BAB III: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Memuat tentang gambaran umum lokasi penelitian (sejarah
A. Bimbingan Keagamaan Orang Tua 1.Pengertian Bimbingan
BAB II LANDASAN TEORI
A. Bimbingan Keagamaan Orang Tua 1. Pengertian Bimbingan
Bimbingan merupakan salah satu faktor penting dalam mendidik, dan mengarahkan anak, karena bimbingan yang diberikan orang tua dapat membantu anak dalam mencapai sebuah tujuan yang diinginkan anak. Definisi bimbingan menurut beberapa para ahli sebagai berikut:
a. Bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidence” yang berarti memberikan bantuan berupa mengarahkan, memandu, mengelola, dan menyetir (Yusuf, 2005:5).
b. Menurut Walgito Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupan agar individu atau sekumpulan individu tersebut dapat mencapai kesejahteraan hidupnya (2004:5).
c. Menurut Hallen (2005:8) bimbingan adalah merupakan proses pemberian bantuan yang terus menerus dari seseorang pembimbing yang telah dipersiapkan kepada individu yang membutuhkannya dalam rangka mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal dengan menggunakan berbagai macam media dan
19
teknik bimbingan dalam suasana asuhan yang normatif agar tercapai kemandirian sehingga individu dapat bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungannya.
d. Menurut Frank dan Jones bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri, dan memangku suatau jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya itu (Prayitni&Amti, 2013:93).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah suatu proses untuk menunjukkan jalan, menuntun, dan memberikan bantuan kepada individu supaya individu tersebut dapat mengatasi kesulitan yang dihadapi dalam hidupnya, supaya potensi yang dimilikinya bisa berkembang secara maksimal sehingga dapat mencapai sebuah tujuan yang diinginkannya dan mendapatkan kesejahteraan dalam hidupnya. 2. Pengertian keagamaan
Menurut Thouless (1995:19) Agama adalah hubungan praktis yang dirasakan dengan apa yang dipercayai sebagai mkhluk atau wujud yang lebih tinggi dari pada manusia.
Menurut Harun Nasution agama adalah:
a. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan ghaib yang menguasai manusia.
b. Pengakuan terhadap adanya kekutan ghaib yang menguasai manusia.
20
c. Mengikat diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada sutau sumber yang berada di luar diri manusia dan yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia.
d. Kepercayaan pada sesuatau kekuatan ghaib yang menimbulkan cara hidup tertentu.
e. Suatu sistem tingkah laku yang berasal dari sesuatu kekuatan gaib. f. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini
bersumber pada sesuatu kekuatan ghaib.
g. Pemujaan terhadap kekuatan ghaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut dari kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia.
h. Ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seseorang Rosul (Rahmat, 1992:1-2).
Dari penjelasan di atas bahwasanya bimbingan keagamaan adalah usaha untuk memberikan bantuan kepada seseorang yang kesulitan baik secara lahir maupun batin yang menyangkut kehidupan sekarang maupun mendatang. Bantuan tersebut berupa pertolongan mental maupun spiritual agar seseorang mampu mengatasinya dengan kemampuan yang dimilikinya melalui dorongan dari kekuatan iman dan taqwa kepada Tuhannya.
3. Pengertian Bimbingan Keagamaan Islam
Dalam penelitian ini yang dimaksud penulis adalah bimbingan keagamaan Islam. Seperti yang dikemukanan Fakih (2001:62)
21
bimbingan keagamaan Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar dalam kehidupan keagamaannya senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Bimbingan Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagian hidup di dunia dan akhirat (Musnawar, 1992:5).
Menurut Hallen (2002:17) bimbingan Islami adalah proses pemberian bantuan yang terarah, kontiniu dan sisitematis kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur’an dan al-Hadis ke dalam diri, sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan al-Hadis.
Dari beberapa definisi bimbingan keagamaan Islam dapat disimpulkan bahwa bimbingan Islami merupakan suatu bentuk bantuan kepada individu agar dapat mengatasi semua permasalahan dalam hidup dan mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya, sehingga kehidupan keagamaannya senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, serta dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
22
4. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Agama Islam a. Fungsi bimbingan Islami
Bimbingan Islami berfungsi sebagai pemberi layanan kepada peserta didik agar masing-masing peserta didik dapat berkembang secara optimal sehingga menjadi pribadi yang utuh dan mandiri. Oleh karena itu pelayanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui kegiatan bimbingan dan konseling. Fungsi-fungsi tersebut menurut Hallen (2002:59-62) sebagai berikut:
1)Fungsi pemahaman
Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik.
2)Fungsi pencegahan
Fungsi pencegahan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul yang akan dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan, kerugian-kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.
23
Fungsi pengentasan dipakai sebagai pengganti istilah fungsi kuratif atau fungsi terapeutik dengan arti pengobatan atau penyembuhan. Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling akan menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik.
4)Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
Fungsi pemeliharaan dan pengembangan adalah fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkanya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara terarah, mantap dan berkelanjutan.
5)Fungsi advokasi
Fungsi advokasi yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan teradvokasi atau pembelaan terhadap peserta didik dalam rangka upaya pengembangan seluruh potensi secara optimal.
Dari beberapa fungsi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi dari bimbingan Islami adalah memberi bantuan dan pelayanan kepada individu agar setiap individu tersebut mampu berkembang secara optimal sehingga menjadi pribadi yang baik, mandiri dan berakhlak mulia.
24
Secara garis besar atau secara umum, menurut Musnawar (1992:34) membagi tujuan bimbingan Islami menjadi dua, yaitu:
1)Tujuan umum
Membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
2)Tujuan khusus
a) Membantu individu agar tidak menghadapi masalah.
b) Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya.
c) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.
c. Menurut Asdiqoh (2012:5) ciri khas bimbingan Islami yang sangat mendasar adalah:
1) Berparadigma kepada wahyu dan ketauladanan para nabi, Rosul, dan para ahli warisnya.
25
2)Hukum konselor memberikan konseling kepada klien yang meminta kepada konselor adalah wajib dan suatu keharusan bahkan merupakan suatu ibadah.
3)Sistem konseling Islami dimulai dengan pengarahan kepada kesadaran nurani dengan membacakan ayat-ayat Allah setelah itu baru melakukan proses terapi dengan membersihkan dan mensucikan sebab-sebab terjadinya penyimpangan.
4)Konselor sejati dan utama adalah mereka yang dalam proses konseling selalu di bawah bimbingan Allah dan Al-Qur’an.
Dalam gerak dan langkahnya bimbingan dan konseling Islami berlandaskan al-Qur’an dan sunah Rosul serta berbagai teori yang telah tersusun menjadi ilmu yang sejalan dengan ajaran Islam. 5. Ruang Lingkup Bimbingan Islami
Ruang lingkup bimbingan Islami menurut Musnawar (1992:41-42) mencakup berbagai bidang-bidang diantaranya, yaitu:
a. Pernikahan dan keluarga
Pernikahan dan keluarga sudah barang tentu untuk terlepas dari lingkungannya (sosial maupun fisik) yang mau tidak mau mempengaruhi kegiatan keluarga dan keadaan pernikahan, karena itulah maka bimbingan dan konseling Islami kerap kali amat diperlukan untuk menangani bidang ini.
26
Dalam belajar (pendidikan) kerap kali berbagai masalah timbul, baik yang berkaitan dengan belajar itu sendiri maupun lainnya. Problem-problem yang berkaitan dengan pendidikan ini sedikit banyak juga memerlukan bantuan bimbingan dan konseling Islami untuk menanganinya.
c. Sosial (kemasyarakatan)
Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup dan kehidupannya sedikit banyak tergantung pada orang lain. Kehidupan masyarakat inipun kerap kali menimbulkan masalah bagi individu yang memerlukan penanganan bimbingan dan konseling Islami.
d. Pekerjaan (jabatan)
Untuk memenuhi hajat hidupnya, nafkah hidupnya, dan sesuai hakikatnya sebagai khalifah di muka bumi manusia harus bekerja. Mencari pekerjaan yang sesuai dan membawa manfaat besar, mengembangkan karir dalam pekerjaan, dan sebagainya, kerap kali menimbulkan permasalahan juga, bimbingan dan konseling Islamipun kerap kali diperlukan untuk menanganinya.
e. Keagamaan
Manusia merupakan makhluk religius, tetapi dalam perjalanan hidupnya manusia dapat jauh dari hakikatnya tersebut. Bahkan dalam kehidupan keagamaan kerap kali muncul berbagai masalah yang menimpa dan menyulitkan individu dan ini memerlukan bantuan bimbingan dan konseling Islami.
27
Dari pemaparan di atas secara garis besar dapat disimpulkan bahwasanya ruang lingkup bimbingan dan konseling Islami mencakup berbagai bidang, yaitu pernikahan dan keluarga, pendidikan, sosial, pekerjaan dan keagamaan.
6. Peran Orang Tua dalam Pendidikan Keagamaan anak
Pendidikan agama dan spiritual termasuk bidang-bidang pendidikan yang harus mendapat perhatian penuh oleh keluarga terhadap anak-anaknya. Pendidikan agama dan spiritual ini, berarti membangkitkan kekuatan dan kesediaan spiritual yang bersifat naluri yang ada pada kanak-kanak melalui bimbingan agama yang sehat dan mengamalkan ajaran-ajaran agama dan upacara-upacaranya. Begitu juga memberikan bekal anak-anak dengan pengetahuan-pengetahuan agama dan kebudayaan Islam yang sesuai dengan umurnya dalam bidang-bidang aqidah, ibadat, muamalat dan sejarah. Begitu juga dengan mengajarkan kepadanya cara-cara yang betul untuk menunaikan syiar-syiar dan kewajiban-kewajiban agama, dan menolongnya mengembangkan sikap agama yang betul. Yang termasuk mula-mula sekali adalah iman kepada Allah, malaikatnya, kitab-kitabnya, rasul-rasulnya, hari kiamat, kepercayaan agama yang kuat, takut kepada Allah dan selalu mendapat pengawasan dari padanya dalam segala perbuatan dan perkataan (Langgulung, 2004:310).
28
Langgulung (2004:310-311) mengemukakan beberapa cara-cara praktis yang patut digunakan oleh keluarga untuk menanamkan semangat keagamaan pada diri anak-anak sebagai berikut:
a. Memberi tauladan yang baik kepada mereka tentang kekuatan iman kepada Allah dan berpegang dengan ajaran-ajaran agama dalam bentuknya yang sempurna dalam waktu tertentu.
b. Membiasakan mereka menunaikan syiar-syiar agama semenjak kecil, sehingga penunaian itu menjadi kebiasaan yang mendarah daging, mereka melakukannya dengan kemauan sendiri dan merasa tenteram sebab mereka melakukannya.
c. Menyiapkan suasana agama dan spiritual yang sesuai dirumah dimana mereka berada.
d. Membimbing mereka membaca bacaan-bacaan agama yang berguna dan memikirkan ciptaan-ciptaan Allah dan makhluk-makhluk untuk menjadi bukti kehalusan sistem cipta itu dan atas wujud dan keagungan-Nya.
e. Menggalakkan mereka turut serta dalam aktivitas agama dan lain-lain, lagi cara-cara lain.
Pendidikan keagamaan harus ditanamkan ke dalam diri anak sejak dini, karena dengan itu semua semangat spritual yang ada dalam diri anak akan bangkit sehingga akan membentuk anak menjadi pribadi yang mandiri dan berakhlak mulia, dan dapat dijadikan sebagi bekal di kehidupan yang mendatang. Karena dengan adanya pendidikan
29
keagamaan anak akan berkembang sesuai dengan norma-norma agama.
7. Tugas dan Tanggung Jawab Orang Tua.
Keluarga adalah suatu institusi yang terbentuk karena perkawinan antara sepasang suami istri untuk hidup bersama, sekata, seiring dan setujuan dalam membangun maliga rumah tangga untuk mencapai keluarga yang sakinah dalam lindungan dan ridho Allah swt. Dalam keluarga selain ada ayah dan ibu juga ada anak yang menjadi tanggung jawab orang tua.
Orang tua bertanggung jawab mendidik dan membimbing anak, karena orang tua adalah pendidikan pertama dan utama dalam keluarga. Bagi anak, orang tua adalah model yang harus ditiru dan diteladani, oleh karena itu perilaku orang tua harus mencerminkan akhlak yang mulia. Islam mengajarkan kepada orang tua agar selalu mengajarkan yang baik-baik saja kepada anak mereka (Djamarah, 2004:28-29).
Tugas dan tanggung jawab orang tua selain mendidik anak-anaknya juga menafkahi keluarganya berupa kebutuhan ekonomi sehari-hari. Dari terpenuhinya kebutuhan yang diperlukan setiap hari maka pendidikan anak-anak akan terpenuhi, baik pendidikan fisik maupun psikis. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Abdullah Nashih Ulwan, bahwa dalam mendidik anak meliputi tiga bagian: a. Tanggung jawab fisik
30
Tanggung jawab besar yang diwajibkan oleh Islam kepada para pendidik, seperti bapak, ibu, para guru adalah tanggung jawab pendidikan fisik agar anak-anak tumbuh seiring dengan baiknya pertumbuhan fisik, sehat badan, bergairah dan bersemangat. Sebagaiman firman Allah dalam al-Qur’an:
... ’ n?tã ur ÏŠqä9öqpRùQ$# ¼ã&s! £` ßgè%ø—Í‘ £` åkèEuqó¡ Ï. ur Å $ rã
÷èpRùQ$$Î/ ÇËÌÌÈ ...dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf (Qs. al-Baqarah: 233)
Berikut ini adalah tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak dalam menafkahi keluarganya dan anak-anaknya yang dikemukakan oleh Abdullah Nashih Ulwan:
1)Kewajiban menafkahi keluarga dan anak.
2)Mengikuti aturan yang sehat ketika makan, minum dan tidur, agar kebiasaan itu menjadi akhlak anak-anak.
3)Menghindari penyakit menular. 4)Kewajiban mengobati penyakit.
5)Menerapkan prinsip “tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh membahayakan orang lain”.
6)Membiasakan anak berolahraga.
7)Membiasakan anak hidup sederhana, tidak mewah dan tenggelam dalam kenikmatan.
8)Membiasakan anak hidup bersungguh-sungguh, jantan dan menghindari pengangguran dan penyimpangan (1996:1-12).
31
b. Tanggung jawan pendidikan intelektual
Tanggung jawab pendidikan intelektual adalah membentuk pemikiran anak dengan sesuatu yang bermanfaat seperti ilmu-ilmu syariat, kebudayaan ilmiah dan modern, kesadaran intelektual dan peradaban sehingga anak matang dalam pemikiran dan sikap ilmiahnya (Ulwan, 1996:54)
c. Tanggung jawab pendidikan psikis
Tanggung jawab pendidikan psikis adalah sejak mulai bisa berfikir, seorang anak harus dididik untuk berani mengatakan yang hak, lugas, ksatria, merasa mampu, mencintai orang lain, dapat mengendalikan amarah, dan berhias diri dengan semua keutamaan jiwa dan moral, dan tujuan dari pendidikan ini tidak lain untuk membentuk pribadi anak dan menyempurnakannya (Ulwan, 1996:109).
Berdasarkan dari beberapa penjelasan tentang tugas dan tanggung jawab orang tua dapat ditarik kesimpulan bahwasanya orang tua mempunyai tugas dan tanggung jawab berupa memberikan pendidikan fisik, intelektual dan psikis. Selain itu, dalam memberikan pendidikan orang tua juga harus membiasakan anak untuk melakukan hal-hal yang positif sejak dini, karena pendidikan dimasa kecil sangat berpengaruh di kehidupanya yang mendatang.
8. Aspek-aspek dalam Pendidikan Keagamaan Orang Tua a. Pembinaan
32
Setiap orang tua dan guru ingin membinan anak agar menjadi orang yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat dan sikap mental yang sehat dan akhlak yang terpuji. Semua itu dapat diusahakan melalui pendidikan, baik yang formal maupun yang informal. Setiap pengalaman yang dilalui anak, baik melalui penglihatan, pendengaran, maupun perlakuan yang diterimanya akan ikut menentukan pembinaan pribadi anak (Daradjat, 1970:56)
Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat At-Tahrim ayat 6
$pkš‰r'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3 |¡ àÿRr& ö/ä3 ‹Î=÷d r&ur #Y‘ $tR ÇÏÈ....
Artinya: hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.... (QS. At- Tahrim ayat 6)
b. Pengarahan
Orang tua juga mengarahkan anak kejalan yang benar dan di ridhoi Allah swt, karena dengan pengarahan tersebut anak akan berkembang dengan baik. Orang tua juga selalu mengajak anak untuk berbuat kebaikan. Allah berfirman dalam surat an-Nisa’ ayat 36: (#r ߉ç6ôã $#ur © ! $# Ÿ w ur (#qä.ÎŽô³ è@ ¾ÏmÎ/ $\«ø‹x© ( È ûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $YZ»|¡ ômÎ) ... ÇÌÏÈ
Artinya: sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa... (Qs an-nisa’ ayat 36)
c. Keteladanan
Dalam dunia pendidikan orang tua atau guru merupakan suritauladan bagi anak, dan anak didiknya, maka mereka dituntu
33
untuk bersikap dan berperilaku yang mencerminkan akhlak yang mulia. Rosulullah SAW sendiri memberi contoh keteladanan yang baik kepada umatnya. Allah berfirman:
ô‰s)©9 tb %x. öNä3 s9 ’ Îû É Aqß™u‘ «! $# îouqó™é& ×puZ|¡ ym ` yJ Ïj9 tb %x. (#qã_ ö
tƒ © ! $# tPöqu‹ø9$#ur t
Åz Fy $# t
x.sŒur © ! $# #ZŽ
ÏVx. ÇËÊÈArtinya: sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah (Qs, al-ahzab : 21)
d. Ajakan dan anjuran
. Allah berfirman dalam al-qur’an:
(#qçRur$yès?ur... ’ n?tã ÎhŽÉ9ø9$# 3“ uqø)
G9$#ur ( Ÿ w ur (#qçRur$yès? ’ n?tã É OøOM} $# È b ºurô‰ãèø9$#ur 4 (#qà)¨?$#ur © ! $# ( ¨b Î) © ! $# ß ‰ƒÏ‰x© É > $s)Ïèø9$# ÇËÈArtinya: dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya (Qs. al-Ma’idah: 2)
e. Seruan
Hendaknya orang tua memberikan bimbingan kepada anaknya agar mempersiapkan apa yang akan menjadi pekerjaan di esok hari, karena dengan itu semua anak akan terarah dengan baik. Allah berfirman dalam al-qur’an:
34 $pkš‰r'¯»tƒ šú ïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# © ! $# ö