• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Bandung, Desember Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Jalan, Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KATA PENGANTAR. Bandung, Desember Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Jalan, Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton i

KATA PENGANTAR

Modul Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton bertujuan memberikan pemahaman tentang penerapan pedoman dan standar dalam pelaksanaan pekerjaan IPA paket baja dan beton kepada peserta.

Buku ini disusun dalam 4 (empat) bab yang terdiri dari Pendahuluan, Acuan Teknis, Jenis Pekerjaan dan Penutup. Modul ini disusun secara sistematis agar peserta pelatihan dapat mempelajari materi dengan lebih mudah. Metode yang digunakan dalam penyelenggaraan pembelajaran diharapkan dapat mendorong peran aktif peserta pelatihan.

Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada tim penyusun dan tim penyempurna atas tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan modul ini. Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan yang terus menerus terjadi.

Semoga modul ini dapat membantu dan bermanfaat bagi peningkatan kompetensi ASN dalam bidang SPAM.

Bandung, Desember 2018

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Jalan, Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan

Infrastruktur Wilayah

Ir. Thomas Setiabudi Aden, M.Sc, Eng NIP. 19640520 198903 1020

(2)

ii Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

(3)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton iii

UCAPAN TERIMA KASIH

TIM TEKNIS

Ir. Thomas Setiabudi Aden, M.Sc.Eng (Kepala Pusdiklat JP3IW) Hasto Agoeng Sapoetro, S.ST.MT (Kepala Bidang TM Perkim)

Deva Kurniawan Rahmadi, ST., M.Sc (Kasubbid TM Perkim) Nur Fajri Arifiani, ST., MT., M.Eng (Kasubbid TM Perkim)

PENYUSUN

Suryanto, ST., MT (Direktorat Pengembangan SPAM)

NARASUMBER

Riche Noviasari, ST., M.Eng.Sc (Direktorat Pengembangan SPAM) Dr. Ir. Alex. A. Chalik., MM., MT (Widyaiswara)

Ir. Danny Sutjiono (Praktisi) Ir. Hilwan, M.Sc (Praktisi)

Diterbitkan Oleh:

Pusdiklat Jalan, Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Bandung, Desember 2018

(4)

iv Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL... ix

A. Deskripsi ... ix

B. Persyaratan ... ix

C. Metode ... ix

D. Alat Bantu/Media ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 2

B. Deskripsi Singkat ... 2

C. Kompetensi Dasar... 3

D. Indikator Hasil Belajar ... 3

E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... 3

F. Estimasi Waktu ... 3

BAB 2 ACUAN TEKNIS ... 5

A. Indikator Keberhasilan ... 6

B. Pengantar Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton... 6

C. Acuan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton ... 7

D. Pelaksanaan Konstruksi IPA ... 8

E. Latihan ... 12

F. Rangkuman ... 12

BAB 3 JENIS PEKERJAAN ... 13

A. Indikator Keberhasilan ... 14

B. Bidang Pekerjaan Teknik Sipil (Uji Tanah) ... 14

(5)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton v

C. Bidang Pekerjaan Teknik Sipil (Daya Dukung Tanah) ... 16

D. Bidang Pekerjaan Teknik Sipil (Pondasi) ... 17

E. Bidang Pekerjaan Teknik Bangunan Air Minum (IPA Beton dan Baja) ... 18

F. Bidang Teknis Air Minum (Pengelasan) ... 26

G. Bidang Teknis Air Minum (Pelapisan/Coating)... 26

H. Bidang Teknis Air Minum (Alat Ukur Aliran) ... 27

I. Bidang Teknis Air Minum (Pelat dan Perpipaan) ... 31

J. Latihan ... 32

K. Rangkuman ... 32

BAB 4 PENUTUP ... 33

A. Simpulan ... 34

B. Tindak Lanjut ... 34

DAFTAR PUSTAKA ... 35

GLOSARIUM ... 36

LAMPIRAN ... 37

BAHAN TAYANG ... 49

(6)

vi Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Nilai Daya Dukung Tanah ... 16

Tabel 2. Ketentuan Minimum Beton Bertulang Kedap Air ... 20

Tabel 3. Toleransi Dimensi Baja Tulangan ... 21

Tabel 4. Dimensi Baja Tulangan Polos ... 21

Tabel 5. Dimensi Baja Tulangan Ulir/Sirip ... 22

Tabel 6. Sifat Mekanis Baja Tulangan ... 23

Tabel 7. Nilai Kekentalan Beton ... 24

Tabel 8. Sifat Mekanis Baja ... 25

Tabel 9. Kapasitas IPA ... 25

Tabel 10. Pengelasan ... 26

(7)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Pelaksanaan Konstruksi SPAM (1) ... 8

Gambar 2. Skema Pelaksanaan Konstruksi SPAM (2) ... 9

Gambar 3. Siklus Request – Cek – Persetujuan (RCP) ... 11

Gambar 4. Sondir Tes ... 15

Gambar 5. SPT Tes... 15

Gambar 6. Contoh Paket IPA Beton dengan Berbagai Kapasitas ... 19

Gambar 7. Uji Tekan Beton dengan Silinder ... 20

Gambar 8. Slump Beton ... 24

Gambar 9. Contoh Paket IPA Baja dengan Berbagai Kapasitas... 26

Gambar 10. Elcometer ... 27

Gambar 11. Meter Air ... 28

Gambar 12. Weir ... 29

Gambar 13. Meter Air Model Katup ... 30

Gambar 14. Electromagnet Flow Meter ... 30

Gambar 15. Pipa ... 31

Gambar 16. Kabel-Kabel ... 32

(8)

viii Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

(9)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton ix

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

A. Deskripsi

Modul Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton terdiri dari dua kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar pertama membahas Acuan Teknis yang digunakan dalam Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton.

Kegiatan belajar kedua membahas Jenis Pekerjaan.

Peserta pelatihan mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang berurutan. Pemahaman setiap materi pada modul ini sangat diperlukan karena materi ini menjadi dasar pemahaman sebelum mengikuti pembelajaran modul- modul berikutnya. Hal ini diperlukan karena masing-masing modul saling berkaitan. Setiap kegiatan belajar dilengkapi dengan latihan atau evaluasi.

Latihan atau evaluasi ini menjadi alat ukur tingkat penguasaan peserta pelatihan setelah mempelajari materi dalam modul ini.

B. Persyaratan

Dalam mempelajari modul ini peserta pelatihan dilengkapi dengan peraturan perundangan dan pedoman yang terkait dengan materi Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton.

C. Metode

Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh pengajar, adanya kesempatan tanya jawab, curah pendapat, latihan dan diskusi.

D. Alat Bantu/Media

Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan alat bantu/media pembelajaran tertentu, yaitu :

1. LCD/projector 2. Laptop

3. Papan tulis atau white board dengan penghapusnya 4. Flip chart

5. Bahan tayang

6. Modul dan/atau bahan ajar

(10)

x Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

(11)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 1

BAB 1

PENDAHULUAN

(12)

2 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Tingkat pencapaian akses layak air minum tahun 2017 (BPS) secara nasional adalah 72,04% dimana cakupan pelayanan di wilayah perkotaan telah mencapai 80,82% sedangkan di perdesaan baru mencapai 62,58%. Pengembangan dilaksanakan melalui skema Jaringan Perpipaan (JP) maupun Bukan Jaringan Perpipaan (BJP), dimana proporsi pelayanan melalui SPAM JP adalah 17,10%

dan SPAM BJP adalah 53,95%.

Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) terdiri dari beberapa sub-sistem meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, dan unit pelayanan. Masih rendahnya cakupan pelayanan air minum terutama yang pelayanannya melalui jaringan perpipaan mengindikasikan masih kurangnya kapasitas air minum untuk melayani masyarakat. Sumber utama air baku untuk air minum di utamakan yang berasal dari air permukaan (sungai, danau, air laut, dll) karena pertimbangan perlindungan lingkungan. Pada umumnya karakteristik air baku dari air permukaan memerlukan pengolahan terlebih dahulu agar dapat memenuhi persyaratan kualitas air minum, sehingga pada sub-sistem SPAM terdapat unit produksi untuk melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum.

Berdasarkan pertimbangan skala kapasitas sistem, lokasi geografis maupun pertimbangan lainnya, unit produksi berupa Instalasi Pengolahan Air (IPA) dapat dibangun dengan material baja ataupun beton yang masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahannya sendiri.

Dalam modul ini akan dijelaskan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan pengawasan (supervisi) konstruksi IPA Paket Baja maupun IPA Beton.

B. Deskripsi Singkat

Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta pelatihan diharapkan mampu memahami tentang penerapan pedoman dan standar dalam pelaksanaan pekerjaan IPA paket baja dan beton.

(13)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 3

C. Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti pembelajaran ini para peserta diharapkan akan mampu memahami dan menjelaskan Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton.

D. Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu:

a. Memahami dan Menjelaskan Acuan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

b. Memahami dan Menjelaskan Jenis Pekerjaan dalam Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok

Dalam modul Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton Bidang SPAM ini terdapat 2 materi yang akan dibahas, yaitu:

1 Acuan Teknis, meliputi:

a. Pengantar Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton b. Acuan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton c. Pelaksanaan Konstruksi IPA

2 Jenis Pekerjaan, meliputi:

a. Bidang Pekerjaan Teknik Sipil (Uji Tanah)

b. Bidang Pekerjaan Teknik Sipil (Daya Dukung Tanah) c. Bidang Pekerjaan Teknik Sipil (Pondasi)

d. Bidang Pekerjaan Teknik Bangunan Air Minum (IPA Beton dan Baja) e. Bidang Teknis Air Minum (Pengelasan)

f. Bidang Teknis Air Minum (Pelapisan/Coating) g. Bidang Teknis Air Minum (Alat Ukur Aliran) h. Bidang Teknis Air Minum (Pelat dan Perpipaan)

F. Estimasi Waktu

Alokasi waktu yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk mata pelatihan “Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton” pada peserta pelatihan teknis ini adalah 4 (empat) jam pelajaran (JP) @45 menit (180 menit).

(14)

4 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

(15)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 5

BAB 2

ACUAN TEKNIS

(16)

6 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

Acuan Teknis

A. Indikator Keberhasilan

Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan mampu memahami acuan teknis dalam pelaksanaan pekerjaan IPA paket baja dan beton.

B. Pengantar Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

Instalasi Pengolahan Air (IPA) secara lengkap (konvensional) terdiri dari 4 tahap proses pengolahan yaitu : Koagulasi (pengadukan cepat), Flokulasi (pengadukan lambat), Sedimentasi (pengendapan), dan Filtrasi (penyaringan). Baik pada IPA Beton maupun IPA Paket Baja tetap terdiri dari 4 unit pengolahan sebagaimana tersebut diatas, perbedaan utama hanya dari material IPA saja. Penjelasan materi selanjutnya berlaku sama untuk IPA Beton maupun IPA Paket Baja kecuali bila disebut perbedaan secara khusus.

• Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya (PERPRES NO.4 Tahun 2015).

• Supervisi adalah pengawasan dalam rangka mengarahkan pelaksanaan suatu kegiatan terkait penyelenggaraan SPAM, agar pelaksanaan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan (PP NO. 122 Tahun 2015).

• Pengawasan Teknis dimaksudkan untuk menilai penerapan pedoman dan standar dalam penyelenggaraan SPAM dengan standar mutu pelayanan yang berlaku (PERMEN PUPR No. 27 Tahun 2016).

• IPA adalah suatu unit yang dapat mengolah air baku melalui proses fisika dan/atau kimia, dan/atau biologi tertentu sehingga menghasilkan air minum (SNI 7830-2012).

• IPA Beton adalah unit instalasi pengolahan air yang terbuat dari beton (SNI 7830-2012).

• IPA Paket Baja adalah unit instalasi pengolahan air yang terbuat dari baja (SNI 7830-2012).

(17)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 7

C. Acuan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

Acuan yang digunakan dalam Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton adalah sebagai berikut:

- Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Supervisi SPAM

- PERMEN PUPR No. 28-2016 Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum

- PERMEN PUPR No. 27-2016 Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum

- SNI 2827-2008 Cara Uji Penetrasi Lapangan dengan Alat Sondir - SNI 4153-2008 Cara Uji Penetrasi Lapangan dengan SPT - SNI 03-2914-1992 Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air - SNI 03-3976-1995 Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran - SNI 03-1972-1990 Uji Slump Beton

- SNI 1974-2011 Uji Tekan Beton Dengan Silinder - SNI 07-2052-2017 Baja Tulangan Beton

- SNI 07-0601-2006 Baja Lembar Plat

- SNI 03-1729-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung

- SNI 7505-2011 Spesifikasi Material Baja Untuk IPA - SNI 6773-2008 Spesifikasi Unit Paket IPA

- SNI 03-6419-2000 Spesifikasi Pipa PVC Bertekanan - SNI S-20-1990-2003 Spesifikasi Pipa PVC untuk Air Minum - SNI 06-4829-2005 Pipa Polietilena untuk air minum - SNI 07-0822-1989 Spesifikasi Pipa Baja

- SNI 7830-2012 Pengendalian Mutu Pembangunan IPA

- SNI 04-0225-2000 Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) - Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983

(18)

8 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

D. Pelaksanaan Konstruksi IPA

Pembangunan suatu IPA merupakan suatu rangkaian dari berbagai kegiatan yang dimulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap uji coba, dan pada akhirnya tahap pemeliharaan & serah terima asset. Berbagai kegiatan tersebut secara ringkas diperlihatkan melalui skema seperti di bawah ini :

Gambar 1. Skema Pelaksanaan Konstruksi SPAM (1)

(19)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 9

Gambar 2. Skema Pelaksanaan Konstruksi SPAM (2)

(20)

10 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan meliputi kegiatan pendahuluan yang dimulai dari rapat persiapan kontrak (Pre-Award Meeting) kemudian direalisasikan dalam bentuk kontrak. Selanjutnya dilakukan penyerahan lapangan kepada penyedia jasa serta diterbitkannya SPMK sebagai dasar untuk memulai kegiatan pelaksanaan fisik di lokasi pembangunan. Sebelum memulai kegiatan fisik maka terlebih dahulu dilaksanakan rapat persiapan konstruksi (PCM) untuk kemudian dikonfirmasi di lokasi bersama-sama dengan penyedia jasa konstruksi, direksi lapangan (PPK, Asisten bidang pelaksanaan, dan konsultan pengawas).

Tujuan dari tahap persiapan ini adalah memastikan kesiapan baik lokasi maupun antisipasi permasalahan-permasalahan yang mungkin terjadi pada tahap pelaksanaan.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan tahapan kegiatan utama yang intinya adalah pelaksanaan konstruksi, pengendalian mutu, dan evaluasi pekerjaan. Untuk meminimalisir terjadinya terhentinya pekerjaan karena kurangnya kesiapan material, tenaga kerja, maupun alat kerja, dan gangguan lainnya, maka pada setiap kegiatan pekerjaan utama yang beresiko sebaiknya dilakukan proses Request – Cek – Persetujuan (RCP) yang melibatkan penyedia jasa konstruksi dengan direksi lapangan terlebih dahulu.

(21)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 11

Gambar 3. Siklus Request – Cek – Persetujuan (RCP)

Selain kelengkapan peralatan kerja, kesiapan jumlah dan kemampuan tenaga kerja serta kecukupan material/ produk (jenis dan kuantitas), untuk aspek kesiapan diperlukan juga tersedianya sertifikat uji produk dan material konstruksi yang akan digunakan untuk menjamin produk dan material tersebut memenuhi standar.

3. Tahap Uji Coba

Tahap Uji Coba merupakan tahap selanjutnya setelah pelaksanaan konstruksi selesai. Tahapan ini bertujuan untuk menguji setiap sub-sistem dari suatu SPAM untuk memastikan setiap aspek terkait dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Berdasarkan uji coba ini terdapat masukan terhadap perbaikan-perbaikan yang diperlukan dalam rangka penyempurnaan sistem.

4. Tahap Pemeliharaan dan Serah Terima Aset

Tahap Pemeliharaan dan Serah Terima Aset merupakan tahap akhir dari rangkaian kegiatan konstruksi suatu IPA. Setelah suatu IPA dinyatakan telah dapat beroperasi maka dilakukan serah terima pertama dari penyedia jasa kepada pengguna barang & jasa untuk kemudian selama masa ini dilakukan pemeliharaan oleh penyedia jasa hingga serah terima kedua yaitu dari pengguna barang & jasa kepada pemerintah daerah.

(22)

12 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

E. Latihan

1. Skema Pengembangan SPAM untuk meningkatkan cakupan pelayanan dilaksanakan melalui 2 opsi alternatif, yaitu ...

2. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) terdiri dari 4 (empat) sub-sistem, yaitu ….

3. Proses konstruksi Instalasi Pengolahan Air (IPA) terdiri dari 4 tahapan yaitu

4. Dalam pelaksanaan konstruksi IPA, tahap pekerjaan utama (kritis) yang memiliki resiko sebaiknya melaksanakan prosedur ….

F. Rangkuman

Instalasi Pengolahan Air (IPA) secara lengkap (konvensional) terdiri dari 4 tahap proses pengolahan yaitu : Koagulasi (pengadukan cepat), Flokulasi (pengadukan lambat), Sedimentasi (pengendapan), dan Filtrasi (penyaringan). Baik pada IPA Beton maupun IPA Paket Baja tetap terdiri dari 4 unit pengolahan sebagaimana tersebut diatas, perbedaan utama hanya dari material IPA saja. Penjelasan materi selanjutnya berlaku sama untuk IPA Beton maupun IPA Paket Baja kecuali bila disebut perbedaan secara khusus.

Pembangunan suatu IPA merupakan suatu rangkaian dari berbagai kegiatan yang dimulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap uji coba, dan pada akhirnya tahap pemeliharaan dan serah terima aset.

(23)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 13

BAB 3

JENIS PEKERJAAN

(24)

14 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

Jenis Pekerjaan

A. Indikator Keberhasilan

Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan mampu memahami jenis-jenis pekerjaan dalam pelaksanaan IPA Paket Baja dan Beton.

B. Bidang Pekerjaan Teknik Sipil (Uji Tanah)

Bidang pekerjaan teknik sipil terkait uji tanah terdiri dari:

1. Uji Tanah/Soil Test

Uji Tanah/Soil Test (sebaiknya dilakukan pada tahap perencanaan)

• Prosedur ini dilakukan untuk mengetahui daya dukung tanah dan jenis struktur geologis didalam tanah

• Analisis terhadap hasil uji tanah digunakan untuk menentukan tipe pondasi IPA/Reservoir yang akan dibangun

• Secara umum uji tanah dilakukan dengan metode - Uji Sondir (Cone Penetration Test)

- Uji Pengeboran (Standart Penetration Test)

• Dalam kondisi tertentu diperlukan uji kestabilan lereng

(25)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 15

Gambar 4. Sondir Tes

Gambar 5. SPT Tes

2. Uji Pengeboran (Standard Penetration Test)

Uji Pengeboran (Standard Penetration Test) dilakukan sesuai dengan SNI 4153-2008. Dengan metode uji ini akan diketahui secara spesifik karakteristik tanah pada setiap lapisannya meliputi : berat jenis,Jenis batuan/tanah.

Kelebihan :

• Dapat dilakukan untuk semua jenis tanah

• Dapat digunakan untuk mendapatkan parameter tanah secara kualitatif melalui korelasi empiris

Kekurangan :

(26)

16 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

• Mobilisasi peralatan lebih sulit karena varisai peralatan yang digunakan cukup banyak

3. Uji Sondir (Cone Penetration Test)

Uji Sondir (Cone Penetration Test) dilakukan sesuai dengan SNI 2827- 2008. Berdasarkan metode uji ini akan diperoleh nilai tahanan conus (qc).

Kelebihan :

• Pengolahan data untuk menentukan daya dukung tanah relatif mudah

• Lebih cocok untuk pengujian pada tanah yang lunak (Sulit diambil Sampel)

Kekurangan :

• Kedalam uji maksimum 30 meter

• Tidak cocok untuk pengujian tanah yang berbatu/kerikil

• Jenis Tanah tidak dapat diketahui secara langsung

C. Bidang Pekerjaan Teknik Sipil (Daya Dukung Tanah)

Pekerjaan Pondasi dilaksanakan untuk mencapai nilai daya dukung tanah yang memadai untuk selanjutnya dilakukan pekerjaan konstruksi diatasnya (struktur atas). Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (1983), nilai daya dukung tanah ditetapkan :

Tabel 1. Nilai Daya Dukung Tanah Jenis Pondasi

Tanah

Pembebanan Tetap. Daya dukung yang diizinkan

(Kg/cm²)

Keras ≥ 5

Sedang 2 – 5

Lunak 0.5 – 2

Amat Lunak 0 – 0.5

Nilai daya dukung tanah diatas di dapat setelah memperhitungkan nilai faktor keamanan (safety factor) konstruksi

(27)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 17

D. Bidang Pekerjaan Teknik Sipil (Pondasi)

Pondasi IPA terbuat dari beton bertulang dengan definisi sesuai SNI 2847-2013 tentang Persyaratan Beton Struktur Bangunan Gedung yaitu :

“Beton struktural yang ditulangi dengan tidak kurang dari jumlah baja prategang atau tulangan non-prategang minimum yang ditetapkan”

a) Material Agregat Beton harus memenuhi syarat SNI 03-1750-1990 tentang Mutu dan Cara Uji Agregat Beton (melalui Uji Lab)

b) Besi Tulangan Beton harus memenuhi syarat SNI 2052-2017 tentang Baja Tulangan Beton (melalui Uji Lab)

• Pengecoran pondasi beton bertulang mengikuti pedoman SNI 03- 3976-1995 tentang Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton

• Safety Factor untuk perhitungan Pondasi :

Beban Tapak/ujung (Pile) = 3, Mengandalkan Friksi (Pile) = 5

• Spesifikasi beton pondasi untuk pompa dan genset memiliki nilai kuat tekan beton minimum f’c = 22,5 MPa setara K=275 (PERMEN PUPR No. 27 Tahun 2016 Ttg Penyelenggaraan SPAM)

Pada Prinsipnya Pondasi terdiri dari Struktur Atas dan Struktur Bawah

• Struktur Atas

Struktur atas dalam konstruksi merupakan rancang bangun dari struktur Beton bertulang dan/atau struktur Baja

• Struktur Bawah

Struktur bawah adalah bagian pondasi atau bangunan yang berada didalam tanah

Tipe Pondasi Secara Umum Berdasarkan Karakteristik Tanah (Standar Nilai Daya Dukung Tanah untuk Bangunan)

a) Pondasi Dangkal (Rakit/tapak/jalur) : Bila tanah keras terletak pada 2-3 meter

b) Pondasi Sumuran (Caisson) : Bila tanah keras terletak pada kedalaman 5-6 meter

c) Pondasi Bor Pile (Strauss) : Bila tanah keras terletak hingga kedalaman 10-20 meter

(28)

18 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

d) Pondasi Tiang Pancang : Bila Tanah Keras terletak pada kedalaman > 20 meter

E. Bidang Pekerjaan Teknik Bangunan Air Minum (IPA Beton dan Baja)

Persyaratan umum ipa :

1. Produk Unit IPA Baja harus mendapat pengesahan dari instansi/Lembaga yang berwenang (Tersertifikasi)

2. Unit Paket IPA harus mampu mengalirkan air sebagai air minum, sesuai Permenkes RI No. 492/MENKES/Per/IV/2010 tentang Persayaratan Air Minum

3. Harus dipasang/dibangun diatas tanah yang stabil

4. Permukaan Bagian Luar dan dalam tidak cacat dan kedap air

5. Pemilihan jenis proses pengolahan berdasarkan kualitas air baku terutama kekeruhan dan warna

1. IPA Paket Beton

Konstruksi beton bertulang untuk bangunan air mengikuti pedoman SNI 03- 2914-1992 tentang Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air. Istilah-istilah terkait IPA Beton adalah sebagai berikut:

Mengacu SNI 03-2914-1992 & SNI 03-2834-2000 tentang Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal

1. Agregat Halus

Pasir alam sebagai hasil desintegrasi secara alami dari batu atau pasir yang dihasilkan dari pemecahan batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 5,0 mm

2. Agregat Kasar

Kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batu atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dan mempunyai ukuran butir antara 5 mm – 40 mm

3. Faktor Air Semen

Angka perbandingan antara berat air bebas dan berat semen dalam beton;

4. Kuat Tekan Beton yang disyaratkan f’c

(29)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 19

kuat tekan rata rata yang diharapkan dapat dicapai yang lebih besar dari fc

5. Kandungan Butir Halus

Fraksi-fraksi dari campuran beton yang lulus ayakan 0,30 mm. Fraksi tersebut dapat terdiri dari semen, butir halus dalam agregat dan bahan pengisi

Gambar 6. Contoh Paket IPA Beton dengan Berbagai Kapasitas a. Ketentuan minimum beton bertulang kedap air

Spesifikasi beton bertulang kedap air memiliki nilai kuat tekan beton minimum f’c = 20 MPa setara K=250 (SNI 03-2914-1992 dan PERMEN PUPR No. 28-2016) di uji dengan SNI 1974-2011 tentang uji tekan beton dengan silinder.

(30)

20 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

Tabel 2. Ketentuan Minimum Beton Bertulang Kedap Air

Gambar 7. Uji Tekan Beton dengan Silinder

b. Baja tulangan beton menurut SNI 2052-2017

• Baja karbon atau baja paduan yang berbentuk batang berpenampang bundar dengan permukaan polos atau sirip/ulir dan digunakan untuk penulangan beton. Baja ini diproduksi dari bahan baku billet dengan cara canai panas (hot rolling)

• Sifat Tampak : Baja tulangan beton tidak boleh mengandung serpihan, lipatan, retakan, gelombang, cerna dan hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan

• Baja Tulangan Polos : Batang baja tulangan beton berpenampang bundar dan permukaan harus rata tidak bersirip/berulir

• Baja Tulangan Berulir/Sirip : Permukaan batang baja tulangan beton harus bersirip/berulir secara teratur. Setiap batang dapat mempunyai

(31)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 21

sirip/ulir memanjang yang searah tetapi harus mempunyai sirip-sirip dengan arah melintang terhadap sumbu batang

Baja tulangan beton yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan sesuai SNI 2052-2017 tentang Baja Tulangan Beton, diantaranya memenuhi Karakteristik (melalui Uji Lab) :

Tabel 3. Toleransi Dimensi Baja Tulangan

Tabel 4. Dimensi Baja Tulangan Polos

(32)

22 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

Tabel 5. Dimensi Baja Tulangan Ulir/Sirip

(33)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 23

Tabel 6. Sifat Mekanis Baja Tulangan

c. Pengecoran Beton

Pengecoran pondasi beton bertulang mengikuti pedoman SNI 03-3976-1995 tentang Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton

• Sebelum pengecoran dilakukan kualitas kekentalan beton harus diuji dengan metode slump beton sesuai SNI 1972-2008 tentang Cara Uji Slump Beton. Nilai kekentalan beton disesuaikan dengan peruntukan konstruksi yang akan dibangun sebagaimana tabel di bawah ini :

(34)

24 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

Tabel 7. Nilai Kekentalan Beton

Gambar 8. Slump Beton

Beton yang telah memenuhi ketentuan slump beton kemudian digunakan dalam proses pengecoran konstruksi. Untuk menguji kekuatan beton tersebut maka dilakukan tes dengan metode benda uji silinder sesuai SNI 1974-2011 tentang Cara Uji Kuat Tekan Beton dengan Benda Uji Silinder. Beton akan mencapat kekuatan Optimumnya pada usia 28 hari

• Water stop harus memiliki kekakuan yang baik (tidak terlipat atau berubah bentuk saat pengecoran) dan dapat menahan rembesan air pada sambungan pengecoran.

2. IPA Paket Baja

Konstruksi IPA Baja berpedoman pada SNI 03-1729-2002, Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung

• Pelat Baja IPA

SNI 7505-2011 Tentang Spesifikasi Material Baja Untuk IPA Pelat baja yang digunakan minimum memiliki spesifikasi seperti Mild Steel SS-400 atau yang setara dengan karakteristik :

(35)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 25

 Sifat Kimia Baja :

Komposisi kimia material harus mempunyai kandungan carbon maksimum 0,25% phosphorus maksimum 0,04%, sulfur maksimum 0,05%, silicon maksimum 0,40% dan copper minimum 0,20%.

 Sifat Mekanis Baja :

Tabel 8. Sifat Mekanis Baja

Sifat mekanis lainnya dari baja struktural untuk perencanaan ditetapkan sebagai berikut:

1. modulus elastisitas : E = 200.000MPa;

2. modulus geser : G = 80.000MPa;

3. nisbah poisson : µ = 0,3;

4. koefisien pemuaian : α = 12.10-6 / 0C.

Kapasitas IPA dengan Ketebalan Pelat Baja dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 9. Kapasitas IPA

(36)

26 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

Gambar 9. Contoh Paket IPA Baja dengan Berbagai Kapasitas

F. Bidang Teknis Air Minum (Pengelasan)

Pengelasan :

Pengelasan IPA Baja berpedoman pada ketentuan SNI 03-1729-2002 Tentang tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung.

Tabel 10. Pengelasan Tebal bagian paling

tebal, t (mm)

Tebal minimum las sudut, tw (mm)

t ≤ 7 3

7 ≤ t ≤ 10 4

10 ≤ t ≤ 15 5

15 ≤ 6

G. Bidang Teknis Air Minum (Pelapisan/Coating)

Pelapisan Pelat Baja menurut SNI 6773-2008 adalah sebagai berikut:

1. Pelat baja harus dibersihkan dengan pasir bertekanan/sand blasting (belum diatur didalam SNI)

(37)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 27

2. Pelapisan bagian dalam IPA menggunakan jenis epoxy yang

diperuntukan untuk air minum (food grade) bukan sekedar berkategori tidak beracun (Non Toxic) dengan ketebalan lapisan epoxy, minimal 100 mikron.

3. Pelapisan bagian luar

a. pelapisan ini menggunakan cat dasar zinchromat dengan ketebalan 50 mikron,

b. pelapisan akhir (Finished coat) menggunakan jenis epoxy dengan ketebalan 50 mikron dan diwarnai biru.

4. Apabila unit IPA dibuat sesuai dengan standar ini dan pelapisan pelat dilakukan dengan epoxy sesuai yang ditetapkan, maka umur pakai unit IPA mencapai minimum 15 tahun

5. Pengukuran ketebalan Lapisan Coating epoxy dilakukan dengan alat Elcometer seperti terlihat pada gambar di bawah ini

Elcometer :

Prinsip kerja alat ini adalah memanfaatkan gelombang ultrasonik untuk mengukur ketebalan lapisan coating pada pelat baja/ pipa

Gambar 10. Elcometer

H. Bidang Teknis Air Minum (Alat Ukur Aliran)

• IPA dilengkapi alat ukur aliran (flow meter) minimum pada posisi aliran air baku masuk ke IPA dan pada posisi aliran air hasil pengolahan keluar dari IPA / Reservoir untuk memastikan debit pengolahan dan debit distribusi

• Secara umum meter air yang digunakan berpedoman pada SNI 2547 : 2008 tentang Spesifikasi Meter Air Minum

(38)

28 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

• Kriteria Akurasi & daya tahan terhadap tekanan Meter air yang digunakan berpedoman pada SNI 2547-2008 tentang Spesifikasi Meter Air Minum yaitu :

 Tahan terhadap Tekanan kerja 1 Mpa (10 bar) untuk meter air DN<500 mm & 0,6 Mpa (6 bar ) untuk meter DN≥500 mm dengan temperatur maksimum 500C

 Kesalahan pengukuran pada debit minimum yang diizinkan positif atau negatif terhadap volume yang mengalir adalah 5%.

 Kesalahan pengukuran pada debit maksimum yang diizinkan positif atau negatif terhadap volume yang mengalir adalah 2% pada suhu air ≤ 300 C, dan 3% pada suhu air > 300 C

Pemilihan jenis meter air dipengaruhi oleh karakteristik air dan posisi meter air di IPA :

1. Woltman/ Turbine/ Vane meter Kelebihan :

Tetap akurat terhadap variasi perubahan debit & tekanan air, mudah didapat di pasaran dengan harga terjangkau

Kekurangan :

Komponen bergerak relatif cepat aus sehingga perlu kalibrasi rutin setiap ±5 tahun, bila terdapat kotoran dalam air pengukuran mudah terganggu (tidak cocok utk air baku/ air limbah), bila terdapat gelembung udara dalam air akurasi pengukuran dapat terpengaruh, sensitif terhadap getaran sehingga sebaiknya meter air dipasang pada pipa yang cukup kaku seperti pipa besi/GIP.

Gambar 11. Meter Air

(39)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 29

2. Ambang/ Pelimpah/ Weir : (V-Notch, Cipoletti, U-Notch) Kelebihan :

Sederhana, dapat dibuat sendiri (pedoman Permen PUPR No. 27 thn 2016), biaya rendah, cocok untuk air baku

Kekurangan :

Berdimensi cukup besar, bila dimensi tidak sesuai ketentuan akurasi pengukuran diragukan

Gambar 12. Weir

3. Model Katup/ Flap : Kelebihan :

Akurat untuk air yang tekanan nya sering berubah, konstruksi meter sederhana tidak mudah terpengaruh kotoran dalam air karena debit pengukuran berdasarkan besarnya bukaaan katup (flap) di dalam meter , cocok untuk air baku

Kekurangan :

Relatif sulit ditemui karena masih jarang digunakan di IPA, harga cukup tinggi karena belum diproduksi di dalam negeri

Model ini dapat ditemui pada IPA yang memiliki aliran air baku masuk dari bagian bawah IPA sehingga tidak bisa menggunakan meter air baku model ambang/weir.

(40)

30 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

Gambar 13. Meter Air Model Katup

4. Electromagnet Flow Meter: (Gelombang Elektromagnet) Kelebihan :

Tidak mudah terpengaruh suhu, kekentalan air, tidak terpengaruh kotoran dalam air, tidak ada komponen bergerak, cocok untuk air baku

Kekurangan :

Gelembung udara dalam air mempengaruhi akurasi, harga relatif mahal

Gambar 14. Electromagnet Flow Meter 5. Ultrasonic flow meter: (Gelombang suara frekuensi tinggi) Kelebihan :

Tidak ada komponen bergerak, cocok untuk air baku Kekurangan :

Relatif Terpengaruh suhu, kekentalan air, kurang cocok untuk air yang kontaminasinya tinggi, Gelembung udara dalam air mempengaruhi akurasi, harga relatif mahal

(41)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 31

I. Bidang Teknis Air Minum (Pelat dan Perpipaan)

• Katup dan Aksesoris Lainnya

1. Untuk Katup berulir dengan bahan kuningan mengacu pada SNI 05- 0166-1998 dan SNI 05-0168-1998

2. Untuk Katup dan Aksesoris lainnya belum diketahui apakah sudah diatur dalam SNI

• Perpipaan

1. Spesifikasi pipa PVC mengikuti standar SNI 03-6419-2000 tentang Spesifikasi Pipa PVC bertekanan berdiameter 110-315 mm untuk Air Bersih dan SK SNI S-20-1990-2003 tentang Spesifikasi Pipa PVC untuk Air Minum.

2. Spesifikasi pipa HDPE mengikuti standar SNI 06-4829-2005 tentang Pipa Polietilena untuk Air Minum

3. Standar BS 1387-67 untuk pipa baja kelas medium.

4. Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI-07- 0822-1989 atau SII 2527-90 atau JIS G 3452 dan JIS G 3457.

Gambar 15. Pipa

• Kabel-kabel

Semua instalasi kabel harus memenuhi 7.10 PUIL 2000 SNI 04-0225- 2000; dan dilindungi dengan konduit. Untuk kabel yang ditanam langsung berjenis NYF GBY sedangkan kabel yang terpasang dalam air harus jenis submarine. Dan sebelum dipasang ada persetujuan terlebih dahulu dari supervisi (siklus RCP).

(42)

32 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

Gambar 16. Kabel-Kabel

J. Latihan

1. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam konstruksi pondasi IPA (beton / paket baja) ?

2. Untuk IPA Beton berapa spesifikasi minimum kualitas beton untuk bangunan air dimana salah satu karakteristik yang diharapkan selain kekuatan konstruksi adalah kedap air, selain itu persyaratan apa lagi yang harus dipenuhi ?

3. Bagaimana untuk menjamin kualitas suatu beton bertulang sejak tahap awal hingga tahap akhir pelaksanaan konstruksi bangunan beton bertulang ?

K. Rangkuman

Bidang pekerjaan teknik sipil uji tanah meliputi uji tanah/soil test, uji pengeboran (standard penetration test) dan uji sondir (cone penetration test).

Pekerjaan Pondasi dilaksanakan untuk mencapai nilai daya dukung tanah yang memadai untuk selanjutnya dilakukan pekerjaan konstruksi diatasnya (struktur atas).

(43)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 33

BAB 4

PENUTUP

(44)

34 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

Penutup

A.

Simpulan

Instalasi Pengolahan Air (IPA) secara lengkap (konvensional) terdiri dari 4 tahap proses pengolahan yaitu : Koagulasi (pengadukan cepat), Flokulasi (pengadukan lambat), Sedimentasi (pengendapan), dan Filtrasi (penyaringan). Baik pada IPA Beton maupun IPA Paket Baja tetap terdiri dari 4 unit pengolahan sebagaimana tersebut diatas, perbedaan utama hanya dari material IPA saja. Penjelasan materi selanjutnya berlaku sama untuk IPA Beton maupun IPA Paket Baja kecuali bila disebut perbedaan secara khusus.

B.

Tindak Lanjut

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan perpipaan dengan baik, maka penyelenggara SPAM harus memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip supervisi pekerjaan konstruksi SPAM minimal dengan mengetahui item-item kegiatan yang perlu perhatian khusus dalam tahap persiapan, pelaksanaan hingga pemeriksaan.

(45)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 35

DAFTAR PUSTAKA

Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Supervisi SPAM

PERMEN PUPR No. 27-2016 Tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum

SNI 03-2914-1992 Tentang Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air

SNI 03-1729-2002 Tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung

SNI 7505-2011 Tentang Spesifikasi Material Baja Untuk IPA SNI 6773-2008 Tentang Spesifikasi Unit Paket IPA

(46)

36 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

GLOSARIUM

Supervisi Pengawasan dalam rangka mengarahkan pelaksanaan suatu kegiatan terkait penyelenggaraan SPAM, agar pelaksanaan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan

Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA)

Suatu unit yang dapat mengolah air baku melalui proses fisika dan/atau kimia, dan/atau biologi tertentu sehingga menghasilkan air minum

IPA Beton Unit instalasi pengolahan air yang terbuat dari beton IPA Paket Baja Unit instalasi pengolahan air yang terbuat dari baja

(47)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 37

LAMPIRAN

(48)

38 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

A. Format Kesiapan Pelaksanaan Konstruksi

(Petunjuk Pelaksanaan No. DITPAM/SMM/PP/53/2015)

(49)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 39

B. Instruksi Kerja

(50)

40 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

C. Format Pengendalian Mutu Konstruksi (Beton)

(51)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 41

D. Form Ketidaksempurnaan Pekerjaan

(52)

42 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

E. Format Harian

(53)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 43

F. Format Mingguan (Alat, Material, Personil)

(54)

44 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

G. Format Mingguan (Progress)

(55)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 45

H. Format Bulanan (Alat, Material, Personil)

(56)

46 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

I. Format Bulanan (Progress)

(57)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 47

J. Kesiapan (Cek Fisik) M & E

(58)

48 Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton

(59)

Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton 49

BAHAN TAYANG

Gambar

Gambar 1. Skema Pelaksanaan Konstruksi SPAM (1)
Gambar 2. Skema Pelaksanaan Konstruksi SPAM (2)
Gambar 3. Siklus Request – Cek – Persetujuan (RCP)
Gambar 4. Sondir Tes
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk dapat melaksanakan tata kerja pelaksanaan Pengendalian SPI yang baik, maka Satlak PI Balai Inseminasi Buatan Lembang menggunakan dokumen prosedur (SOP) dan

pemerintah provinsi, diharapkan dapat memfasilitasi upaya replikasi atas berbagai praktik baik yang dikembangkan melalui NUDP. • Melanjutkan pelaksanaan kegiatan NUDP

LEARNING TETAP BAPEKOM VIII MAKASSAR 23 AGUSTUS - 3 SEPT 2021 20 TEKNOLOGI RECYCLING UNTUK KONSTRUKSI JALAN DAN.. JEMBATAN MENJADI (KONTRAK HYBRID) WEBINAR TETAP BAPEKOM I

Ucapan terima kasih dan penghargaan tak lupa kami sampaikan kepada tim penyusun dan berbagai pihak yang telah mencurahkan tenaga dan pikiran untuk mewujudkan Standar

Mampu mengelola, melaksanakan dan menyusun laoporan secara mandiri serta dapat bekerja secara kelompok dalam dalam melakukan penggunaan alat kesehatan/ kedokteran pada sarana

Perubahan orientasi pekerjaan tersebut menuntut apoteker untuk memiliki pengetahuan yang luas dalam melaksanakan. pelayanan kefarmasian, baik pengelolaan perbekalan farmasi

Sesuai dengan Dokumen Perencanaan Anggaran (DPA) Tahun Anggaran 2016, Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan berkewajiban melaksanakan kegiatan untuk memacu

Dokumen pelaksanaan pembangunan terdiri dari: gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as built drawings), semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat