Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
SISKA PUSPITASARI
NIM: 1112046100162
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
ABSTRACT
Siska Puspitasari. 1112046100162. The Go Public Desicion of PT Bank Panin Syariah Tbk: Analytic Network Process Approach. Concentration of Islamic Banking, Muamalat Department (Islamic Economics), Faculty of Sharia and Law, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
The problem that Islamic Bank’s has now is not be separated from the problem of capital. Without sufficient capital Islamic banks will not be able to expand or enhance the wider range of services especially for upgrading infrastructure, improving the quality of technology, product innovation, or an increase in resources. In order to strengthen the capital and business scale and efficiency of Islamic banking, OJK has designed a program priority as a strategic move to support the development of Islamic banks. One of them is encourage Islamic banking to be go public or Initial Public Offering (IPO). But unfortunately until now there is only one of Islamic banking that have official listing on the Exchange, that is PT Bank PaninSyariah Tbk. This research aims to 1) analyze the benefits, costs, opportunity, and risk from the decision of go public that taken by Bank Panin Syariah, and 2) to determine an alternative strategy to decide of go public in Islamic banks depends on consideration BOCR (benefits, opportunity, cost, risk ). The data that used are primary data obtained through literature studies, in-depth interview and questionnaires by respondents to assess benefits, costs, opportunity, and risk as well as the formulation of strategies in the decision of go public to Islamic banking. This study uses Analytic Network Process (ANP) research methods with Benefit, Opportunity, Cost, and Risk (BOCR) network.The result showed depends on priority, the decision of go public is more benefits and opportunities for Islamic banks compared with the costs and risks of the decision of go public, with a priority value following benefits (35.43%), opportunities (28.35%), cost (16 , 65%), and risk (19.57%). While the order of priority of the strategy to go public on the basis of the calculation BOCR, then the result is: 1) branding, 2) the quality of the profession and institutions, 3) improvement of GCG, 4) the timing of the IPO, 5) an increase in assets and liabilities, 6) increase in profit, 7 ) strengthening the structure of the company, 8) an increase in the size of the company, 9) determination of the number of shares outstanding.
Keyword : Islamic Bank, Go Public, ANP-BOCR
vi
ABSTRAK
Siska Puspitasari. 1112046100162. Keputusan Go Public PT Bank Panin Syariah : Pendekatan Analytic Network Process. Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
Permasalahan yang dihadapi Bank Syariah saat ini tidak lepas dari masalah permodalan. Tanpa permodalan yang cukup bank syariah tidak akan mampu melakukan ekspansi atau meningkatkan jangkauan layanan yang lebih luas apalagi untuk peningkatan infrastruktur, peningkatan kualitas tekhnologi, inovasi produk, ataupun peningkatan sumber daya. Dalam rangka memperkuat permodalan dan skala usaha serta efisiensi perbankan syariah, OJK telah merancang program prioritas sebagai langkah strategis untuk mendukung perkembangan bank syariah. Salah satunya adalah dengan mendorong perbankan syariah untuk melakukan go public atau Initial Public Offering (IPO). Namun yang disayangkan adalah sampai sekarang ini hanya ada satu perbankan syariah yang resmi listing di Bursa, yaitu PT Bank Panin Syariah Tbk. Penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisis benefit, cost, opportunity, dan risk dari keputusan go public yang diambil oleh Bank Panin Syariah, dan 2) menentukan alternatif strategi dalam memutuskan go public pada bank syariah berdasarkan pertimbangan BOCR (benefit, opportunity, cost, risk). Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui studi literatur, indepth interview dan pengisian kuesioner oleh responden untuk mengetahui benefit, cost, opportunity, dan risk serta perumusan strategi dalam pengambilan keputusan go public perbankan syariah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Analytic Network Process (ANP) dengan jaringan Benefit, Opportunity, Cost, dan Risk (BOCR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, berdasarkan nilai prioritas keputusan go public lebih memberikan manfaat dan peluang bagi bank syariah dibandingkan dengan biaya dan risiko dari keputusan go public, dengan nilai prioritas sebagai berikut manfaat (35,43%), peluang (28,35%), biaya (16,65%), dan risiko (19,57%). Kedua, berdasarkan urutan prioritas strategi go public dengan berdasarkan perhitungan BOCR, maka dihasilkan sebagai berikut: 1) branding, 2) kualitas profesi dan lembaga, 3) perbaikan GCG, 4) timing IPO, 5) peningkatan aset dan liability, 6) peningkatan laba, 7) penguatan struktur perusahaan, 8) peningkatan ukuran perusahaan, 9) penentuan jumlah saham beredar.
Kata Kunci : Bank Syariah, Go Public, ANP-BOCR Pembimbing : Dr. Euis Amalia, M. Ag.
KATA PENGANTAR
ِمْيِحَرلا ِنَمْحَرلا ِه ِمْسِب
Assalammualaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala karunia, rahmat, dan
kasih sayang-Nya, penulis mendapatkan kelancaran dan kemudahan dalam
menuntaskan skripsi ini yang berjudul “Keputusan Go Public PT Bank Panin Syariah Tbk : Pendekatan Analytic Network Process” sebagai persyaratan
untuk menyelesaikan pendidikan strata I di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tak
lupa shalawat serta salam yang selalu mengiringi rasa syukur, penulis curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan paling sempurna
dalam sikap dan tutur katanya.
Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini tidaklah mudah dan
tidak akan berhasil tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Berkat
dorongan dan motivasi dari merekalah yang akhirnya mengantarkan penulis kepada
penyelesaian skripsi yang sangat baik. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini dan
dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak A.M Hasan Ali, MA dan Abdurrauf, Lc, MA sebagai Ketua dan
Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang
viii
membantu proses pengajuan judul penelitian hingga tahap akhir penyelesaian
skripsi.
3. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa
meluangkan waktu untuk memberikan masukan, arahan dan dorongan kepada
penulis agar skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Bapak Prof. Ahmad Rodhoni, MM dan Dr. Ir. H. Roikhan Muhammad Azis,
MM selaku Dosen FEB UIN Jakarta yang telah meluangkan waktu untuk
menjadi responden dalam penelitian ini dan membantu penulis dalam
pengumpulan data penelitian serta memberikan arahan dan masukan dalam
menyelesaikan tugas ini.
5. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc. M.Si selaku Dekan FEB UIN Jakarta yang telah
meluangkan waktu untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan
membantu penulis dalam pengumpulan data penelitian.
6. Bapak Dr. Aries Muftie selaku Komisaris Utama PT Bank Panin Syariah yang
telah meluangkan waktu untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan
membantu penulis dalam menyelesaikan proses penelitian terkait go public
bank syariah.
7. Bapak Aam Slamet Rusydiana dan Ibu Abrista Devi selaku fasilitator di Smart
Consulting yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pengolahan
data penelitian.
8. Segenap Dosen dan Staf Akademik Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
9. Kedua orang tua tercinta, Bapak Nana Herdiyana dan Nur Syaripah serta adik
tersayang Alya Hafidzah yang telah banyak memberikan semangat, inspirasi,
saran, doa dan dukungan baik secara moril maupun materil bagi penulis.
10.Someone special in my heart, Hasbi Siraj yang selalu ada dan senantiasa
menemani serta memberikan perhatian yang begitu besar untuk penulis agar
terus semangat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
11.Keluarga Ideologis, C.O.I.N.S merupakan lembaga kajian keilmuan yang
selama ini menjadi tempat penulis berdiskusi dan belajar serta mengembangkan
diri. Khususnya Maya, Peni, Tofik, Tendi, Nuke, Dwiki, Novian, Reza.
12.Kawan-kawan Perbankan Syariah D 2012 yang selama empat tahun ini
berjuang bersama dalam mewujudkan cita-cita. Khususnya Heny, Atun, Hanim,
dan Achi.
13.Keluarga besar Generasi Baru Indonesia (GenBI) UIN Jakarta, HMI Komfaksy,
HMPS Muamalat, Q-Pro Academy, KKN PERKASA yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk terus belajar dan mengembangkan diri.
14.Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, namun tidak
mengurangi rasa terima kasih.
Jakarta, 29 Juni 2016
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
LEMBAR PERNYATAAN ... iv
ABSTRACT ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Permasalahan ... 7
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 10
D. Kerangka Pemikiran ... 11
E. Kerangka Penelitian ... 14
F. Sistematika Penulisan ... 16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 17
A. Landasan Teori ... 17
B. BOCR (Benefit, Opportunity, Cost, Risk) Go Public ... 37
BAB III METODE PENELITIAN ... 57
A. Jenis Penelitian ... 57
B. Teknik Pengumpulan Sampel ... 57
D. Metode Analisis Data ... 58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 69
A. Kondisi Umum PT Bank Panin Syariah Tbk ... 69
B. Identifikasi Benefit, Opportunity, Cost, Dan Risk Keputusan Go Public ... 72
C. Analisis Hasil ANP Atas Go Public ... 74
BAB V PENUTUP ... 94
A. Kesimpulan ... 94
B. Rekomendasi ... 95 DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ...19
Tabel 2.2 Perbedaan Perusahaan Go Public dan Perusahaan Tidak Go Public ...30
Tabel 2.3 Data Benefit, Cost, Opportunity, Risk dan Alternatif Solusi Hasil Studi Literatur ...50
Tabel 2.4 Ringkasan Penelitian Terdahulu ...55
Tabel 3.1 Daftar Responden Penelitian ...58
Tabel 3.2 Definisi Skala Penilaian dan Skala Numerik ...63
Tabel 3.3 Contoh Struktur Masalah Sederhana Intransitivitas ...66
Tabel. 4.1 Komposisi Kepemilikan Saham Bank Panin Syariah ...71
Tabel 4.2 Hasil ANP atas Keputusan Go Public ...74
Tabel 4.3 Bobot Alternatif Strategi Go Public ...91
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah Periode 2008-2015 ...1
Gambar 1.2 Pangsa Pasar Perbankan Syariah ... 3
Gambar 1.3 Kerangka Pemikiran ...13
Gambar 1.4 Kerangka Penelitian ...15
Gambar 2.2 Proses Pengambilan Keputusan ...32
Gambar 2.3 Proses Penawaran Umum Saham ...36
Gambar 3.1 Perbedaan Hierarki dan Jaringan ...60
Gambar 4.1 Pertumbuhan Aset Bank Panin Syariah Tahun 2013 – 2015 ...70
Gambar 4.2 Pertumbuhan DPK dan Pembiayaan Bank Panin Syariah Tahun 2013 – 2015 ...70
Gambar 4.3 Model ANP Keputusan Go Public ...73
Gambar 4.4 Hasil Pengukuran Kendall’s (W) atas Benefit Go Public ...78
Gambar 4.5 Aspek Manfaat Go Public ...79
Gambar 4.6 Aspek Manfaat Pasar ...79
Gambar 4.7 Aspek Manfaat Finansial ...79
Gambar 4.8 Aspek Manfaat Tak Berwujud ...79
Gambar 4.9 Hasil Pengukuran Kendall’s (W) atas Peluang Go Public ...81
Gambar 4.10 Aspek Peluang Go Public ...82
Gambar 4.11 Aspek Peluang Finansial ...82
Gambar 4.12 Aspek Peluang Pasar ...82
Gambar 4.13 Hasil Pengukuran Kendall’s (W) atas Biaya Go Public ... 84
xiv
Gambar 4.15 Hasil Pengukuran Kendall’s (W) atas Risiko Go Public ...86
Gambar 4.16 Aspek Risiko Go Public ...87
Gambar 4.17 Aspek Risiko Pasar ...87
Gambar 4.18 Aspek Risiko Finansial ...87
Gambar 4.19 Aspek Risiko Manajemen ...87
Gambar 4.20 Hasil Pengukuran Kendall’s (W) atas Strategi Go Public ...90
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Kuesioner Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbankan Syariah di Indonesia selama lebih dari dua dekade ini telah
menunjukkan laju pertumbuhan yang cukup bervariasi namun tetap dalam
kondisi baik. Dalam dekade terakhir perbankan syariah terus mengalami
pertumbuhan yang positif dan cukup menggembirakan.
Gambar 1.1
Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah Periode 2008-2015
Sumber : ojk.go.id
Berdasarkan grafik diatas, terlihat pertumbuhan asset perbankan
syariah terus meningkat dari tahun 2008 sampai 2015. Dimana jumlah asset perbankan syariah secara gabungan tercatat sebesar Rp 272,38 triliun pada Mei
20151 atau meningkat sebesar 10,17 persen dari tahun sebelumnya. Dan jika
dirata-ratakan peningkatan perbankan syariah selama 10 tahun terakhir sebesar
33,2 persen2.
1 Tim Otoritas Jasa Keuangan , “Statististik Perbankan Syariah (SPS) Mei 2015, Tabel
Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah”, h. 18.
2 Tim Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), “Roadmap
Namun di tengah pertumbuhan positif perbankan syariah, ternyata
terjadi perlambatan pertumbuhan aset dalam perkembangan di tiga tahun
terakhir sehingga pada akhir tahun 2014 hanya tercatat pertumbuhan sebesar
12 persen. Perlambatan pertumbuhan ini disebabkan oleh kondisi
perekonomian nasional yang sedang menurun, dimana Badan Pusat Statistik
mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2015 hanya mencapai
4,71 persen secara tahunan (yoy), sedangkan pada kuartal I 2014 telah
mencapai 5,21 persen.
Menurunnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia merupakan dampak
dari melemahnya perekonomian di China, dimana ekonomi China menurun
dari 7,4 persen menjadi 7 persen3. Lesunya perekonomian global menjadi salah
satu indikator perlambatan ekonomi Indonesia yang kemudian akhirnya secara
langsung maupun tidak langsung berdampak pada pertumbuhan perbankan
syariah.
Salah satunya adalah menurunnya tingkat rasio kecukupan modal (car adequacy ratio) perbankan syariah. Data statistik perbankan syariah mencatat jumlah CAR perbankan syariah hanya sebesar 14,29 persen, menurun jika
dibandingkan dengan Mei 2014 yang mencapai 16,85 persen. Tetapi catatan
CAR pada Mei 2015 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan awal
tahun yang sempat anjlok hingga 13,75 persen. Namun, kondisi CAR sebesar
14,29 persen masih cukup baik untuk menilai kesehatan perbankan syariah.
3 Septian Deny, “Perbankan Syariah Ikut Terdampak Perlambatan Ekonomi”, Artikel
3
Selain itu, dampak perlambatan pertumbuhan perbankan syariah yang
terjadi pada tahun 2014 dirasakan oleh bank syariah yang berada di daerah
Banten. Dimana pertumbuhan aset perbankan syariah disana mengalami
penurunan pada kuartal II tahun 2014 menjadi 4,15 persen dibanding
pertumbuhan pada kuartal II tahun 2013 sebesar 8,21 persen4. Ternyata jumlah
penduduk Indonesia yang mayoritas adalah muslim tidak menjamin
perkembangan keuangan syariah dapat bergerak cepat. Hal ini dibuktikan dari
pangsa pasar perbankan syariah yang hanya bergerak di bawah angka 5 persen.
Bahkan di tahun 2014 mengalami penurunan yang cukup drastis hingga
mencapai 3,70 persen, bahkan lebih rendah jika dibandingkan pada tahun 2013
yang mencapai angka 4,80 persen.
Gambar 1.2
Pangsa Pasar Perbankan Syariah
Sumber : Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
Ada tiga kemungkinan yang menjadi alasan mengapa pangsa pasar
bank syariah sangat kecil di Indonesia, yaitu : 1) Kurangnya kesadaran muslim
tentang pentingnya bank syariah; 2) Infrastruktur dan kualitas bank syariah
4 Stagnan, Industri Perbankan Syariah di Banten, Artikel diakses pada 7 Oktober 2015 dari
secara signifikan kurang dari perbankan konvensional; 3) Bank konvensional
memiliki keunggulan non teknis dibandingkan bank syariah5.
Kemudian masih banyak lagi masalah-masalah yang dihadapi oleh
perbankan syariah di Indonesia yang saat ini menjadi perhatian khusus para
stakeholder. Masalah-masalah ini terangkum dalam Roadmap Perbankan
Syariah Indonesia 2015 – 2019, diantaranya adalah 1) belum selarasnya visi dan masih kurangnya koordinasi antar pemerintah dan otoritas dalam
pengembangan perbankan syariah, 2) modal yang belum memadai, skala
industri dan individual bank yang masih kecil serta efisiensi yang masih
rendah, 3) biaya dana yang mahal yang berdampak pada keterbatasan segmen
pembiayaan, 4) produk yang masih kurang variatif dan pelayanan yang belum
sesuai ekspektasi masyarakat, 5) kuantitas dan kualitas SDM yang belum
memadai serta TI yang belum dapat mendukung pengembangan produk dan
layanan, 6) pemahaman dan kesadaran masyarakat yang masih rendah, dan 7)
pengaturan dan pengawasan yang masih belum optimal.
Melihat permasalahan yang dihadapi oleh perbankan syariah, maka
dibutuhkan sebuah strategi yang dapat memenuhi visi pengembangan
perbankan syariah nasional yang dipaparkan dalam Roadmap Perbakan Syariah Indonesia 2015-2019 dan dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK), yakni :
5
“Mewujudkan perbankan syariah yang berkontribusi signifikan bagi
pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan dan stabilitas
sistem keuangan serta berdaya saing tinggi.”
Sebagaimana yang ditawarkan oleh otoritas terkait keputusan dalam
mewujudkan visi pengembangan perbankan syariah, salah satunya adalah
dengan memperkuat permodalan dan skala usaha serta efisiensi. Tentu
permodalan merupakan bagian yang terpenting dalam mendukung
perkembangan bank syariah di Indonesia. Tanpa permodalan yang cukup bank
syariah tidak akan mampu melakukan ekspansi atau meningkatkan jangkauan
layanan yang lebih luas. Apalagi untuk peningkatan infrastruktur, peningkatan
kualitas tekhnologi, inovasi produk, ataupun peningkatan sumber daya
manusianya pasti membutuhkan modal yang tidak sedikit.
Dalam rangka memperkuat permodalan perbankan syariah, OJK telah
merancang program-program prioritas untuk mendukung terlaksananya
keputusan tersebut, salah satunya adalah mendorong perbankan syariah untuk
melakukan go public atau Initial Public Offering (IPO). Dengan adanya program tersebut perbankan syariah diharapkan untuk lebih aktif menawarkan
sahamnya kepada publik, karena dengan begitu perbankan syariah berpeluang
mendapatkan dana segar yang dapat digunakan untuk melakukan ekspansi dan
memperluas jangkauan layanan perbankan. Tidak hanya itu masih banyak
benefit yang akan didapatkan dari keputusan go public ini.
Namun yang disayangkan adalah sampai sekarang ini hanya ada satu
Panin Syariah. Tepatnya pada tanggal 15 Januari 2014 Bank Panin Syariah
resmi mencatatkan namanya di Bursa Efek Indonesia dengan menerbitkan
saham baru sejumlah 4.750.000.000 atau 48,72 persen dari modal disetor6.
Dimana pencapaian Bank Panin Syariah setelah go public yakni adanya
peningkatan total ekuitas di tahun 2014 sebesar 104 persen dengan CAR di
akhir tahun 2014 mencapai 25,69 persen7. Selain itu, peningkatan juga terjadi
pada laba bersih yang diperoleh yakni senilai Rp 70,9 miliar atau sekitar 232
persen dibanding tahun sebelumnya. Tentu keputusan yang diambil Bank
Panin Syariah ini harus diapresiasi, karena apabila dilihat dari segi usia Bank
Panin Syariah merupakan bank yang lebih muda dibandingkan Bank Muamalat
dan Bank Syariah Mandiri.
Sehingga diperlukan kajian khusus untuk membahas mengapa Bank
Panin Syariah mengambil keputusan go public disaat perbankan syariah yang lain belum mengambil keputusan tersebut. Dan apakah keputusan go public ini
dapat menjadi solusi konkrit dalam pengembangan perbankan syariah di
Indonesia. Oleh karena itu, dalam rangka menganalisis urgensi keputusan go public untuk perbankan syariah maka penulis hendak mengangkat judul
penelitian “Keputusan Go Public PT Bank Panin Syariah Tbk : Pendekatan Analytic Network Process”
6 Ria Pratiwi, “Pembiayaan dan DPK Meningkat, Aset Bank Panin Syariah Capai Rp 4 Triliun”, 19 Juni 2014, dari : http://swa.co.id/corporate/financial-report/pembiayaan-dan-dpk-meningkat-aset-bank-panin-syariah-capai-rp4-triliun, diakses pada Rabu, 14 Oktober 2015.
7
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka ada beberapa permasalahan
yang dapat diidentifikasi, yaitu :
a. Kendala-kendala yang dihadapi perusahaan untuk go public, yakni : 1) Saham mengalami underpricing ketika diperdagangkan di pasar
sekunder8;
2) Ingin mempertahankan perusahaannya untuk tetap menjadi
perusahaan private karena tidak ingin adanya pengurangan
kepemilikan saham;
3) Kekhawatiran tentang kondisi pasar yang tidak menguntungkan9;
4) Kemudian kendala lain yang dihadapi, khususnya perbankan syariah
yang ingin go public adalah terletak pada kebijakan pemegang saham10. Karena ketika pemegang saham masih belum memiliki
niatan untuk memasukkan perusahaannya ke bursa, maka bank
syariah atau perusahaan tersebut tidak akan bisa melakukan go public. b. Saat ini baru satu Bank Syariah yang mencatatkan nama di bursa atau
listing di Bursa Efek, yaitu PT. Bank Panin Syariah, Tbk (PNBS). Dimana
8 Fitri Ismiyati dan Rohmad Fuad Armansyah, “Motif Go Public, Herding, Ukuran Perusahaan, dan Underpricing Pada Pasar Modal Indonesia”, Jurnal Manajemen Teori dan Terapan,
No. 1 (April 2010).
9James C. Brau Dan Stanley E. Fawcett. “Initial Public Offerings : An Anlysis of Theory and Practice”. The Journal Of Finance. No. 1 (Februari 2006).
10 Dian Ihsan Siregar, “BEI Minta Perbankan Syariah Ikut Melenggang Di Bursa”, 13
sudah ada 519 perusahaan11 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dan
hanya 41 perusahaan12 yang bergerak di bidang perbankan yang
mencatatkan namanya di bursa.
c. Risiko yang harus dihadapi oleh perusahaan, diantaranya adalah : 1)
Perusahaan atau calon emiten dituntut untuk lebih terbuka, 2) Harus
mengikuti peraturan-peraturan pasar modal mengenai kewajiban
pelaporan, 3) Segala bentuk kegiatan keuangan harus tercatat secara
terperinci dan dapat di pertanggung jawabkan, 4) Harus selalu
membuatkan pelaporan yang diwajibkan sesuai dengan kurun waktu yang
ditetapkan, dan 5) Harus mengumumkan besarnya pendapatan dan
pembagian dividen calon emiten.
2. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka
peneliti akan membatasi permasalahan dengan tujuan untuk mencegah
pembahasan yang terlalu meluas, yakni :
a. Penelitian ini dibatasi hanya meninjau bagaimana manfaat, biaya,
peluang, dan risiko yang dihadapi oleh bank syariah yang akan go public.
Sebagai bentuk pertimbangan bank syariah dalam mengambil keputusan
go public. Dimana perbankan syariah yang menjadi objek penelitian adalah Bank Panin Syariah Tbk.
11 Bursa Efek Indonesia, “Perusahaan Tercatat”, diakses dari : http://www.idx.co.id/id
-id/beranda/perusahaantercatat/profilperusahaantercatat.aspx, pada Rabu, 25 Nopember 2015.
12 Saham OK, “Sub Sektor Bank di BEI”, 22 Oktober 2015, diakses dari :
9
b. Analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan metode Analytic
Network Process melalui jaringan BCR (Benefit-Costs Ratio). Sebelum ke
tahapan analisis, peneliti melakukan studi literatur dan indepth interview dengan pakar dan praktisi yang dianggap ahli dan mengetahui banyak
tentang persoalan yang diangkat, kemudian diteruskan dengan pengisian
kuesioner oleh pakar, praktisi, atau akademisi yang kompeten dalam
persoalan yang dibahas.
c. Penelitian ini difokuskan untuk meninjau keputusan go public yang diambil PT Bank Panin Syariah Tbk dan menemukan skala prioritas dari
setiap kriteria serta solusi alternatif dalam memutuskan keputusan go
public pada bank syariah.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil paparan latar belakang, identifikasi masalah dan
batasan masalah diatas, dapat dirumuskan bahwa dengan mendorong
perbankan syariah menjadi perusahaan publik (go public) dapat menjadi langkah strategis dalam meningkatkan pertumbuhan perbankan syariah. Oleh
karena itu, peneliti telah membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana hasil peninjauan benefit, opportunity, cost dan risk PT Bank Panin Syariah Tbk dalam mengambil keputusan go public?
2. Bagaimana rumusan dan skala prioritas strategi dalam memutuskan go
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1) Meninjau hasil keputusan go public yang diambil PT Bank Panin Syariah Tbk ketika go public dilihat dari komponen benefit, cost, opportunity, dan risk.
2) Menentukan alternatif strategi dalam memutuskan go public pada bank syariah.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1) Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan dan
referensi bagi pihak akademisi dalam mengkaji strategi pengembangan
perbankan syariah di industri perbankan nasional.
2) Bagi Praktisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pihak praktisi
khususnya bagian manajemen perseroan untuk mengambil keputusan go public dalam rangka mempercepat kemajuan perbankan syariah terutama dalam hal permodalan.
3) Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi
masyarakat dalam mengenal dan memahami lebih jauh tentang keputusan
11
D. Kerangka Pemikiran
Permasalahan yang dihadapi bank syariah hingga saat ini telah menjadi
perhatian regulator dan praktisi bank syariah. Berdasarkan data yang dikumpulkan
peneliti telah terangkum sepuluh permasalahan, yaitu : 1) Perlambatan
pertumbuhan aset perbankan syariah, 2) Terjadinya stagnansi bank syariah, 3)
Pangsa pasar bank syariah menurun, 4) Belum selarasnya visi dan masih kurang
koordinasi antar pemerintah dan otoritas dalam pengembangan perbankan syariah,
5) Modal yang belum memadai, skala industri dan individual bank yang masih kecil
serta efisiensi yang masih rendah, 6) Biaya dana yang mahal berdampak pada
keterbatasan segmen pembiayaan, 7) Produk yang masih kurang variatif dan
pelayanan yang belum sesuai ekspektasi masyarakat, 8) Kuantitas dan kualitas
SDM yang belum memadai serta TI yang belum mendukung pengembangan produk
dan layanan, 9) Pemahaman dan kesadaran masyarakat masih rendah, dan 10)
Pengaturan dan pengawasan yang masih belum optimal. Berdasarkan penjabaran
masalah diatas maka sebenarnya masalah bank syariah tidaklah terlepas dari
masalah permodalan.
Pihak otoritas telah merencanakan program prioritas untuk menangani
permasalahan bank syariah, salah satunya adalah dengan mendorong bank syariah
untuk melakukan IPO (initial public offering) atau go public. IPO merupakan
kegiatan penawaran umum saham ke publik guna mendapatkan dana, yang nantinya
dapat digunakan untuk mendanai ekspansi perusahaan. Hal ini didukung pula
pada saham merupakan pendanaan yang memiliki risiko kecil dibandingkan dengan
pendanaan melalui penerbitan surat utang atau mendapat pinjaman.
Sehingga keputusan go public dapat dipertimbangkan sebagai sebuah alternatif strategi untuk mengatasi permasalahan permodalan yang dihadapi bank
syariah. Oleh karena itu perlu pengkajian lebih jauh untuk dapat mengetahui
urgensi dari keputusan go public. Namun, sampai saat ini hanya ada satu bank
syariah yang sudah go public yaitu Bank Panin Syariah. Oleh karena itulah
diperlukan pandangan dari praktisi Bank Panin Syariah sebagai satu-satunya bank
syariah yang sudah go public. Dalam penelitian ini tidak hanya melibatkan
pendangan praktisi melainkan pandangan pakar juga menjadi pertimbangan untuk
mengkaji keputusan go public bank syariah.
Hal ini dapat dideteksi dengan menggunakan metode ANP (analytic
network process), dengan menekankan kepada manfaat, peluang, biaya, dan risiko dari keputusan go public. Kemudian merumuskan strategi go public dengan
mempertimbangkan benefit, opportunity, cost, dan risk, sehingga akan menghasilkan strategi yang tepat untuk bank syariah. Dan dapat menjadi rujukan
untuk bank syariah lain yang belum go public. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
13
Gambar 1.3
Kerangka Pemikiran
Masalah
1. Perlambatan pertumbuhan aset perbankan syariah
2. Terjadinya stagnansi bank syariah 3. Pangsa pasar bank syariah menurun 4. Belum selarasnya visi dan masih kurang koordinasi antar pemerintah dan otoritas dalam pengembangan perbankan syariah 5. Modal yang belum memadai, skala industri dan individual bank yang masih kecil serta efisiensi yang masih rendah 6. Biaya dana yang mahal berdampak pada keterbatasan segmen pembiayaan
7. Produk yang masih kurang variatif dan pelayanan yang belum sesuai ekspektasi masyarakat
8. Kuantitas dan kualitas SDM yang belum memadai serta TI yang belum mendukung pengembangan produk dan layanan
9. Pemahaman dan kesadaran masyarakat masih rendah
KEPUTUSAN GO PUBLIC PT BANK PANIN SYARIAH TBK : PENDEKATAN ANALYTIC NETWORK PROCESS
Metode Analytic Network Process (ANP)
Jaringan BCOR (Benefit, Cost, Opportunity, Risk)
E. Kerangka Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian analytic network
process (ANP). ANP sangat cocok digunakan untuk penentuan sebuah keputusan atau strategi karena ANP dapat menghasilkan bobot penilaian
terhadap kriteria keputusan yang ditawarkan. Dalam ANP menggunakan
sumber data primer, yang diperoleh melalui kajian pustaka atau wawancara
mendalam. Tinjauan pustaka berfungsi untuk mengumpulkan data yang
bersifat teori dan akan diverifikasi melalui wawancara mendalam oleh pakar
atau praktisi. Kemudian dilanjutkan dengan pengisian kuesioner oleh pakar dan
praktisi yang sudah ditentukan oleh peneliti.
Setelah pengumpulan data selesai, maka selanjutnya adalah tahap
analisis data dengan tahapan metode ANP yaitu pertama dengan melakukan
pairwise comparison (perbandingan pasangan) antar kriteria. Untuk dapat menghasilkan nilai eigen vektor, yang nantinya akan dihitung dengan pola
perhitungan matriks untuk dapat menemukan nilai consistency index dan consistency ratio. Setelah itu akan menghasilkan nilai yang disebut bobot prioritas atau nilai priorita antar kriteria.
Begitu pula dengan perhitungan strategi yang ditawarkan tetap
melalui proses yang sebelumnya terlebih dahulu, hanya saja ditambahkan
perhitungan formula additive negative untuk dapat menghasilkan prioritas
strategi yang tepat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.4
15
Gambar 1.4 Kerangka Penelitian
Hasil Bobot prioritas setiap elemen
Prioritas Strategi Kesimpulan dan Saran
Rumusan Masalah
1. Bagaimana hasil peninjauan benefit, opportunity, cost dan risk PT
Bank Panin Syariah Tbk dalam mengambil keputusan go public?
2. Bagaimana rumusan dan skala prioritas strategi dalam
memutuskan go public bank syariah ?
Rancangan Pengumpulan Data
Diskusi pakar dan praktisi
Keputusan Go Public Perbankan Syariah
Studi pustaka
Penentuan elemen penelitian Pra penelitian
Pengumpulan Data Studi pendahuluan, Studi pustaka, Opini pakar
Pengumpulan data lapangan
Analisis Data
ANP Nilai Eigen Vektor
Hitung CI dan CR Pairwise Comparison
Tidak
Ya Analisis Prioritas Keputusan
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka disusun sistematika
penulisan yang terdiri dari 5 (lima) bab yaitu sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, kerangka pemikiran, dan sistematika penulisan penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi teori-teori mengenai konsep bank syariah, sumber
pendanaan bank syariah, konsep manajemen pengambilan keputusan, dan
teori keputusan go public/IPO serta penelitian studi terdahulu.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, metode pengumpulan
data, metode penentuan sampel, dan metode analisis data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang bagaimana manfaat, peluang, biaya dan risiko
keputusan go public dan rumusan strategi keputusan go public bank syariah.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil
penelitian dan berisi saran-saran yang sesuai dengan permasalahan yang
diteliti.
Demikianlah penjelasan mengenai sistematika penulisan skripsi yang
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Bank Syariah
Bank Syariah atau disebut juga Bank Islam merupakan lembaga
keuangan yang berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi di sektor riil
melalui aktivitas kegiatan usaha (investasi, jual beli, atau lainnya)
berdasarkan prinsip syariah. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian
berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan
dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang
dinyatakan sesuai dengan nilai-nilai syariah yang bersifat makro maupun
mikro.13
Menurut UU No. 21 Tahun 2008, Bank Syariah adalah bank yang
menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut
jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Syariah.
Dalam UU tersebut juga disebutkan definisi dari prinsip syariah, yaitu
prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang
dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan
fatwa di bidang syariah.
Berdasarkan pengertian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa
bank syariah adalah lembaga keuangan yang dalam kegiatan usahanya
13 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008),
berlandaskan pada prinsip syariah. Bank syariah bukan hanya sekedar bank
yang bebas bunga, tetapi juga bank yang memiliki orientasi pencapaian
kesejahteraan. Secara fundamental terdapat beberapa karakteristik bank
syariah14, yakni:
1) Penghapusan riba, dimana dalam Al-Qur’an sudah dijelaskan dalam surah Al-Imran ayat 130 yang berbunyi :
mendapat keberuntungan” (Q.S Al-Imran :130).
2) Pelayanan kepada kepentingan publik dan merealisasikan sasaran
sosio-ekonomi Islam
3) Bank syariah bersifat universal yang merupakan gabungan dari bank
komersil dan bank investasi
4) Bank syariah akan melakukan evaluasi yang lebih berhati-hati terhadap
permohonan pembiayaan yang berorientasi kepada penyertaan modal,
karena bank komersial syariah menerapkan profit and lost sharing dalam
konsinyasi, ventura, bisnis, dan industri
5) Bagi hasil cenderung mempererat hubungan bank syariah dan pengusaha,
14 Andri Soemitra, Bank Dan Lembaga Keuanggan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada
19
6) Kerangka yang dibangun dalam membantu bank mengatasi kesulitan
likuiditasnya dengan memanfaatkan instrumen pasar uang antar bank
syariah dan instrumen bank sentral berbasis syariah.
Berdasarkan penjelasan diatas terlihat jelas bahwa esensi dan
karakteristik bank syariah berbeda dengan bank konvensional. Dimana
perbedaan bank syariah dan bank konvensional akan disajikan dalam tabel
berikut :
Tabel 2.1
Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
No. Perbedaan Bank Syariah Bank - Uang sebagai alat tukar
dan bukan komoditi 5. Orientasi Tujuan sosial-ekonomi
islam, keuntungan
6. Bentuk Bank komersial, bank pembangunan, bank universal atau multi-purpose
Bank komersial
7. Evaluasi Nasabah Lebih hati-hati karena partisipasi dalam risiko
Erat sebagai mitra usaha Terbatas debitor-kreditor
21
13. Struktur Organisasi Pengawas
Dewan Komisaris,
Dewan Pengawas
Syariah, Dewan Syariah Nasional
- Dewan Komisaris
14. Investasi Halal Halal atau Haram
Sumber : Ascarya (2008)
2. Sumber Pendanaan Bank Syariah
Sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana
dari masyarakat. Perolehan dana ini tergantung dari bank itu sendiri, apakah
dari simpanan atau lembaga lainnya. Kemudian untuk membiayai kegiatan
operasional bank, dana dapat diperoleh dari modal sendiri, yaitu dengan
mengeluarkan atau menjual saham15. Perolehan dana disesuaikan pula
dengan tujuan dari pengunaan dana tersebut. Pemilihan sumber dana akan
menentukan besar kecilnya biaya yang ditanggung.
Oleh karena itu, penulis beranggapan bahwa pemilihan sumber
dana harus dilakukan secara tepat untuk mendapatkan feedback yang memuaskan. Berikut beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihan sumber dana dan penggunaan dana bank, yaitu16 :
1) Jenis penggunaan dana
2) Apakah ada kesempatan untuk memperoleh dana dari pasar dan
3) Filosofi manajemen bank yang bersangkutan
4) Jenis sumber dana
15 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), h.50.
16 Dwi Nuraini Ihsan, Manajemen Treasury Bank Syariah, (Jakarta : UIN Press, 2015),
5) Hubungan biaya dana dan penghasilan
6) Lamanya dana tersebut dipakai
Kemudian secara garis besar sumber dana bank dapat diperoleh
dari tiga sumber, yakni17:
1) Dana yang bersumber dari modal sendiri (Dana Pihak Pertama)
Adalah dana yang berasal dari para pemegang saham bank.
Dana pihak pertama tercantum dalam neraca bank pada sisi passiva
(liability) yaitu pada rekening modal dan cadangan.
Dana yang termasuk modal sendiri, terdiri atas :
a) Modal yang disetor
Adalah dana yang disetor pertama kali oleh pemilik (pemegang
saham) pada saat bank berdiri atau pemegang saham baru. Dana
modal yang disetor biasanya digunakan untuk pembelian aset,
promosi, dan lainnya.
b) Cadangan-cadangan
Adalah modal yang berasal dari penyisihan sebagian laba dalam
bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang dipergunakan
untuk mengantisipasi risiko.
c) Laba yang di tahan atau retained earning
Adalah laba tahun berjalan yang tidak dibagikan kepada para
pemegang saham dan dimasukkan kembali dalam modal kerja,
tentunya keputusan ini harus disetujui pada rapat pemegang saham.
23
d) Agio saham, modal sumbangan, selisih penjabaran laporan
keuangan dan selisih penilaian kembali aktiva tetap, merupakan
sumber dana ekuitas.
2) Dana yang bersumber dari pihak luar (Dana Pihak Kedua)
Adalah dana yang berasal dari pihak luar yang memberikan
pinjaman dana pada bank. Dana yang termasuk dana pihak ketiga, antara
lain :
a) Pinjaman dari Bank Sentral
Adalah pinjaman yang diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank
yang mengalami kesulitan likuiditas mendadak, Bank Indonesia
selaku Bank Sentral menyediakan fasilitas diskonto (Discount
Window) untuk menampung upaya terakhir suatu bank
mendapatkan uang tunai, setelah tidak dapat lagi memperoleh
pinjaman dari pihak lain.
b) Pinjaman antar bank (Call Money)
Adalah pinjaman harian antar bank dengan menggunakan instrument
pasar uang, misalnya promes. Pinjaman ini biasanya diberikan
kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga
kliring dan tidak mampu membayarnya.
c) Pinjaman dari bank-bank luar negeri
d) Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
Adalah surat berharga dimana pihak bank menerbitkan SBPU
kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang berminat, baik
perusahaan keuangan maupun non keuangan.
3) Dana yang bersumber dari masyarakat (Dana Pihak Ketiga)
Adalah dana yang berasal dari masyarakat. Sumber dana dari
masyarakat ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi
bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai
operasiya dari sumber dana tersebut. Untuk memperoleh dana dari
masyarakat luas, bank dapat menggunakan tiga jenis simpanan dimana
setiap jenis simpanan ini memiliki keunggulannya masing-masing, yaitu:
a) Simpanan giro (Giro Wadiah)
Adalah produk pendanaan bank syariah berupa simpanan dari
nasabah dalam bentuk rekening giro (current account) untuk
keamanan dan kemudahan pemakaianya. Karakteristik giro wadiah
mirip dengan giro pada bank konvensional, yaitu nasabah
penyimpan diberi garansi untuk dapat menarik dananya
sewaktu-waktu dengan menggunakan berbagai fasilitas yang disediakan
bank, seperti cek, bilyet giro, kartu ATM atau dengan sarana
perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan
25
b) Simpanan tabungan
Adalah simpanan atau titipan murni dari suatu pihak.
c) Simpanan deposito
Adalah simpanan berjangka waktu (jatuh tempo) lebih panjang dan
biasanya deposito Mudharabah berjangka waktu 1,3,6 dan 12 bulan.
Dan pada umumnya, semakin panjang jangka waktu maka semakin
besar nisbah bagi hasil bagi nasabah. Berdasarkan jangka waktunya,
deposito mudharabah dapat dijadikan sebagai sarana intrumen
jangka pendek.
Berdasarkan penjabaran diatas, maka penulis beranggapan bahwa
dana yang diperoleh dari hasil go public masuk dalam kelompok dana pihak pertama karena masyarakat yang membeli saham akan menjadi investor
perusahaan tersebut. Menurut Adler Manurung sumber pendanaan perusahaan
dikelompokkan kedalam dua kelompok besar yaitu, pendanaan dari internal
perusahaan yaitu laba ditahan dan sumber eksternal perusahaan yaitu hutang
kepada publik dan Bank serta penerbitan saham baru yang ditawarkan kepada
pemegang saham lama atau kepada publik. Pendanaan pada saham merupakan
pendanaan yang memiliki risiko yang kecil dibandingkan dengan pendanaan
melalui penerbitan surat hutang atau mendapatkan kredit dari bank.18
18 Adler Haymans Manurung, Initial Public Offering (IPO) : Konsep, Teori, Proses,
3. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan suatu bagian penting dalam
kegiatan manajemen, sehingga sangatlah perlu untuk mengetahui apa dan
bagaimana proses dalam pengambilan keputusan. Keputusan (desicion) adalah sebuah pilihan (choice), yakni pilihan dari dua atau lebih
kemungkinan. Menurut McGrew dan Wilson mengatakan bahwa keputusan
berkaitan dengan suatu proses, dimana suatu keputusan adalah keadaan
akhir dari suatu proses yang lebih dinamis19. Sehingga pengambilan
keputusan adalah proses dimana adanya pemilihan alternatif terbaik dari
beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti sebagai suatu cara
pemecahan masalah20.
Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara
pemecahan masalah memiliki fungsi21 sebagai berikut :
a. Sebagai pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan
terarah, baik secara individual maupun secara kelompok ataupun secara
institusional maupun secara organisasional.
b. Sesuatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkutan dengan masa
depan, masa yang akan datang dimana efeknya atau pengaruhnya akan
berlangsung lama.
19Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia,
2015), h. 35.
20 Nugroho J. Setiadi, Business Economic And Managerial Decision Making, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 17.
27
Selain itu dalam pengambilan keputusan juga memiliki tujuan yang
dibedakan menjadi dua jenis22, yakni :
a. Tujuan yang bersifat tunggal
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal terjadi apabila
keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, artinya
bahwa sekali diputuskan, tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain.
b. Tujuan yang bersifat ganda
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal terjadi apabila
keputusan yang dihasilkan itu menyangkut lebih dari satu masalah,
artinya bahwa satu keputusan yang diambil tersebut sekaligus dapat
memecahkan dua masalah atau lebih, yang bersifat kontrakdiktif ataupun
tidak.
Dalam pengambilan keputusan sebenarnya didasarkan atas fakta
(fact) dan nilai (value). Namun, diantara keduanya yang lebih mendominasi
adalah fakta dibanding dengan nilai-nilai dalam menyehatkan keputusan
suatu perusahaan. Sehingga diperlukan untuk mengetahui unsur-unsur apa
saja dalam pengambilan keputusan tersebut agar keputusan dapat lebih
terarah. Unsur-unsur pengambilan keputusan23, adalah sebagai berikut :
a. Tujuan dari pengambilan keputusan
b. Identifikasi alternatif-altenatif keputusan untuk memecahkan masalah
c. Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui
sebelumnya
d. Sarana atau alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu
pengambilan keputusan.
Ada beberapa hal yang menjadi faktor-faktor yang memengaruhi
pengambilan keputusan. Menurut George R. Terry, faktor-faktor yang
berpengaruh dalam pengambilan keputusan24 adalah :
a. Tujuan perusahaan
Setiap keputusan nantinya harus dijadikan bahan dalam pencapaian
tujuan dari perusahaan
b. Orientasi
Keputusan yang diambil tidak boleh memiliki orientasi kepada diri
pribadi, tetapi harus lebih berorientasi kepada kepentingan perusahaan
c. Alternatif-alternatif tandingan
Jarang sekali ada satu pilihan yang betul-betul memuaskan, karenanya
harus dibuatkan altetrnatif-alternatif tandingan
d. Tindakan
Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental, karenanya harus
diubah menjadi tindakan fisik
e. Waktu
Pengambilan keputusan yang efektif memerlukan waktu dan proses yang
lama
29
f. Kepraktisan
Dalam pengambilan keputusan diperlukan pengambil keputusan yang
praktis untuk memperoleh hasil yang optimal
g. Kegiatan berikutnya
Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian
mata rantai kegiatan berikutnya.
Proses dasar dalam pembuatan keputusan secara rasional hampir
sama dengan proses perencanaan startegis formal25, yakni sebagai berikut :
1) Pemahaman dan perumusah masalah melalui identifikasi dan diagnosis
masalah
2) Pengumpulan dan analisis data yang relevan
3) Pengembangan alternatif-alternatif. Hebert Simon mengemukakan
konsep pemuasan (satisfying), yang berarti bahwa pembuat keputusan memilih suatu alternatif yang cukup baik, walaupun bukan yang ideal
4) Evaluasi alternatif-alternatif melalui penilaian berbagai alternatif
penyelesaian
5) Pemilihan alternatif terbaik
6) Implementasi keputusan. Setelah alternatif terbaik terpilih maka harus
segera membuat rencana-rencana tindakan untuk mengatasi berbagai
persyaratan dan masalah yang mungkin dijumpai dalam penerapan
keputusan
7) Evaluasi hasil-hasil keputusan
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2.1 dibawah ini :
Gambar 2.2
Proses Pengambilan Keputusan
Sumber : Nugroho (2008)
Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa dalam
pengambilan keputusan diperlukan sebuah pertimbangan yang matang dan
tahapan-tahapan yang harus dipenuhi sebelum menghasilkan sebuah
keputusan.
4. Go Public
Seperti yang telah diketahui bahwa setiap perusahaan pasti
memiliki berbagai alternatif dalam sumber pendanaan, baik dari dalam
perusahaan maupun luar perusahaan. Salah satu cara yang dapat ditempuh
oleh perusahaan untuk menghimpun dana dalam rangka ekspansi usahanya
adalah dengan melakukan penawaran umum saham (go public). Penawaran umum saham (go public) ini lebih sering dikenal dengan istilah IPO (Initial
31
Public Offering). IPO adalah sebuah proses yang dilakukan perusahaan untuk mendapatkan dana dari publik dimana dana dapat digunakan untuk
mendanai ekspansi perusahaan dan biasanya harus memenuhi
undang-undang tentang penawaran saham ke publik dimana di Indonesia yaitu UU
No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal26. IPO atau penawaran umum
merupakan kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang di lakukan
oleh Emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham atau
efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar
Modal dan Peraturan Pelaksanaannya27.
Selain itu, menurut Gunawan penawaran umum tidak lain adalah
istilah hukum yang ditujukan bagi kegiatan suatu emiten untuk memasarkan
dan menawarkan dan akhirnya menjual efek-efek yang diterbitkannya, baik
dalam bentuk saham, obligasi, atau efek lainnya kepada masyarakat secara
luas. Sehinggga dapat dikatakan bahwa dengan melakukan penawaran
umum, perusahaan dapat mengubah status perusahaan yang awalnya
merupakan perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka.
Berdasarkan pengertian diatas, maka penulis menyimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan keputusan go public adalah sebuah keputusan untuk melakukan penawaran umum saham guna mendapatkan dana yang
dapat digunakan untuk ekspansi perusahaan. Berikut hal-hal yang
membedakan perusahaan go public dan tidak go public.
26 Manurung, Adler Haymans, Initial Public Offering (IPO) : Konsep, Teori, dan Proses,
(Jakarta : PT Adler Manurung Press, 2013), h. 1.
27 Tjiptono D. Dan Hendy M.F, Pasar Modal Di Indoesia : Pendekatan Tanya Jawab,
Tabel 2.2
Perbedaan Perusahaan Go Public dan Perusahaan Tidak Go Public
No. Aspek Perusahaan Tidak
Go Public
Tidak mutlak Mutlak ditaati
2. Jumlah pemegang saham
Biasanya terbatas Lebih dari 300 pemegang saham
5. Pergantian kepemilikan saham
Rendah Tinggi
6. Tindakan manajemen Tidak selalu menarik perhatian masyarakat
Menjadi perhatian masyarakat
Sumber : Gunawan dan Wulandari (2009)
Manfaat-manfaat yang akan diterima perusahaan go public28, adalah :
1) Emiten yang melakukan penawaran umum saham (go public) akan memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus. Hal ini lebih
baik dibandingkan emiten harus menggunakan fasilitas kredit dari bank
karena emiten akan dibebankan dengan tingkat bunga yang cukup besar.
2) Meningkatkan likuiditas perusahaan terhadap kepentingan pemegang
saham utama dan pemegang saham minoritas.
28 Gunawan Widjaja dan Wulandari Risnamanitis, Seri Pengetahuan Pasar Modal : Go
33
3) Meningkatkan nilai pasar dari perusahaan karena pada umumnya
perusahaan yang sudah menjadi perusahaan publik likuiditasnya akan
lebih meningkat dibandingkan dengan perusahaan yang masih tertutup.
4) Meningkatkan prestise dan publisitas perusahaan. Hal ini sangat jelas
menguntungkan emiten karena tidak perlu lagi mengeluarkan biaya
untuk jasa advertising yang cukup mahal.
5) Biaya penawaran umum saham relatif murah dengan proses yang cepat.
Selain manfaat-manfaat yang akan diterima perusahaan go public, tetap ada konsekuensi atau risiko yang harus ditanggung oleh perusaahaan29,
diantaranya :
1) Perusahaan atau calon emiten dituntut untuk lebih terbuka dan harus
mengikuti peraturan-peraturan pasar modal mengenai kewajiban
pelaporan.
2) Segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan baik pemasukan
maupun pengeluaran harus tercatat secara terperinci dan dapat di
pertanggung jawabkan.
3) Perusahaan atau calon emiten harus selalu membuat pelaporan yang
diwajibkan sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Laporan keuangan
juga harus terus dipantau baik oleh pemilik modal maupun oleh
masyarakat umum, sehingga apabila terjadi penyimpangan dapat segera
diketahui.
29 Gunawan Widjaja dan Wulandari Risnamanitis, Seri Pengetahuan Pasar Modal : Go
4) Perusahaan atau calon emiten wajib menyampaikan laporan realisasi
penggunaan dana hasil penawaran umum.
5) Keharusan untuk mengumumkan besarnya pendapatan perusahaan atau
calon emiten dan pembagian dividen. Hal ini merupakan prinsip full disclosure yang dianut oleh setiap perusahaan terbuka dan bersifat
mutlak.
Proses Penawaran Umum atau proses yang harus dilalui perusahaan
untuk go public dapat dikelompokkan menjadi empat tahapan30, yakni: 1) Tahap Persiapan
Merupakan tahapan awal dalam mempersiapkan segala sesuatu yang
berkaitan dengan penawaran umum. Pada tahap paling awal, perusahaan
yang akan menerbitkan saham terlebih dahulu melakukan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta persetujuan para pemegang
saham dalam rangka penawaran umum saham. Setelah mendapat
persetujuan, emiten melakukan penunjukkan penjamin emisi serta
lembaga dan profesi penunjang pasar, seperti akuntan publik, penilai,
konsultan hukum, dan notaris.
2) Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran
Pada tahap ini, dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung, calon
emiten menyampaikan pendaftaran kepada Badan Pengawas Pasar
Modal hingga Bapepam (OJK) untuk menyatakan Pernyataan
Pendaftaran menjadi efektif.
35
3) Tahap Penawaran Saham
Merupakan tahapan utama, dimana pada waktu inilah emiten
menawarkan saham kepada masyarakat investor. Investor dapat membeli
saham tersebut melalui agen-agen penjual yang telah ditunjuk. Masa
penawaran sekurang-kurangnya tiga hari kerja.
4) Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek
Setelah selesai melakukan penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya
saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek.
Gambar 2.3
Proses Penawaran Umum Saham
Sumber : Tjiptono dan Hendy (2006)
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa ada empat tahapan dalam melakukan proses go public, yakni : tahap persiapan, tahap pengajuan pernyataan pendaftaran, tahap penawaran saham dan tahapan pencatatan saham di Bursa Efek.
Internal
37
B. BOCR (Benefit, Opportunity, Cost, Risk) Go Public
Berikut kriteria dan sub kriteria yang digunakan dalam penelitian dan
berasal dari hasil peninjauan studi literatur terkait benefit (manfaat), opportunity (peluang), cost (biaya), dan risk (resiko) atas keputusan go public beserta alternatif solusi yang ditawarkan.
1. Benefit (Manfaat)
Dalam kriteria benefit ini berisi tentang manfaat-manfaat apa saja yang di
terima ketika menentukan goal yang sudah ditetapkan, dimana goal dalam penelitian ini adalah keputusan go public PT Bank Panin Syariah Tbk. Kriteria benefit diturunkan dalam beberapa sub kriteria, yaitu :
a. Market (Pasar)
1) Revenue (pendapatan)
Perusahaan yang melakukan penawaran umum atau go public tentu akan memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus.
Dimana perolehan dana tersebut dapat digunakan untuk ekspansi,
memperbaiki dan memperkuat struktur permodalan, meningkatkan
infrastruktur, dan membayar utang perusahaan.31 Tentu hal tersebut
akan meningkatkan perolehan pendapatan perusahaan.
2) Market share (pangsa pasar)
Pangsa pasar (market share) adalah proporsi kemampuan penjualan
perusahaan dalam menguasai suatu segmen. Pangsa pasar digunakan
31 Gunawan Widjaja dan Wulandari Risnamanitis, Go Public dan Go Private Di Indonesia,
untuk mengukur posisi perusahaan dalam persaingan industri. 32 Maka
semakin tinggi pangsa pasar dapat mencerminkan semakin tinggi
kekuatan perusahaan dalam persaingan pasar.
3) Market size (ukuran pasar)
Market size adalah jumlah pembeli dan penjual di pasar tertentu33. Pasar
yang lebih besar akan menunjukkan tingkat yang lebih tinggi dari
perusahaan yang lain dan meningkatkan produktivitas perusahaan.34
Oleh karena itulah, market size dapat mendorong perubahan penting
dalam distribusi keseimbangan dan ukuran kinerja perusahaan.
b. Financial (Keuangan)
1) Profitabilitas
Profitabilitas dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba (profit) atau nilai hasil akhir operasional perusahaan selama periode tertentu.35 Tentu dengan melakukan penawaran umum
(go public) akan meningkatkan profitablitas perusahaan. 2) Likuiditas
Likuiditas dapat diartikan sebagai kemampuan suatu perusahaan dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam jangka pendek
atau yang harus segera dibayar. Perusahaan yang likuid merupakan
32Sri Budiwati W.S dan Siti Dwi Nuraini, “Pengaruh Pangsa Pasar, Rasio Leverage dan Rasio Intensitas Modal pada Return Saham”, Jurnal Karisma, Vol. 3 (2), 2009, h.142.
33Investor Words : Biggest, Best Investing Glossary diakses dari :
http://www.investorwords.com/6576/market_size.html pada 9 Mei 2016.
34Marc J.M dan Giancarlo I.P, “Market Size, Trade, and Productivity”, Jurnal, Review of
Economics Studies, Vol.75, 2008, h.296.
39
perusahaan yang sehat, sehat dari segi keuangan karena kemampuannya
untuk memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam jangka
pendek.36 Sehingga dibutuhkan langkah-langkah strategis untuk dapat
mendukung likuiditas sebuah perseroan.
3) Stability
Istilah stability atau kestabilan dalam penelitian ini adalah adanya
pertumbuhan keuntungan yang stabil dan tidak fluktuatif. Dengan
adanya saham yang diperdagangkan di Bursa tentu selain meningkatkan
profitabilitas dan likuiditas perusahaan, maka akan menstabilkan
keuntungan yang diperoleh.
4) Return
Return merupakan hasil yang diperoleh atas investasi saham.37 Tentu
perusahaan yang melakukan penawaran perdana mempunyai peluang
dalam meningkatkan return saham.
c. Intangible Benefit
1) Company image (reputasi perusahaan)
Penawaran umum saham dapat meningkatkan prestise dan publisitas
perusahaan.38 Hal ini sangat jelas menguntungkan emiten karena sudah
tidak perlu mengeluarkan biaya advertising, karena Bursa, koran, dan
televisi serta media lainnya akan memberitakan perusahaan tanpa bayar
36 Rizal Ahmad, “Pengaruh Profitabilitas dan Investmen Opportunity Set Terhadap
Kebijakan Deviden Tunai’, Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu, Vol.2, No.2 (November 2009), h.191.
37Sri Budiwati W.S dan Siti Dwi Nuraini, “Pengaruh Pangsa Pasar, Rasio Leverage dan Rasio Intensitas Modal pada Return Saham”, Jurnal Karisma, Vol. 3 (2), 2009, h.141.
38 Gunawan Widjaja dan Wulandari Risnamanitis, Go Public dan Go Private Di Indonesia,
dan membuat investor semakin mengingat perusahaan.39 Jika di
analogikan maka perusahaan go public ini dapat seperti menyelam
sambil meminum air. Artinya, akan banyak manfaat yang diperoleh dari
keputusan go public tersebut.
2) Profesionalitas
Dengan menjadi perusahaan publik, tentu akan semakin banyak pihak
yang memonitoring perusahaan tersebut dan hal tersebut mendorong
perusahaan untuk meningkatkan profesionalitas perusahaannya. Tentu
hal ini sangat berdampak baik bagi kinerja perusahaan.
2. Opportunity (Peluang)
Dalam kriteria opportunity ini berisi tentang peluang-peluang apa saja yang akan didapatkan ketika suatu perusahaan memutuskan go public. Dimana
kriteria tersebut dibagi menjadi beberapa sub kriteria, yaitu :
a. Market (Pasar)
1) Market growth (pertumbuhan pasar)
Adanya peningkatan pertumbuhan pasar di industri perbankan, karena
pada umumnya perusahaan yang sudah menjadi perusahaan publik
likuiditasnya akan lebih meningkat bila dibandingkan dengan
perusahaan yang masih tertutup.40 Tentu peluang seperti ini dapat
39 Adler Haymans Manurung, Initial Public Offering : Konsep, Teori, dan Praktek, Jakarta
: Manurung Press, h.7.
40 Gunawan Widjaja dan Wulandari Risnamanitis, Go Public dan Go Private Di Indonesia,
41
dimaksimalkan dengan baik, jika perseroan tersebut dapat menyusun
stategi go public yang tepat.
2) Market competitiveness (persaingan pasar)
Adanya peningkatan daya saing di pasar, karena perusahaan yang telah
melakukan go public akan mempunyai kekuatan yang lebih besar.41
Sehingga, perusahaan tersebut mampu bersaing dengan perusahaan
yang lainnya.
b. Financial (Keuangan)
1) Pendapatan (income)
Peluang meningkatan pendapatan perusahaan. Perusahaan yang
melakukan penawaran umum atau go public tentu akan berpeluang memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus.
2) Modal (capital)
Peluang perbaikan permodalan baik kemudahan mendapatkan modal.
Perusahaan yang melakukan penawaran umum atau go public tentu akan memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus.
3) Laba
Peluang pertumbuhan laba yang stabil dan tidak fluktuatif. Dengan
melakukan penawaran umum (go public) perusahaan akan berpeluang
untuk meningkatkan profitablitas perusahaan.
41 Adler Haymans Manurung, Initial Public Offering : Konsep, Teori, dan Praktek, Jakarta
4) Return
Peluang dalam meningkatkan tingkat pengembelian atas investasi.
Tentu perusahaan yang melakukan penawaran perdana mempunyai
peluang dalam meningkatkan return saham.
3. Cost (Biaya)
Dalam proses IPO atau go public tentu saja akan mengeluarkan biaya-biaya sehubungan dengan proses IPO tersebut. Komposisi terbesar biaya IPO
berasal dari biaya penjaminan emisi dan penasihat keuangan, selanjutnya
biaya untuk lembaga dan profesi penunjang, kemudian biaya lain-lain atau
operasional penyelenggaraan IPO.42
a. Biaya jasa penjaminan emisi saham dan penasihat keuangan
Biaya jasa untuk penjaminan emisi saham dan penasihat keuangan
sebesar 4%.
b. Biaya profesi dan lembaga penunjang pasar modal
Biaya profesi penunjang pasar modal seluruhnya sebesar 0,16% yang
terdiri atas, akuntan sebesar 0,03%, konsultan hukum sebesar 0,11%, biro
administrasi efek sebesar 0,00% dan notaris sebesar 0,01%.
c. Biaya operasional penyelengaraan IPO
Biaya lain-lain atau biaya operasional penyelenggaraan IPO yang
dimaksud adalah seperti biaya percetakan, iklan, persiapan RUPSLB,
dan lain-lain sebesar 0,53%.
42 Hendy M. Fakhruddin, Go Public : Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai