• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

3. Buku Ajar a. Pengertian a.Pengertian

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 tentang Buku Teks pelajaran Pasal 1 menjelaskan bahwa buku teks (buku pelajaran) merupakan buku acuan wajib yang digunakan di sekolah dan disusun berdasarkan standar nasional yang berisi materi pembelajaran sebagai upaya peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan. Sedangkan menurut Westbury yang dikutip oleh Adisendjaja & Romlah (2007: 3) menyatakan bahwa buku teks sebagai sumber pengetahuan, instrumen dasar dalam mengorganisasikan kurikulum dan sebagai alat dasar dalam proses pembelajaran yang harus dikomunikasikan oleh sekolah. Sementara itu, menurut Muslich (2010: 50-51) buku ajar yang berupa buku teks merupakan buku yang memuat uraian bahan tentang mata pelajaran atau bidang studi tertentu, yang disusun secara sistematis dan telah diseleksi berdasarkan tujuan tertentu, orientasi pembelajaran, dan perkembangan siswa, untuk diasimilasikan. Indikator atau ciri penanda buku teks yang digunakan sebagai buku ajar adalah :

1) Buku sekolah yang ditujukan bagi siswa pada jenjang pendidikan tertentu.

2) Berisi bahan yang telah terseleksi

3) Selalu berkaitan dengan bidang studi atau mata pelajaran tertentu. 4) Biasanya disusun oleh para pakar di bidangnya.

commit to user

13

5) Ditulis untuk tujuan instruksional tertentu.

6) Biasanya dilengkapi dengan sarana pembelajaran.

7) Disusun secara sistematis mengikuti strategi pembelajaran tertentu. 8) Untuk diasimilasikan dalam pembelajaran.

9) Disusun untuk menunjang program pembelajaran.

Berdasarkan definisi tentang buku ajar dari beberapa ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa buku ajar adalah buku yang disusun oleh seorang atau tim pengarang berdasarkan kurikulum yang berlaku, baik yang diterbitkan oleh pemerintah dalam hal ini Kemendikbud maupun penerbit swasta yang dapat menentukan keberhasilan percapaian tujuan instruksional, kurikuler, institusional, dan bahkan tujuan pendidikan nasional.

b. Karakteristik Buku Ajar

Menurut Muslich (2010: 60) karakteristik buku teks sebagai buku ajar secara umum merupakan karya tulis ilmiah sehingga sosok buku teks sama dengan sosok karya tulis ilmiah pada umumnya. Kesamaan ini terlihat pada hal-hal berikut:

1) Segi isi

Buku ajar berisi serangkaian pengetahuan atau informasi yang bisa dipertanggungjawabkan keilmiahannya.

2) Segi sajian

Meteri yang terdapat dalam buku ajar diuraikan dengan mengikuti pola penalaran tertentu, sebagaimana pola penalaran dalam sajian ilmiah, yaitu pola penalaran induktif, deduktif, atau campuran (kombinasi induktif-deduktif).

3) Segi format

Buku ajar mengikuti konvensi buku ilmiah, baik pola penulisan, pola pengutipan, pola pembagian, maupun pola pembahasan.

Selain ciri umum, Muslich (2010: 61-62) menyatakan buku ajar juga mempunyai ciri-ciri khusus yang berbeda dengan buku ilmiah pada umumnya. Ciri-ciri khusus itu terlihat sebagai berikut:

commit to user

1) Buku ajar disusun berdasarkan pesan kurikulum pendidikan. 2) Buku ajar memfokuskan ke tujuan tertentu.

3) Buku ajar menyajikan bidang pelajaran tertentu. 4) Buku ajar berorientasi kepada kegiatan belajar siswa.

5) Buku ajar dapat mengarahkan kegiatan mengajar guru di kelas.

6) Pola sajian buku ajar disesuaikan dengan perkembangan intelektual siswa sasaran.

7) Gaya sajian buku ajar dapat memunculkan aktivitas siswa dalam belajar. c. Pandangan Ahli Pendidikan terhadap Buku Ajar

Kehadiran buku ajar di dunia pendidikan disikapi oleh ahli pendidikan dengan berbagai macam sikap. Muslich (2010: 30-32) menyatakan ada yang bersikap negatif, ada yang bersifat positif, dan adapula yang bersikap moderat terhadap kehadiran buku ajar, berikut penjelasannya:

1) Pandangan negatif terhadap buku ajar, antara lain:

a) Buku ajar kurang memperhatikan perbedaan individual siswa.

b) Desain buku ajar sering tidak sesuai dengan desain kurikulum pendidikan.

c) Konteks dan bahan ajar yang terdapat dalam buku ajar sering tidak sesuai dengan kondisi dan lingkungan siswa sasaran.

d) Bahan ajar yang terdapat dalam buku teks sering bias dan basi. 2) Pandangan positif terhadap buku ajar antara lain:

a) Buku ajar merupakan the foundation of learning in classroom

(pondasi belajar di kelas).

b) Buku ajar memuat bahan ajar yang sebaiknya disajikan (what to teach) dan sekuensi atau urutan cara penyajiannya.

c) Jangkauan, jumlah, dan jenis bahan ajar yang terdapat dalam buku ajar telah relatif pasti sehingga guru memungkinkan untuk mengalokasikannya berdasarkan jadwal sekolah.

d) Paparan masalah atau pokok persoalan (subject matter) dalam buku ajar relatif teliti.

commit to user

15

e) Bahan ajar dalam buku teks tertata cukup baik.

f) Buku teks cukup memuat alat bantu pengajaran, misalnya gambar peta, dan diagram.

g) Kesinambungan bahan ajar dalam buku teks telah diatur sedemikian rupa oleh penyusunnya.

h) Buku teks merupakan batu loncatan bagi siswa terbatas dari kegiatan mencatat yang merupakan pemborosan waktu, tenaga, dan pikiran. i) Buku teks sangat membantu sekolah yang tidak memiliki

perpustakaan yang lengkap.

j) Buku teks yang dipublikasikan oleh pemerintah dan pihak swasta telah dipertimbangkan kualitasnya.

3) Pandangan yang Moderat terhadap Buku Ajar

a) Tidak ada satu pun buku teks yang ampuh untuk semua situasi.

b) Tidak ada buku ajar yang betul-betul bisa memenuhi harapan kurikulum.

c) Tidak ada satupun buku ajar yang cocok untuk semua jenjang pendidikan.

d. Analisis Miskonsepsi Buku Ajar

Materi buku pelajaran terdiri atas konsep-konsep dalam bidang ilmu tertentu yang disusun secara sistematis sehingga menjadi teori-teori yang membentuk kompetensi yang diinginkan. Oleh karena itu konsep-konsep tersebut harus benar, valid atau relevan dilihat dari disiplin ilmunya. Beberapa ahli mengungkapkan menganalisis miskonsepsi buku ajar sebagai berikut:

1) Menurut Sitepu (2005: 121) hal-hal yang perlu dianalisis berkaitan dengan kebenaran konsep dalam buku ajar sebagai berikut:

a) Kesesuaiannya dengan cakupan (ontologi) disiplin ilmu yang bersangkutan

b) Kelengkapannya mencapai kompetensi yang dikehendaki

c) Kebenaran konsep dapat dipertanggungjawabkan dari ilmu yang bersangkutan

commit to user

d) Konsep-konsep yang disampaikan apakah masih relevan dengan keadaan sekarang

Sitepu (2005: 121-122) juga menjelaskan susunan dan hubungan konsep berbeda pada masing-masing ilmu. Untuk memudahkan memahami suatu ilmu secara utuh perlu memahami struktur dan hubungan konsep-konsep. Stuktur dan hubungan konsep-konsep tersebut dipahami sebagai berikut: a) Disampaikan disusun berdasarkan hubungan struktur konsep ilmu

tersebut

b) Diawali dengan konsep yang menjadi dasar untuk memahami konsep berikutnya

c) Disusun secara sistematis

d) Susunan urutan tersebut memudahkan siswa memahami konsep-konsep secara keseluruhan

Sitepu (2005: 122) menyatakan perlu diberikan contoh untuk memudahkan memahami konsep atau teori, apalagi yang bersifat sangat abstrak. Contoh yang kurang atau tidak tepat dapat pula menimbulkan miskonsepsi pada siswa. Dengan demikian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menilai contoh-contoh yang dipergunakan untuk menjelaskan konsep yaitu apakah contoh-contoh yang dipergunakan tersebut:

a) Relevan dengan konsep yang hendak dijelaskan? b) Memperjelas konsep yang hendak dijelaskan? c) Konkrit atau nyata?

d) Mudah dimengerti oleh siswa? e) Menarik bagi siswa?

f) Memotivasi siswa untuk mempelajari konsep berikutnya?

2) Suparno (2009: 114) menyatakan dalam menganalisis miskonsepsi buku ajar Fisika SMA, ada beberapa pertanyaan dan hal yang perlu diperhatikan. Beberapa pertanyaan itu antara lain:

a) Apakah penulisan konsep utamanya benar? b) Apakah penulisan rumus benar?

commit to user

17

c) Apakah penggunaan gambar, tabel, ilustrasi, dan skema benar?

d) Apakah penulisan satuan, ketepatan, dan ketentuan-ketentuan lain benar?

4. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Dokumen terkait