• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 RENCANA MUTU KONTRAK

D. Rencana Mutu

1. Bagan Alir Pelaksanaan

Bagan alir konstruksi adalah urutan pelaksanaan paket pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai jenis pekerjaan (Lampiran)

2. Daftar Standar Prosedur, Standar Disain dan Instruksi Kerja

Dalam pelaksanaannya rencana mutu kontrak harus dibuat rangkuman guna mengetahui jumlah standar prosedur, standar disain dan instruksi kerja (Lampiran)

3. Ringkasan Speksifikasi Teknis

A. Mobilisasi

SP.001 Perlengakapan Konstruksi

Kontraktor harus menyediakan semua perlengkapan konstruksi yang diperlukan dalam pelaksanaan dengan jumlah yang cukup. Apabila Direksi memandang belum sesuai dengan kontrak, maka Kontraktor harus segera memenuhi kekuranagannya dalam penyediaan semua perlengkapan dan peralatan lengkap dengan spare part yang cukup dan memeliharanya agar pekerjaan dapat dikerjakan dengan sempurna.

B. Terase Pemasangan Pipa

SP.001 Terase pemasangan pipa akan dipasang sesuai dengan gambar dan penjelasan pada peninjauan lapangan (bila ada)

SP.002 Kontraktor berkewajiban bertanggung jawab agar pipa-pipa berikut fitting dan perlengkapannya terpasang secara benar pada terase yang ditentukan, baik kelurusannya, kedalamannya, maupun kemiringannya. Untuk maksud ini, jika dikehendaki oleh Direksi Pengawas, kontraktor harus mengukur pekerjaannya dari tolok ukur atau titik reference tertentu atas biaya Kontraktor.

SP.003 Bilamana ada rintangan yang tidak terlihat dalam rencana dan ternyata menghalangi pekerjaan dan mengakibatkan perubahan pelaksanaan, maka Kontraktor harus mengadakan perubahan tersebut sesuai dengan petunjuk Direksi Pengawas.

Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM 31 SP.004 Pekerjaan penggalian harus dilaksanakan dengan hati-hati sedemikian rupa sehingga pekerjaan galian pada terase yang tepat. Bila terdapat kerusakan-kerusakan pada bangunan dan atau instalasi bawah tanah yang ada sebagai akibat penggalian, Kontraktor harus memperbaikinya kembali sesuai dengan keadaaan semula dengan biaya Kontraktor.

SD.001 Bilamana menurut Direksi Pengawas, diperlukan untuk penyelidikan dan penggalian untuk menentukan bangunan dan atau instalasi bawah tanah yang ada, maka Kontraktor harus melaksanakan penyuntikan pendahuluan pada terase pipa yang akan digali setiap jarak 50 meter dan atas petunjuk Direksi Pengawas serta biayanya menjadi tanggungan Kontraktor. SD.002 Semua pipa dipasang pada kedalaman 1,20 meter dihitung dari

permukaan tanah terendah rata-rata sampai ke sisi puncak, kecuali ditentukan lain pada gambar rencana atau atas petunjuk Direksi Pengawas.

B. Penggalian dan Persiapan Parit untuk Pemasangan Pipa

SP.001 Pekerjaan galian dan pembuatan parit galian hendaknya dilakukan dengan cara-cara yang layak, aman dan tepat untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan timbulnya bahaya bagi keselamatan manusia dan kerusakan bangunan atau instalasi yang ada. Segala hal yang diakibatkan oleh pekerjaan penggalian dan pembuatan parit galian, menjadi tanggung jawab Kontraktor.

SP.002 Pekerjaan penggalian dilaksanakan sedemikian rupa sehingga memungkinkan pipa dapat dipasang dengan posisi yang baik dan aman. Penggalian harus bertahap sesuai dengan perkiraan jumlah pipa yang dapat dipasang untuk setiap harinya dan mengikuti petunjuk Direksi Pengawas. Pekerjaan penggalian tanah untuk parit pemasangan pipa harus segera diikuti dengan pelakasnaan pemasangan pipa dan perlengkapannya, serta diikuti pula dengan penimbunan/pengurugan kembali dengan segera.

32 Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM SP.003 Parit galian yang amsih terbuka harus dijaga sehingga efisiensi

pekerjaan dan keselamatan pekerjaan serta masyarakat dapat terjamin.

SP.004 Kedalaman galian hendaknya selalu diperiksa untuk mendapatkan kedalaman jalur pipa yang tepat.

SP.005 Semua tanah galian harus ditimbun sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu bagi pejalan kaki maupun kendaraan ysng lewat. Bila diperlukan Direksi Pengawas dapat meerintahkan kepada Kontraktor untuk mengangkut tanah bekas galian tersebut. Segala biaya yang ditimbulkan akibat pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.

SP.006 Pekerjaan parit galian dinyatakan selesai setelah diperiksa dan disetujui oleh Dierksi Pengawas.

SD.001 Tempat galian, lebar dan kedalaman minimum untuk pemasangan pipa berikut kelengkapannya serta bangunan yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini dibuat sesuai gambar kerja (gambar situasi, profil memanjang, profil melintang dan potongan).

SD.002 Patokan/pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur dari atas pipa sampai permukaan jalan/tanah asal, ditambah diameter luar pipa dan tebal lapisan pasir di abwah pipa.

SD.003 Parit pipa harus digali dengan kedalaman yang dikehendaki sehingga terdapat pembebanan yang merata dan menerus pada dasar galian (yang tidak terganggu antara dua sambungan pipa). SD.004 Dasar parit hendaknya rata, rapat, terkonsolidasi dan digali pada kealaman yang tepat untuk meletakkan pipa, serta harus bebas dari lumpur dan tetap rata bila diinjak kaki para pekerja. Dasar parit yang sebelumnya padat tetapi menjadi lunak bagian tasnya akibat pelaksanaan pekerjaan hendaknya diperkuat dengan satu atau lebih lapisan batu pecah atau kerikil. Lapisan lumpur atau tanah lunak pada dasar parit tidak boleh lebih tebal dari 1,25 cm.

Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM 33 C. Pemasangan Pipa

SP.001 Pipa, fitting dan accessories yang akan dipasang, tersimpan di gudang penyimpanan pipa yang disediakan oleh Pemberi ugas, pengangkutan dari gudang ke tempat pemasangan menjadi tanggung jawab Kontraktor termasuk pembiayaannya. Apabila ternyata dalam pelaksanaan pemasangan pipa, fitting dan accessoriesnya terdapat kelebihan pipa atau accessoriesnya, Kontraktor harus mengembalikan ke gudang/tempat pengumpulan yang ditentukan oleh Direksi Pengawas. Biaya pengembalian pipa dan potongan-potongan pipa dan accessoriesnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

SP.002 Pipa yang dan accessories yang telah diserahkan kepada Kontraktor untuk dilaksanakan pemasangannya harus dijaga baik-baik jangan sampai hilang atau rusak. Kerusakan atau hilang sesudah diserahkan kepada Kontraktor, ahrus diganti sesuai dengan kualitas/bentuk aslinya dan biaya yang ditimbulkan akibat penggantian etrsebut emnajdi tanggung jawab Kontraktor.

SP.003 Pipa, fitting dan accessories yang akan dipasang, harus diperiksa dengan cermat sesaat sebelum pipa tersebut diturunkan pada lokasi yang sebenarnya. Bila ada ujung pipa yang terdapat bengkokan-bengkokan hal tersebut harus dihindarkan. Ujung pipa yang bengkok harus dipotong sesuai petunjuk Direksi Pengawas. Pipa atau accessories yang rusak harus dipisahkan untuk diperiksa oleh Direksi Pengawas.

SP.004 Setiap pipa yang sudah dimasukkan ke dalam parit galian harus langsung dipasang dan distel sambungannya. Kemudian diurug dengan bahan-bahan yang disetujui oleh Direksi Pengawas serta diapdatkan dengan sempurna kecuali pengurugan pada tempat-tempat sambungan pipa harus diperiksa dan disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pengawas. Setelah diperiksa dan disetujui oleh Direksi Pengawas baru dperbolehkan untuk diurug.

SP.005 Peil dari perletakan pipa serta terhadap muka jalan/tanah asal harus diperiksa dengan teliti dan disaksikan serta mendapat persetujuan Direksi Pengawas.

34 Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM D. Penyambungan Pipa

SP.001 Penyambungan pipa dilaksanakan sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat pipa dan atau berdasarkan petunjuk Direksi Pengawas.

SD.001 Penyambungan pipa baja (steel) dengan sambungan flange, las atau gibault joint. Sedangkan pipa PVC dengan rubber ring atau solvent cement.

SP.002 Setelah flange pipa sudah bersih permukaannya, kemudian dipasang dan baut diputar dengan putaran secukupnya.

SP.003 Baut-baut harus diputar dengan kunci-kunci yang sesuai sehingga dapat dijamin kesamarataan baut-baut pipa dengan kedudukan flange pipa. Sehingga terdapat tekanan yang sama pada seluruh permukaan flange.

SP.004 Sebelum baut dipasang, semua baut dan mur harus diberi gemuk dengan sempurna.

SD.002 Bila pekerjaan pengelasan dilaksanakan di dalam parit, maka lebar galian perlu ditambah agar juru las dapat bekerja dengan baik dan posisi pipa dijaga tetap stabil untuk memperoleh hasil pengelasan yang baik.

SD.003 Bila pekerjaan pengelasan dilaksanakan di luar parit, maka jumlah pipa yang dilas harus sedemikian rupa sehingga terdapat suatu panjang tertentu dari pipa yang dilas, dan penempatan pada posisi yang benar sehingga pada waktu pengelasan dan penurunan pipa ke dalam parit galian tidak mengalami kerukan. SD.004 Kawat las yang dipergunakan adalah jenis JIS Z3211 atau

semutu dan disetujui Dreksi Pengawas.

SD.005 Kawat las yang lembab tidak dipakai dan kadar kelembaban harus kurang dari 2,5% untuk kawat yang dapat memancarkan sinar (cahaya) dan 0,5% kawat yang mnegandung zat cair yang rendah.

SD.006 Sebelum sambungan pipa dilas, sepanjang yang diperlukan bagian dalamm dan luar pipa baja yang berdiameter 600 mm ke

Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM 35 atas, lapisan dalam (linning) dan luar (coating) harus dibuka secara pelan-pelan dan hati-hati.

SD.007 Untuk pipa baja berdiameetr 500 mm k ebawah pembersihan dan perbaikan kembali hanya lapisan bagian luar (coating) saja. E. Perlintasan Sungai

SD.001 Jembatan pipa yang melintasi sungai direncanakan menggunakan jembatan pipa baja seperti terlihat pada gambar. SD.002 Pemasangan jembatan pipa tidak hanya melaksanakan

pembuatan pondasi saja, tetapi sekaligus melaksanakan pemasangan pipa dan penyambungan di dalam tanah dengan pipa yang berdekatan sesuai dengan petunjuk Direksi Pengawas.

SD.003 Pada tiap bentangan jembatan pipa, pipa yang dipasang harus berbentuk cembung, kemiringan lengkungan tersebut adalah 1 : 350 diambil dari as bentangan ke tumpuan.

SP.001 Kontraktor mempersiapkan kayu-kayu atau batang-batang kelapa melintasi sungai dengan dengan lebar seperlunya untuk perancah pelaksanaan pemasangan pipa, penyambungan, pengelasan dan pengecatan pipa. Perancah tersebut harus dibuat dalam keadaan kuat, sehingga terjamin pelaksanaan pemancangan pondasi tiang pancang (bila ada).

SP.002 Jika pemasangan pipa pada jembatan yang ada atau digantung pada bangunan lain yang ada, persetujuan pemilik atau instansi yang berwenang mengenai rencana pelaksanaan penggantungan pipa pada bangunan tersebut menjadi tangging jawab Kontraktor.

SP.003 Dari hasil survey lapangan dan pengecekan kembali segala ukuran dan hasil data geologi, Kontraktor harus mempersiapkan gambar-gambar kerja dan rencana pelaksanaan pemasangan pipa.

F. Perlintasan Kereta Api

SP.001 Perlintasan pipa dengan jalan kereta api harus dikerjakan oleh Kontraktor. Walapun demikian gorong-gorong jalur pipa dan lubang kontrol di kedia sisi jalur jalan kereta api akan dikerjakan

36 Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM oleh Perumka dan Kontraktor harus membayar kepada Perumka semua biaya yang diperlukan bagi pembangunan tersebut termasuk pajak bila dikenakan. Waktu kerja untuk pembangunan perlintasan dengan jalan kereta api harus sesuai dengan perintah Direksi Pengawas atau Perumka.

SP.002 Setelah Perumka membuat gorong-gorong, Kontraktor harus memasang pipa dan accessories sesuai dengan butir-butir yang relevan dalam ketentuan ini. Pondasi dan penopang pipa harus disediakan dalam gorong-gorong sebagaimana diperlhatkan dalam gambar atau yang diperlihatkan oleh Direksi Pengawas. Semua sambungan dalam gorong-gorong harus disambung sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan celah sekeliling pipa yang menembus dinding lubang kontrol harus diisi dengan semen yang tdiak mengerut.

G. Pengurugan

SP.001 Pengurugan kembali bekas galian harus dilakukan tidak langsung ke bagian struktur pipa

SP.002 Urugan baru dapat dilaksanakan setelah pemasangan pipa selesai diperiksa dan disetujui oleh Direksi Pengawas.

SD.001 Bahan urugan tidak boleh mengandung bahan-bahan organik, seperti rumput-rumputan, akar-akar pohon dan tidak merupakan bahan yang melar (non expansive), serta tidak mengandung benda keras/batu dengan diameter lebih besar dari 2 cm.

SD.002 Semua apsir yang dipergunakan sebagai bahan urugan harus pasir alam yang kompsisinya baik, tidak bergumpal-gumpal, bebas dari kotoran, abu, sampah dan harus mendapat persetujuan Direksi Pengawas. Pada pasir tidak terdapat lebih dari 10% (berat) tanah liat. Kelebihan pasir setelah pengurugan menjadi tanggung jawab Kontraktor, harus diangkut jauh-jauh dan dibersihkan dari tempat pekerjaan sesuai petunjuk Direksi Pengawas. Urugan pasir ini harus dipadatkan dengan cara memberi air pada setiap lapisan pasir.

Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM 37 SD.003 Urugan tanah untuk pipa harus dilakukan selapis demi selapis yang tiap-tiap lapis dipadatkan dan tanah yang digunakan harus bersih dari kotoran organik, tiap lapis urugan maksimum 20 cm. SD.004 Pada bagian samping dan atas pipa/sambungan pipa/fitting

harus diurug dengan pasir dan dipadatkan selapis demi selapis. Setiap lapis urugan pasir tidak lebih dari 10 cm dan tebal urugan pasir sesuai dengan gambar.

H. Pengetesan Pipa

SD.001 Pengetean dilakukan bagian per bagian dan panjang pipa tergantung letak dan jarak dari katup-katup/valve dan maksimum panjang pipa yang akan dites adalah 1.500 meter untuk pipa berdiameter sampai dengan 150 mm dan yang berdiameter lebih besar dari 150 mm adalah 500 meter.

SP.001 Apabila terdapat hal-hal khusus sehingga pengetesan pipa harus dilakukan lain, maka Direksi dapat menentukan/menginstruksikan lain dari yang tersebut di atas. SP.002 Setelah pipa dipasang dan sebagian telah diurug, pada pipa

tersebut harus dilakukan pengujian hidrostatik.

SP.003 Semua peralatan yang diperlukan untuk pengetsan pipa harus disediakan dan atas biaya Kontraktor.

SD.002 Periode stabilisasi dibutuhkan tergantung pada tiap-tiap jenis pipa, yaitu setelah pipa diisi penuh dengan air ditekan dengan tekanan rendah dan diperiksa segala kemungkinan kebocoran dan perbaikan yang masih dibutuhkan. Setelah itu dites dengan tekanan yang dikehendaki secara perlahan-lahan dan merata selama minimum 2 jam.

SD.003 Manometer (minimal berkapasitas 0 – 20 atm) dan dapat menunjukkan 0,1 bar) dipasang pada ujung bagian pipa yang dites dan pencatatan manometer setiap interval 15 menit pada jam pertama dan kemudian setiap jam untuk jam-jam berikutnya. Ujung pipa yang akan dites harus ditahan dengan blok penahan sementara untuk menahan gaya yang timbul sewaktu pengetesan tekanan dilakukan.

38 Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM SD.004 Pengetesan pipa harus dilakukan setelah pipa terpasang dengan

sempurna beserta seluruh kelengkapan dan blok-blok beton penahan paling sedikit berumur 14 hari.

I. Pengurasan Pipa

SP.001 Kontraktor harus mencuci semua pipa yang sudah selesai dipasang. Air yang dipakai untuk mencuci pipa tersebut adalah air bersih yang disetujui Direksi Pengawas. Pengurasan dilaksanakan mulai dari hulu pipa yang sudah dipasang dan dibuang ke saluran-saluran drainase, secara berangsur-angsur. Segala kotoran yang ada dalam pipa dibersihkan.

J. Disinfeksi

SP.001 Setealh semua pipa terpasang dan dikuras, semua pipa didisinfeksi oleh Kontraktor. Pekerjaan disinfeksi tidak dapat dialksanakan tanpa ada persetujuan dari Direksi Pengawas. SP.002 Air dan bahan kimia yang dipakai menjadi tanggung jawa

Kontraktor.

SD.001 Disinfeksi dalam pipa dilakukan dengan mengisi air yang dicampur dengan chlorine sebanyak 10 mg/liter ke dalam pipa. SD.002 Setelah 24 jam sisa chlor harus diperiksa dan bila hasil

pemeriksaan tersebut lebih dari 5 mg/liter berarti pekerjaan tersebut sudah memenuhi persyaratan.

SD.003 Bila dari hasil pemeriksaan tersebut menunjukkan chlor kurang dari 5 mg/liter, maka chlor harus ditambah lagi dan pemriksaan dilakukan kembali. Demikian seterusnya sampai sisa chlor lebih dari 5 mg/liter.

K. Bekisting dan Tulangan

SP.001 Bekisting harus denagn ebrbagai bentuk, bidang-bidang, batas-batas dan ukuran beton yang diinginkan sebagaiamna pada gambar-gambar atau seperti ditetapkan Direksi Pengawas. Bekisting untuk mencetak beton dan membuatnya menurut model yang dikehendaki harus digunakan bila perlu. Bekisting dapat dibuat dari logam, lembaran plywood, papan kayu yang dipress ataudari papan yang dipress halus dalam keadaan baik

Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM 39 sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang sempurna.

SP.002 Usaha yan sesuai dan efektif harus dilaksanakan pada pembuatan bekisting untuk menguatkan pinggiran batas dan ujung lainnya dalam arah yang tepat untuk menghindari terbentuknya pelengkungan-pelengkungan, sisi pinggiran tersebut atau kerusakan-kerusakan permukaan beton yang telah diselesaikan.

Semua bekisting harus teguh, alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai dan cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan dari beton yang telah selesai harus tersedia. Sebelum beton dicor, semua material untuk mempermudah melepaskan bekisting harus dipakai hanya setelah disetujui oleh Direksi Pengawas. Penggunaan minyak bekisting harus berhati-hati agar tidak kontak dengan besi beton yang mengakibatkan kurangnya daya lekat.

SP.003 Tulangan baja harus dipotong dari batang-batang yang lurus, yang bebas dari belitan dan bengkokan atau keruaskan lainnya dan dibengkokkan dalam keadaan dingin oleh tukang yang berpengalaman. Batang-batang dengan garis tengah 20 mm atau lebih harus dibengkokkan dengan mesin pembengkok yang dierencanakan untuk itu dan harus mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas. Ukuran pembengkokan harus sesuai dengan Pasal 8 Standar Nasional Indonesia NI-2 kecuali ditentukan atau diperintahkan oleh Direksi Pengawas.

SP.004 Kontraktor harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan tepat pada tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar dan harus dijamin bahwa tulangan itu akan tetap pada kedudukan itu pada waktu pengecoran beton. Pengelasan tempel harus ada persetujuan Direksi Pengawas lebih dahulu untuk diijinkan memasang dengan tepat pada pengelasan lainnya. Pengokoh, ganjal dan tali pengikat atas persetujuan Direksi Pengawas. Ganjal harus dibuat dari beton yang dicor. Ganjal dan besi, jepit dan kawat pengikat harus

40 Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM berkualitas sama denagn bahan tulangan beton dan tebal selimut harus dibuat sesuai dengan spesifikasi.

L. Beton

SP.001 Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan adukan beton yang mempunyai ketelitian yang cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing pembentukan beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus mendapat persetujuan Direksi Pengawas.

SP.002 Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan bekisting, bajam tulangan, pemasangan instalasi yang harus ditanam, penyengkangan dan pengikatan serta penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan dengan pengecoran yang telah disetujui oleh Direksi Pengawas.

Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan bekisting pada tempat pengecoran, lantai kerja haris bersih dari air yang menggenang, reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan – permukaan dengan bahan-bahan yang menyerap dengan rata hingga kelembaban (air) dari beton yang baru dicor tidak akan diserap.

Permukaan beton lama yang akan dilapisi dengan beton baru harus dalam keadaan bersih dan lembab sebelum dilapis dengan adukan beton yang baru.

Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran, beton-beton yang mengelupasatau rusak, bahan-bahan asing yang menutupinya. Permukaan-permukaan construction joints harus dibersihkan dengan cara-cara yang disetujui dan kemudian dicuci seluruhnya dengan penyemprotan air dengan tekanan udara segera sebelum pengecoran beton baru. Pembersihan dan pencucian harus dilaksanakan pada kesempatan terakhir dari pengecoran beton. Semua genangan air harus dibuang dari permukaan construction joints sebelum beton baru dicor. Semua construction joints atau expansion joints seperti ditunjukkan pada gambar harus dibersihkan seluruhnya dari

Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM 41 kelebihan-kelebihan beton atau material dengan menggaruk atau cara lain yang disetujui Direksi Pengawas.

Alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ketempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump.

Beton dicor hanya pada waktu Direksi atau wakilnya yang ditunjuk serta pengawas Kontraktor yang setaraf ada di tempat kerja.

Setelah permukaan disiapkan baik-baik, permukaan-permukaan construction joints dimana beton baru akan dicorkan harus dilapisi dengan penutup yang terbuat dari adukan semen (air semen) atau ditutup dengan lapisan spesi/mortar harus mempunyai perbandingan semen dan pasir seperti campuran beton yang bersangkutan kecuali ditentukan lain, demikian juga konsistensinya.

SD.001 Untuk beton mutu B1 dan K-125, campuran nominal dari semen Portland, pasir dan kerikil/batu pecahan harus digunakan dengan perbandingan volume 1 : 2 : 3 atau 1 : 1,2 : 2,5. Banyaknya semen untuk tiap m3 beton tidak kurang dari 275 kg.

Untuk mutu K-175 dan mutu-mutu lainnya yang lebih tinggi harus dipakai campuran yang direncanakan (mix design). Campuran yang direncanakan ditemukan dari percobaan-percobaan sampuran untuk memenuhi kekuatan karakteristik yang disyaratkan. Banyaknya semen untuk tiap m3 beton tidak kurang dari 325 kg.

SD.002 Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton yaitu Potable Mixer selama sedikitnya 1,5 menit sesudah semua bahan (kecuali untuk air dalam jumlah yang penuh) ada dalam mixer. Direksi berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan

42 Pengawasan dan Pengendalian Konstruksi dan Supervisi SPAM dan cara penagdukan gagal untuk mendapatkan hasl adukan dengan susunan ketentuan dan warna yang merata/seragam.

4.

Jadwal Pelaksanaan

Jadwal pelaksanaan merupakan uraian secara rinci dari volume pekerjaan terhadap waktu pelaksanaan yang diajukan dan diuraikan secara rinci, termasuk kebutuhan bahan, alat dan tenaga kerja. Dalam pelaksanaannya berupa ”S-Curve” yang dibuat oleh Direktur dan disetujui Kepala Satuan Kerja (Lampiran).

5.

Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan harus merupakan pedoman pelaksanaan sesuai dengan kondisi lapangan dan harus disertai gambar-gambar/sket pelaksanaan (dalam pembuatannya harus diuraikan dengan jelas dan berurutan).

6.

Kriteria Penerimaan

Pedoman untuk melaksanakan pekerjaan dengan kriteria yang ditetapkan (Lampiran).

7.

Rencana Pemeriksaan dan Pengetesan

Dalam rencana pemeriksaan dan pengetesan hal-hal yang dilakukan mencakup jenis inspeksi, frekuensi, kriteria penerimaan/toleransi, alat

BAB yang dipakai, penanggung jawab (Lampiran).

8.

Daftar Monitoring Kerja

Daftar yang memuat jumlah kegiatan yang dilakukan oleh pelaksana pekerjaan

Dokumen terkait