• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESIGN AND BUILD (RANCANG DAN BANGUN) alam dunia konstruksi tentu kita tidak asing

dengan namanya sistem kontrak konstruksi. Kontrak konstruksi merupakan suatu ikatan perjanjian antara pengguna jasa dan penyedia jasa mengkoordinasikan seluruh kegiatan proyek dengan tujuan untuk meminimalkan biaya dan jadwal serta menjaga mutu proyek.

Tahapan proyek konstruksi yaitu perencanaan konsep dan studi kelayakan, rekayasa dan detail desain, pengadaan dan pelaksanaan konstruksi. Pendekatan proyek itu sendiri dibagi menjadi sistem kontrak tradisional dan rancang bangun.

Sistem kontrak tradisional (design bid build) adalah suatu pendekatan kontrak pada proyek konstruksi dimana pada masing-masing fase dilakukan secara

terpisah dan kontrak pekerjaan yang berbeda sehingga menghasilkan suatu produk tersendiri yang salah satu adalah produk dokumen penawaran yang dihasilkan dari proses detailed engineering design (DED). Dokumen penawan tersebut merupakan suatu dokumen yang akan dijadikan sebagai acuan dan informasi bagi para penyedia jasa konstruksi atau kontraktor untuk melakukan tender atau penawaran suatu proyek konstruksi.

Pekerjaan konstruksi terintegrasi rancang dan bangun (design and build) adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya, dimana pekerjaan perencanaan terintegrasi dengan pelaksanaan konstruksi.

Pebedaan Sistem Kontrak Tradisonal (Design Bid Build) dan Sstem Kontrak Terinterasi Rancang dan Bangun (Design and Build) (Sumber: www.inkindo-dki.org/files/Procedding_FORA_s.pdf)

Pada metode kontrak rancang dan bangun (design and build) pengguna jasa perlu membuat kontrak tunggal untuk pekerjaan perancangan dan pelaksanaan proyek dengan satu penyedia jasa yang memiliki kemampuan perancangan dan pelaksanaan proyek dengan satu perusahaan yang memiliki kemampuan perancangan dan pelaksanaan pembangunan. Isi kontrak tidak beda dengan bentuk kontrak lain. Penyedia jasa dapat mensubkontrakan kepada sub. Penyedia jasa. Tetapi tanggung jawab tetap ada di Penyedia Jasa.

Dalam metode tradisional, sering ditemukan banyak masalah timbul terutama mengalokasikan tanggung jawab antara perencana dan kontraktor. Jika hasilnya cacat maka hal tersebut bisa disebabkan kelemahan desain atau kesalahan konstruksi. Perencana akan mencoba menyalahkan kontraktor dan sebaliknya. Peraturan yang mengatur tentang Kontrak Pekerjaan Terintegrasi Rancang dan Bangun (Design and Build) yaitu Peraturan Menteri PUPR No. 19 Tahun 2015 tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan

D

Proses Pemilihan dan pelaksanaan Kontrak Konstruksi Terintegrasi Design and Build (Sumber: www.pjjak.net)

Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun (Design and Build). Peraturan Menteri PUPR No. 19 tahun 2015 disusun berdasarkan Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang perubahan keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Kriteria Pekerjaan Terintegrasi Rancang dan

Bangun (Design and build), meliputi:

- Pekerjaan perencanaan teknis dapat dilaksanakan secara terintegrasi dengan pelaksanaan konstruksi - Telah tersedia dokumen perencanaan awal pada

tahapan konsep desain

 Data peta geologi teknis lokasi pekerjaan

 Referensi data penyelidikan tanah

 Penetapan lingkup, kriteria desain, dan standar/codepekerjaan.

 Identifikasi dan alokasi risiko proyek

 Identifikasi dan kebutuhan lahan

 Gambar-gambar skematik, potongan tipikal dan lainnya.

- Telah tersedia dokumen-dokumen yang menjadi aspek persyaatan lingkungan

- Tersedia tenaga ahli yang mempunyai fungsi pengawasan terhadap tahapan perencanaan dan pelaksanaan konstruksi.

- Bersifat kompleks, memerlukan teknologi tinggi, mempunyai risiko tinggi, dan/atau memiliki biaya besar.

Metode Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi Rancang

dan Bangun (Design and Build)

Pemilihan metode pengadaan diilakukan dengan mempertimbangkan jenis, sifat, kompleksitas pekerjaan, nilai barang/jasa serta jumlah penyedia barang/jasa yang ada.

Metode-metode yang digunakan dalam pengadaan pekerjaan terintegrasi rancang dan bangun (Design and Build)yaitu:

1. Metode sistem gugur tanpa penyetaraan digunakan untuk Pekerjaan Konstruksi Terinterasi Rancang Bangun (Design and Build) yang tidak beragam variasi dalam pengembangan desain dan metode pelaksanaan pekerjaan

2. Metode sistem nilai tanpa penyetaraan digunakan untuk Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun (Design and Build) dimana terdapat variasi dalam pengembangan desain dan metode pelaksanaan pekerjaan.

3. Metode sistem gugur ambang batas dengan penyetaran digunakan untuk Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun (Design and Build) dimana variasi dalam pengembangan desain dan metode pelaksanaan pekerjaan dilakukan penyetaraan kinerja dan cakupannya untuk menghasilkan kinerja terbaik dari hasil pekerjaan.

Penetapan kriteria evaluasi dan pemberian bobot/nilai pada metode evaluasi sistem gugur ambang batas dan sistem nilai ditetapkan oleh Pejabat Eselon I terkait.

Metode Rancang dan Bangun (Design and Build) dinilai lebih efisien dari sisi waktu dan biaya daripada metode konvensional Design Bid and Build.

Contoh Penerapan Kontrak Konstruksi Terintegrasi

Rancang dan Bangun (Design and Build)

Pada pelaksanaan konstruksi model rancang dan bangun (Design and Build) ini, kegiatan Perancangan dan Konstruksi dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab kontraktor Design and Build. Banyak dilakukan pada proyek-poyek infrastruktur sipil seperti pelabuhan, jalan, jembatan dan lapangan terbang. Dalam melaksanakan jasanya, kontraktor Design and Build

dapat menggandeng Engineer, dan Technology Providerdari entitas lain.

Salah satu contoh proyek konstruksi yang menggunakan metode rancang dan bangun (Design and Build) yaitu wisma atlet Kemayoran, proyek pengembangan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong Kabupaten Sanggau, serta renovasi venues olahraga dan Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan.

Renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno dikerjakan oleh penyedia jasa yaitu PT. Adhi Karya (Persero) dengan nilai kontrak Rp 769,6 Miliar, renovasi Stadion renang (Aquatic) dengan penyedia jasa PT. Waskita Karya dengan nilai kontrak Rp 274,6 miliar.

Kemudian renovasi Stadion Hoki, Panahan, dan Sepak Bola A/B/C dengan penyedia jasa PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama dengan nilai kontrak Rp 95,5 miliar dan renovasi Stadion Tennis Indoor dan Tennis

Outdoor center courtdengan penyedia jasa PT Brantas Abipraya (Persero) dengan nilai kontrak Rp 92,8 miliar

Proyek Stadion Utama Gelora Bung Karno (Sumber: www.viva.co.id)

Pos Lintas Batas Negara Entikong (Sumber: www.pu.go.id)

Proyek Wisma Atlet Kemayoran (Sumber: www.pu.go.id)

Tujuan Kontrak Terintegrasi Rancang dan Bangun adalah:

1. Menghemat waktu, terutama waktu dalam hal melakukan gambar-gambar detail sampai sempurna. Umumnya apabila desainer melakukan hal ini sering terjadi bongkar pasang gambar karena kurang menguasai detail yang applicabledi lapangan. Builder umumnya lebih menguasai detail-detail ini sehingga diharapkan dapat cepat dilaksanakan.

2. Menghemat waktu karena proses produksi detail ditangani langsung oleh builder.

3. Menghemat waktu pelaksanaan karena proses keputusan di lapangan dilakukan sepenuhnya (90- 95%) oleh Builder.

Proses pengadaan atau kontrak dengan format design and build diterapkan untuk proyek-proyek pemerintah yang bernilai besar untuk dana APBN dan APBD.

Sumber:

_.2016. Kelebihan dan Kekurangan Kontrak Design Build dalam pekerjaan Konstruksi. [online].Tersedia: http://www.pengadaan.web.id/2016/10/kelebihan-dan-kekurangan- kontrak-design-build-dalam-pekerjaan-konstruksi.html. Diakses [17 Juli 2017].

Bakar, Chairul Abu. 2016. Strategi, Permasalahan dan Solusi Pelaksanaan Konstruksi Design and Build. Seminar Nasional Pengadaan Barang dan Jasa [23 Agustus 2016]. Biro Komunikasi Publik. Kementerian PUPR Terapkan Metode Project Design dan Build

Dalam Pembangunan Infrastruktur. [online]. Tersedia:

http://www.pu.go.id/m/main/view/11522.Diakses [17 Juli 2017].

Daraba, darda. Pengadaan Barang dan Jasa Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi. Forum Anggota, Sosialisasi Tax amnesty dan Diskusi Perpajakan di Sektor Usaha Jasa Konsultansi. [14 September 2016].

Peraturan Menteri PUPR No. 19/PRT/M/2015 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan bangun (Design and Build).

Skema perbandingan tipe kontrak (Sumber: pjjak.net)

Bagi pemilik proyek manfaat utama dari metode Design and Build adalah kepraktisannya karena hanya berurusan dengan satu pihak saja yang bertanggung jawab atas desain dan konstruksi dari proyek yang akan dibangun seperti skema yang ada di atas

Keuntungan dan kekurangan Kontrak Konstruksi Rancang dan Bangun (Design and Build)

Keuntungan Kontrak Konstruksi rancang dan bangun (Design and Build) yaitu:

1. Komunikasi langsung antara pemilik proyek (owner) dan kontraktor, peghematan yang dihasilkan dalam waktu dan usaa serta potensi keuntungan yang lebih besar (optimalisasi bagi kedua belah pihak).

2. Lebih mudah untuk menempatkan tanggung jawab 3. Komunikasi jalur cepat dengan kontraktor dan

penghematan yang dihasilkan dalam waktu dan biaya proyek serta potensi keuntungan/penghematan yang lebih besar

4. Biaya konstruksi yang lebih rendah dari hubungan yang lebih dekat antara desainer dan kontraktor mengakibatkan desainer ekonomi, dank arena itu potensi keuntungan yang lebih besar

5. Potensi untuk desain inovatif yang mengarah ke keuntungan yang lebih besar

Kekurangan Kontrak Konstruksi rancang dan bangun (Design and Build) yaitu:

1. Pemilik yang kurang memiliki kompetensi pada konstruksi dan biaya, mungkin curiga dan ragu- ragu serta menghambat kemajuan proyek atau tidak mampu memahami untuk keluhan dan sengketa

2. Keterbatsan kemampuan pemilik untuk langsung berkomunikasi dengan kontraktor

3. Potensi konflik dengan adanya gabungan (perencana dan pelaksana) yang membatasi penyediaan jasa desain arsitektur, atau tidak mengakui atau tidak mendukung kontrak rancang bangun

4. Pemilik mungkin harus melakukan pembayaran awal yang lebih signifikan karena membutuhka biaya awal dalam membuat proposal

5. Mengevaluasi proposal desain dari penawar mungkin bermasalah, Pemilik perlu menyewa konsultan untuk mengevaluasi proposal.

Penulis: Deviana Kusuma Pratiwi, S.T Penelaah Jasa Konstruksi Balai Penerapan Teknologi Konstruksi [email protected]

1

embangunan infrastruktur melibatkan sejumlah proses berkelanjutan dan ber- kesinambungan; mulai dari perencana- an, perancangan, pelaksanaan kons- truksi, operasi infrastruktur, pemelihara- an, hingga pembongkaran bangunan. Guna mencapai keutuhan fungsi pembangunan, seluruh proses di atas dilakukan secara padu dan terintegrasi. Keseluruhan siklus hidup bangunan yang berlangsung berpuluh- puluh tahun lamanya ini tentu menjadi perhatian penting, namun tantangan hadir ketika implementasi masing-masing bagian siklus hidup dilakukan dalam media yang terpisah. Integrasi siklus hidup bangunan yang cukup kompleks ini berpeluang terhadap banyak kesalahan karena dilakukan secara manual akibat belum tersedianya media integrasi seluruh proses dalam siklus hidup bangunan.

Sejarah BIM

Sebagai upaya menjawab tantangan integrasi seluruh proses dalam siklus hidup bangunan ini, hadir sebuah

konsep pemodelan bangunan pada tahun 1970-an. Konsep ini tercatat dalam sejumlah penelitian di pertengahan 1980, kemudian berkembang hingga istilah Building Information Modeling (BIM) muncul pada tahun 1992 di dalam sebuah kajian ilmiah oleh G.A van Nederveen dan F.P Tolman. Namun demikian, istilah Building Information Modeling maupun singkatannya, BIM, tidak cukup populer hingga tahun 2002 ketika sebuah perusahaan piranti

lunak mengeluarkan kajian ilmiah berjudul “Building Information Modeling” yang disusul oleh sejumlah perusahaan piranti lunak lainnya.

The US National Building Information Model Standard Project Committee atau Komite Proyek Standar Building Information Model Nasional Amerika Serikat menyebutkan bahwa definisi Building Information Modeling (BIM) sebagai representasi digital dari karakteristik fisik dan fungsional suatu fasilitas. BIM merupakan sumber pengetahuan bersama untuk mendapatkan informasi tentang fasilitas yang membentuk dasar keputusan yang dapat diandalkan

Pemodelan Bangunan (sumber: http://www.graphisoft.com)

P

                                   