2
selama siklus hidupnya; didefinisikan sebagai apa yang ada dari konsepsi paling awal sampai dengan pembongkaran.
Megahnya inovasi yang dihadirkan konsep BIM ketika berkembang di awal tahun 2000-an belum diiringi dengan perkembangan teknologi digital saat itu, sehingga BIM mulanya hadir dalam metafora piranti lunak Computer-Aided Design(CAD). Dapat dikatakan bahwa CAD adalah bentuk primitif BIM dengan pemodelan dua dimensi (2D). Seiring berjalannya waktu, masyarakat konstruksi fasih menggunakan CAD, sehingga BIM kemudian disalahmengerti sebagai perkembangan CAD dari pemodelan 2D menjadi tiga dimensi (3D). Sekalipun BIM mengandalkan pemodelan 3D, dapat juga disebut empat dimensi (4D) dengan dimensi waktu atau bahkan hingga tujuh dimensi (7D), BIM lebih dari sekadar kumpulan informasi grafis dalam pemodelan multi dimensi.
Konsep BIM
BIM mengandung kumpulan data digital baik berupa informasi grafis maupun non-grafis. yang diproses dalam ruang digital bernama Common Data Environment (CDE) atau lingkungan data umum. Dengan kata lain, BIM bukanlah objek namun cara kerja. Dalam ranah konstruksi, BIM dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian dan pengoperasian aset bangunan dengan menggunakan informasi digital terstruktur yang dapat diakses semua pihak proses konstruksi terkait. Informasi digital terstruktur ini berarti bahwa informasi non-grafis terhubung dengan informasi grafis dalam model 3D. Akses informasi tersedia tidak hanya bagi pihak perancang (designer), namun juga bagi pihak pelaksana atau kontraktor, pihak pengawas, tim teknis, tim arsitektur, hingga pemilik bangunan (owner).
Contoh Tampilan BIM (sumber: Trimble Indonesia, 2017) Sebagai contoh, disajikan representasi 3D bangunan
lepas pantai (off-shore). Ditampilkan pada gambar
“Contoh Tampilan BIM” di atas, rincian sambungan pipa-pipa penyusun bangunan tersebut. Nampak bahwa rincian dari sambungan muncul ketika salah satu sambungan pipa dipilih dan di-klik. Rincian yang
muncul berupa informasi grafis maupun non-grafis terkait sambungan pipa. Selain pop-up informasi detil grafis dan sejumlah informasi non-grafis, informasi lainnya dapat diakses seperti antara lain informasi mengenai fabrikasi atau manufaktur,lead-time, tingkat kinerja, biaya, hingga prediksi waktu perlunya
3
penggantian komponen. Secara menyeluruh, kumpulan informasi grafis dan non-grafis yang terstruktur dengan baik ini disebut sebagai “model informasi" atau information model. Model informasi digunakan selama siklus hidup bangunan tersebut di
dalam seluruh tahapannya, dari awal saat perancangan hingga tahap terakhir yang memungkinkan yaitu pembongkaran bangunan. Hal ini berarti termasuk di dalamnya tahap konstruksi, operasi, pemeliharaan, atau mungkin juga renovasi.
Siklus Hidup Bangunan (sumber: http://www.pinterest.com/) Kompleksitas model informasi tersaji merupakan hasil
kolaborasi data yang berasal dari sejumlah pihak yang terlibat di seluruh tahapan dalam siklus hidup bangunan. Oleh karena itu, setiap pihak dapat mengakses secara pasif maupun aktif (dengan melakukan perubahan yang telah didiskusikan) model informasi bangunan terkait. Semua pihak diharapkan dapat berkolaborasi, bekerjasama, dan berbagi informasi di dalam ruang online yang dapat diakses bersamaan, yaituCommon Data Environment(CDE).
Manfaat BIM
Meskipun banyak pertanyaan terkait aplikasi BIM dan dampak sampingannya yang terkesan tidak menguntungkan seperti butuh waktu lama untuk menguasainya atau biaya piranti lunaknya yang mahal, BIM terbukti telah memberi kontribusi manfaat yang besar dalam jangka waktu lama bagi masing- masing pihak pengguna BIM dalam proyek.
Sebuah instansi yang berkecimpung dalam dunia bangunan dan konstruksi dari Selandia Baru, BRANZ, merangkum manfaat BIM bagi setiap pihak dalam sektor konstruksi berdasarkan pengalaman pengguna di Amerika dan Eropa. Tercatat bahwa pemerintah Inggris memperkirakan penggunaan BIM mengurangi biaya sebuah bangunan publik di Inggris selama siklus hidupnya sebanyak 20-30%. Bagi perancang, 75% penggunanya mengatakan bahwa BIM memudahkan komunikasi multi-pihak dalam tahap perancangan dan 57% penggunanya mengakui BIM telah membantu mengurangi kesalahan dalam perancangan. Dalam hal manajemen proyek, penggunaan berkelanjutan dari BIM menghemat waktu pengerjaan proyek hingga 37%. Sementara itu, 65% kontraktor pengguna BIM membuktikan bahwa BIM efektif mengurangi pengerjaan ulang, kelebihan biaya, juga jadwal yang terlewat selama konstruksi. Dari segi aset, 62% peng- guna BIM mengaku memperoleh nilai pengembalian investasi (Return of Investment, ROI) yang lebih besar.
76
Sumber :
Autodesk. 2017.Bust the Myths Around BIM for Small Firms. [Online] Tersedia: https://www.autodesk.com/campaigns/bim-for-small-firms-new/why-bim/bim-myths- infographic [12 April 2017].
BRANZ. 2017. Productivity Benefits of BIM. [Online] Tersedia: http://www.mbie.govt.nz/ about/whats-happening/news/document-image-library/nz-bim-productivity-benefits.pdf [6 Juni 2017].
Hodgson, Mick. 2017. Reducing Engineering , Detailing and Fabrication Costs During Structural Construction Projects. BIM Innovation Conference. Jakarta.
Institut BIM Indonesia. 2016. Metodologi BIM dan Tantangan Implementasinya di Indonesia. Seminar Teknologi Building Information Modelling (BIM) di Lingkungan Industri AEC. Jakarta. [Online] Tersedia: http://pjjak.net/pluginfile.php/8200/mod_ resource/content/1/201610-Seminar%20BIM-17-05-Metodologi%20BIM%20dan%20 Tantangan%20Implementasinya%20di%20Indonesia.pdf [12 April 2017].
Institut BIM Indonesia. 2017. Institut BIM Indonesia. [Online] Terseda: http://institutbim.id/ [6 Juni 2017].
The B1M. 2017. BIM for Beginners. [Online] Tersedia: http://www.theb1m.com/BIM- For-Beginners [5 Juni 2017].
The B1M. 2017.Top 3 BIM Myths Dispelled. [Online] Tersedia: http://www.theb1m.com/ video/top-3-bim-myths-dispelled [12 April 2017].
4
BIM juga terbukti meningkatkan produktivitas pada instansi kecil. Sebuah firma arsitektur kecil di Amerika Serikat mendapati bahwa penggunaan BIM meningkat- kan 37% produktivitas proyek dibandingkan jika meng- gunakan CAD tradisional. Meskipun pengguna baru mengalami kesulitan dalam beradaptasi yang memakan sejumlah besar waktu di awal penerapan BIM, namun penerapan BIM untuk jangka waktu panjang menunjuk- kan potensi penghematan waktu kerja 20% dari total waktu 5 hari kerja.
Masa Depan BIM di Indonesia
Sejumlah pemerintah telah mendorong penggunaan BIM di negaranya dengan komitmen yang diwujudkan dalam peraturan maupun badan pengawal aplikasi BIM. Sebut saja Amerika Serikat, Inggris, Norwegia, Denmark, Finlandia; negara-negara di wilayah Asia seperti Hong Kong, Korea Selatan, dan Singapura; dan masih banyak lagi pemerintah yang mengawal penggunaan BIM di negaranya.
Indonesia BIM Forum 2017 (sumber: dok.pribadi)
Indonesia saat ini sementara merintis penggunaan BIM. Inisiatif masyarakat jasa konstruksi dalam upaya mengimplementasikan BIM patut diapresiasi seperti yang diwujudkan oleh Institut BIM Indonesia, yaitu organisasi non-profit hasil kolaborasi para konsultan, insinyur, kontraktor, asosiasi profesi, dan perguruan tinggi yang memiliki visi mengembangkan standar BIM di Indonesia melalui program OpenBIM. Sejumlah diskusi telah dilakukan dengan berbagai komponen masyarakat jasa konstruksi, dari industri, akademi, hingga pemerintah. Sebut saja Diskusi Panel BIM bersama Profesional dan Akademisi di ITB pada 14 Oktober 2016, diskusi dengan Balai Penerapan
Teknologi Konstruksi pada tanggal 10 dan 28 Februari 2017, hingga perhelatan akbar Indonesia BIM Forum 2017 pada tanggal 17 Mei 2017 silam sebagai momentum adaptasi BIM dalam industri AEC (Architecture, Engineering, and Construction) di Indonesia.
Penulis: Naomi Fransiska Panjaitan, S.T. Penelaah Jasa Konstruksi Balai Penerapan Teknologi Konstruksi