• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bidang Pembinaan GKK Kelapa Gading Rasa Takut adalah baik!

berdasarkan “The Salomon Secrets” Oleh: Robert Jeffress)

• “Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal yang Mahakuasa adalah pengertian.” Amsal 9:10

• ”Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, ...” Amsal 1:7 • ”Takut akan TUHAN memperpanjang umur.” Amsal 10:27

• ”karena takut akan TUHAN, orang menjauhi kejahatan.” Amsal 16:6 • ”Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN, adalah kekayaan,

kehormatan dan kehidupan.” Amsal 22:4

• ”Akhir dari segala yang di dengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat.” Pengkhotbah 12:13-14

--- Tibalah saatnya kita memasuki, kunci 10, yang membahas tentang ”Rasa takut adalah baik.” Apakah yang dimaksud dengan takut akan Allah? Jika kita menyimak apa yang dinasihatkan oleh Salomo, maka kita bertemu dengan beberapa hal yang penting tentang takut akan Allah. Dan jika hal ini menjadi bagian dari kehidupan kita, maka kita akan mengalami kehidupan yang berhasil!

Takut akan TUHAN berarti...

Rasa Hormat terhadap Allah yang berkuasa. (Hormat dan pengakuan

terhadap kemahakuasaan Allah.) Pada suatu malam cerah berbintang, waktu melintasi laut tengah, Napoleon Bonaparte melewati tentaranya yang ada di geladak kapal yang sedang mencemooh pemikiran tantang adanya Allah di surga. Mendengar itu, Napoleon berhenti dan berkata sambil menunjuk ke bintang-bintang: ”tuan-tuan, anda harus menyingkirkan semua ini terlebih dahulu.” Tentu kita tidak dapat menyingkirkan semuanya itu. Seluruh alam semesta menyerukan kebenaran kuasa Allah, itulah sebabnya ayah Salomo, Daud mengatakan: ”langit menceritakan kemuliaan Allah dan cakrawala

memberitakan pekerjaan tangan-NYA.” Mzm. 19:2. Kita hidup dalam galaksi Bimasakti. Jika Anda dapat naik sebuah pesawat yang dapat bergerak sama dengan kecepatan cahaya, maka akan diperlukan waktu 125.000 tahun bagi anda untuk menyeberangi galaksi bimasakti dari ujung yang satu ke ujung lainnya. Dan galaksi kita adalah salah satu dari miliaran galaksi di alam semesta. Para ahli evolusi berkata kehidupan merupakan hasil dari kemungkinan acak. Tapi seorang ahli menyatakan kemungkinan itu ibarat, seseorang yang ditutup matanya dan diminta menemukan satu butir pasir yang sudah ditandai dan diletakkan di padang pasir / gurun Sahara, dan hanya boleh melakukannya tiga kali. Betapa berkuasanya Allah Sang pencipta. Dan betapa terbatasnya kita ciptaannya. Siapakah saya dan Anda, yang berlaku tidak hormat akan DIA sang Pencipta yang berdaulat atas seluruh ciptaanNYA, atas hidup dan mati kita?

Takut akan TUHAN berarti...

Rasa Hormat terhadap Allah yang Maha Kudus!

Kekudusan adalah salah satu kata dalam agama yang sering digunakan tetapi jarang dimengerti. Dalam PL kata ini berarti ”memisahkan, terpotong”. Atau berarti yang kudus itu terpisah atau berbeda dengan kita. Ia begitu mulia, kudus dan penuh keagungan. Martin Luther pernah menyatakan, ”... dengan lidah apakah saya dapat

menyapa keagungan Allah, siapakah aku ini, sehingga aku harus mengangkat mataku atau tanganku kepada yang maha mulia?.. aku ini debu dan abu serta penuh dengan dosa dan aku berbicara dengan Allah yang hidup, kekal dan benar.” Ada jurang besar antara kita dengan

Allah yang Mahakudus. Jurang yang tidak dapat terseberangi, sebab kita tidak dapat menghampiri kekudusan-Nya. Hanya jembatan ”SALIB KRISTUS” lah yang melayakkan kita menyeberang dan berdiri di hadapanNya.

Takut akan TUHAN berarti ... mengatur kembali tingkah laku kita.

Kelak suatu waktu, semua akan berdiri di depan tahta pengadilan Allah. Dari pada menghampir-Nya dengan keberadaan seperti budak yang penuh ketakutan akan hukuman yang akan diterima karena dosa dan kesalahan, adalah lebih indah menghadap hadirat-Nya sebagai anak, yang penuh hormat, menghadap Bapa kekal yang oleh karena Putra-Nya yang tunggal telah menebus kita dan mengangkat menjadi anakNya.

Kata ”Abba” adalah sebuah kata Aram yang dapat diterjemahkan ”Ayah” atau ”Bapa”. Sebuah perubahan status yang luar biasa dari budak dosa menjadi anak Allah. Tetapi apakah ini berlawanan dengan apa yang dibicarakan di atas? Mari kita simak dua hal:

1. Rasa takut dan rasa aman dapat berjalan bersama.

Seorang anak kecil, secara alami mempunyai rasa takut karena akibat melawan orang tuanya. Tetapi ia tidak akan pernah merasa tidak aman dan kehilangan tidur nyenyaknya sepanjang malam karena cemas orang tuanya akan bermusuhan dengannya, sebab secara alami ia juga tahu, orang tuanya pasti mengasihinya.

2. Rasa takut dan kasih dapat saling berdampingan.

Kedua emosi ini, rasa takut dan kasih adalah hal yang sebenarnya indah. Rasa takut kita akan Allah menjadikan kita takut melakukan hal-hal yang bertentangan dengan Tuhan, sebab oleh karena kita mengasihi Dia, mengenal kuasa dan kekudusan-Nya. Demikian juga halnya dengan kasih, mendorong kita untuk terus maju dalam kehidupan mengiring DIA dan hidup berkenan kepada-Nya.

Robert Jeffress, memberikan contoh; Ia menikahkan sepasang anak muda. Beberapa minggu berikut setelah bulan madu, mereka ke gereja seperti biasanya. IA bertanya, apakah ada daging panggang yang disiapkan untuk suaminya menjadi hangus? Si wanita, menjawab. ”Pendeta, saya telah berusaha untuk jangan terjadi demikian. Saya takut kalau daging panggang sampai hangus.” Jeffress, bertanya: ”Mengapa Anda takut? Apakah suami anda nanti memukuli Anda?” Wanita tersebut menjawab: ”Oh tentu tidak, saya mengasihinya dan ingin melakukan semua dengan baik, bahkan kalau ia pulang sedikit terlambat, saya juga takut jangan sampai makanannya sudah menjadi basi.” Jeffress menyahut, ”Bukankah anda berkata ’saya takut’?.” Si wanita memotong: ”Anda pasti tahu maksud saya.” Rasa takut, bukanlah ketakutan, tetapi sebuah keinginan yang besar untuk melayani dan memberikan yang terbaik untuk orang yang dikasihinya. Inilah rasa takut yang menjadi permulaan dari keahlian untuk memasak.

Apakah Anda mempunyai rasa takut yang benar terhadap Allah? Apakah kita mengerti bahwa hanya di dalam DIA ”kita hidup, kita bergerak, kita ada?” (Kisah 17:28) Sementara kita tertidur setiap malam, apakah kita sungguh menyadari hanya oleh karena kehendak-Nya, jantung kita terus berdenyut sepanjang malam dan kemudian kita terbangun pada hari yang baru? Pernahkah kita merenung sebelum kita tidur, dan setelah bangun kita ada di hadapan hadirat-Nya untuk menghadapi penghakiman-Nya? Dan apakah yang telah kulakukan sepanjang hari sebelum aku tidur? Bukankah itu sangat menentukan dimana saya akan berada pada waktu bangun?

Apakah kita benar-benar mengasihi Allah, maksudnya; dengan segenap hati, pikiran, jiwa dan kekuatan kita? Apakah menyenangkan TUHAN merupakan kerinduan yang mengatasi segalanya dalam kehidupan kita? Apakah kita rindu, untuk selalu bersama dengan-Nya, mengingat dan menyertakan DIA dalam semua gerak-gerik kita, melakukan dan memberi yang terbaik bagi-Nya, rindu mendengarkan suara-Nya, dan bercakap-cakap dengan-Nya? Jika Ia, jawabannya sangat jelas, anda memang mengasihi-NYA. Dan sesungguhnya... tidak ada keberhasilan sejati dalam keseluruhan kehidupan kita di luar kedaulatan-Nya. Jika, keberhasilan itu ada dalam tangan-Nya, sikap terbaik dari orang bijak ialah: TAKUTLAH AKAN TUHAN. Sebab, ”Ganjaran kerendahan hati dan

takut akan TUHAN, adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan.”

Amsal 22:4.

Salomo pasti pernah mendengarkan nasihat ayahnya:

”Tetapi kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai

selama-lamanya dan keadilan-Nya bagi anak cucu, bagi

orang-orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan yang ingat

Dokumen terkait