• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ke bawah! berdasarkan “The Salomon Secrets” Oleh: Robert Jeffress)

• ”Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang rendah hati menerima pujian.” Amsal 29:23

• ”Jikalau keangkuhan tiba, tiba juga cemooh, tetapi hikmat ada pada orang yang rendah hati.” Amsal 11:2 • ”Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului

kehormatan.” Amsal 18:12

• ”Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan. Lebih baik merendahkan diri dengan orang yang rendah hati dari pada membagi

rampasan dengan orang congkak.” Amsal 16:18-19

---

Bagaimana caranya kita memahami apa artinya kerendahan hati? Salah

satu cara ialah, mencari lawan dari kata kesombongan. Jika demikian, apakah kesombongan itu? Kesombongan adalah sikap yang menghargai diri sendiri karena keberhasilan kita dan mempersalahkan orang lain karena kegagalan kita. Orang sombong percaya bahwa setiap hal baik dalam kehidupan ini adalah hasil dari kerja kerasnya sendiri. Ia merasa yakin bahwa dalam konflik apapun, ia benar dan orang lain yang salah. Persamaan dari kata kesombongan adalah keangkuhan. Seorang yang angkuh mempunyai perkiraan yang besar akan diri sendiri. Suatu waktu, Muhammad Ali saat ia berhasil mempertahankan juara bertahan kelas berat tinju dunia, ia duduk di ruang kelas satu pesawat jumbo jet yang sedang bersiap-siap untuk lepas landas. Dengan sopan seorang pramugari memintanya untuk memasang ikat pinggang keselamatan. Ali memandang wanita itu dan berkata: ”Superman tidak membutuhkan ikat pinggang apapun.” Itulah kesombongan! Tanpa ragu si pramugari menjawab: ”Superman juga tidak membutuhkan pesawat apapun.”

Kerendahan hati melibatkan...

Sebaliknya kerendahan hati adalah sikap yang mengakui bahwa hal baik apapun dalam kehidupan kita adalah hasil dari apa yang Allah dan orang-orang lain telah lakukan dalam kehidupan kita. Secara khusus kerendahan hati melibatkan tiga hal:

1. Penilaian diri secara tepat.

Jika kita menilai diri kita sendiri, apakah yang akan kita katakan, Apakah kita terjebak dalam dua ekstrim ini? Apakah kita akan berkata: ”Aku hanyalah orang yang tidak berharga bagaimana mungkin Allah memakai aku...?” Atau berkata: ”Aku begitu hebat, bagaimana mungkin

dunia berputar tanpa aku...?” Dan kalau kita jujur, semua orang punya

kelebihan dan juga punya kelemahan. Atau kita tidak memiliki semua karunia. Artinya kita membutuhkan orang lain. Jika demikian tidak ada yang perlu disombongkan. Sebab kita tidak dapat melakukan segala sesuatu bahkan dengan apapun yang ada pada kita.

2. Penghargaan sejati terhadap orang lain

Kerendahan hati sejati dibangun di atas dasar pengakuan bahwa setiap hal baik dalam kehidupan kita tidak terjadi hanya oleh karena kita, tetapi juga oleh karena orang lain yang TUHAN Allah tempatkan bagi kita. Yakobus menulis: ”Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang.” Yakobus 1:17.

3. Penundukan layak dari hak-hak kita

Kristus adalah teladan sejati dari kerendahan hati. Paulus menuliskan, dalam Filipi 2:5-8, ”Hendaklah

kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat di dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” Inti dari

kerendahan hati adalah sedia melepaskan hak-hak kita dengan penuh kerelaan untuk mencapai sebuah tujuan yang lebih besar dalam kehidupan. Itulah teladan Kristus. Kesediaan meninggalkan kemuliaan sorga dan menderita di kayu salib, demi sebuah tujuan besar. Dan itulah karya termulia dari nama yang termulia yang pernah ada dalam sepanjang abad. Salomo menuliskan: ”Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.” Amsal 18:12.

Kerendahan hati sejati ... bagaimana

mencapainya?

Pemahaman tentang kerendahan hati tidaklah bermanfaat jika tidak menjadi sebuah tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Namun, bagaimana menggapainya...?

1. Akuilah kesalahan

Salah satu batu uji bahwa kita adalah orang yang rendah hati ialah kesediaan mengakui kesalahan. Mengapa? Sebab salah satu ciri dari orang yang tidak rendah hati, adalah berupaya menyembunyikan kesalahan. Sebaliknya ia membeberkan apa yang dianggapnya sebuah prestasi. Banyak kejatuhan dan kehancuran terjadi bukan karena sebuah kesalahan atau pelanggaran, tetapi justru sebaliknya oleh karena upaya menyelubunginya. Salomo menuliskan: ”Siapa menyembunyikan

pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.” Amsal 28:13

2. Berbagi Penghargaan dengan orang lain

Orang rendah hati bukan hanya sedia mengakui kesalahan tetapi juga sedia berbagi ”penghargaan” atas keberhasilan yang telah dicapai. Para Manajer, tak ada yang lebih mampu mendorong semangat orang-orang yang bekerja bagi anda dibanding kerelaan anda untuk mengungkapkan penghargaan atas upaya mereka mencapai tujuan-tujuan Anda. Hai para orang tua, jika anak kita sangat maju dalam sebuah bidang, janganlah lupa berterima kasih dan berbagi penghargaan dengan seseorang yang ada di balik keberhasilan itu. Demikian juga para pelayan, berhentikan bangga dengan pujian karena sebuah pertumbuhan, tetapi ingatkanlah diri kita bahwa kita hanyalah salah satu dari sekian banyak pemain dalam sebuah regu. Menurut sebuah Serial di CNN tentang mantan presiden USA Ronald Reagen, walau banyak orang Amerika memperdebatkan keputusan-keputusan politiknya, namun sebagian besar orang Amerika menganggapnya sebagai salah satu presiden terbesar pada abad ini. Menurut mereka, salah satu rahasianya adalah pada sebuah plakat di meja Reagen yg berbunyi: ”Tidak ada batas bagi

perbuatan baik yang dapat dilakukan seseorang jika ia rela membiarkan orang lain mendapatkan penghargaan.”

3. Menolak untuk membunyikan klakson anda!

Salomo berkata: ”Biarlah orang lain memuji engkau dan

bukan mulutmu, orang yang tidak kau kenal dan bukan bibirmu sendiri.” Amsal 27:2. Tuhan Yesus memberi beberapa

nasihat praktis: ”Kalau seorang mengundang engkau ke pesta

pernikahan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seseorang yang lebih terhormat dari pada kamu.... supaya orang itu...jangan datang dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu. Lalu engkau dengan malu harus pergi duduk di tempat yang paling rendah.” (Lukas 14:8-9). Ada cerita seorang pria yang begitu bangga membawa

kekasihnya ke sebuah pertemuan. Ia menggandeng pasangannya itu dan duduk di sebuah tempat yang ”terhormat”. Ia berpikir, toh ini adalah pertemuan dan semua yang diundang pasti sama dalam acara seperti ini. Tiba-tiba seorang pelayan, berkata: ”maaf, saya tidak dapat menemukan nama Anda di daftar ini.” sambil menunjukkan daftar tamu. Tapi kemudian dengan cepat si pria berkata, ”bukankah ini adalah nama saya?”. Si pelayan menjawab, ”maafkan saya tidak melihatnya, tetapi mari saya antar Anda ke tempat dimana nama anda tertulis.” Si pelayan kemudian langsung mengantar pasangan ini ke kursi paling belakang, sementara tamu yang lain tertawa terkekeh-kekeh dan menggelengkan kepalanya.

4. Rela melepaskan hak

Pikirkanlah kalimat TUHAN YESUS: ”Anak manusia

datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani.”

(Matius 20:28). Pikirkanlah! Yesus adalah Allah yang mempunyai hak mutlak memandang kita sebagai alat-alat untuk mencapai tujuanNya. Itu adalah hak Sang Pencipta. Tetapi IA berkata bahwa IA datang ke bumi ciptaanNya untuk memenuhi kebutuhan kita, bukan diri sendiri! Sangatlah aneh jika sekarang kita mengatakan Kristen atau pengikut Kristus tetapi hanya minta dilayani dan tidak meneladani-Nya untuk melayani. Mengapa tidak dapat melayani? Dapat terjadi karena merasa ”memang sepantasnya aku dilayani.” dan sudah pasti ini bukan kerendahan hati.

Saudaraku, jika kita Ingin berhasil dalam kehidupan, Salomo menuliskan:

”Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang

yang rendah hati, menerima pujian.”

Bidang Pembinaan GKK Kelapa Gading

Dokumen terkait