• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

D. Budaya Organisasi

1. Pengertian Budaya Organisasi

Menurut Peter F. Druiker (Tika, 2006:4) budaya organisasi adalah pokok penyelesaian masalah eksternal dan internal yang pelaksanaanya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian diwariskan kepada anggota baru sebagai cara yang tepat untuk memahami, memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-masalah organisasi. Menurut Phithi Sithi Amnuai (Tika, 2006:4) Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota organisasi, kemudian dikembangkan dan diwariskan guna mengatasi masalah adaptasi eksternal dan masalah intregasi internal. Budaya

organisasi merupakan sebuah keyakinan suatu organisasi untuk memecahkan masalah yang dihadapi baik masalah internal maupun eksternal.

Dari definisi yang dikemukakan oleh para tokoh budaya organisasi di atas terkandung unsur- unsur dalam budaya organisasi yaitu:

1. Asumsi dasar

Dalam budaya organisasi terdapat asumsi dasar yang dapat berfungsi sebagai pedoman bagi anggota maupun kelompok dalam organisasi untuk berperilaku.

2. Keyakinan yang dianut

Keyakinan yang dianut ini mengandung nilai-nilai yang dapat berbentuk slogan atau motto, asumsi dasar, tujuan umum orga nisasi atau perusahaan, filosofi usaha, atau prinsip-prinsip menjelaskan usaha.

3. Pemimpin atau kelompok pencipta dan pengembangan budaya organisasi. Budaya organisasi perlu diciptakan dan dikembangkan oleh pemimpin organisasi atau perusahaan atau kelompok tertentu dalam organisasi atau kelompok tersebut.

4. Pedoman mengatasi masalah

Masalah yang muncul dalam perusahaan dapat diatasi dengan asumsi dasar dan keyakinan yang dianut bersama dalam organisasi tersebut.

5. Berbagai nilai (sharing of value)

Dalam budaya organisasi perlu berbagai nilai terhadap apa yang paling diinginkan atau apa yang lebih baik atau berharga bagi seseorang. 6. Pewarisan (learning proses)

Asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota organisasi perlu diwariskan kepada anggota baru dalam organisasi sebagai pedoman untuk bertindak dan berperilaku dalam organisasi atau perusahaan. 7. Penyesuaian (adaptasi)

Perlu penyesuaian anggota kelompok terhadap peraturan atau norma yang berlaku dalam kelompok atau organisasi, serta adaptasi organisasi perusahaan terhadap perubahan lingkungan.

2. Fungsi Budaya Organisasi

Ada beberapa pendapat mengenai fungsi budaya organisasi, yaitu sebagai berikut.

1. Stephen P. Robins (Tika, 2004:13) membagi lima fungsi budaya organisasi, sebagai berikut:

a. berperan menetapkan batasan;

b. mengantarkan suatu perasaan identitas bagi anggota organisasi; c. mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas daripada

kepentingan individual seseorang;

d. meningkatkan stabilitas sistem sosial karena merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi;

e. sebagai mekanisme kontrol dan menjadi rasional yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku para karyawan

2. Robert Kreitner (Tika, 2004:13) membagi empat fungsi budaya organisasi, sebagai berikut:

a. memberikan identitas organisasi kepada karyawannya; b. memudahkan komitmen kolektif;

c. mempromosikan stabilitas sistem sosial;

d. membentuk perilaku dengan membantu para menajer merasakan keberadaannya;

3. Parson dan Marton (Tika, 2004:13) mengemukakan bahwa fungsi budaya organisasi adalah memecahkan masalah- masalah pokok dalam proses survival suatu kelompok dan adaptasinya terhadap lingkungan eksternal serta proses integrasi internal.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas fungsi budaya organisasi yaitu menetapkan batasan, membentuk perilaku karyawan, sarana menyelesaikan masalah organisasi, sebagai acuan dalam menyusun perencanaan perusahaan.

3. Jenis-jenis Budaya Organisasi

Jenis-jenis budaya organisasi dapat ditentukan berdasarkan proses informasi dan tujuannya.

1. Berdasarkan Proses Informasi

Menurut Robert E.Quinn dan Michael R.McGrath (Tika, 2006:7) membagi budaya organisasi berdasarkan proses informasi sebagai berikut:

a. Budaya rasional

Dalam budaya ini, proses informasi individual diansumsikan sebagai sarana bagi tujuan kinerja yang ditunjukkan (efisiensi, produktivitas, dan keuntungan)

b. Budaya ideologis

Dalam budaya ini, pemrosesan informasi intuitif (pengetahuan, pendapat, inovasi) diasumsikan sebagai sarana mencapai bagi tujuan revitalisasi (dukungan dari luar, perolehan sumber daya, dan pertumbuhan).

c. Budaya konsesus

Pemrosesan informasi kolektif (diskusi, partisipasi dan konsesus) diasumsikan untuk menjadi sarana bagi tujuan kohesi (iklim, moral, dan kerjasama kelompok).

d. Budaya hierarkis

Pemrosesan informasi formal (dokumentasi, komputasi, dan evaluasi) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan dan kesinambungan (stabilitas, kontrol, dan koordinasi)

2. Berdasarkan Tujuannya (Tika, 2006:9)

Talizuduhu Ndraha membagi budaya organisasi berdasarkan tujuannya, yaitu

a. budaya organisasi perusahaan; b. budaya organisasi sosial; c. budaya organisasi publik;

4. Ciri-ciri Budaya Organisasi Kuat dan Lemah 1. Ciri-Ciri Budaya Organisasi Kuat

Deal dan Kennedy (Tika, 2004:110) mengemukakan bahwa ciri-ciri organisasi yang memiliki budaya organisasi kuat sebagai berikut.

1. Anggota organisasi loyal kepada organisasi, tahu dan jelas tujuan organisasi.

2. Pedoman bertingkah laku di dalam perusahaan digariskan secara jelas, dimengerti, dan dilaksanakan oleh orang-orang di dalam perusahaan.

3. Nilai-nilai yang dianut dilaksanakan dalam tingkah laku sehari-hari secara konsisten dari yang berpangkat paling rendah sampai pimpinan.

4. Perusahaan memberikan tempat khusus kepada pahlawan perusahaan dan menciptakan tingkat pahlawan, misalnya

pramujual terbaik bulan ini, pengemudi terbaik, innovator terbaik, dan sebagainya.

5. Memiliki jaringan cultural yang menampung cerita-cerita kehebatan para pahlawannya.

Reimann dan Weinner (Tika, 2004:111), budaya organisasi yang kuat akan membantu perusahaan memberikan kepastian bagi seluruh individu yang ada dalam organisasi untuk berkembang bersama dan meningkatkan kegiatan usaha dalam menghadapi persaingan.

S.P. Robins (Tika, 2004:111) mengemukakan ciri-ciri budaya organisasi yang kuat, yaitu.

a. Menurunnya tingkat keluarnya karyawan.

b. Ada kesepakatan yang tinggi di kalangan anggota mengenai apa yang dipertahankan oleh organisasi.

c. Ada pembinaan kohesif, kesetiaan, dan komitmen organisasi.

2. Ciri-Ciri Budaya Organisasi Lemah

Menurut Deal dan Kennedy (Tika, 2004:111), ciri-ciri budaya organisasi lemah adalah.

a. Mudah terbentuk kelompok-kelompok yang bertentangan satu sama lain.

c. Anggota organisasi tidak segan-segan mengorbankan kepentingan organisasi untuk kepentingan kelompok atau kepentingan diri sendiri.

Killman (Tika, 2004:111) budaya organisasi yang kurang didukung secara luas oleh para anggotanya dan sangat dipaksakan, akan berpengaruh negatif pada organisasi karena akan memberikan arah yang salah kepada para pegawainya. Hal ini terlihat dari kurangnya motivasi kerja, timbul kecurigaan, komunikasi kurang lancar, lunturnya loyalitas pada tugas utamanya dan komitmen pegawai pada perusahaan. Akibatnya perusahaan menjadi tidak efektif, kurang kompetitif, dan kurang mampu menyelesaikan masalah integrasi internal dan adaptasi eksternal.

Dokumen terkait