• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

B. Bimbingan Kelompok

1. Pengertian Bimbingan dan Bimbingan Kelompok

Menurut Natawidjaja (Winkel, 1997) bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga dan masyarakat. Dengan kata lain bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada individu, agar ia memahami kemampuan-kemampuan dan kelemahan-kelemahannya serta mempergunakan pengetahuan tersebut secara efektif di dalam menghadapi dan mengatasi masalah-masalah hidupnya secara bertanggung jawab.

Winkel (1997) mengemukakan bentuk bimbingan ada dua, yaitu bimbingan individu dan bimbingan kelompok. Bimbingan individual adalah bimbingan yang diberikan pada satu orang siswa saja. Bimbingan yang diberikan pada lebih dari satu siswa disebut bimbingan kelompok. Winkel (1991) mengatakan bimbingan kelompok merupakan salah satu upaya membantu anak melalui pembentukan kelompok.

Prayitno (2004) mengatakan pelaksanaan bimbingan kelompok mempunyai beberapa keunggulan. Keunggulan yang dimaksud adalah:

a. Lebih efisien. Yang dimaksud lebih efisien disini adalah dengan satu kali kegiatan bimbingan kelompok sudah bisa memberikan manfaat atau jasa kepada sejumlah orang.

b. Dapat menumbuhkan interaksi antar individu. Dalam bimbingan kelompok terjadi dinamika yang dapat menarik perhatian, yaitu tumbuhnya interaksi antar individu anggota kelompok. Hal ini merupakan sesuatu yang khas yang terjadi dalam bimbingan kelompok yang tidak mungkin terjadi dalam konseling individual. c. Dapat menghadirkan suasana kehidupan nyata masyarakat. Dalam

interaksi antar individu anggota kelompok, masing-masing anggota membawa kondisi pribadinya sebagaimana ditampilkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat menghadirkan suasana kehidupan nyata yang dijumpai dalam masyarakat luas.

d. Dapat menjadi persemaian layanan konseling individual. Bimbingan kelompok dapat menjadi wilayah penjajagan awal bagi calon klien untuk memasuki layanan konseling individual. Bagi calon klien itu, dinamika interaksi di dalam kelompok membuahkan berbagai hal yang pendalamannya lebih lanjut akan dapat dilakukan dalam konseling individual. Dengan demikian bimbingan kelompok dapat menjadi wilayah pesemaian bagi layanan bimbingan individual.

2. Bentuk-bentuk Bimbingan Kelompok

Bentuk-bentuk bimbingan kelompok adalah suatu cara tertentu untuk mengelompokkan siswa. Menurut Winkel (1991) bentuk-bentuk bimbingan kelompok terdiri dari:

a. Pelajaran bimbingan (group guidence class). Pada bentuk ini tidak ada pengelompokan kembali, tetapi memakai satuan-satuan kelas yang sudah terbentuk. Pada jam tertentu (yang telah terjadwal) guru pembimbing masuk kelas dan memberikan pelayanan bimbingan, yang biasanya berupa pembahasan tentang suatu masalah yang tidak termasuk dalam silabus pelajaran lain. Dalam bimbingan siswa tidak dituntut untuk menguasai “bahan” seperti pada suatu mata pelajaran; siswa juga tidak akan diberi nilai dalam buku raport yang mencerminkan taraf prestasi belajar. Yang diutamakan adalah kebutuhan-kebutuhan siswa berkenaan dengan perkembangan pribadinya.

b. Kelompok diskusi. Dalam hal ini dibentuk kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam siswa; siswa itu mendiskusikan sesuatu bersama. Masalah yang didiskusikan ditentukan oleh guru pembimbing; untuk itu guru pembimbing dapat merumuskan satu dua pertanyaan yang harus dijawab oleh kelompok diskusi. Namun guru pembimbing juga harus mempertimbangkan apakah siswa sudah mempunyai pengalaman yang cukup banyak untuk mendiskusikan masalah tertentu. Masalah yang dibahas merupakan masalah yang berkaitan dengan perkembangan siswa yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan dihadapi oleh kebanyakan siswa. Masalah itu biasanya tidak dibicarakan dalam pelajaran-pelajaran biasa.

Pembicaraan suatu masalah dalam kelompok kecil menjadi sangat berguna karena masing-masing siswa dapat mengambil manfaat dari pengalaman dan gagasan teman. Disamping inti pemecahan masalah yang ditemukan bersama akan diterima dengan lebih rela daripada guru pembimbing langsung mengemukakan pemecahan tertentu.

Pembentukan kelompok diskusi ini dapat dikombinasikan dengan pelajaran bimbingan. Ketika pelajaran bimbingan berlangsung, guru pembimbing dapat membentuk kelompok-kelompok kecil kemudian memberikan pertanyaan untuk didiskusikan bersama dalam kelompok. Selama siswa berdiskusi guru pembimbing berkeliling untuk mendampingi siswa sampai siswa selesai berdiskusi. Hasil diskusi itu kemudian diolah bersama dan dicatat supaya dapat dilihat kembali.

c. Kelompok kerja. Kelompok kerja berarti siswa mengerjakan tugas tertentu dalam satu kelompok. Tugas itu dapat berupa tugas studi, misalnya mempelajari kemungkinan-kemungkinan sekolah setelah lulus SMA atau tugas aksi, misalnya mempersiapkan perlombaan antar sekolah.

Pembentukan kelompok kerja ini juga dapat dikombinasikan dengan pelajaran bimbingan atau home room.

d. Home room. Home room berarti pertemuan kelompok siswa tertentu di ruang tertentu guna kegiatan bimbingan. Untuk itu pada jam-jam tertentu, yang telah terjadwal, seluruh siswa sekolah atau siswa dari

kelas-kelas tertentu dikelompokkan menjadi rombongan yang lain dari satuan-satuan kelas yang biasa. Rombongan itu berkumpul di ruangan yang telah ditentukan untuk suatu kegiatan bimbingan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan bimbingan kelompok dapat dilaksanakan di dalam kelas (bimbingan klasikal) dan di luar kelas (kelompok diskusi, kelompok kerja, dan home room).

3. Tujuan dan Kegunaan Bimbingan Kelompok

Tujuan dari pemberian bimbingan kelompok tidak lain dari tujuan pemberian bimbingan di sekolah, yaitu membantu setiap siswa supaya bisa berkembang seoptimal mungkin (Winkel, 1997). Tetapi jalan yang ditempuh dalam bimbingan kelompok adalah dengan pembentukan kelompok-kelompok. Meskipun yang dihadapi adalah kelompok siswa yang semuanya membutuhkan pelayanan bimbingan yang lebih kurang sama isi dan arahnya, tetapi yang terutama yang dituju bukanlah perkembangan kelompok sebagai kelompok, melainkan perkembangan optimal masing-masing siswa yang tergabung dalam suatu kelompok. Dengan demikian, tekanannya tetap terletak pada pengembangan masing-masing siswa, walaupun siswa berada dalam kegiatan kelompok.

Kegunaan bimbingan kelompok seperti yang dikemukakan Winkel (1991), antara lain:

a. Dapat melayani siswa dengan jumlah yang relatif besar dengan tenaga bimbingan yang terbatas.

b. Dapat melatih siswa dalam menghadapi suatu tugas bersama atau memecahkan suatu problem bersama, sehingga siswa dididik untuk hidup secara kelompok.

c. Dapat mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapatnya dan menghargai pendapat orang lain. Disamping itu, beberapa siswa akan lebih berani membicarakan kesukarannya dengan guru pembimbing setelah teman-temannya mengalami kesukaran yang sama.

d. Dapat memberikan banyak informasi yang dibutuhkan siswa.

e. Dapat menyadarkan siswa bahwa mereka sebaiknya menghadap guru pembimbing untuk mendapat bimbingan lebih dalam.

f. Guru pembimbing yang baru dapat memperkenalkan diri dan berusaha mendapat kepercayaan dari siswa.

Dokumen terkait