BAB II TINJAUAN PUSTAKA
B. BOCR ( Benefit, Opportunity, Cost, Risk ) Go Public
Berikut kriteria dan sub kriteria yang digunakan dalam penelitian dan berasal dari hasil peninjauan studi literatur terkait benefit (manfaat), opportunity (peluang), cost (biaya), dan risk (resiko) atas keputusan go public beserta alternatif solusi yang ditawarkan.
1. Benefit (Manfaat)
Dalam kriteria benefit ini berisi tentang manfaat-manfaat apa saja yang di terima ketika menentukan goal yang sudah ditetapkan, dimana goal dalam penelitian ini adalah keputusan go public PT Bank Panin Syariah Tbk. Kriteria benefit diturunkan dalam beberapa sub kriteria, yaitu :
a. Market (Pasar)
1) Revenue (pendapatan)
Perusahaan yang melakukan penawaran umum atau go public tentu akan memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus. Dimana perolehan dana tersebut dapat digunakan untuk ekspansi, memperbaiki dan memperkuat struktur permodalan, meningkatkan infrastruktur, dan membayar utang perusahaan.31 Tentu hal tersebut akan meningkatkan perolehan pendapatan perusahaan.
2) Market share (pangsa pasar)
Pangsa pasar (market share) adalah proporsi kemampuan penjualan perusahaan dalam menguasai suatu segmen. Pangsa pasar digunakan
31 Gunawan Widjaja dan Wulandari Risnamanitis, Go Public dan Go Private Di Indonesia, Jakarta : Prenada Media Group, h.10.
untuk mengukur posisi perusahaan dalam persaingan industri. 32 Maka semakin tinggi pangsa pasar dapat mencerminkan semakin tinggi kekuatan perusahaan dalam persaingan pasar.
3) Market size (ukuran pasar)
Market size adalah jumlah pembeli dan penjual di pasar tertentu33. Pasar yang lebih besar akan menunjukkan tingkat yang lebih tinggi dari perusahaan yang lain dan meningkatkan produktivitas perusahaan.34
Oleh karena itulah, market size dapat mendorong perubahan penting dalam distribusi keseimbangan dan ukuran kinerja perusahaan.
b. Financial (Keuangan) 1) Profitabilitas
Profitabilitas dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profit) atau nilai hasil akhir operasional perusahaan selama periode tertentu.35 Tentu dengan melakukan penawaran umum (go public) akan meningkatkan profitablitas perusahaan.
2) Likuiditas
Likuiditas dapat diartikan sebagai kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam jangka pendek atau yang harus segera dibayar. Perusahaan yang likuid merupakan
32Sri Budiwati W.S dan Siti Dwi Nuraini, “Pengaruh Pangsa Pasar, Rasio Leverage dan Rasio Intensitas Modal pada Return Saham”, Jurnal Karisma, Vol. 3 (2), 2009, h.142.
33Investor Words : Biggest, Best Investing Glossary diakses dari : http://www.investorwords.com/6576/market_size.html pada 9 Mei 2016.
34Marc J.M dan Giancarlo I.P, “Market Size, Trade, and Productivity”, Jurnal, Review of Economics Studies, Vol.75, 2008, h.296.
35Nur Azlina, “Pengaruh Tingkat Perputaran Modal Kerja, Struktur Modal, dan Skala Perusahaan terhadap Profitabilitas”, Pekbis Jurnal, Vol.1, No.2, (Juli 2009), h. 108.
39
perusahaan yang sehat, sehat dari segi keuangan karena kemampuannya untuk memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam jangka pendek.36 Sehingga dibutuhkan langkah-langkah strategis untuk dapat mendukung likuiditas sebuah perseroan.
3) Stability
Istilah stability atau kestabilan dalam penelitian ini adalah adanya pertumbuhan keuntungan yang stabil dan tidak fluktuatif. Dengan adanya saham yang diperdagangkan di Bursa tentu selain meningkatkan profitabilitas dan likuiditas perusahaan, maka akan menstabilkan keuntungan yang diperoleh.
4) Return
Return merupakan hasil yang diperoleh atas investasi saham.37 Tentu perusahaan yang melakukan penawaran perdana mempunyai peluang dalam meningkatkan return saham.
c. Intangible Benefit
1) Company image (reputasi perusahaan)
Penawaran umum saham dapat meningkatkan prestise dan publisitas perusahaan.38 Hal ini sangat jelas menguntungkan emiten karena sudah tidak perlu mengeluarkan biaya advertising, karena Bursa, koran, dan televisi serta media lainnya akan memberitakan perusahaan tanpa bayar
36 Rizal Ahmad, “Pengaruh Profitabilitas dan Investmen Opportunity Set Terhadap
Kebijakan Deviden Tunai’, Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu, Vol.2, No.2 (November 2009), h.191.
37Sri Budiwati W.S dan Siti Dwi Nuraini, “Pengaruh Pangsa Pasar, Rasio Leverage dan Rasio Intensitas Modal pada Return Saham”, Jurnal Karisma, Vol. 3 (2), 2009, h.141.
38 Gunawan Widjaja dan Wulandari Risnamanitis, Go Public dan Go Private Di Indonesia, Jakarta : Prenada Media Group, h.10.
dan membuat investor semakin mengingat perusahaan.39 Jika di analogikan maka perusahaan go public ini dapat seperti menyelam sambil meminum air. Artinya, akan banyak manfaat yang diperoleh dari keputusan go public tersebut.
2) Profesionalitas
Dengan menjadi perusahaan publik, tentu akan semakin banyak pihak yang memonitoring perusahaan tersebut dan hal tersebut mendorong perusahaan untuk meningkatkan profesionalitas perusahaannya. Tentu hal ini sangat berdampak baik bagi kinerja perusahaan.
2. Opportunity (Peluang)
Dalam kriteria opportunity ini berisi tentang peluang-peluang apa saja yang akan didapatkan ketika suatu perusahaan memutuskan go public. Dimana kriteria tersebut dibagi menjadi beberapa sub kriteria, yaitu :
a. Market (Pasar)
1) Market growth (pertumbuhan pasar)
Adanya peningkatan pertumbuhan pasar di industri perbankan, karena pada umumnya perusahaan yang sudah menjadi perusahaan publik likuiditasnya akan lebih meningkat bila dibandingkan dengan perusahaan yang masih tertutup.40 Tentu peluang seperti ini dapat
39 Adler Haymans Manurung, Initial Public Offering : Konsep, Teori, dan Praktek, Jakarta : Manurung Press, h.7.
40 Gunawan Widjaja dan Wulandari Risnamanitis, Go Public dan Go Private Di Indonesia, Jakarta : Prenada Media Group, h.10.
41
dimaksimalkan dengan baik, jika perseroan tersebut dapat menyusun stategi go public yang tepat.
2) Market competitiveness (persaingan pasar)
Adanya peningkatan daya saing di pasar, karena perusahaan yang telah melakukan go public akan mempunyai kekuatan yang lebih besar.41 Sehingga, perusahaan tersebut mampu bersaing dengan perusahaan yang lainnya.
b. Financial (Keuangan) 1) Pendapatan (income)
Peluang meningkatan pendapatan perusahaan. Perusahaan yang melakukan penawaran umum atau go public tentu akan berpeluang memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus.
2) Modal (capital)
Peluang perbaikan permodalan baik kemudahan mendapatkan modal. Perusahaan yang melakukan penawaran umum atau go public tentu akan memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus. 3) Laba
Peluang pertumbuhan laba yang stabil dan tidak fluktuatif. Dengan melakukan penawaran umum (go public) perusahaan akan berpeluang untuk meningkatkan profitablitas perusahaan.
41 Adler Haymans Manurung, Initial Public Offering : Konsep, Teori, dan Praktek, Jakarta : Manurung Press, h.6.
4) Return
Peluang dalam meningkatkan tingkat pengembelian atas investasi. Tentu perusahaan yang melakukan penawaran perdana mempunyai peluang dalam meningkatkan return saham.
3. Cost (Biaya)
Dalam proses IPO atau go public tentu saja akan mengeluarkan biaya-biaya sehubungan dengan proses IPO tersebut. Komposisi terbesar biaya IPO berasal dari biaya penjaminan emisi dan penasihat keuangan, selanjutnya biaya untuk lembaga dan profesi penunjang, kemudian biaya lain-lain atau operasional penyelenggaraan IPO.42
a. Biaya jasa penjaminan emisi saham dan penasihat keuangan
Biaya jasa untuk penjaminan emisi saham dan penasihat keuangan sebesar 4%.
b. Biaya profesi dan lembaga penunjang pasar modal
Biaya profesi penunjang pasar modal seluruhnya sebesar 0,16% yang terdiri atas, akuntan sebesar 0,03%, konsultan hukum sebesar 0,11%, biro administrasi efek sebesar 0,00% dan notaris sebesar 0,01%.
c. Biaya operasional penyelengaraan IPO
Biaya lain-lain atau biaya operasional penyelenggaraan IPO yang dimaksud adalah seperti biaya percetakan, iklan, persiapan RUPSLB, dan lain-lain sebesar 0,53%.
42 Hendy M. Fakhruddin, Go Public : Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai Perusahaan, Jakarta : PT Elex Media Komputindo, h. 107.
43
4. Risk (Resiko) a. Market
1) Tidak Likuidnya Saham Yang Ditawarkan Pada Penawaran Umum Tidak ada jaminan bahwa saham Perseroan yang akan diperdagangkan akan aktif atau likuid, karena terdapat kemungkinan bahwa saham Perseroan akan dimiliki oleh satu atau beberapa pihak tertentu yang tidak dapat memperdagangkan sahamnya di pasar sekunder.43 Meskipun jumlah saham yang akan ditawarkan dan di catatkan di BEI oleh Perseroan dalam Penawaran Umum relatif banyak.
2) Fluktuasi Harga Saham Yang Ditawarkan
Harga saham baru yang ditawarkan setelah Penawaran Umum dapat berfluktuasi, tergantung pada beberapa faktor, termasuk; penjualan saham yang ditawarkan oleh pemegang saham mayoritas Perseroan; penjualan saham Perseroan dalam jumlah substansi di masa mendatang di pasar publik atau persepsi bahwa penjualan tersebut dapat terjadi, dapat berdampak negatif terhadap harga pasar yang berlaku atas sahamnya atau terhadap kemampuannya untuk mengumpulkan modal melalui penawaran umum ekuitas tambahan atau efek yang terkait ekuitas; dan harga penawaran dapat secara substansi lebih tinggi daripada nilai aset bersih per saham dari saham yang beredar yang diterbitkan ke para pemegang saham Perseroan yang telah ada, sehingga investor dapat
43 Prospektus Awal Penawaran Umum Perdana Saham PT Panin Bank Syariah Tbk Tahun 2013, h.68.
mengalami penurunan nilai yang subtansial.44 Sehingga, perseroan perlu mempersiapkan diri dalam menghadapi kemungkinan-kemungkinan tersebut.
b. Financial
1) Risiko Fluktuasi Nilai Tukar Mata Uang
Adanya fluktuasi nilai tukar yang kemudian berada di posisi depresiasi akan menciptakan ekspektasi inflasi di masa mendatang. Inflasi ditanggapi sebagai berita negatif oleh pasar modal karena cenderung membatasi pengeluaran konsumen dan akan mengurangi pendapatan perusahaan.45 Meskipun risiko ini dipengaruhi oleh faktor eksternal, perseroan tetap harus mempersiapkan diri dalam menghadapi risiko tersebut.
2) Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan atau aset likuid berkualitas tinggi yang dapat di agunkan tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Perseroan.
44Prospektus Awal Penawaran Umum Perdana Saham PT Panin Bank Syariah Tbk Tahun 2013, h.68.
45 Sulistyandari,”Hubungan Kausalitas Antara Nilai Tukar Mata Uang Dan Indeks Harga Saham Di Pasar Modal Indonesia”, Jurnal Perrformance, Vol. 13 (1), Maret 2011, h.106.
45
c. Management
1) Tidak Mampu Bersaing Dalam Pengendalian Operasional
Perusahaan cenderung bergantung pada modal dari pihak eksternal untuk membiayai kegiatan operasionalnya.46 Apabila biaya tidak mencukupi maka perusahaan memiliki kemungkinan tidak mampu bersaing dalam hal pengendalian operasional perusahaan.
2) Tidak Mampu Bersaing Dalam Inovasi Produk
Perusahaan apapun yang ingin ikut ambil bagian dalam persaingan secara penuh pada abad millenium harus memiliki mental prima yang bersifat antisipatif, inovatif, dan prima. Bank syariah pun tidak dapat lepas dari kewajiban melakukan inovasi produk dalam rangka meningkatkan daya saing dan kinerjanya.47 Ketika perusahaan tidak mampu bersaing dalam inovasi produk tentu akan mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut. 3) Adanya Kontrol Dan Presure Oleh Pihak-Pihak Eksternal
Perusahaan
Hal ini dapat terjadi ketika perusahaan menjadi perusahaan publik, dimana perusahaan akan dikontrol dan mendapat presure oleh pihak-pihak eksternal perusahaan.48 Karena yang akan memiliki saham dari perusahaan tersebut menyebar ke banyak stakeholder.
46 Cahyani Nuswandari, “Pengaruh Corporate Governance Perception Index Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol.16 No.2, September 2009, h.71.
47Henni Indriati, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inovasi Produk Perbankan
Syariah di Indonesia”, Tesis Universitas Indonesia, Juni 2011, h.6.
48 Hendy M. Fakhruddin, Go Public : Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai Perusahaan, Jakarta : PT Elex Media Komputindo, h.79.
5. Alternatif Strategi
Dalam kriteria alternatif strategi ini terdiri dari beberapa sub alternatif strategi yang merupakan strategi dalam memutuskan go public, yaitu :
a. Company Branding (Brand Perusahaan) 1) Penguatan Branding
Dengan memiliki branding perusahaan yang kuat tentu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi investor, khususnya apabila dikenal sebagai perusahaan yang sehat, dikelola secara profesional, dan sebagainya.49 Karena akan mencipatkan kepercayaan dari investor untuk memiliki saham dari perusahaan tersebut.
2) Penguatan Struktur Perusahaan
Pada umumnya keberadaan perusahaan tidak lepas dari grup atau kelompok perusahaan. Investor akan mempertimbangkan keberadaan perusahaan dalam sebuah grup, apakah anak perusahaan, induk perusahaan (holding company) dan faktor lain yang terkait dengan struktur perusahaan dalam satu grup.50 Ketika perusahaan tersebut tidak berasal dari struktur perusahaan yang kuat, tentu akan mengurangi minat investor untuk memiliki saham tersebut.
3) Peningkatan Ukuran Perusahaan
Semakin besar aset perusahaan, pada umumnya akan semakin menarik minat investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut. Perusahaan
49 Hendy M. Fakhruddin, Go Public : Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai Perusahaan, Jakarta : PT Elex Media Komputindo, h. 79
50 Hendy M. Fakhruddin, Go Public : Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai Perusahaan, h. 80.
47
dengan aset yang besar umumnya merupakan perusahaan yang leading di industrinya, teruji oleh berbagai kondisi ekonomi, memiliki produk yang handal dan dikenal masyarakat luas.51 Ukuran perusahaan bisa saja menjadi pertimbangan investor dalam memutuskan untuk membeli saham perusahaan tersebut.
b. Financial Performance (Kondisi Keuangan) 1) Kemampuan Meningkatkan Asset dan Liability
Sesuai dengan UU Pasar Modal yaitu dalam meningkatkan transparansi dan menjamin perlindungan terhadap pemodal setiap perusahaan yang menawarkan efeknya melalui pasar modal wajib mengungkapkan seluruh informasi mengenai keadaan usahanya termasuk keadaan keuangan, aspek hukum, manajemen dan harta kekayaan perusahaan terhadap masyarakat. Perusahaan yang mengungkapkan informasi lebih banyak kepada pihak luar diduga memiliki kinerja perusahaan ynag lebih baik.52 Karena perusahaan tidak akan menutup-nutupi informasi positif yang dapat membangun minat investor dalam berinvestasi. 2) Kemampuan Menghasilkan Laba
Laba merupakan daya tarik yang begitu kuat bagi investor dalam membeli saham terlebih apabila diyakini bahwa perusahaan tersebut. akan mampu tumbuh dengan baik dan mampu menghasilkan laba
51 Hendy M. Fakhruddin, Go Public : Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai Perusahaan, h. 80.
52 Theresia Dwi Hastuti, “Hubungan Antara Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Dengan Kinerja Keuangan”, Jurnal SNA VIII, Vol. VIII, September 2005, h.242.
secara berlanjutan.53 Karena investor pasti menginginkan keuntungan dalam setiap investasinya.
3) Kualitas Good Corporate Governance
Kemajuan sebuah perusahaan pada dasarnya ditentukan oleh sejauh mana perusahaan tersebut dikelola secara profesional. Terlebih untuk kurun waktu yang sangat panjang, faktor-faktor GCG seperti transparansi, akuntabilitas, perlakuan yang fair terhadap pemegang saham, reliability, akan mejadi faktor yang menunjang daya saing perusahaan.54 Dan apakah strategi dalam memperbaiki kualitas GCG perseroan ini dapat menjadi strategi utama dalam memutuskan go public bank syariah.
c. Internal Policy (Strategi Internal) 1) Penentuan Timing IPO
Kesalahan penentuan waktu penawaran saham ke publik dapat menimbulkan image negatif kepada saham perusahaan. Apabila pasar sedang mengalami penurunan maka ada kemungkinan saham tersebut ditransaksikan pada hari pertama akan turun dan harga IPO jauh lebih rendah dari harga wajarnya.55 Sehingga, penentuan timing yang tepat saat penawaran saham ke publik merupakan salah satu strategi yang harus dipikirkan oleh Emiten dan penjamin emisi saham.
53 Hendy M. Fakhruddin, Go Public : Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai Perusahaan, h. 80.
54 Hendy M. Fakhruddin, Go Public : Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai Perusahaan, h. 80.
55 Adler Haymans Manurung, Initial Public Offering : Konsep, Teori, dan Proses, Jakarta : PT Adler Manurung Press, 2013, h.56.
49
2) Penentuan Jumlah Saham Beredar
Penentuan atas saham yang akan ditawarkan kepada publik merupakan tanggung jawab dari perusahaan sekuritas yang dituangkan pada Peraturan Bapepam dengan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. Kep-691/BL/2011 tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum yang dikenal dengan Peraturan Bapepam IX.A.7. 56 Dan perusahaan yang menawarkan saham juga mempunyai hak untuk memberikan masukan kepada perusahaan sekuritas.
3) Penentuan Kualitas Profesi dan Lembaga Penunjang
Perusahaan yang ingin melakukan penawaran saham ke publik harus bekerjasama dengan pihak yang ditentukan oleh UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Adapun pihak yang berpartisipasi dalam rangka proses IPO dapat dikelompokkan menjadi lembaga penunjang pasar modal dan profesi penunjang pasar modal. Lembaga penunjang proses IPO terdiri dari Perusahaan Sekuritas dan Biro Administrasi Efek. Dan Profesi penunjang proses IPO terdiri dari, Akuntan Publik, Penasihat Hukum, Penilai, dan Notaris.57 Dengan demikian kualitas lembaga profesi dan penunjang baik secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh kepada kesuksesan go public suatu perseroan.
56 Adler Haymans Manurung, Initial Public Offering : Konsep, Teori, dan Proses, Jakarta: PT Adler Manurung Press, 2013, h.97.
57 Adler Haymans Manurung, Initial Public Offering : Konsep, Teori, dan Proses, Jakarta: PT Adler Manurung Press, 2013, h.45.
Berikut hasil rangkuman diatas yang telah disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini :
Tabel 2.3
Data Benefit, Cost, Opportunity, Risk dan Alternatif Solusi Hasil Studi Literatur
No. INDIKATOR
A. BENEFIT
1. Market
a. Peningkatan perolehan pendapatan (revenue) b. Peningkatan market share
c. Peningkatan market size
2. Financial
a. Peningkatan kemampuan menghasilkan laba (profitabilitas) b. Peningkatan kemampuan pembayaran kewajiban kepada pihak ketiga (likuiditas)
c. Pertumbuhan keuntungan yang stabil tidak fluktuatif (stability) d. Tingkat pengembalian atas investasi (return)
3. Intangible Benefit
a. Peningkatan reputasi perusahaan (company image) b. Peningkatan profesionalitas perusahaan
B. OPPORTUNITY
1. Market
a. Pertumbuhan pasar di industri perbankan (market growth) b. Peningkatan daya saing di pasar (market competitiveness)
2. Financial
a. Peningkatan pendapatan perusahaan (income)
b. Perbaikan permodalan baik kemudahan mendapatkan modal c. Pertumbuhan laba yang stabil tidak fluktuatif
d. Tingkat pengembalian atas investasi (return)
51
1. Biaya jasa penjaminan emisi saham dan penasihat keuangan 2. Biaya profesi dan lembaga penunjang pasar modal
3. Biaya operasional penyelengaraan IPO
D. RISK
1. Market
a. Tidak likuidnya saham yang ditawarkan pada penawaran umum b. Fluktuasi harga saham yang ditawarkan
2. Financial
a. Naik turunnya nilai tukar mata uang asing terhadap rupiah (fluktuasi mata uang)
b. Risiko ketidakmampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek (likuiditas)
c. Risiko waktu pengembalian atas investasi 3. Management
a. Tidak mampu bersaing dalam pengendalian operasional b. Tidak mampu bersaing dalam inovasi produk
c. Adanya kontrol dan presure oleh pihak-pihak eksternal perusahaan E. Alternatif Strategi
1. Company Branding a. Penguatan Branding
b. PenguatanStruktur Perusahaan c. Peningkatan Ukuran Perusahaan 2. Financial Performance
a. Kemampuan meningkatkan asset dan liability b. Kemampuan menghasilkan laba
c. Kualitas pelaporan Good Corporate Governance 3. Internal Policy
a. Penentuan waktu yang tepat (timing) b. Penentuan jumlah saham yang beredar