• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Prasarana Dan Utilitas Lingkungan a Rencana Sistem Jaringan Drainase

 3 Pengadaan Gerobak Sampah Dinas Tata

C. Rencana I nvestas

7. Sistem Prasarana Dan Utilitas Lingkungan a Rencana Sistem Jaringan Drainase

Rencana jaringan drainase diatur sebagai berikut:

1) Mengikuti klasifikasi jalan, dengan ketentuan dimensi sebagai berikut: a) Jalan arteri : lebar > 1.5 m dengan kedalaman 1,0-1,5 m. b) Jalan Kolektor : lebar 0,8-1,5 m dengan kedalaman 1,0-1,5 m c) Jalan local primer : lebar 0,5 – 0,8 m dengan kedalaman 0,5 – 1,0 m. d) Jalan local sekunder : lebar 0,3-0,5 dengan kedalaman 0,3-0,5 m.

2) Saluran tersier dilakukan perkerasan (pasangan mortar maupun cor beton). Fasilitas saluram tersier menjadi kebutuhan bagi setiap keberadaan permukiman.

3) Saluran sekunder umumnya mengikuti pola jalan sebaiknya sudah diperkeras dengan pemeliharaan secara berkala.

b. Rencana Sistem Jaringan Persampahan

Untuk wilayah perencanaan, pengaturan persampahan diatur sebagai berikut:

1) Sirkulasi gerobak sampah direncanakan melalui semua jalan pada wilayah perencanaan;

a) Tempat pembuangan sampah dipisah antara sampah basah dan sampah kering. Pemisahan dapat dilakukan dengan member warna yang berbeda pada tempat pembuangan sampah kering dan tempat pembuangan sampah basah;

b) Tempat pembuangan sampah diusahakan merupakan pembuangan dengan sistem tertutup untuk menghindari adanya polusi bau (udara);

c) Jarak antara bak sampah dan TPS disesuaikan dengan kebutuhan (± 200 m) sehingga dapat menunjang estetika lingkungan.

3) Pada bangunan perdagangan dan jasa serta fasilitas umum dan perkantoran diharuskan mempunyai peralatan atau sistem pembuangan sampah sendiri, dan persyaratan tersebut dapat dikaitkan dengan perizinan yang berlaku seperti I MB dan HO.

c. Rencana Sistem Jaringan Listrik

Rencana jaringan listrik pada koridor perencanaan diatur dengan arahan sebagai berikut;

1) Memanfaatkan jaringan listrik yang sudah ada.

2) Menambah jaringan listrik yang belum ada pada kawasan dan sesuai dengan penambahan ruas jalan pada koridor perencanaan.

3) Diperlukan penyediaan jaringan listrik baru sebagai penerangan jalan, karena koridor perencanaan merupakan jalan alternative menuju Kota Banjarmasin, Kota Batulicin, Propinsi Kalimantan Timur, Kabupaten Banjar dan Kabupaten Kotabaru.

4) Mengatasi gangguan visual kabel udara, diusulkan penyelesaian sebagai berikut: Dalam jangka panjang penataan dan pengembangan jaringan listrik diusahakan dengan memanfaatkan jaringan bawah tanah. Penggunaan jaringan kabel bawah tanah ini memerlukan koordinasi pihak PLN dengan pihak lain yang terkait. Contohnya untuk menghindari bergabungnya jaringan listrik dengan saluran air.

d. Rencana Sistem Jaringan Air Bersih

Rencana sistem jaringan air bersih pada koridor perencanaan berupa:

1) Peningkatan kualitas distribusi / pipanisasi pada seluruh koridor perencanaan.

2) Penempatan jaringan air bersih diupayakan agar tidak berada dalam deretan yang sama dengan jaringan listrik dan telpon yang menggunakan jaringan kabel tanah. Guna meminimalkan gangguan pada jaringan tersebut apabila terjadi sesuatu kebocoran pipa, maka kebocoran tersebut tidak akan membahayakan dan tidak mengganggu jaringan kabel tanah.

e. Rencana Sistem Jaringan Telpon

1) Memasang jaringan telpon pada kawasan perencanaan khususnya koridor Jalan Lingkar Utara yang belum ada fasilitas jaringan telpon.

2) Agar tidak mengganggu visual kabel udara, diusulkan untuk jangka panjang penataan dan pengembangan jaringan telpon diusahakan dengan memanfaatkan jaringan bawah tanah. Penggunaan jaringan kabel jaringan bawah tanah ini memerlukan koordinasi pihak Telkom dengan pihak lain yang terkait, contohnya untuk menghindari bergabungnya jaringan telepon dengan saluran air.

B. Rencana I nvestasi

Jenis bangunan yang diprogramkan diwilayah perencanaan adalah perdagangan skala local, perkantoran skala local, bangunan fasilitas umum dan rumah tinggal biasa. Sedangkan aspek fisik lingkungan adalah taman kota, lampu penerangan jalan, pedestrian, jaringan listrik, jaringan telepon, saluran drainase, hidran, tempat pembuangan sampah, tata hijau serta reklame.

1. Program I nvestasi Bangunan

Arahan program investasi untuk pengembangan bangunan akan dirumuskan dengan baik apabila diketahui siapa developer yang akan mengembangkan kawasan tersebut, apa saja kebutuhan pengembanganya, kapan dan bagaimana pertahapan pembapembangunan serta beberapa kemampuan pendanaannya. Atau dapat dikatakan bahawa program investasi baru bisa dipastikan kalau bangunan-bangunan yang bersifat proyek sudah pasti.

Apabila kawasan yang belum atau tidak ada kejelasan mengenai hal-hal tersebut diatas, maka arahan yang diprogramkan dalam RTBL lebih bersifat sebagai panduan pelaksanaan pembangunan dibandingkan sebagai rencana atau rancangan yang harus dilaksanakan. Oleh karena itu, dalam program ini arahan program investasinya akan bersifat kemungkinan-kaemungkinan.

a. Bangunan Rumah Tinggal Biasa

• Pihak yang membangun

Pengembangan dengan system blok yang merupakan gabungan kapling kecil-kecil dan diselenggarakan sedara individu, koperasi, kelompok perorangan, kantor swasta, developer/ investor.

• Tahap paelaksanaan

Bangunan rumah tinggal biasa yang dibangun oleh individu, koperasi, kelompok, perorangan, kantor swasta, developer/ investor pentahapan peambangunannya disesuaikan denfgan kebutuhannya disesuaikan dengan kebutuhan dan keatersediaan dana.

Sumber biaya berasal dari dana sendiri, pinjaman dana dari pihak lain, patungan, maupun bantuan pemerintah.

b. Bangunan Rumah Tinggal Yang Bergabung Pada Bangunan Lain Kelas

• Pihak yang membangun

Pengembangan dengan sistem blok yang merupakan gabungan kavling kecil-kecil dan diselenggarakan secara individu oleh masing-masing pemilik kavling, dan harus mengacu pada panduan pengembangan unit perencanaan agar diperoleh satu kesatuan menyatu dan harmonis. Pengembangan dengan system ini dilakukan sepenuhnya oleh developer atau investor swasta.

• Tahap pelaksanaan

Blok yang dikembangkan pemilik kapling pelaksanaan pembangunannya bisa dimulai kapan saja oleh mereka yang sudah siap membangun sesuai pedoman pembangunan yang ada. Blok yang dikembangkan developer tahapan pembangunanya diprogram sesuai kebutuhan developer yang bersangkutan.

• Sumber pembiayaan

Sumber biaya berasal dari dana sendiri, pinjaman bank, dana darib pihak lain, patungan maupun pinjaman pemerintah.

c. Bangunan Kantor

• Pihak yang membangun

Pengembangan dengan system blok yang merupakan gabungan kavling kecil-kecil dan diselenggarakan secara individu oleh pemilik kavling kecil-kecil dan diselenggarakan secara individu oleh masing-masing pemilik kavling dan harus meangacu pada panduan pengembangan unit perencanaan agar diperoleh satu kesatuan yang menyatu dan harmonis. Pengembangan dengan system ini dilakukan sepenuhnya oleh developer atau investor swasta.

• Tahap pelaksanaan

Blok yang dikembangkan pemilik kavling pelaksanaan pembangunannya bisa dimulai kapan saja oleh mereka yang sudah siap membangun sesuai pedoman pembangunan yang ada. Blok yang dikembangkan developer tahapan pembangunanya sesuai pedoman pembangunan yang ada. Blok yang dikembangkan developer tahapan peambangunanya diprogram sesuai kebutuhan developer yang bersangkutan.

• Sumber pembiayaan

Sumber biaya berasal dari dana sendiri, pinjaman bank dana dari pihak lain, patungan maupun pinjaman dari pemerintah.

d. Bangunan- Bangunan Umum

Pengembangan dengan system blok yang merupakan gabungan kavling kecil-kecil dan diselenggarakan secara individu oleh masing-masing pemilik kavling, dan harus mengacu pada panduan paengembangan unit perencanaan agar diperoleh satu kesatuan yang menyatu dan harmonis. Pengembangan dengan system ini dilakukan sepenuhnya oleh developer atau investor swasta.

• Tahap pelaksanaan

Blok yang dikembangkan pemilik kavling pelaksanaan pembangunannya bisa dimulai kapan saja oleh mereka yang sudah siap membangun sesuai pedoman pembangunan yang ada. Blok yang dikembangakan developer tahapan pembangunannya diprogram sesuai kebutuhan developer yang bersangkutan.

• Sumber pembiayaan

Sumber biaya bersal daaria dana sendiri, pinjaman bank, dana dari pihak lain, patungan maupun pinjaman dari pemerintah.

2. Program I nvestasi Lingkungan