ciri dankarakter fisik dari kawasan perencanaan yakni kawasan kerajinan rakyat tikar purun di Kecamatan Haur Gading, Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Dengan penetapan konsep tersebut, maka terdapat beberapa upaya yang perlu dilaksanakan meliputi:

a. Terdapat pembagian yang jelas antara zona permukiman umum dengan zona permukiman yang bercampur dengan unit produksi tikar purun. Hal ini diperlukan untuk menjaga fungsi dan karakter visual dari setiap zona yang ada.

b. Terdapat linkage yang menjadi jalur penghubung tiap zona pada kawasan perencanaan untuk mendukung konsep ’mengalir’.

c. Terdapat keterpaduan antara zona produksi, zona pemasaran dan zona pendukung sehingga mampu memunculkan konsep pusat produksi yang menyeluruh/ komprehensif.

3. Konsep Komponen Perancangan Kaw asan

Adapun konsep komponen perancangan kawasan perencanaan secara keseluruhan adalah I ntegrasi Karakter Lokal dan Fungsi Pengembangan Kawasan Kerajinan Tikar Purun Kecamatan Tikar Purun yang dikemas dalam visual suasana yang membuat setiaporang yang datang merasa terkesan dengan perpaduan karakter dasar/ lokal dengan karakter zona fungsi yang akan dikembangkan. Untuk menuju pada konsep tadi, diperlukan beberapa kriteria antara lain:

a. Pada jalur masuk ”entrance” kawasan dapat didirikan pemikat visual serta penanda awal kawasan yang dapat berbentuk patung atau monumen (sculpture) atau gerbang (gate). Pemikat visual ini sebaiknya dikembangkan dari bentuk atau simbol lokal yang dapat menggambarkan karakter atau sejarah kawasan perencanaan. b. Keberadaan jembatan yang menjadi penghubung lingkungan permukiman yang

berada di sisi kanan dan kiri Sungai Haur Gading merupakan elemen yang cukup dominan terlihat pada kawasan perencanaan. Revitalisasi dan penataan jembatan/ titian tersebut dapat menjadi salah satu upaya untuk mempercantik atau

meningkatkan kualitas visual kawasan kerajinan tikar purun di Kecamatan Haur Gading ini.

c. Memperbanyak elemen landmark pada Kawasan Kerajinan Tikar Purun di Kecamatan Haur Gading, sebagai salah satu cara membentuk kesan/ citra kawasan. Elemen ini dapat dikembangkan melalui pembangunan gerbang pintu masuk serta tugu atau penanda batas desa yang mencirikan unsur kebudayaan lokal.

d. Pembangunan dermaga untuk mendukung pengembangan jalur transportasi sungai menuju Kawasan Kerajinan Tikar Purun di Kecamatan Haur Gading. Pembangunan dermaga ini ditujukan untuk mendapatkan alternatif visual dari sisi lain kawasan perencanaan selain melalui jalur darat.

4. Blok- blok Pengembangan Kaw asan dan Program Pembangunan

Dalam upaya penataan kawasan perencanaan maka terdapat beberapa blok pengembangan kawasan dengan karakteristik yang berbeda, meliputi:

a. Blok kawasan permukiman yang menjadi pusat produksi industri kerajinan rakyat tikar purun yang ada di kawasan perencanaan. Pengembangan blok kawasan pusat produksi tikar purun ini menjadi inti dari penataan bangunan dan lingkungan kawasan perencanaan. Pengembangan ruang produksi tikar purun dan kerajinan purun lain di sekitar lingkungan tempat tinggal penduduk dilakukan untuk memunculkan kesan produktif. Penataan kawasan permukiman dan ruang produksi yang berorientasi pada badan sungai jugadapat membentuk karakter keterpaduan antara lingkungan alamiah dan buatan.

b. Blok kawasan pemasaran dan pendukung industri, yang cenderung berbentuk block kawasan atau cluster. Pengaturan blok kawasan ini didukung dengan keberadaan ruang terbuka yang dapat dikembangkan sebagairuang publik atau plaza. Pengembangan kawasan pemasaran dan pendukung industri dapat dibangun mengelilingi plaza atau ruang terbuka tersebut. Namun yang perlu dipertimbangkan juga adalah penyediaan ruang/ lapangan parkir.

c. Blok permukiman serta fasilitas umum dan sosial yang cukup tertata dengan baik dalam bentuk grid atau linier. Sebagian besar perumahan penduduk terdistribusi secara linier mengikuti jaringan jalan. Begitu pula dengan fasilitas umum dan sosial yang meliputi.