• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 JENIS PEKERJAAN

B. Bidang Pekerjaan Teknik Sipil (Uji Tanah)

Bidang pekerjaan teknik sipil terkait uji tanah terdiri dari:

1. Uji Tanah/Soil Test

Uji Tanah/Soil Test (sebaiknya dilakukan pada tahap perencanaan)

• Prosedur ini dilakukan untuk mengetahui daya dukung tanah dan jenis struktur geologis didalam tanah

• Analisis terhadap hasil uji tanah digunakan untuk menentukan tipe pondasi IPA/Reservoir yang akan dibangun

• Secara umum uji tanah dilakukan dengan metode - Uji Sondir (Cone Penetration Test)

- Uji Pengeboran (Standart Penetration Test)

• Dalam kondisi tertentu diperlukan uji kestabilan lereng

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 15

Gambar 4. Sondir Tes

Gambar 5. SPT Tes

2. Uji Pengeboran (Standard Penetration Test)

Uji Pengeboran (Standard Penetration Test) dilakukan sesuai dengan SNI 4153-2008. Dengan metode uji ini akan diketahui secara spesifik karakteristik tanah pada setiap lapisannya meliputi : berat jenis,Jenis batuan/tanah.

Kelebihan :

• Dapat dilakukan untuk semua jenis tanah

• Dapat digunakan untuk mendapatkan parameter tanah secara kualitatif melalui korelasi empiris

Kekurangan :

16 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

• Mobilisasi peralatan lebih sulit karena varisai peralatan yang digunakan cukup banyak

3. Uji Sondir (Cone Penetration Test)

Uji Sondir (Cone Penetration Test) dilakukan sesuai dengan SNI 2827-2008. Berdasarkan metode uji ini akan diperoleh nilai tahanan conus (qc).

Kelebihan :

• Pengolahan data untuk menentukan daya dukung tanah relatif mudah

• Lebih cocok untuk pengujian pada tanah yang lunak (Sulit diambil Sampel)

Kekurangan :

• Kedalam uji maksimum 30 meter

• Tidak cocok untuk pengujian tanah yang berbatu/kerikil

• Jenis Tanah tidak dapat diketahui secara langsung

C. Bidang Pekerjaan Teknik Sipil (Daya Dukung Tanah)

Pekerjaan Pondasi dilaksanakan untuk mencapai nilai daya dukung tanah yang memadai untuk selanjutnya dilakukan pekerjaan konstruksi diatasnya (struktur atas). Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (1983), nilai daya dukung tanah ditetapkan :

Tabel 1. Nilai Daya Dukung Tanah Jenis Pondasi

Nilai daya dukung tanah diatas di dapat setelah memperhitungkan nilai faktor keamanan (safety factor) konstruksi

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 17

D. Bidang Pekerjaan Teknik Sipil (Pondasi)

Pondasi IPA terbuat dari beton bertulang dengan definisi sesuai SNI 2847-2013 tentang Persyaratan Beton Struktur Bangunan Gedung yaitu :

“Beton struktural yang ditulangi dengan tidak kurang dari jumlah baja prategang atau tulangan non-prategang minimum yang ditetapkan”

a) Material Agregat Beton harus memenuhi syarat SNI 03-1750-1990 tentang Mutu dan Cara Uji Agregat Beton (melalui Uji Lab)

b) Besi Tulangan Beton harus memenuhi syarat SNI 2052-2017 tentang Baja Tulangan Beton (melalui Uji Lab)

• Pengecoran pondasi beton bertulang mengikuti pedoman SNI 03-3976-1995 tentang Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton

• Safety Factor untuk perhitungan Pondasi :

Beban Tapak/ujung (Pile) = 3, Mengandalkan Friksi (Pile) = 5

• Spesifikasi beton pondasi untuk pompa dan genset memiliki nilai kuat tekan beton minimum f’c = 22,5 MPa setara K=275 (PERMEN PUPR No. 27 Tahun 2016 Ttg Penyelenggaraan SPAM)

Pada Prinsipnya Pondasi terdiri dari Struktur Atas dan Struktur Bawah

• Struktur Atas

Struktur atas dalam konstruksi merupakan rancang bangun dari struktur Beton bertulang dan/atau struktur Baja

• Struktur Bawah

Struktur bawah adalah bagian pondasi atau bangunan yang berada didalam tanah

Tipe Pondasi Secara Umum Berdasarkan Karakteristik Tanah (Standar Nilai Daya Dukung Tanah untuk Bangunan)

a) Pondasi Dangkal (Rakit/tapak/jalur) : Bila tanah keras terletak pada 2-3 meter

b) Pondasi Sumuran (Caisson) : Bila tanah keras terletak pada kedalaman 5-6 meter

c) Pondasi Bor Pile (Strauss) : Bila tanah keras terletak hingga kedalaman 10-20 meter

18 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

d) Pondasi Tiang Pancang : Bila Tanah Keras terletak pada kedalaman > 20 meter

E. Bidang Pekerjaan Teknik Bangunan Air Minum (IPA Beton dan Baja)

Persyaratan umum ipa :

1. Produk Unit IPA Baja harus mendapat pengesahan dari instansi/Lembaga yang berwenang (Tersertifikasi)

2. Unit Paket IPA harus mampu mengalirkan air sebagai air minum, sesuai Permenkes RI No. 492/MENKES/Per/IV/2010 tentang Persayaratan Air Minum

3. Harus dipasang/dibangun diatas tanah yang stabil

4. Permukaan Bagian Luar dan dalam tidak cacat dan kedap air

5. Pemilihan jenis proses pengolahan berdasarkan kualitas air baku terutama kekeruhan dan warna

1. IPA Paket Beton

Konstruksi beton bertulang untuk bangunan air mengikuti pedoman SNI 03-2914-1992 tentang Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air. Istilah-istilah terkait IPA Beton adalah sebagai berikut:

Mengacu SNI 03-2914-1992 & SNI 03-2834-2000 tentang Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal

1. Agregat Halus

Pasir alam sebagai hasil desintegrasi secara alami dari batu atau pasir yang dihasilkan dari pemecahan batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 5,0 mm

2. Agregat Kasar

Kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batu atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dan mempunyai ukuran butir antara 5 mm – 40 mm

3. Faktor Air Semen

Angka perbandingan antara berat air bebas dan berat semen dalam beton;

4. Kuat Tekan Beton yang disyaratkan f’c

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 19

kuat tekan rata rata yang diharapkan dapat dicapai yang lebih besar dari fc

5. Kandungan Butir Halus

Fraksi-fraksi dari campuran beton yang lulus ayakan 0,30 mm. Fraksi tersebut dapat terdiri dari semen, butir halus dalam agregat dan bahan pengisi

Gambar 6. Contoh Paket IPA Beton dengan Berbagai Kapasitas a. Ketentuan minimum beton bertulang kedap air

Spesifikasi beton bertulang kedap air memiliki nilai kuat tekan beton minimum f’c = 20 MPa setara K=250 (SNI 03-2914-1992 dan PERMEN PUPR No. 28-2016) di uji dengan SNI 1974-2011 tentang uji tekan beton dengan silinder.

20 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

Tabel 2. Ketentuan Minimum Beton Bertulang Kedap Air

Gambar 7. Uji Tekan Beton dengan Silinder

b. Baja tulangan beton menurut SNI 2052-2017

• Baja karbon atau baja paduan yang berbentuk batang berpenampang bundar dengan permukaan polos atau sirip/ulir dan digunakan untuk penulangan beton. Baja ini diproduksi dari bahan baku billet dengan cara canai panas (hot rolling)

• Sifat Tampak : Baja tulangan beton tidak boleh mengandung serpihan, lipatan, retakan, gelombang, cerna dan hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan

• Baja Tulangan Polos : Batang baja tulangan beton berpenampang bundar dan permukaan harus rata tidak bersirip/berulir

• Baja Tulangan Berulir/Sirip : Permukaan batang baja tulangan beton harus bersirip/berulir secara teratur. Setiap batang dapat mempunyai

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 21

sirip/ulir memanjang yang searah tetapi harus mempunyai sirip-sirip dengan arah melintang terhadap sumbu batang

Baja tulangan beton yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan sesuai SNI 2052-2017 tentang Baja Tulangan Beton, diantaranya memenuhi Karakteristik (melalui Uji Lab) :

Tabel 3. Toleransi Dimensi Baja Tulangan

Tabel 4. Dimensi Baja Tulangan Polos

22 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

Tabel 5. Dimensi Baja Tulangan Ulir/Sirip

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 23

Tabel 6. Sifat Mekanis Baja Tulangan

c. Pengecoran Beton

Pengecoran pondasi beton bertulang mengikuti pedoman SNI 03-3976-1995 tentang Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton

• Sebelum pengecoran dilakukan kualitas kekentalan beton harus diuji dengan metode slump beton sesuai SNI 1972-2008 tentang Cara Uji Slump Beton. Nilai kekentalan beton disesuaikan dengan peruntukan konstruksi yang akan dibangun sebagaimana tabel di bawah ini :

24 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

Tabel 7. Nilai Kekentalan Beton

Gambar 8. Slump Beton

Beton yang telah memenuhi ketentuan slump beton kemudian digunakan dalam proses pengecoran konstruksi. Untuk menguji kekuatan beton tersebut maka dilakukan tes dengan metode benda uji silinder sesuai SNI 1974-2011 tentang Cara Uji Kuat Tekan Beton dengan Benda Uji Silinder. Beton akan mencapat kekuatan Optimumnya pada usia 28 hari

• Water stop harus memiliki kekakuan yang baik (tidak terlipat atau berubah bentuk saat pengecoran) dan dapat menahan rembesan air pada sambungan pengecoran.

2. IPA Paket Baja

Konstruksi IPA Baja berpedoman pada SNI 03-1729-2002, Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung

• Pelat Baja IPA

SNI 7505-2011 Tentang Spesifikasi Material Baja Untuk IPA Pelat baja yang digunakan minimum memiliki spesifikasi seperti Mild Steel SS-400 atau yang setara dengan karakteristik :

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 25

 Sifat Kimia Baja :

Komposisi kimia material harus mempunyai kandungan carbon maksimum 0,25% phosphorus maksimum 0,04%, sulfur maksimum 0,05%, silicon maksimum 0,40% dan copper minimum 0,20%.

 Sifat Mekanis Baja :

Tabel 8. Sifat Mekanis Baja

Sifat mekanis lainnya dari baja struktural untuk perencanaan ditetapkan sebagai berikut:

1. modulus elastisitas : E = 200.000MPa;

2. modulus geser : G = 80.000MPa;

3. nisbah poisson : µ = 0,3;

4. koefisien pemuaian : α = 12.10-6 / 0C.

Kapasitas IPA dengan Ketebalan Pelat Baja dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 9. Kapasitas IPA

26 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

Gambar 9. Contoh Paket IPA Baja dengan Berbagai Kapasitas

F. Bidang Teknis Air Minum (Pengelasan)

Pengelasan :

Pengelasan IPA Baja berpedoman pada ketentuan SNI 03-1729-2002 Tentang tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung.

Tabel 10. Pengelasan Tebal bagian paling

tebal, t (mm)

Tebal minimum las sudut, tw (mm)

t ≤ 7 3

7 ≤ t ≤ 10 4

10 ≤ t ≤ 15 5

15 ≤ 6

G. Bidang Teknis Air Minum (Pelapisan/Coating)

Pelapisan Pelat Baja menurut SNI 6773-2008 adalah sebagai berikut:

1. Pelat baja harus dibersihkan dengan pasir bertekanan/sand blasting (belum diatur didalam SNI)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 27

2. Pelapisan bagian dalam IPA menggunakan jenis epoxy yang

diperuntukan untuk air minum (food grade) bukan sekedar berkategori tidak beracun (Non Toxic) dengan ketebalan lapisan epoxy, minimal 100 mikron.

3. Pelapisan bagian luar

a. pelapisan ini menggunakan cat dasar zinchromat dengan ketebalan 50 mikron,

b. pelapisan akhir (Finished coat) menggunakan jenis epoxy dengan ketebalan 50 mikron dan diwarnai biru.

4. Apabila unit IPA dibuat sesuai dengan standar ini dan pelapisan pelat dilakukan dengan epoxy sesuai yang ditetapkan, maka umur pakai unit IPA mencapai minimum 15 tahun

5. Pengukuran ketebalan Lapisan Coating epoxy dilakukan dengan alat Elcometer seperti terlihat pada gambar di bawah ini

Elcometer :

Prinsip kerja alat ini adalah memanfaatkan gelombang ultrasonik untuk mengukur ketebalan lapisan coating pada pelat baja/ pipa

Gambar 10. Elcometer

H. Bidang Teknis Air Minum (Alat Ukur Aliran)

• IPA dilengkapi alat ukur aliran (flow meter) minimum pada posisi aliran air baku masuk ke IPA dan pada posisi aliran air hasil pengolahan keluar dari IPA / Reservoir untuk memastikan debit pengolahan dan debit distribusi

• Secara umum meter air yang digunakan berpedoman pada SNI 2547 : 2008 tentang Spesifikasi Meter Air Minum

28 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

• Kriteria Akurasi & daya tahan terhadap tekanan Meter air yang digunakan berpedoman pada SNI 2547-2008 tentang Spesifikasi Meter Air Minum yaitu :

 Tahan terhadap Tekanan kerja 1 Mpa (10 bar) untuk meter air DN<500 mm & 0,6 Mpa (6 bar ) untuk meter DN≥500 mm dengan temperatur maksimum 500C

 Kesalahan pengukuran pada debit minimum yang diizinkan positif atau negatif terhadap volume yang mengalir adalah 5%.

 Kesalahan pengukuran pada debit maksimum yang diizinkan positif atau negatif terhadap volume yang mengalir adalah 2% pada suhu air ≤ 300 C, dan 3% pada suhu air > 300 C

Pemilihan jenis meter air dipengaruhi oleh karakteristik air dan posisi meter air di IPA :

1. Woltman/ Turbine/ Vane meter Kelebihan :

Tetap akurat terhadap variasi perubahan debit & tekanan air, mudah didapat di pasaran dengan harga terjangkau

Kekurangan :

Komponen bergerak relatif cepat aus sehingga perlu kalibrasi rutin setiap ±5 tahun, bila terdapat kotoran dalam air pengukuran mudah terganggu (tidak cocok utk air baku/ air limbah), bila terdapat gelembung udara dalam air akurasi pengukuran dapat terpengaruh, sensitif terhadap getaran sehingga sebaiknya meter air dipasang pada pipa yang cukup kaku seperti pipa besi/GIP.

Gambar 11. Meter Air

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 29

2. Ambang/ Pelimpah/ Weir : (V-Notch, Cipoletti, U-Notch) Kelebihan :

Sederhana, dapat dibuat sendiri (pedoman Permen PUPR No. 27 thn 2016), biaya rendah, cocok untuk air baku

Kekurangan :

Berdimensi cukup besar, bila dimensi tidak sesuai ketentuan akurasi pengukuran diragukan

Gambar 12. Weir

3. Model Katup/ Flap : Kelebihan :

Akurat untuk air yang tekanan nya sering berubah, konstruksi meter sederhana tidak mudah terpengaruh kotoran dalam air karena debit pengukuran berdasarkan besarnya bukaaan katup (flap) di dalam meter , cocok untuk air baku

Kekurangan :

Relatif sulit ditemui karena masih jarang digunakan di IPA, harga cukup tinggi karena belum diproduksi di dalam negeri

Model ini dapat ditemui pada IPA yang memiliki aliran air baku masuk dari bagian bawah IPA sehingga tidak bisa menggunakan meter air baku model ambang/weir.

30 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

Gambar 13. Meter Air Model Katup

4. Electromagnet Flow Meter: (Gelombang Elektromagnet) Kelebihan :

Tidak mudah terpengaruh suhu, kekentalan air, tidak terpengaruh kotoran dalam air, tidak ada komponen bergerak, cocok untuk air baku

Kekurangan :

Gelembung udara dalam air mempengaruhi akurasi, harga relatif mahal

Gambar 14. Electromagnet Flow Meter 5. Ultrasonic flow meter: (Gelombang suara frekuensi tinggi) Kelebihan :

Tidak ada komponen bergerak, cocok untuk air baku Kekurangan :

Relatif Terpengaruh suhu, kekentalan air, kurang cocok untuk air yang kontaminasinya tinggi, Gelembung udara dalam air mempengaruhi akurasi, harga relatif mahal

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 31

I. Bidang Teknis Air Minum (Pelat dan Perpipaan)

• Katup dan Aksesoris Lainnya

1. Untuk Katup berulir dengan bahan kuningan mengacu pada SNI 05-0166-1998 dan SNI 05-0168-1998

2. Untuk Katup dan Aksesoris lainnya belum diketahui apakah sudah diatur dalam SNI

• Perpipaan

1. Spesifikasi pipa PVC mengikuti standar SNI 03-6419-2000 tentang Spesifikasi Pipa PVC bertekanan berdiameter 110-315 mm untuk Air Bersih dan SK SNI S-20-1990-2003 tentang Spesifikasi Pipa PVC untuk Air Minum.

2. Spesifikasi pipa HDPE mengikuti standar SNI 06-4829-2005 tentang Pipa Polietilena untuk Air Minum

3. Standar BS 1387-67 untuk pipa baja kelas medium.

4. Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI-07-0822-1989 atau SII 2527-90 atau JIS G 3452 dan JIS G 3457.

Gambar 15. Pipa

• Kabel-kabel

Semua instalasi kabel harus memenuhi 7.10 PUIL 2000 SNI 04-0225-2000; dan dilindungi dengan konduit. Untuk kabel yang ditanam langsung berjenis NYF GBY sedangkan kabel yang terpasang dalam air harus jenis submarine. Dan sebelum dipasang ada persetujuan terlebih dahulu dari supervisi (siklus RCP).

32 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

Gambar 16. Kabel-Kabel

J. Latihan

1. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam konstruksi pondasi IPA (beton / paket baja) ?

2. Untuk IPA Beton berapa spesifikasi minimum kualitas beton untuk bangunan air dimana salah satu karakteristik yang diharapkan selain kekuatan konstruksi adalah kedap air, selain itu persyaratan apa lagi yang harus dipenuhi ?

3. Bagaimana untuk menjamin kualitas suatu beton bertulang sejak tahap awal hingga tahap akhir pelaksanaan konstruksi bangunan beton bertulang ?

K. Rangkuman

Bidang pekerjaan teknik sipil uji tanah meliputi uji tanah/soil test, uji pengeboran (standard penetration test) dan uji sondir (cone penetration test).

Pekerjaan Pondasi dilaksanakan untuk mencapai nilai daya dukung tanah yang memadai untuk selanjutnya dilakukan pekerjaan konstruksi diatasnya (struktur atas).

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 33

BAB 4

PENUTUP

34 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

Penutup

A.

Simpulan

Instalasi Pengolahan Air (IPA) secara lengkap (konvensional) terdiri dari 4 tahap proses pengolahan yaitu : Koagulasi (pengadukan cepat), Flokulasi (pengadukan lambat), Sedimentasi (pengendapan), dan Filtrasi (penyaringan). Baik pada IPA Beton maupun IPA Paket Baja tetap terdiri dari 4 unit pengolahan sebagaimana tersebut diatas, perbedaan utama hanya dari material IPA saja. Penjelasan materi selanjutnya berlaku sama untuk IPA Beton maupun IPA Paket Baja kecuali bila disebut perbedaan secara khusus.

B.

Tindak Lanjut

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan perpipaan dengan baik, maka penyelenggara SPAM harus memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip supervisi pekerjaan konstruksi SPAM minimal dengan mengetahui item-item kegiatan yang perlu perhatian khusus dalam tahap persiapan, pelaksanaan hingga pemeriksaan.

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 35

DAFTAR PUSTAKA

Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Supervisi SPAM

PERMEN PUPR No. 27-2016 Tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum

SNI 03-2914-1992 Tentang Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air

SNI 03-1729-2002 Tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung

SNI 7505-2011 Tentang Spesifikasi Material Baja Untuk IPA SNI 6773-2008 Tentang Spesifikasi Unit Paket IPA

36 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

GLOSARIUM

Supervisi Pengawasan dalam rangka mengarahkan pelaksanaan suatu kegiatan terkait penyelenggaraan SPAM, agar pelaksanaan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan

Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA)

Suatu unit yang dapat mengolah air baku melalui proses fisika dan/atau kimia, dan/atau biologi tertentu sehingga menghasilkan air minum

IPA Beton Unit instalasi pengolahan air yang terbuat dari beton IPA Paket Baja Unit instalasi pengolahan air yang terbuat dari baja

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 37

LAMPIRAN

38 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

A. Format Kesiapan Pelaksanaan Konstruksi

(Petunjuk Pelaksanaan No. DITPAM/SMM/PP/53/2015)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 39

B. Instruksi Kerja

40 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

C. Format Pengendalian Mutu Konstruksi (Beton)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 41

D. Form Ketidaksempurnaan Pekerjaan

42 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

E. Format Harian

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 43

F. Format Mingguan (Alat, Material, Personil)

44 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

G. Format Mingguan (Progress)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 45

H. Format Bulanan (Alat, Material, Personil)

46 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

I. Format Bulanan (Progress)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 47

J. Kesiapan (Cek Fisik) M & E

48 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 49

BAHAN TAYANG

Dokumen terkait