• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.3. Bidang Usaha

PT. Kimia Farma Tbk. merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir, dengan 6 portfolio usaha : industri, pemasaran, distribusi, ritel, laboratorium klinik dan klinik kesehatan. Dibawah ini hanya akan dibahas 4 portfolio usaha PT. Kimia Farma Tbk.

1. Industri

Dengan dukungan kuat Riset & Pengembangan, segmen usaha yang dikelola oleh perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional, yodium, kina dan produk-produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas produksi yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia merupakan tulang punggung dari segmen industri.

a. Plant Jakarta memproduksi sediaan tablet, tablet salut, kapsul, granul, sirop kering, suspensi/sirop, tetes mata, krim, antibiotika dan injeksi. Unit ini merupakan satu-satunya pabrik obat di Indonesia yang mendapat tugas dari pemerintah untuk memproduksi obat golongan narkotika.

Industri formulasi ini telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) clan ISO-9002.

b. Plant Bandung memproduksi bahan baku kina dan turunan- turunannya, rifampicin, obat asli Indonesia clan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Unit produksi ini telah mendapat US-FDA Approval. Selain itu, Unit Produksi Bandung juga memproduksi tablet, sirup, serbuk, clan produk kontrasepsi Pil Keluarga Berencana. Unit produksi ini telah menerima setifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ISO-9002.

c. Plant Semarang mengkhususkan diri pada produksi minyak jarak, minyak nabati dan kosmetika (bedak). Untuk menjamin kualitas hasil produksi, unit ini secara konsisten menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001 serta telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan US-FDA Approval.

d. Plant Watudakon di Jawa Timur merupakan satu-satunya pabrik yang mengolah tambang yodium di Indonesia. Unit ini memproduksi yodium clan garam-garamnya, bahan baku ferro sulfat sebagai bahan utama pembuatan tablet besi untuk obat tambah darah, clan kapsul lunak "Yodiol" yang merupakan obat pilihan untuk pencegahan gondok. Plant Watudakon juga mempunyai fasilitas produksi formulasi seperti tablet, tablet salut, kapsul lunak, salep, sirup dan cairan obat luar/dalam. Unit ini telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), ISO-9002 clan ISO-14001.

e. Plant Morawa di Medan, Sumatera Utara, dikhususkan untuk memasok kebutuhan obat di wilayah Sumatera. Produk yang dihasilkan oleh pabrik yang telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) ini meliputi sediaan tablet, krim dan kapsul.

Setiap industri menghasilkan produk yang berbeda-beda. Khusus untuk Bedak Marcks’ VENUS produksi dipusatkan di plant Semarang dengan kapasitas per tahun 1,152,000 unit.

2. Marketing

PT. Kimia Farma Tbk. sebagai Holding melakukan kegiatan pemasaran baik secara langsung maupun tidak langsung untuk melayani pasar dalam negeri maupun pasar ekspor untuk permintaan obat-obat etikal, generik clan OTC. Dengan didukung oleh lebih kurang 300 orang Medical Sales Representative yang tersebar diseluruh Indonesia, mengcover 12.880 orang dokter, 644 buah rumah sakit serta 1.119 buah apotek termasuk Apotek Kimia Farma. Kimia Farma memegang hak Lisensi dan keagenan untuk memproduksi, mengimpor, mendistribusikan dan memasarkan produk jadi. Tabel 6 dibawah menjelaskan tentang hak lisensi dan keagenan PT. Kimia Farma Tbk.

Tabel 6. Hak lisensi dan keagenan PT. Kimia Farma Tbk.

Lisensi/ Agen Negara Aktivitas

Sankyo Japan Import, production, distribution and marketing Solway Pharmaceutical Germany Import, production, distribution and marketing Janssen

Pharmaceutical BelgiumImport and distribution German Redcross GermanyImport, distribution and

marketing

Sumber ; PT. Kimia Farma Tbk, 2005

Dalam tahun 2004, PT. Kimia Farma Tbk menduduki urutan ke-7 dalam jajaran Top Ten Industri Farmasi Nasional. Dengan dua ujung tombak pemasaran di bidang distribusi dan ritel, yakni PT. Kimia Farma Trading & Distribution dan PT. Kimia Farma Apotek, Holding melalui segmen industri juga melakukan aktivitas pemasaran. Kontribusi penjualan holding

adalah sebesar 20,20%, PT. Kimia Farma Trading & Distribution 45,17% dan PT. Kimia Farma Apotek 34,63%.

3. Distribusi dan Perdagangan

Unit Distribusi yang direpresentasikan oleh PT. Kimia Farma Trading & Distribution sangat berperan penting dalam upaya peningkatan penjualan produk-produk Kimia Farma. Unit distribusi terdiri dari 40 Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang mendistribusikan obat-obatan yang diproduksi sendiri maupun yang diproduksi oleh pihak ketiga (prinsipal) ke seluruh wilayah Indonesia (Tabel 7). Unit ini memasok pelanggan yang terdiri dari sekitar 6000 apotek termasuk Apotek Kimia Farma, 2300 toko obat dan toko lainnya, 600 grosir/distributor/PBF pihak ketiga, serta 900 rumah sakit.

Unit operasionalnya dikhususkan untuk memenuhi tender pengadaan obat pemerintah ini didukung fasilitas gudang besar dan peralatan yang efisien serta armada transportasi yang terintegrasi dengan sistem informasi untuk mendukung kelancaran pengiriman barang.

Tabel 7. Jumlah unit usaha distribusi PT. Kimia Farma Tbk.

Pulau Total

Sumatera 11 Jawa 14 Kalimantan 4 Sulawesi, Maluku, Papua 8

Bali dan Nusa 3

Sumber : PT. Kimia Farma Tbk, 2005

4. Ritel (Apotek)

Kimia Farma adalah pemimpin pasar di bidang perapotekan dengan penguasaan pasar sebesar 19% dari total penjualan apotek di seluruh Indonesia. Kimia Farma mengelola sebanyak 320 apotek yang tersebar diseluruh tanah air (Tabel 8), sejak Januari 2003 unit ini dikembangkan menjadi satu unit usaha strategis yang mandiri dengan PT. Kimia Farma Apotek. Apotek Kimia Farma melayani resep dokter dan menyediakan

pelayanan lain berupa counter swalayan, praktek dokter, optik, laboratorium klinik serta pusat Pelayanan Informasi Obat dan Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat. Jumlah apotek Kimia Farma tumbuh sangat pesat dalam tiga tahun terakhir, dari 210 apotek pada tahun 2000 menjadi 247 pada tahun 2001 dan 298 pada tahun 2002. Penambahan jumlah apotek ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk memanfaatkan momentum pasar bebas AFTA 2003, dimana pihak yang memiliki jaringan luas seperti Kimia Farma akan sangat diuntungkan.

Tabel 8. Jaringan Apotek Kimia Farma

Daerah Jumlah Apotek

Daerah Jumlah Apotek

Banda Aceh 12 Solo 6

Medan 19 Surabaya 26

Palembang 10 Malang 13

Pekan Baru 7 Jembar 4

Padang 4 Denpasar 21 Bandar Lampung 4 Mataram 10 Batam 17 Kupang 5 Jaya I 11 Balikpapan 13 jaya II 14 Banjarmasin 11 Tangerang 8 Palangkaraya 8 RS. Jakarta 5 Makasar 13 Bogor 7 Kendari 4 Pontianak 2 Manado 8 Bandung 13 Palu 5 Cirebon 3 Jayapura 4 Semarang 18 Sorong 3 Yogyakarta 12 Total 320 Sumber : PT. Kimia Farma Tbk, 2005

Dokumen terkait