• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Bandung, Desember Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Jalan, Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Bandung, Desember Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Jalan, Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah"

Copied!
191
0
0

Teks penuh

(1)

Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM i

KATA PENGANTAR

Modul Pengendalian Supervisi Konstruksi SPAM ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam tentang tahapan pengendalian supervisi konstruksi SPAM.

Buku ini terdiri dari 16 ( enam belas) bab, yaitu: Pendahuluan, Manajemen Konstruksi SPAM, Pelaksanaan Konstruksi SPAM, Rencana Mutu Kontrak, Prosedur Pengendalian Cacat, Prosedur Aksi Koreksi, Petunjuk Teknis Kerja, Prosedur Pengawasan bagi Pengawas Lapangan, Membuat Kurva “S”, Pengawasan Pemasangan Pipa, Pengawasan Pekerjaan Sumur Bor, Administrasi Teknik Konstruksi SPAM, Penyusunan Laporan dan Berita Acara, Pengawasan Melekat, Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Penutup. Modul ini disusun secara sistematis agar peserta pelatihan dapat mempelajari materi dengan mudah. Fokus pembelajaran diarahkan pada peran aktif peserta pelatihan. Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada tim penyusun atas tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan modul ini. Penyempurnaan, maupun perubahan modul dimasa mendatang senantiasa terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan yang terus menerus terjadi di bidang Air Minum. Harapan kami, modul ini dapat memberikan manfaat.

Bandung, Desember 2018

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Jalan, Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan

Infrastruktur Wilayah

Ir. Thomas Setiabudi Aden, M.Sc, Eng

(2)
(3)

Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM iii

UCAPAN TERIMA KASIH

TIM TEKNIS

Ir. Thomas Setiabudi Aden, M.Sc.Eng (Kepala Pusdiklat JP3IW)

Hasto Agoeng Sapoetro, S.ST.MT (Kepala Bidang TM Perkim)

Deva Kurniawan Rahmadi, ST., M.Sc (Kasubbid TM Perkim)

Nur Fajri Arifiani, ST., MT., M.Eng (Kasubbid TM Perkim)

PENYUSUN

Dr. Ir. Tri Joko, M.Si (Praktisi)

NARASUMBER

Riche Noviasari, ST., M.Eng.Sc (Direktorat Pengembangan SPAM)

Dr. Ir. Alex. A. Chalik., MM., MT (Widyaiswara)

Ir. Danny Sutjiono (Praktisi)

Ir. Hilwan, M.Sc (Praktisi)

Diterbitkan Oleh:

Pusdiklat Jalan, Perumahan, Permukiman, dan

Pengembangan Infrastruktur Wilayah

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

(4)

iv Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL... xiii

A. Deskripsi ... xiii

B. Persyaratan ... xiii

C. Metode ... xiii

D. Alat Bantu/Media ...xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 2

B. Deskripsi Singkat ... 2

C. Kompetensi Dasar... 2

D. Indikator Hasil Belajar ... 2

E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... 3

F. Estimasi Waktu ... 6

BAB 2 MANAJEMEN KONSTRUKSI SPAM ... 7

A. Indikator Keberhasilan ... 8

B. Pendahuluan... 8

C. Sistem Mutu Konstruksi ... 8

D. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) ... 9

E. Pengadaan Jasa ... 10

F. Tinjauan Kontrak ... 12

G. Latihan ... 13

H. Rangkuman ... 13

(5)

Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM v

A. Indikator Keberhasilan ... 16

B. Pendahuluan... 16

C. Pengendalian Proses... 16

D. Inspeksi Test ... 18

E. Peningkatan Terus Menerus ... 19

F. Tindakan Pencegahan dan Korektif ... 19

G. Pengendalian Rekaman Mutu... 20

H. Tinjauan Manajemen ... 21

I. Penyerahan Pekerjaan ... 21

J. Latihan ... 22

K. Rangkuman ... 23

BAB 4 RENCANA MUTU KONTRAK ... 25

A. Indikator Keberhasilan ... 26

B. Tujuan ... 26

C. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 27

D. Rencana Mutu ... 30

E. Latihan ... 43

F. Rangkuman ... 43

BAB 5 PROSEDUR PENGENDALIAN CACAT ... 45

A. Indikator Keberhasilan ... 46

B. Pendahuluan... 46

C. Pengendalian Pekerjaan Cacat ... 46

D. Prosedur ... 47

G. Dokumen Terkait ... 48

H. Rekaman ... 48

I. Tanggung Jawab ... 48

(6)

vi Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM

K. Rangkuman ... 51

BAB 6 PROSEDUR AKSI KOREKSI ... 53

A. Indikator Keberhasilan ... 54

B. Pendahuluan... 54

C. Maksud dan Tujuan ... 54

D. Referensi / Dokumen Terkait ... 55

E. Tanggung Jawab ... 55

F. Prosedur ... 55

G. Latihan ... 58

H. Rangkuman ... 59

BAB 7 PETUNJUK TEKNIS KERJA... 63

A. Indikator Keberhasilan ... 64

B. Petunjuk Teknis Kerja Pekerjaan Pengukuran ... 64

C. Petunjuk Teknis Kerja Pekerjaan Galian Tanah ... 68

D. Petunjuk Teknis Kerja Pekerjaan Pemasangan Pipa ... 72

E. Petunjuk Teknis Kerja Pekerjaan Pengurugan ... 75

F. Petunjuk Teknis Kerja Pekerjaan Pengetesan ... 79

G. Petunjuk Teknis Kerja Pekerjaan Disinfeksi ... 83

H. Petunjuk Teknis Kerja Pekerjaan Bekisting ... 87

I. Petunjuk Teknis Kerja Pekerjaan Penulangan ... 91

J. Petunjuk Teknis Kerja Pekerjaan Pengecoran Beton ... 95

K. Latihan ... 99

L. Rangkuman ... 99

BAB 8 PROSEDUR PENGAWASAN BAGI PENGAWAS LAPANGAN ... 101

A. Indikator Keberhasilan ... 102

B. Definisi ... 102

(7)

Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM vii D. Ruang Lingkup ... 102 E. Referensi ... 103 F. Tanggung Jawab ... 103 G. Prosedur ... 103 H. Latihan ... 108 I. Rangkuman ... 108

BAB 9 MEMBUAT KURVA S ... 111

A. Indikator Keberhasilan ... 112

B. Pendahuluan... 112

C. Sumber Daya Manusia ... 112

D. Sumber Daya Material/Bahan ... 113

E. Sumber Daya Peralatan ... 114

F. Sumber Daya Keuangan ... 115

G. Membuat Kurva S ... 115

H. Latihan ... 117

I. Rangkuman ... 117

BAB 10 PENGAWASAN PEMASANGAN PIPA ... 119

A. Indikator Keberhasilan ... 120 B. Pendahuluan... 120 C. Pengangkutan Pipa ... 120 D. Penumpukan Pipa ... 121 E. Penggalian Pipa ... 122 F. Pemasangan Pipa ... 122 G. Penyambung Pipa ... 123 H. Penimbunan Pipa... 124 I. Latihan ... 124 J. Rangkuman ... 124

(8)

viii Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM

BAB 11 PENGAWASAN PEKERJAAN SUMUR BOR ... 125

A. Indikator Keberhasilan ... 126

B. Pendahuluan... 126

C. Peralatan Bor ... 126

D. Mekanisme Pemboran ... 127

E. Proses Pemboran ... 128

F. Geophysical Borehole Logging ... 129

G. Konstruksi Sumur Bor ... 129

H. Latihan ... 132

I. Rangkuman ... 133

BAB 12 ADMINISTRASI TEKNIK KONSTRUKSI SPAM ... 135

A. Indikator Keberhasilan ... 136

B. Pendahuluan... 136

C. Pengertian Administrasi Teknik Konstruksi SPAM ... 136

D. Prinsip-Prinsip Dokumen Administrasi Teknik ... 137

E. Jenis-Jenis Dokumen Administrasi Teknik ... 138

F. Latihan ... 139

G. Rangkuman ... 139

BAB 13 PENYUSUNAN LAPORAN DAN BERITA ACARA... 141

A. Indikator Keberhasilan ... 142

B. Pendahuluan... 142

C. Syarat dan Prinsip Laporan ... 142

D. Fungsi Laporan ... 143

E. Langkah-Langkah Penyusunan Laporan ... 144

F. Berita Acara ... 145

G. Fungsi Berita Acara ... 145

(9)

Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM ix

I. Jenis-Jenis Berita Acara... 146

J. Latihan ... 147

K. Rangkuman ... 148

BAB 14 PENGAWASAN MELEKAT ... 149

A. Indikator Keberhasilan ... 150

B. Pendahuluan... 150

C. Prinsip-Prinsip Pengawasan Melekat ... 150

D. Sasaran Pengawasan Melekat ... 151

E. Sarana Pengawasan Melekat ... 151

F. Indikator Keberhasilan Pengawasan Melekat ... 152

G. Tindak Lanjut Pengawasan Melekat ... 152

H. Hambatan Pelaksanaan Pengawasan Melekat ... 152

I. Latihan ... 153

J. Rangkuman ... 153

BAB 15 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ... 155

A. Indikator Keberhasilan ... 156

B. Pendahuluan... 156

C. Persyaratan Administratif ... 156

D. Organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 157

E. Laporan Kecelakaan ... 158

F. Keselamatan Kerja dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ... 158

G. Persyaratan Teknis ... 160

H. Beberapa Contoh Pekerjaan yang Perlu Mendapatkan Perhatian dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 163

I. Latihan ... 166

J. Rangkuman ... 167

(10)

x Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM A. Simpulan ... 170 B. Tindak Lanjut ... 170 DAFTAR PUSTAKA ... 171 GLOSARIUM ... 172 BAHAN TAYANG ... 177

(11)

Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Check List Pekerjaan Pengukuran ... 67

Tabel 2. Check List Pekerjaan Galian Tanah ... 71

Tabel 3. Check List Pekerjaan Pemasangan Pipa ... 74

Tabel 4. Check List Pekerjaan Pengurugan Pipa ... 78

Tabel 5. Check List Pekerjaan Pengetesan Pipa ... 82

Tabel 6. Check List Pekerjaan Disinfeksi Pipa ... 86

Tabel 7. Check List Pekerjaan Bekisting ... 90

Tabel 8. Check List Pekerjaan Penulangan ... 94

(12)

xii Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Quality Control ... 9

Gambar 2. Quality Assurance ... 10

Gambar 3. Tinjauan Manajemen ... 21

Gambar 4. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas... 27

Gambar 5. Diagram Alir Prosedur Pengendalian Cacat (Bahan/Material) ... 49

Gambar 6. Diagram Alir Prosedur Pengendalian Cacat (Bangunan Konstruksi) . 50 Gambar 7. Bagan Alir Koreksi ... 58

Gambar 8. Bagan Alir Pekerjaan Pengukuran ... 66

Gambar 9. Bagan Alir Pekerjaan Galian ... 70

Gambar 10. Bagan Alir Pemasangan Pipa... 74

Gambar 11. Bagan Alir Pengurugan ... 77

Gambar 12. Bagan Alir Pengetesan Pipa ... 81

Gambar 13. Bagan Alir Disinfeksi Pipa ... 85

Gambar 14. Bagan Alir Pekerjaan Bekisting ... 89

Gambar 15. Bagan Alir Pekerjaan Penulangan ... 93

Gambar 16. Bagan Alir Pengecoran Beton ... 97

Gambar 17. Prosedur Pengawasan Bagi Para Pengawas Lapangan... 105

Gambar 18. Bagan Alir Sistem Pengawasan Operasi Lapangan (Dalam Organisasi yang Lebih Kecil) ... 106

Gambar 19. Bagan Alir Sistem Pengawasan Operasi Lapangan (Dalam Organisasi yang Lebih Kecil) ... 107

(13)

Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM xiii

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

A. Deskripsi

Modul Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi SPAM terdiri dari tiga belas kegiatan belajar mengajar. Dimulai dengan pembahasan Manajemen Konstruksi SPAM, Pelaksanaan Konstruksi SPAM, Rencana Mutu Kontrak, Prosedur Pengendalian Cacat, Prosedur Aksi Koreksi, Petunjuk Teknis Kerja, Prosedur Pengawasan, Membuat Kurva “S”, Pengawasan Pemasangan Pipa, Pengawasan Pekerjaan Sumur Bor, Administrasi Teknik Konstruksi SPAM, Penyusunan Laporan dan Berita Acara, Pengawasan Melekat dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Peserta pelatihan mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang berurutan. Pemahaman setiap materi pada modul ini sangat diperlukan karena materi ini menjadi dasar pemahaman sebelum mengikuti pembelajaran modul-modul berikutnya. Hal ini diperlukan karena masing-masing modul-modul saling berkaitan. Setiap kegiatan belajar dilengkapi dengan latihan atau evaluasi. Latihan atau evaluasi ini menjadi alat ukur tingkat penguasaan peserta pelatihan setelah mempelajari materi dalam modul ini.

B. Persyaratan

Dalam mempelajari modul ini peserta pelatihan dilengkapi dengan peraturan perundangan yang terkait dengan materi Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi SPAM.

C. Metode

Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh pengajar, adanya kesempatan tanya jawab, curah pendapat, diskusi dan studi kasus.

(14)

xiv Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM

D. Alat Bantu/Media

Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan alat bantu/media pembelajaran tertentu, yaitu :

1. LCD/projector

2. Laptop

3. Papan tulis atau white board dengan penghapusnya

4. Flip chart

5. Bahan tayang

(15)

Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM 1

BAB 1

(16)

2 Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pelatihan Pengawasan Proyek merupakan salah satu pelatihan yang dibutuhkan oleh PDAM atau petugas proyek yang bertugas melaksanakan pengawasan terhadap berlangsungnya kegiatan pelaksanaan proyek. Pengetahuan mengenai dasar-dasar dan filosofi pengawasan hendaknya dimengerti oleh petugas pengawas yang bertanggung jawab atas pengendalian mutu yang akan dicapai oleh proyek.

Untuk membekali para peserta pelatihan agar memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang pengawasn, harus disediakan materi pelatihan yang memadai dan dapat diterapkan di lapangan. Untuk itu perlu dilakukan review atas modul yang sudah ada.

B. Deskripsi Singkat

Mata pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam tentang tahapan pengawasan dan pengendalian konstruksi SPAM.

C. Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta pelatihan diharapkan mampu memahami peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip dasar pelaksanaan pengawasan dan pengendalian konstruksi SPAM, juga mampu mengidentifikasi kebutuhan dan menyiapkan bahan pelaksanaan pengawasan dan pengendalian konstruksi SPAM.

D. Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu:

a. Menjelaskan peraturan-peraturan yang menyangkut jaminan mutu dan kegagalan bangunan.

b. Menjelaskan dasar-dasar manajemen dan pelaksanaan proyek. c. Menjelaskan prinsip-prinsip pengawasan bagi pengawas lapangan.

(17)

Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM 3 e. Menjelaskan prosedur yang harus dilakukan jika terjadi produk yang tidak

sesuai dengan persyaratan

f. Menjelaskan prosedur tindak lanjut jika dijumpai kesalahan produk g. Membuat lkurva ”S” sebagai alat pengendalian pelaksanaan proyek. h. Menjelaskan petunjuk teknis kerja.

i. Membuat contoh Rencana Mutu proyek.

j. Menjelaskan dasar-dasar kesehatan dan keselamatan kerja.

E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok

Dalam modul Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi SPAM ini terdapat 14 materi yang akan dibahas, yaitu:

1. Manajemen Konstruksi SPAM, meliputi: a. Sistem Mutu Konstruksi

b. Sistem Penyediaan Air Minum c. Pengadaan Jasa

d. Tinjauan Kontrak

2. Pelaksanaan Konstruksi SPAM, meliputi: a. Pengendalian Proses

b. Inspeksi Test

c. Peningkatan Terus Menerus d. Tindakan Pencegahan dan Korektif e. Pengendalian Rekaman Mutu f. Tinjauan Manajemen

g. Penyerahan Pekerjaan 3. Rencana Mutu Kontrak

a. Tujuan

b. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas c. Rencana Mutu

4. Prosedur Pengendalian Cacat a. Pengendalian Pekerjaan Cacat b. Prosedur

(18)

4 Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM d. Rekaman

e. Tanggung Jawab 5. Prosedur Aksi Koreksi

a. Maksud dan Tujuan

b. Referensi/Dokumen Terkait c. Tanggung Jawab

d. Prosedur

6. Petunjuk Teknis Kerja

a. Petunjuk Teknis Kerja Pekerjaan Pengukuran b. Petunjuk Teknis Kerja Pekerjaan Galian Tanah c. Petunjuk Teknis Kerja Pekerjaan Pemasangan Pipa d. Petunjuk Teknis Kerja Pekerjaan Pengurugan e. Petunjuk Teknis Kerja Pekerjaan Pengetesan f. Petunjuk Teknis Kerja Pekerjaan Disinfeksi g. Petunjuk Teknis Kerja Pekerjaan Bekisting h. Petunjuk Teknis Kerja Pekerjaan Penulangan i. Petunjuk Teknis Kerja Pekerjaan Pengecoran Beton 7. Prosedur Pengawasan bagi Pengawas Lapangan

a. Definisi

b. Maksud dan Tujuan c. Ruang Lingkup d. Referensi e. Tanggung Jawab f. Prosedur 8. Membuat Kurva S

a. Sumber Daya Manusia b. Sumber Daya Material/Bahan c. Sumber Daya Peralatan d. Sumber Daya Keuangan e. Membuat Kurva S

9. Pengawasan Pemasangan Pipa a. Pengangkutan Pipa

(19)

Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM 5 b. Penumpukan Pipa c. Penggalian Pipa d. Pemasangan Pipa e. Penyambung Pipa f. Penimbunan Pipa

10. Pengawasan Pekerjaan Sumur Bor a. Peralatan Bor

b. Mekanisme Pemboran c. Proses Pemboran

d. Geophysical Borehole Logging e. Konstruksi Sumur Bor

11. Administrasi Teknik Konstruksi SPAM

a. Pengertian Administrasi Teknik Konstruksi SPAM b. Prinsip-Prinsip Dokumen Administrasi Teknik c. Jenis-Jenis Dokumen Administrasi Teknik 12. Penyusunan Laporan dan Berita Acara

a. Syarat dan Prinsip Laporan b. Fungsi Laporan

c. Langkah-Langkah Penyusunan Laporan d. Berita Acara

e. Fungsi Berita Acara

f. Prinsip dan Syarat Berita Acara g. Jenis-Jenis Berita Acara

13. Pengawasan Melekat

a. Prinsip-Prinsip Pengawasan Melekat b. Sasaran Pengawasan Melekat c. Sarana Pengawasan Melekat

d. Indikator Keberhasilan Pengawasan Melekat e. Tindak Lanjut Pengawasan Melekat

f. Hambatan Pelaksanaan Pengawasan Melekat 14. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(20)

6 Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM b. Organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

c. Laporan Kecelakaan

d. Keselamatan Kerja dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan e. Persyaratan Teknis

f. Beberapa Contoh Pekerjaan yang Perlu Mendapatkan Perhatian dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja

F. Estimasi Waktu

Alokasi waktu yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk mata pelatihan “Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM”pada peserta pelatihan teknis ini adalah 4 (empat) jam pelajaran.

(21)

Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM 7

BAB 2

(22)

8 Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM

Manajemen Konstruksi SPAM

A. Indikator Keberhasilan

Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan mampu memahami mengenai Manajemen Konstruksi .

B. Pendahuluan

Manajemen konstruksi SPAM adalah rangkaian kegiatan yang menunjukkan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan (planning, organizing, actuating, controlling).

Dengan melaksanakan manajemen konstruksi SPAM yang baik diharapkan dapat dicapai mutu pekerjaan yang diinginkan sebagaimana telah ditetapkan dalam sasaran mutu. Sasaran mutu ini harus dipertahankan sebagai tujuan akhir dari semua tahapan manajemen konstruksi SPAM.

Yang perlu diperhatikan dalam pencapaian manajemen konstruksi SPAM adalah:

 Sistem Mutu konstruksi SPAM  Sistem Pencapaian Mutu  Pengadaan Jasa

 Tinjauan Kontrak

C. Sistem Mutu Konstruksi

Dalam sistem mutu disyaratkan ada prosedur dan aktivitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan dan mengontrol untuk meyakinkan bahwa proses produk yang sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam spesifikasi teknis. Prosedur adalah urutan aktivitas yang melibatkan semua unit organisasi terkait satu sama lain, hingga mencapai sasaran dengan penuh tanggung jawab. Satu sama lain saling menunjang dengan memperhatikan :

 Instruksi kerja

 Rencana inspeksi dan tes  Jadual

(23)

Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM 9 Pihak Kontraktor sebagai pelaksana harus membuat Rencana Mutu Kontrak dengan dasar :

 Dibuat oleh kontraktor yang menang dan ditunjuk  Disetujui/disahkan oleh pengguna jasa.

 Sebagai alat kendali bagi pelaksana dan pengawas

D. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

Dalam sistem pencapaian mutu pihak konstruksi SPAM harus melakukan pengendalian berupa :

a) Pengendalian Mutu (Quality Control) melalui inspeksi produk akhir, sulit menghindari terbuangnya bahan, waktu, dana dan tenaga karena adanya produk yang ditolak. Pada prakteknya masih ditemui produk yang tidak memenuhi syarat tetapi tidak ditolak.

Masukan

(Input) ProduksiProses Keluaran (Output)

Quality Control Diserahkan

D ib ua ng Tolak Perbaiki

Quality Control

Gambar 1. Quality Control

b) Program Jaminan Mutu (Quality Assurance) yang menekankan pada pengelolaan seluruh elemen dan tahap kegiatan (perencanaan, pelaksanaan, operasi dan pemeliharaan, pemanfaatan) yang berkaitan dengan mutu produk, sehingga terjadinya produk yang tidak memenuhi syarat dapat dicegah.

(24)

10 Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM Pengendalian Kualitas Proses Produksi Masukan (Input) Keluaran (Output)

Quality Assurance

Gambar 2. Quality Assurance

E. Pengadaan Jasa

Pengadaan jasa kontraktor di lingkungan konstruksi SPAM, khususnya di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengacu pada Keputusan Presiden dan peraturan/perundangan terkait, antara lain :

 Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

 Peraturan Lembaga LKPP Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pedoman Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

 Peraturan Lembaga LKPP Nomor 8 Tahun 2018 tentang Pedoman Swakelola  Peraturan Lembaga LKPP Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman

Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia

 Peraturan Lembaga LKPP Nomor 10 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Tender/Seleksi Internasional

 Peraturan Lembaga LKPP Nomor 11 Tahun 2018 tentang Katalog Elektronik  Peraturan Lembaga LKPP Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pedoman

Pengadaan Barang/Jasa yang Dikecualikan Pada Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

 Peraturan Lembaga LKPP Nomor 13 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Dalam Penanganan Keadaan Darurat

 Peraturan Lembaga LKPP Nomor 14 Tahun 2018 tentang Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa

 Peraturan Lembaga LKPP Nomor 15 Tahun 2018 tentang Pelaku Pengadaan Barang/Jasa

(25)

Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM 11  Peraturan Lembaga LKPP Nomor 17 Tahun 2018 tentang Sanksi Daftar

Hitam Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

 Peraturan Lembaga LKPP Nomor 18 Tahun 2018 tentang Layanan Penyelesaian Sengketa Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

 Peraturan Lembaga LKPP Nomor 19 Tahun 2018 tentang Pengembangan Sistem dan Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa

Terdapat beberapa kriteria dalam pengadaan jasa :

 Waktu pelaksanaan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh satuan kerja.

 Harga terendah yang responsif dan menuntungkan negara serta dapat dipertanggungjawabkan.

 Kemampuan teknis kontraktor (metode pelaksanaan dan pengalaman kerja).

Dalam mengevaluasi kualifikasi peserta pelelangan dapat dilakukan dengan 2 cara, yakni:

1. Prakualifikasi

Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari kontraktor/penyedia jasa sebelum pemasukan penawaran.

Sebelum pemasukan penawaran kontraktor harus mengisi daftar isian kualifikasi. Selanjutnya dokumen dievaluasi oleh panitia dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Bagi kontraktor yang lulus prakualifikasi, akan diundang mengikuti proses pelelangan berikutnya. Bagi kontraktor yang tidak lulus, tidak diundang mengikuti proses pelelangan berikutnya.

Prakualifikasi wajib dilaksanakan untuk pengadaan ajsa konsultansi dan pengadaan barang/ajsa pemborongan/jasa lainnya yang menggunakan metode penunjukan langsung untuk pekerjaan kompleks, pelelangan terbatas dan pemilihan langsung.

2. Pasca Kualifikasi

Pasca Kualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang/jasa setelah memasukkan penawaran. Evaluasi dokumen kualifikasi dilakukan bersama-sama pemasukan dokumen penawaran.

(26)

12 Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM Seluruh kontraktor yang memenuhi persyaratan klasifikasi dan kualifikasi yang ditentukan oleh panitia dapat mendaftarkan diri.

Selanjutnya kontraktor dapat membeli dokumen kualifikasi dan dokumen pelelangan.

Setelah dokumen diserahkan kepada panitia, selanjutnya dilakukan evaluasi kualifikasi dan penawaran.

Jika dokumen kualifikasi tidak memenuhi persyaratan, maka kontraktor dinyatakan tidak lulus dan penawaran dinyatakan tidak memenuhi syarat.

F. Tinjauan Kontrak

Tinjauan kontrak untuk memastikan kontraktor mengerti isi dokumen pengadaan jasa, kontrak dan adendum kontrak. Pihak-pihak yang terlibat dalam penandatanganan kontrak harus memahami isi dan makna kontrak. Karena pada dasarnya kontrak merupakan undang-undang bagi kedua belah pihak yang mengikatkan diri dalam suatu perjanjian yang mempunyai akibat hukum. Oleh karenanya hak dan kewajiban pihak-pihak yang melakukan perjanjian harus ditulis secara jelas. Demikian juga dengan sanksi jika terjadi perbuatan wanprestasi oleh salah satu pihak, harus diterangkan di dalam kontrak perjanjian.

Adapun perjanjian pekerjaan pemborongan minimal berisi : a) Kewajiban pengguna jasa dan penyedia jasa.

b) Jaminan pelaksanaan (performance bond) yang diterbitkan olah bank atau lembaga keuangan yang memiliki program surety bond.

c) Jenis pelaksanaan berikut volume, nilai kontrak dan sumber dana untuk pembayaran pelaksanaan konstruksi SPAM yang diperjanjikan.

d) Waktu pelaksanaan menyebutkan kapan konstruksi SPAM ini dimulai dan selesai.

e) Pengawasan pelaksanaan pekerjaan  dilakukan oleh Konsultan Pengawas atau Direksi Lapangan.

f) Cara pembayaran, dapat dilakukan berdasarkan kemajuan prestasi yang dicapai atau dengan monthly certificate.

g) Penyerahan pertama pekerjaan dan kedua.

h) Pemeliharaan, dilakukan selama kurun waktu antara penyerahan pertama dan kedua.

(27)

Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM 13 i) Perubahan pekerjaan, jika terdapat perbedaan antara volume yang tercantum di dalam kontrak perjanjian dan realisasi pelaksanaan di lapangan.

j) Sanksi, jika salah satu pihak melakukan pelanggaran atau wanprestasi terhadap isi perjanjian.

Penekanan terhadap pengertian kontrak diharapkan :

a) Pengguna jasa dan penyedia jasa memahami persyaratan dalam dokumen tender, tambahan dokumen tender dan proses kualifikasi.

b) Pengguna jasa memahami konsep kontrak yang akan ditandatangani. c) Penyedia jasa dapat menyediakan sumber daya manusia, bahan, dana dan

peralatan serta teknik pelaksanaan.

G. Latihan

1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen konstruksi SPAM ?

2. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam pencapaian manajemen konstruksi SPAM ?

3. Dalam membuat Rencana Mutu Kontrak apa saja yang mendasari ? 4. Sebutkan kriteria dalam pengadaan jasa!

5. Perjanjian pekerjaan rombongan minimal berisi apa saja? Sebutkan 5 saja!

H. Rangkuman

1. Manajemen konstruksi SPAM adalah rangkaian kegiatan yang menunjukkan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan (planning, organizing, actuating, controlling).

2. Yang perlu diperhatikan dalam pencapaian manajemen konstruksi SPAM adalah Sistem Mutu konstruksi SPAM, Sistem Pencapaian Mutu, Pengadaan Jasa, dan Tinjauan Kontrak.

3. Terdapat beberapa kriteria dalam pengadaan jasa :

• Waktu pelaksanaan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh satuan kerja.

• Harga terendah yang responsif dan menuntungkan negara serta dapat dipertanggungjawabkan.

(28)

14 Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM • Kemampuan teknis kontraktor (metode pelaksanaan dan

pengalaman kerja).

4. Sebelum pemasukan penawaran kontraktor harus mengisi daftar isian kualifikasi. Selanjutnya dokumen dievaluasi oleh panitia dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Bagi kontraktor yang lulus prakualifikasi, akan diundang mengikuti proses pelelangan berikutnya. Bagi kontraktor yang tidak lulus, tidak diundang mengikuti proses pelelangan berikutnya.

5. Tinjauan kontrak untuk memastikan kontraktor mengerti isi dokumen pengadaan jasa, kontrak dan adendum kontrak. Pihak-pihak yang terlibat dalam penandatanganan kontrak harus memahami isi dan makna kontrak. Karena pada dasarnya kontrak merupakan undang-undang bagi kedua belah pihak yang mengikatkan diri dalam suatu perjanjian yang mempunyai akibat hukum.

(29)

Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM 15

BAB 3

(30)

16 Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM

Pelaksanaan Konstruksi SPAM

A. Indikator Keberhasilan

Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan mampu memahami tahapan pelaksanaan konstruksi SPAM.

B. Pendahuluan

Tahap pelaksanaan adalah tahap yang sangat menentukan terhadap hasil pembangunan suatu konstruksi SPAM. Sebaik apapun perencanaan suatu konstruksi SPAM, jika pelaksanaannya tidak memenuhi persyaratan teknis, maka dapat dipastikan hasil akhirnya tidak akan dapat mencapai umur teknis yang telah ditetapkan.

Oleh karenanya pada saat pelaksanaan konstruksi SPAM harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

 Pengendalian proses  Inspeksi dan Test

 Peningkatan terus menerus  Tindakan korektif dan pencegahan  Pengendalian rekaman mutu  Tinjauan manajemen

C. Pengendalian Proses

Proses sebagai suatu rangkaian aktivitas yang berhubungan atau berinteraksi yang mengubah masukan menjadi keluaran dengan memastikan rangkaian kegiatan pelaksanaan pada kondisi terkendali. Oleh karenanya pada saat akan memulai pelaksanaan konstruksi SPAM, pengguna jasa harus membuat Rencana Mutu Konstruksi SPAM, sedangkan penyedia jasa harus membuat Program Mutu Konstruksi SPAM. Sehingga diharapkan hasil akhir sebuah konstruksi SPAM mencapai mutu yang telah ditentukan dalam spesifikasi teknis dan mempunyai umur teknis seperti yang diharapkan.

Penyusunan Rencana Mutu Konstruksi SPAM harus menguraikan beberapa hal sebagai berikut :

(31)

Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM 17 a. Identitas konstruksi SPAM, menyebutkan nama konstruksi SPAM, lokasi konstruksi SPAM, sumber dana, besaran dana, nama penanggung jawab konstruksi SPAM.

b. Struktur organisasi konstruksi SPAM dilengkapi dengan uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing unit organisasi. Sehingga dapat dengan cepat dan tepat meminta pertanggungjawaban kepada unit organisasi jika terjadi permasalahan.

c. Bagan alir kegiatan pokok, memuat alur perjalanan sebuah pekerjaan dari awal sampai akhir. Seorang pelaksana pekerjaan harus dapat menyusun bagan alir untuk mengetahui sampai dimana pemahaman pelaksana terhadap urutan pelaksanaan pekerjaan. Sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang tidak perlu.

d. Jadwal pelaksanaan, digambarkan secara jelas urutan kegiatan dan mengidentifikasi katergantungan kegiatan yang satu dengan lainnya. Sehingga dapat diperoleh lintasan kritis yang akan terjadi. Jika seorang pelaksana dapat mengidentifikasi lintasan kritis dalam kegiatan sebuah konstruksi SPAM, maka dapat diambil langkah-langkah strategis supaya tidak terjadi keterlambatan sebuah konstruksi SPAM.

e. Metode pelaksanaan, memberikan gambaran tentang bagaimana cara seorang pelaksana akan melaksanakan pekerjaan tahap demi tahap.

f. Rencana inspeksi dan test.

g. Daftar alat yang dipergunakan, meliputi semua peralatan utama dan penunjang untuk melaksanakan pekerjaan di lapangan.

h. Check list, yaitu berupa daftar simak yang dapat dijadikan sebagai alat untuk melakukan pemeriksaan pekerjaan yang dikerjakan. Dengan check list diharapkan tidak pekerjaan yang tertinggal.

Untuk pengendalian proses berupa Rencana Mutu diharapkan :  Gambar kerja/shop drawing yang beredar memenuhi syarat.

 Prosedur/instruksi kerja/check list sesuai dengan yang ditentukan oleh konstruksi SPAM.

 Peralatan kerja yang digunakan sesuai peruntukannya.

 Tolok ukur pekerjaan dan hasil kerja bisa terpenuhi karena ada konsistensi pemantauan.

(32)

18 Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM

D. Inspeksi Test

Pengertian inspeksi adalah kegiatan pengukuran, pemeriksaan, pengujian dengan membandingkan hasil dengan persyaratan yang ditentukan agar dapat menetapkan apakah kesesuaian dicapai untuk masing-masing karakteristik. Inspeksi dan test dilaksanakan oleh kontraktor dan diharapkan hasil pekerjaan yang dikerjakan dapat memenuhi spesifikasi teknis yang telah ditetapkan. Rangkaian kegiatan pelaksanaan, sering terjadi saat serah terima hasil pekerjaan tidak memenuhi syarat/tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, sehingga perlu diadakan inspeksi dan test.

Dalam hal ini petugas yang bertanggung jawab terhadap pengendalian mutu harus mengadakan inspeksi dan test secara intensif, sehingga kontraktor akan mengadakan terlebih dahulu :

 Kegiatan inspeksi terhadap material/rangkaian kegiatan pelaksanaan.  Melaksanakan inspeksi dan test terhadap hasil kerja sebelum

diserahterimakan kepada kepala satuan kerja.

Penyusunan jadwal pelaksanaan Inspeksi dan Test dilakukan :

Untuk mengendalikan mutu hasil kegiatan sesuai persyaratan/spesifikasi teknis. Untuk mengendalikan pelaksanaan kegiatan sesuai ketentuan/standar ketidakseusaian hasil (non conformity product) yang terjadi harus :

 Diidentifikasi  Ditindaklanjuti

 Ditetapkan penanggung jawab tindak lanjut.  Ditetapkan batas waktu penyelesaian.

Yang termasuk dalam kategori Inspeksi adalah : pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan dengan mempergunakan check list, pemeriksaan contoh bahan, membandingkan pelaksanaan dengan spesifikasi teknis,

Sedangkan yang termasuk kategori Test adalah :uji kualitas, hydrostatic test, uji aliran pada jaringan pipa, test kubus beton.

Langkah pengujian (test) dapat dilakukan melalui 2 langkah : a. Pengujian Laboratorium :

(33)

Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM 19  Mengetahui laboratorium yang disetujui oleh Direksi.

 Cara pengujian yang akan dilaksanakan. b. Pengujian Lapangan :

 Mengecek jenis dan alat pengujian  Mempersiapkan pedoman pengujian  Mengetahui mutu di lapangan

E. Peningkatan Terus Menerus

Tujuan peningkatan terus menerus/berkelanjutan adalah untuk mencapai kinerja organisasi melalui kebijakan mutu, tujuan mutu, hasil audit, tindakan preventif dan korektif dan kajian manajemen.

Adapun langkah-langkah peningkatan berkelanjutan : a) Mengukur karakteristik mutu setiap jenis pekerjaan.

b) Membandingkan hasil pengukuran dengan kriteria penerimaan.

c) Mengambil tindakan peningkatan apabila ditemukan ada perbedaan antara kinerja aktual dan standar.

d) Apabila ditemukan ketidaksesuaian produk, harus diambil tindakan peningkatan :

 Dikerjakan ulang sesuai kriteria penerimaan (rework)  Diterima dengan perbaikan (repair)

 Ditolak atau dibuang (reject)

F. Tindakan Pencegahan dan Korektif

Untuk mencegah ketidaksesuaian tidak terulang lagi, maka diperlukan tindakan pencegahan (preventive action). Tindakan ini dilakukan sebelum ketidaksesuaian terjadi.

Beberapa langkah dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian antara lain :

 Menganalisa permasalahan  Menghilangkan penyebab masalah  Menyusun langkah-langkah pencegahan

(34)

20 Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM Sedangkan tindakan korektif adalah tindakan yang dilakukan setelah mengetahui terjadinya ketidaksesuaian produk. Misalnya dari hasil pengujian hidrostatic dijumpai di beberapa tempat terjadi kebocoran pipa.

Langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi kebocoran, misalnya pada pengujian hidrostatic test pipa sepanjang 400 m terdapat kebocoran di 7 tempat yang berbeda.

b. Menganalisa penyebab kebocoran  kebocoran pada sambungan pipa atau badan pipa.

c. Melakukan tindakan perbaikan  membongkar kembali di titik-titik kebocoran dan memperbaiki.

d. Membuat kesimpulan dengan mencari akar permasalahan  jika kebocoran terjadi pada sambungan, kemungkinan kesalahan adalah pada waktu penyambungan pipa atau rubber ring tidak sesuai dengan pipa yang dipasang. Jika kebocoran terjadi pada badan pipa, kemungkinan kesalahan adalah pada pengadaan pipa yang tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan. Atau pemasangan pipa tidak memenuhi kedalaman yang disyaratkan, sehingga dengan beban dari luar badan pipa mengalami kerusakan.

Dari ketidaksesuaian tersebut di atas dapat dilakukan tindakan korektif dan menentukan siapa yang harus bertanggung jawab atas ketidaksesuaian ini.

G. Pengendalian Rekaman Mutu

Rekaman mutu adalah catatan atau dokumen yang mencatat semua kegiatan pelaksanaan konstruksi SPAM sejak awal hingga selesai.

Rekaman mutu ini harus disimpan sedemikian rupa sehingga mudah dicari jika diperlukan. Hal ini sangat penting untuk keperluan pemeriksaan pihak eksternal (Inspektorat Jenderal, BPKP, BPK, KPK). Penyimpanan rekaman mutu harus dilakukan di tempat yang ditentukan sesuai jenis pekerjaan.

Rekaman mutu tersebut antara lain : a) Data administrasi proses pelelangan b) Data pekerjaan kontraktual

c) Data surat menyurat d) Data penunjang e) Hasil tindakan korektif

(35)

Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM 21 f) Hasil tindakan pencegahan

g) Hasil audit

h) Hasil tinjauan manajemen

H. Tinjauan Manajemen

Rapat Tinjauan Manajemen adalah forum pertemuan yang melibatkan berbagai unsur dalam konstruksi SPAM. Dalam forum ini dibahas berbagai masalah dan pemecahan masalah serta menentukan arah langkah ke depan.

Penyelenggaraan tinjauan manajemen menitikberatkan :

a) Agenda dan materi Tinjauan Manajemen diprakarsai oleh Bagian Jaminan Mutu Konstruksi SPAM (Quality Assurance).

b) Tinjauan Manajemen dipimpin oleh Kepala Satuan Kerja.

c) Setiap masalah yang dibahas dalam Tinjauan Manajemen diputuskan oleh Kepala Satuan Kerja sesuai tingkatannya dan ditetapkan pernanggung jawabnya.

d) Masalah yang tidak dapat diselesaikan disampaikan dalam Rapat Tinjauan Manajemen tingkat di atasnya

Penerapan Penyusunan/Revisi Dokumen Mutu Ketidaksesuaian Sistem/ Hasil Keluhan

Tindakan Koreksi & Pencegahan Tinjauan

Manajemen

Gambar 3. Tinjauan Manajemen

I. Penyerahan Pekerjaan

Penyerahan pekerjaan dilaksanakan menjelang berakhirnya jangka waktu kontrak.

(36)

22 Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM Kontraktor mengajukan permohonan peninjauan lapangan, bahwa seluruh volume yang tercantum dalam kontrak telah dikerjakan secara keseluruhan. Kemudian dilakukan pemeriksaan bersama antara kontraktor dan Tim Penerimaan Pekerjaan. Setelah dilakukan pemeriksaan bersama (Mutual Check 100%) dibuat Berita Acara Serah Terima Pertama.

Jika terdapat pekerjaan yang belum selesai dilaksanakan, sedangkan batas akhir kontrak telah berakhir, maka sanksi keterlambatan dapat dikenakan kepada kontraktor yang bersangkutan.

Pada umumnya setelah penyerahan pertama, kontraktor belum dapat menerima pembayaran 100%, karena dana sebesar 5% masih ditahan oleh pihak konstruksi SPAM (retensi).

Setelah pekerjaan diserahterimakan pada tahap pertama, kontraktor masih mempunyai kewajiban melakukan pemeliharaan jika terjadi kerusakan pada masa pemeliharaan. Jangka waktu masa pemeliharaan ditentukan dalam kontrak dan sudah disepakati oleh kedua belah pihak. Biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan pemeliharaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.

Setelah batas waktu masa pemeliharaan berakhir dan tidak ada pekerjaan yang dinyatakan rusak, untuk yang kedua kalinya pekerjaan diserahterimakan. Pada saat serah terima diterbitkan Berita Acara Serah Terima Kedua.

Dengan telah ditandatanganinya Berita Acara Serah terima ini tanggung jawab telah berpindah dari kontraktor kepada pemilik konstruksi SPAM. Sehingga beban operasi dan pemeliharaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemilik konstruksi SPAM.

J. Latihan

1. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan pada saat pelaksanaan konstruksi SPAM ?

2. Penyusunan Rencana Mutu Konstruksi SPAM harus menguraikan tentang apa saja ?

3. Jelaskan langkah-langkah pengujian (test)!

4. Langkah apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian?

(37)

Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM 23

K. Rangkuman

1. Sebaik apapun perencanaan suatu konstruksi SPAM, jika pelaksanaannya tidak memenuhi persyaratan teknis, maka dapat dipastikan hasil akhirnya tidak akan dapat mencapai umur teknis yang telah ditetapkan.

2. Yang termasuk kategori Inspeksi: pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan dengan mempergunakan check list, pemeriksaan contoh bahan, membandingkan pelaksanaan dengan spesifikasi teknis, Sedangkan yang termasuk kategori Test: uji kualitas, hydrostatic test, uji aliran pada jaringan pipa, test kubus beton.

3. Tujuan peningkatan terus menerus/berkelanjutan adalah untuk mencapai kinerja organisasi melalui kebijakan mutu, tujuan mutu, hasil audit, tindakan preventif dan korektif dan kajian manajemen.

4. Rekaman mutu adalah catatan atau dokumen yang mencatat semua kegiatan pelaksanaan konstruksi SPAM sejak awal hingga selesai. 5. Penyerahan pekerjaan dilaksanakan menjelang berakhirnya jangka

waktu kontrak. Jika terdapat pekerjaan yang belum selesai dilaksanakan, sedangkan batas akhir kontrak telah berakhir, maka sanksi keterlambatan dapat dikenakan kepada kontraktor yang bersangkutan.

6. Setelah pekerjaan diserahterimakan pada tahap pertama, kontraktor masih mempunyai kewajiban melakukan pemeliharaan jika terjadi kerusakan pada masa pemeliharaan. Jangka waktu masa pemeliharaan ditentukan dalam kontrak dan sudah disepakati oleh kedua belah pihak. Biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan pemeliharaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.

7. Dengan telah ditandatanganinya Berita Acara Serah terima ini tanggung jawab telah berpindah dari kontraktor kepada pemilik konstruksi SPAM. Sehingga beban operasi dan pemeliharaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemilik konstruksi SPAM.

(38)
(39)

Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM 25

BAB 4

(40)

26 Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM

Rencana Mutu Kontrak

A.

Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan Rencana Mutu Kontrak.

B.

Tujuan

Rencana Mutu Kontrak ini dimaksudkan untuk menerapkan lingkup prosedur jaminan mutu dan tujuan mutu kontrak serta hal-hal khusus lainnya yang timbul dalam proses pelaksanaan.

Tujuan Rencana Mutu Kontrak ini untuk menentukan arah pengendalian proses produksi sehingga dapat diharapkan memperoleh produk yang bermutu sesuai perencanaan.

Pedoman ini diterapkan dalam proses pelaksanaan pekerjaan untuk memantau dan menilai spesifikasi teknis kontrak, sehingga dimungkinkan adanya prosedur tambahan untuk mendukung rencana mutu :

1. Informasi Proyek

Nama Satuan Kerja : ... Nomor Kode Satker : ... Propinsi : ... Departemen : ... Unit Organisasi : ... Nama Kepala Satker : ... Alamat : ... 2. Identitas Proyek Lokasi Proyek : ... Konsultan Perencana : ... Konsultan Pengawas : ... Sumber Dana : ... Nilai Kontrak : ... Nomor Kontrak : ... Tanggal Kontrak : ...

(41)

Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM 27 Waktu Pelaksanaan : ... Waktu Pemeliharaan :...

3. Deskripsi Proyek

Volume Pekerjaan yang Dilaksanakan

Pemasangan pipa Ø 150 mm : 1.576 meter Pemasangan pipa Ø 100 mm : 4.325 meter Pengadaan accessories : 15 bh Pemasangan accessories : 15 bh Pembuatan Jembatan Pipa Ø 150 mm – 15 m : 1 unit Pembuatan Ground Reservoir 100 m3 : 1 unit

C.

Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

Direktur Site Manager Asisten Logistik Asisten Adm.Teknik Asisten Pelaksanaan Quality Controller Pelaksana Mandor Pekerja

(42)

28 Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM a. Direktur

Melaksanakan semua ketentuan yang tercantum dalam Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan.

b. Site Manager

 Menyiapkan program pelaksanaan pekerjaan

 Bersama Pengawas mengadakan koordinasi dengan Dinas terkait.  Membuat usulan jadual pelaksanaan pekerjaan

 Melaksanakan pengecekan terhadap pelaksanaan pengukuran  Mengadakan pengukuran dan perhitungan MC 0% dan 100%

bersama Direksi

 Mengendalikan tercapainya target kualitas dan kuantitas per 15 (lima belas) harian serta mengevaluasi hasil pelaksanaan per 15 (lima belas) harian guna mencapai tertib administrasi lapangan dan mekanisme pelaporan.

 Mengecek kembali terhadap usulan tertulis yang dibuat pelaksana seperti yang tercantum di form check list sesuai dengan wewenang permintaan ijin.

 Melaporkan kepada Direksi apabila terdapat perbedaan antara gambar dan situasi lapangan

 Mengkoordinasikan pembuatan as built drawing.

 Membuat dan menyampaikan laporan tentang masalah-masalah yang menyangkut pihak ketiga yang menyebabkan terganggunya penyelesaian proyek sehingga bisa menyebabkan rasa kurang simpatinya masyarakat dengan adanya pelakasnaan pekerjaan.  Melaksanakan tugas lainnya atas perintah pimpinan.

c. Pelaksana

 Bersama Direksi Lapangan mempersiapkan keperluan sarana administrasi lapangan

 Bersama Site Manager dan Asisten Pelaksanaan memperlajari gambar kerja, rencana kerja dan syarat-syarat teknis yang dilanjutkan dengan orientasi lapangan.

 Bersama Direksi Lapangan memantapkan rancangan dan rencana kerja yang telah dibuat oleh Site Manager yang disetujui oleh Direksi.

(43)

Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM 29  Membuat titik tetap dan as bangunan

 Menyelenggarakan pengukuran

 Bersama Direksi Lapangan melaksanakan perhitungan volume  Memberikan petunjuk, pengarahan dan pertimbangan pada

mandor

 Mencatat setiap langkah kerja sejak awal

 Bersama Direksi Lapangan membuat laporan hasil kemajuan pekerjaan dan kondisi pelaksanaan setiap 15 harian

 Memeriksa kesiapan pelaksanaan untuk memulai pekerjaan  Memberikan masukan kepada Direksi yang berguna untuk

meningkatkan kesempurnaan hasil pelaksanaan.  Melaksanakan pengambilan foto-foto

 Menyelenggarakan pertemuan harian dengan mandor  Mengadakan pemeriksaan kuantitas dan kualitas pekerjaan  Melaksanakan tugas-tugas lain atas perintah pimpinan d. Asisten Pelaksanaan

 Membantu Pelaksana melaksanakan kegiatan di lapangan  Melaksanakan pekerjaan yang diperintahkan atasannya

 Menyiapkan bahan untuk keperluan di lapangan dan administrasi atas permintaan Site Manager

e. Administrasi Teknik

 Melaksanakan pekerjaan administrasi proyek dan administrasi teknik

 Melaksanakan tugas-tugas lain atas perintah pimpinan f. Pengawas Mutu (Quality Controller)

 Melaksanakan kontrol atas pekerjaan di lapangan secara berkala  Melaksanakan audit atas hasil pelaksanaan pekerjaan

 Melakukan inspeksi, test dan check atas pekerjaan

 Membuat laporan hasil audit ke pimpinan dan Tim Audit Jaminan Mutu

(44)

30 Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM

D.

Rencana Mutu

1. Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir konstruksi adalah urutan pelaksanaan paket pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai jenis pekerjaan (Lampiran)

2. Daftar Standar Prosedur, Standar Disain dan Instruksi Kerja

Dalam pelaksanaannya rencana mutu kontrak harus dibuat rangkuman guna mengetahui jumlah standar prosedur, standar disain dan instruksi kerja (Lampiran)

3. Ringkasan Speksifikasi Teknis

A. Mobilisasi

SP.001 Perlengakapan Konstruksi

Kontraktor harus menyediakan semua perlengkapan konstruksi yang diperlukan dalam pelaksanaan dengan jumlah yang cukup. Apabila Direksi memandang belum sesuai dengan kontrak, maka Kontraktor harus segera memenuhi kekuranagannya dalam penyediaan semua perlengkapan dan peralatan lengkap dengan spare part yang cukup dan memeliharanya agar pekerjaan dapat dikerjakan dengan sempurna.

B. Terase Pemasangan Pipa

SP.001 Terase pemasangan pipa akan dipasang sesuai dengan gambar dan penjelasan pada peninjauan lapangan (bila ada)

SP.002 Kontraktor berkewajiban bertanggung jawab agar pipa-pipa berikut fitting dan perlengkapannya terpasang secara benar pada terase yang ditentukan, baik kelurusannya, kedalamannya, maupun kemiringannya. Untuk maksud ini, jika dikehendaki oleh Direksi Pengawas, kontraktor harus mengukur pekerjaannya dari tolok ukur atau titik reference tertentu atas biaya Kontraktor.

SP.003 Bilamana ada rintangan yang tidak terlihat dalam rencana dan ternyata menghalangi pekerjaan dan mengakibatkan perubahan pelaksanaan, maka Kontraktor harus mengadakan perubahan tersebut sesuai dengan petunjuk Direksi Pengawas.

(45)

Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM 31 SP.004 Pekerjaan penggalian harus dilaksanakan dengan hati-hati sedemikian rupa sehingga pekerjaan galian pada terase yang tepat. Bila terdapat kerusakan-kerusakan pada bangunan dan atau instalasi bawah tanah yang ada sebagai akibat penggalian, Kontraktor harus memperbaikinya kembali sesuai dengan keadaaan semula dengan biaya Kontraktor.

SD.001 Bilamana menurut Direksi Pengawas, diperlukan untuk penyelidikan dan penggalian untuk menentukan bangunan dan atau instalasi bawah tanah yang ada, maka Kontraktor harus melaksanakan penyuntikan pendahuluan pada terase pipa yang akan digali setiap jarak 50 meter dan atas petunjuk Direksi Pengawas serta biayanya menjadi tanggungan Kontraktor. SD.002 Semua pipa dipasang pada kedalaman 1,20 meter dihitung dari

permukaan tanah terendah rata-rata sampai ke sisi puncak, kecuali ditentukan lain pada gambar rencana atau atas petunjuk Direksi Pengawas.

B. Penggalian dan Persiapan Parit untuk Pemasangan Pipa

SP.001 Pekerjaan galian dan pembuatan parit galian hendaknya dilakukan dengan cara-cara yang layak, aman dan tepat untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan timbulnya bahaya bagi keselamatan manusia dan kerusakan bangunan atau instalasi yang ada. Segala hal yang diakibatkan oleh pekerjaan penggalian dan pembuatan parit galian, menjadi tanggung jawab Kontraktor.

SP.002 Pekerjaan penggalian dilaksanakan sedemikian rupa sehingga memungkinkan pipa dapat dipasang dengan posisi yang baik dan aman. Penggalian harus bertahap sesuai dengan perkiraan jumlah pipa yang dapat dipasang untuk setiap harinya dan mengikuti petunjuk Direksi Pengawas. Pekerjaan penggalian tanah untuk parit pemasangan pipa harus segera diikuti dengan pelakasnaan pemasangan pipa dan perlengkapannya, serta diikuti pula dengan penimbunan/pengurugan kembali dengan segera.

(46)

32 Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM SP.003 Parit galian yang amsih terbuka harus dijaga sehingga efisiensi

pekerjaan dan keselamatan pekerjaan serta masyarakat dapat terjamin.

SP.004 Kedalaman galian hendaknya selalu diperiksa untuk mendapatkan kedalaman jalur pipa yang tepat.

SP.005 Semua tanah galian harus ditimbun sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu bagi pejalan kaki maupun kendaraan ysng lewat. Bila diperlukan Direksi Pengawas dapat meerintahkan kepada Kontraktor untuk mengangkut tanah bekas galian tersebut. Segala biaya yang ditimbulkan akibat pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.

SP.006 Pekerjaan parit galian dinyatakan selesai setelah diperiksa dan disetujui oleh Dierksi Pengawas.

SD.001 Tempat galian, lebar dan kedalaman minimum untuk pemasangan pipa berikut kelengkapannya serta bangunan yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini dibuat sesuai gambar kerja (gambar situasi, profil memanjang, profil melintang dan potongan).

SD.002 Patokan/pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur dari atas pipa sampai permukaan jalan/tanah asal, ditambah diameter luar pipa dan tebal lapisan pasir di abwah pipa.

SD.003 Parit pipa harus digali dengan kedalaman yang dikehendaki sehingga terdapat pembebanan yang merata dan menerus pada dasar galian (yang tidak terganggu antara dua sambungan pipa). SD.004 Dasar parit hendaknya rata, rapat, terkonsolidasi dan digali pada kealaman yang tepat untuk meletakkan pipa, serta harus bebas dari lumpur dan tetap rata bila diinjak kaki para pekerja. Dasar parit yang sebelumnya padat tetapi menjadi lunak bagian tasnya akibat pelaksanaan pekerjaan hendaknya diperkuat dengan satu atau lebih lapisan batu pecah atau kerikil. Lapisan lumpur atau tanah lunak pada dasar parit tidak boleh lebih tebal dari 1,25 cm.

(47)

Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM 33 C. Pemasangan Pipa

SP.001 Pipa, fitting dan accessories yang akan dipasang, tersimpan di gudang penyimpanan pipa yang disediakan oleh Pemberi ugas, pengangkutan dari gudang ke tempat pemasangan menjadi tanggung jawab Kontraktor termasuk pembiayaannya. Apabila ternyata dalam pelaksanaan pemasangan pipa, fitting dan accessoriesnya terdapat kelebihan pipa atau accessoriesnya, Kontraktor harus mengembalikan ke gudang/tempat pengumpulan yang ditentukan oleh Direksi Pengawas. Biaya pengembalian pipa dan potongan-potongan pipa dan accessoriesnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

SP.002 Pipa yang dan accessories yang telah diserahkan kepada Kontraktor untuk dilaksanakan pemasangannya harus dijaga baik-baik jangan sampai hilang atau rusak. Kerusakan atau hilang sesudah diserahkan kepada Kontraktor, ahrus diganti sesuai dengan kualitas/bentuk aslinya dan biaya yang ditimbulkan akibat penggantian etrsebut emnajdi tanggung jawab Kontraktor.

SP.003 Pipa, fitting dan accessories yang akan dipasang, harus diperiksa dengan cermat sesaat sebelum pipa tersebut diturunkan pada lokasi yang sebenarnya. Bila ada ujung pipa yang terdapat bengkokan-bengkokan hal tersebut harus dihindarkan. Ujung pipa yang bengkok harus dipotong sesuai petunjuk Direksi Pengawas. Pipa atau accessories yang rusak harus dipisahkan untuk diperiksa oleh Direksi Pengawas.

SP.004 Setiap pipa yang sudah dimasukkan ke dalam parit galian harus langsung dipasang dan distel sambungannya. Kemudian diurug dengan bahan-bahan yang disetujui oleh Direksi Pengawas serta diapdatkan dengan sempurna kecuali pengurugan pada tempat-tempat sambungan pipa harus diperiksa dan disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pengawas. Setelah diperiksa dan disetujui oleh Direksi Pengawas baru dperbolehkan untuk diurug.

SP.005 Peil dari perletakan pipa serta terhadap muka jalan/tanah asal harus diperiksa dengan teliti dan disaksikan serta mendapat persetujuan Direksi Pengawas.

(48)

34 Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM D. Penyambungan Pipa

SP.001 Penyambungan pipa dilaksanakan sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat pipa dan atau berdasarkan petunjuk Direksi Pengawas.

SD.001 Penyambungan pipa baja (steel) dengan sambungan flange, las atau gibault joint. Sedangkan pipa PVC dengan rubber ring atau solvent cement.

SP.002 Setelah flange pipa sudah bersih permukaannya, kemudian dipasang dan baut diputar dengan putaran secukupnya.

SP.003 Baut-baut harus diputar dengan kunci-kunci yang sesuai sehingga dapat dijamin kesamarataan baut-baut pipa dengan kedudukan flange pipa. Sehingga terdapat tekanan yang sama pada seluruh permukaan flange.

SP.004 Sebelum baut dipasang, semua baut dan mur harus diberi gemuk dengan sempurna.

SD.002 Bila pekerjaan pengelasan dilaksanakan di dalam parit, maka lebar galian perlu ditambah agar juru las dapat bekerja dengan baik dan posisi pipa dijaga tetap stabil untuk memperoleh hasil pengelasan yang baik.

SD.003 Bila pekerjaan pengelasan dilaksanakan di luar parit, maka jumlah pipa yang dilas harus sedemikian rupa sehingga terdapat suatu panjang tertentu dari pipa yang dilas, dan penempatan pada posisi yang benar sehingga pada waktu pengelasan dan penurunan pipa ke dalam parit galian tidak mengalami kerukan. SD.004 Kawat las yang dipergunakan adalah jenis JIS Z3211 atau

semutu dan disetujui Dreksi Pengawas.

SD.005 Kawat las yang lembab tidak dipakai dan kadar kelembaban harus kurang dari 2,5% untuk kawat yang dapat memancarkan sinar (cahaya) dan 0,5% kawat yang mnegandung zat cair yang rendah.

SD.006 Sebelum sambungan pipa dilas, sepanjang yang diperlukan bagian dalamm dan luar pipa baja yang berdiameter 600 mm ke

(49)

Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM 35 atas, lapisan dalam (linning) dan luar (coating) harus dibuka secara pelan-pelan dan hati-hati.

SD.007 Untuk pipa baja berdiameetr 500 mm k ebawah pembersihan dan perbaikan kembali hanya lapisan bagian luar (coating) saja. E. Perlintasan Sungai

SD.001 Jembatan pipa yang melintasi sungai direncanakan menggunakan jembatan pipa baja seperti terlihat pada gambar. SD.002 Pemasangan jembatan pipa tidak hanya melaksanakan

pembuatan pondasi saja, tetapi sekaligus melaksanakan pemasangan pipa dan penyambungan di dalam tanah dengan pipa yang berdekatan sesuai dengan petunjuk Direksi Pengawas.

SD.003 Pada tiap bentangan jembatan pipa, pipa yang dipasang harus berbentuk cembung, kemiringan lengkungan tersebut adalah 1 : 350 diambil dari as bentangan ke tumpuan.

SP.001 Kontraktor mempersiapkan kayu-kayu atau batang-batang kelapa melintasi sungai dengan dengan lebar seperlunya untuk perancah pelaksanaan pemasangan pipa, penyambungan, pengelasan dan pengecatan pipa. Perancah tersebut harus dibuat dalam keadaan kuat, sehingga terjamin pelaksanaan pemancangan pondasi tiang pancang (bila ada).

SP.002 Jika pemasangan pipa pada jembatan yang ada atau digantung pada bangunan lain yang ada, persetujuan pemilik atau instansi yang berwenang mengenai rencana pelaksanaan penggantungan pipa pada bangunan tersebut menjadi tangging jawab Kontraktor.

SP.003 Dari hasil survey lapangan dan pengecekan kembali segala ukuran dan hasil data geologi, Kontraktor harus mempersiapkan gambar-gambar kerja dan rencana pelaksanaan pemasangan pipa.

F. Perlintasan Kereta Api

SP.001 Perlintasan pipa dengan jalan kereta api harus dikerjakan oleh Kontraktor. Walapun demikian gorong-gorong jalur pipa dan lubang kontrol di kedia sisi jalur jalan kereta api akan dikerjakan

(50)

36 Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM oleh Perumka dan Kontraktor harus membayar kepada Perumka semua biaya yang diperlukan bagi pembangunan tersebut termasuk pajak bila dikenakan. Waktu kerja untuk pembangunan perlintasan dengan jalan kereta api harus sesuai dengan perintah Direksi Pengawas atau Perumka.

SP.002 Setelah Perumka membuat gorong-gorong, Kontraktor harus memasang pipa dan accessories sesuai dengan butir-butir yang relevan dalam ketentuan ini. Pondasi dan penopang pipa harus disediakan dalam gorong-gorong sebagaimana diperlhatkan dalam gambar atau yang diperlihatkan oleh Direksi Pengawas. Semua sambungan dalam gorong-gorong harus disambung sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan celah sekeliling pipa yang menembus dinding lubang kontrol harus diisi dengan semen yang tdiak mengerut.

G. Pengurugan

SP.001 Pengurugan kembali bekas galian harus dilakukan tidak langsung ke bagian struktur pipa

SP.002 Urugan baru dapat dilaksanakan setelah pemasangan pipa selesai diperiksa dan disetujui oleh Direksi Pengawas.

SD.001 Bahan urugan tidak boleh mengandung bahan-bahan organik, seperti rumput-rumputan, akar-akar pohon dan tidak merupakan bahan yang melar (non expansive), serta tidak mengandung benda keras/batu dengan diameter lebih besar dari 2 cm.

SD.002 Semua apsir yang dipergunakan sebagai bahan urugan harus pasir alam yang kompsisinya baik, tidak bergumpal-gumpal, bebas dari kotoran, abu, sampah dan harus mendapat persetujuan Direksi Pengawas. Pada pasir tidak terdapat lebih dari 10% (berat) tanah liat. Kelebihan pasir setelah pengurugan menjadi tanggung jawab Kontraktor, harus diangkut jauh-jauh dan dibersihkan dari tempat pekerjaan sesuai petunjuk Direksi Pengawas. Urugan pasir ini harus dipadatkan dengan cara memberi air pada setiap lapisan pasir.

(51)

Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM 37 SD.003 Urugan tanah untuk pipa harus dilakukan selapis demi selapis yang tiap-tiap lapis dipadatkan dan tanah yang digunakan harus bersih dari kotoran organik, tiap lapis urugan maksimum 20 cm. SD.004 Pada bagian samping dan atas pipa/sambungan pipa/fitting

harus diurug dengan pasir dan dipadatkan selapis demi selapis. Setiap lapis urugan pasir tidak lebih dari 10 cm dan tebal urugan pasir sesuai dengan gambar.

H. Pengetesan Pipa

SD.001 Pengetean dilakukan bagian per bagian dan panjang pipa tergantung letak dan jarak dari katup-katup/valve dan maksimum panjang pipa yang akan dites adalah 1.500 meter untuk pipa berdiameter sampai dengan 150 mm dan yang berdiameter lebih besar dari 150 mm adalah 500 meter.

SP.001 Apabila terdapat hal-hal khusus sehingga pengetesan pipa harus dilakukan lain, maka Direksi dapat menentukan/menginstruksikan lain dari yang tersebut di atas. SP.002 Setelah pipa dipasang dan sebagian telah diurug, pada pipa

tersebut harus dilakukan pengujian hidrostatik.

SP.003 Semua peralatan yang diperlukan untuk pengetsan pipa harus disediakan dan atas biaya Kontraktor.

SD.002 Periode stabilisasi dibutuhkan tergantung pada tiap-tiap jenis pipa, yaitu setelah pipa diisi penuh dengan air ditekan dengan tekanan rendah dan diperiksa segala kemungkinan kebocoran dan perbaikan yang masih dibutuhkan. Setelah itu dites dengan tekanan yang dikehendaki secara perlahan-lahan dan merata selama minimum 2 jam.

SD.003 Manometer (minimal berkapasitas 0 – 20 atm) dan dapat menunjukkan 0,1 bar) dipasang pada ujung bagian pipa yang dites dan pencatatan manometer setiap interval 15 menit pada jam pertama dan kemudian setiap jam untuk jam-jam berikutnya. Ujung pipa yang akan dites harus ditahan dengan blok penahan sementara untuk menahan gaya yang timbul sewaktu pengetesan tekanan dilakukan.

(52)

38 Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM SD.004 Pengetesan pipa harus dilakukan setelah pipa terpasang dengan

sempurna beserta seluruh kelengkapan dan blok-blok beton penahan paling sedikit berumur 14 hari.

I. Pengurasan Pipa

SP.001 Kontraktor harus mencuci semua pipa yang sudah selesai dipasang. Air yang dipakai untuk mencuci pipa tersebut adalah air bersih yang disetujui Direksi Pengawas. Pengurasan dilaksanakan mulai dari hulu pipa yang sudah dipasang dan dibuang ke saluran-saluran drainase, secara berangsur-angsur. Segala kotoran yang ada dalam pipa dibersihkan.

J. Disinfeksi

SP.001 Setealh semua pipa terpasang dan dikuras, semua pipa didisinfeksi oleh Kontraktor. Pekerjaan disinfeksi tidak dapat dialksanakan tanpa ada persetujuan dari Direksi Pengawas. SP.002 Air dan bahan kimia yang dipakai menjadi tanggung jawa

Kontraktor.

SD.001 Disinfeksi dalam pipa dilakukan dengan mengisi air yang dicampur dengan chlorine sebanyak 10 mg/liter ke dalam pipa. SD.002 Setelah 24 jam sisa chlor harus diperiksa dan bila hasil

pemeriksaan tersebut lebih dari 5 mg/liter berarti pekerjaan tersebut sudah memenuhi persyaratan.

SD.003 Bila dari hasil pemeriksaan tersebut menunjukkan chlor kurang dari 5 mg/liter, maka chlor harus ditambah lagi dan pemriksaan dilakukan kembali. Demikian seterusnya sampai sisa chlor lebih dari 5 mg/liter.

K. Bekisting dan Tulangan

SP.001 Bekisting harus denagn ebrbagai bentuk, bidang-bidang, batas-batas dan ukuran beton yang diinginkan sebagaiamna pada gambar-gambar atau seperti ditetapkan Direksi Pengawas. Bekisting untuk mencetak beton dan membuatnya menurut model yang dikehendaki harus digunakan bila perlu. Bekisting dapat dibuat dari logam, lembaran plywood, papan kayu yang dipress ataudari papan yang dipress halus dalam keadaan baik

(53)

Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM 39 sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang sempurna.

SP.002 Usaha yan sesuai dan efektif harus dilaksanakan pada pembuatan bekisting untuk menguatkan pinggiran batas dan ujung lainnya dalam arah yang tepat untuk menghindari terbentuknya pelengkungan-pelengkungan, sisi pinggiran tersebut atau kerusakan-kerusakan permukaan beton yang telah diselesaikan.

Semua bekisting harus teguh, alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai dan cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan dari beton yang telah selesai harus tersedia. Sebelum beton dicor, semua material untuk mempermudah melepaskan bekisting harus dipakai hanya setelah disetujui oleh Direksi Pengawas. Penggunaan minyak bekisting harus berhati-hati agar tidak kontak dengan besi beton yang mengakibatkan kurangnya daya lekat.

SP.003 Tulangan baja harus dipotong dari batang-batang yang lurus, yang bebas dari belitan dan bengkokan atau keruaskan lainnya dan dibengkokkan dalam keadaan dingin oleh tukang yang berpengalaman. Batang-batang dengan garis tengah 20 mm atau lebih harus dibengkokkan dengan mesin pembengkok yang dierencanakan untuk itu dan harus mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas. Ukuran pembengkokan harus sesuai dengan Pasal 8 Standar Nasional Indonesia NI-2 kecuali ditentukan atau diperintahkan oleh Direksi Pengawas.

SP.004 Kontraktor harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan tepat pada tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar dan harus dijamin bahwa tulangan itu akan tetap pada kedudukan itu pada waktu pengecoran beton. Pengelasan tempel harus ada persetujuan Direksi Pengawas lebih dahulu untuk diijinkan memasang dengan tepat pada pengelasan lainnya. Pengokoh, ganjal dan tali pengikat atas persetujuan Direksi Pengawas. Ganjal harus dibuat dari beton yang dicor. Ganjal dan besi, jepit dan kawat pengikat harus

Gambar

Gambar 1. Quality Control
Gambar 2. Quality Assurance
Gambar 3. Tinjauan Manajemen
Gambar 4. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penghargaan dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang terkait dalam penyusunan Standar Kompetensi Lulusan ini dan kami tetap mengharapkan masukan-masukan

Ucapan terima kasih dan penghargaan tak lupa kami sampaikan kepada tim penyusun dan berbagai pihak yang telah mencurahkan tenaga dan pikiran untuk mewujudkan Standar

Setiap jalan yang digunakan untuk lalu lintas umum wajib dilengkapi dengan perlengkapan jalan berupa, antara lain: rambu lalu lintas dan marka jalan dalam rangka terjaminnya