• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI PROYEK

13. Pengatur EKG dan EEG

2.5 Studi Banding Proyek dengan Fungsi Sejenis

2.5.1 The Cabin Chiang Mai

2.5.1 The Cabin Chiang Mai

Pusat rehabilitasi untuk ketergantungan alkohol dan obat-obatan ini terletak di sepanjang sisi Sungai Ping, Chiang Mai, Thailand. Dikelilingi oleh rerimbunan pohon besar dan kebun-kebun tropis yang terawat dengan baik, pusat rehabilitasi ini mampu memberikan atmosfir baru bagi para pasien. Dengan berkapasitaskan 50 kamar, pusat rehabilitasi ini dirancang dengan kenyamanan dan kemewahan sebuah ressort. Fasilitas yang terdapat pada pusat rehabilitasi ini terdiri dari lounge penerima

(Gambar 2.12), ruang-ruang terapi, ruang-ruang makan, kolam renang,

area fitness, kebun-kebun tropis, dan lapangan olahraga.

Gambar 2.12 Lounge penerima

Sumber : http://www.thecabinchiangmai.com/

The Cabin Chiang Mai melayani baik pasien pria maupun wanita di atas 18 tahun dengan ketergantungan alkohol dan narkoba serta dual diagnosis dengan dilengkapi pelayanan detoksifikasi sebagai awal penting dalam menjalani terapi rehabilitasi. Metode yang diterapkan untuk menangani ketergantungan ini yaitu metode Three Circles yang terdiri dari :

Cognitive Behavioural Therapy (CBT) 12 steps method

Mindfullness meditation and Physical Exercise

Team konseling rehabilitasi terdiri atas konselor (11 orang), staff pendukung (3 orang), staff medis (6 orang) dan instruktur fitness (4 orang). Semuanya bekerjasama membantu pasien lepas dari ketergantungannya dalam tiga tahapan

Living House ini merupakan tahapan di mana pasien dilatih untuk hidup pada lingkungan terapeutik dengan sebuah program yang memberikan mereka kebebebasan dan pilihan untuk mengatur jadwal mereka dari hari ke hari dalam sebuah komunitas yang saling mendukung satu sama lain.

Setelah mereka menyelesaikan tahapan primary, pasien akan dibimbing menuju recovery yang membantu mereka mengembangkan visi mereka yang baru. Cabin Ciang Mai membebaskan pasien untuk menggunakan telepon dan perangkat pribadi lainnya. Tidak ada pembatasan penggunaan televisi dan jaringan internet. Jadwal mingguan pasien pada pusat rehabiltasi ini dapat dilihat pada Gambar 2.13 berikut :

Gambar 2.13 Jadwal harian pasien The Cabin Chiang Mai Sumber : http://www.thecabinchiangmai.com/

Pusat rehabilitasi ini dirancang dengan sistem bangunan multimassa, di mana setiap bangunan memiliki fungsi spesifik tersendiri yang dapat menciptakan suasana kawasan yang bervariasi seperti suasana entrance yang ditunjukkan oleh Gambar 2.14. Fungsi tersebut antara lain :

1. Lobby penerima 2. Lounge 3. Kabin-kabin perorangan 4. Terapi 5. Ruang makan 6. Gym 7. Ruang konseling 8. Klinik

Gambar 2.14 Suasana entrance pusat rehabilitasi Sumber : http://www.thecabinchiangmai.com/

Setiap perancangan ruang baik ruang dalam maupun ruang luar (Gambar 2.15) pada pusat rehabilitasi ini mengoptimalkan kekayaan alam yang ada pada lokasinya. Didominasi oleh arsitektur kayu, pusat rehabilitasi ini mampu menciptakan suasana alam pada setiap bangunannya. Bentukan atap tradisional dan bahan penutupnya diselaraskan dengan sekitarnya yang merupakan hutan tropis.

Gambar 2.15 Suasana ruang luar di sekitar kabin-kabin Sumber : http://www.thecabinchiangmai.com/

Kabin-kabin (Gambar 2.16) terletak tidak dalam satu zona, melainkan tersebar di beberapa tempat dalam lokasi. Ukuran dan model kabin pun tidak sama tergantung tipe dan hal ini menjadi salah satu penawaran dari pusat rehabilitasi ini.

Gambar 2.16 Kabin tunggal (kiri) dan kabin yang berhubungan dalam satu zona (kanan) Sumber : http://www.thecabinchiangmai.com/

Dengan bukaan yang sangat banyak dan keleluasan yang tidak dibatasi oleh dinding-dinding solid, ruang makan ini (Gambar 2.17) dapat memberikan pencahayaan alami yang baik dan suasana outdoor meskipun para penggunanya berada dalam bangunan. Penggunaan beton pada kolom-kolomnya tidak begitu terasa karena bangunan ini memiliki unsur kayu yang cukup dominan dan terletak di tengah alam pula.

Gambar 2.17 Dining Hall (gedung makan) Sumber : http://www.thecabinchiangmai.com/

Bangunan-bangunan di dalamnya pun memiliki banyak bukaan yang mampu mengoptimalkan view ke ruang luar, seperti gedung terapi dan gedung konseling ( Gambar 2.18) yang terasa terhubung dengan ruang luar.

Pemandangan dari sisi sungai dimanfaatkan sebagai elemen yang mampu memberikan ketenangan untuk kegiatan diskusi/ sharing dan relaksasi di sore hari (Gambar 2.20). Pemandangan alam ini menjadi bagian dari upaya pemulihan bagi pasien yang ada secara alamiah (Ulrich, RS : 1984). Semua material yang ada pada gazebo (Gambar 2.21) terbuat dari kayu, mulai dari penutup lantai, konstruksi gazebo, kursi, hingga meja. Pusat rehabilitasi ini mampu menempatkan suasana alam sebagai nilai tambah yang mampu mendukung tercapainya tujuan setiap kegiatan yang dilakukan.

Semua fitur-fitur yang ada pada pusat rehabilitasi ini diusahakan terbuat senatural mungkin, seperti area duduk (Gambar 2.22) yang terletak di halaman (ruang terbuka) dan titi/ jembatan penghubung (Gambar 2.23) yang terbuat dari kayu. Titi penghubung yang dirancang dengan konstruksi kayu menghubungkan kabin – kabin (kamar residen) dan memberikan pengalaman alam yang beragam. Kabin yang dibangun di atas kolam buatan yang airnya bersumber dari Sungai Ping

Gambar 2.18 Gedung terapi Gambar 2.19 Gedung konseling Sumber : http://www.thecabinchiangmai.com/

Gambar 2.20 Area duduk pinggir sungai

Gambar 2.21 Gazebo relaksasi pinggir sungai

berdiri secara terpisah dan ini memberikan kesempatan penjelajahan ruang bagi residen. Variasi ruang dan sensori dalam sebuah bangunan penting untuk fungsi emosional dan kognitif dan dapat berpengaruh terhadap fungsi sistem imun (Parsons,R : 1991).

Tidak hanya bagi residen, perancangan pusat rehabilitasi ini juga mampu mengakomodasi kinerja para staff dan kesenangan keluarga residen. Perancangan bangunan dengan karakteristik alam ini dapat meningkatkan kinerja para staff dalam melakukan kegiatannya sehingga upaya pemulihan bagi residen dapat berlangsung secara optimal (Orians, GH et.al : 1992). Menyediakan akses terhadap alam bagi pasien, staff, maupun keluarga dapat menghilangkan stress (Wilson LM :1972)

Area fitness (Gambar 2.24) dan kolam renang (Gambar 2.25) sebagai bagian dari latihan fisik ditempatkan pada ruang terbuka. Meskipun area fitness berada pada bangunan dengan konstruksi metal, namun ia tidak terpisah dengan Gambar 2.22 Area Duduk di Halaman Gambar 2.23 Titi Penghubung Antar Kabin

Sumber : http://www.thecabinchiangmai.com/

alam dengan tidak dibatasi oleh dinding. Distraksi positif ini tentu dapat meningkatkan mood dan menghilangkan stress (Ulrich, RS : 1991).

Ruang makan (Gambar 2.26) dan ruang santai (Gambar 2.27) sebagai ruang komunal untuk beristirahat berada dalam suasana indoor, namun tetap menyediakan visual terhadapa alam dengan adanya bukaan yang banyak. Bukaan-bukaan ini tentu mampu memberikan stimulasi positif bagi pasien untuk pemulihannya (Ulrich, RS : 1991).

Setiap residen memiliki kabin (Gambar 2.28) dengan kamar mandi tersendiri. Di kabin juga dilengkapi dengan matras rileksasi yang dapat digunakan untuk residen dan temannya sesama residen. Konstruksi kabin yang terbuat dari kayu tetap memberikan suasana hangat bagi residen dan mendekatkannya dengan suasana alam. Kamar mandi (Gamabr 2.29) dirancang agar mendapat sinar matahari langsung. Hal ini tentu dapat membantu dalam penanganan masalah konsumsi energi.

Gambar 2.26 Ruang Makan Gambar 2.27 Ruang Santai Sumber : http://www.thecabinchiangmai.com/

Gambar 2.28 Kabin/Kamar Tidur Gambar 2.29 Kamar mandi kabin Sumber : http://www.thecabinchiangmai.com/

Setelah menjalani proses primary treatment, residen akan mengalami perpindahan suasana dari kabin ke Sober House (Gambar 2.32) yang terletak di lokasi terpisah dari lokasi The Cabin Chiang Mai. Di tahap ini, residen sudah dapat berhubungan dengan lingkungan luar dan melakukan berbagai kegiatan terjadwal yang dapat membantu mengembangkan kemampuan dirinya, untuk menjalankan fungsi sosial, dan mencegah dirinya kembali pada ketergantungannya.

Fasilitas di dalamnya seperti halnya fasilitas di rumah hunian, seperti ruang tidur (Gambar 2.33 dan 2.34), ruang makan (Gambar 2.30), ruang santai (Gambar 2.31), dapur (Gambar 2.35), dan ruang luar.

Perancangan bangunannya cukup sederhana. Meskipun demikian, bangunan ini tetap memiliki bukaan-bukaan yang mampu menyediakan pencahayaan dan pengudaraan alami yang cukup. Setiap bukaan sebisa mungkin dihadapkan ke pemandangan alam untuk tetap mengoptimalkan upaya pemulihan bagi residen.

Penggunaan artwork pada dinding ruangnya mengingatkan kembali pada pasien tentang berbahayanya kembali pada ketergantungannya. Penggunaan Gambar 2.30 Ruang Makan Sober House

Gambar 2.31 Ruang Santai Sober House Gambar 2.32 Gedung Sober House Sumber : http://www.thecabinchiangmai.com/

vegetasi sebagai buffer memberikan kenyamanan bagi residen untuk beraktivitas di dalamnya dan tentu menciptakan pegalaman ruang tersendiri ketika memasuki maupun keluar dari Sober House.

Setiap residen di Sober House memiliki kamar tersendiri dengan kamar mandi pribadi di dalamnya. Setiap kamar mandi mendapatkan ventilasi dan pencahayaan alami. Kamar residen juga dilengkapi dengan artwork berupa lukisan tanaman. Artwork tentang alam dapat membuat pasien lebih tenang (Ulrich, RS : 1993). Kegiatan komunal yang rekreatif difasilitasi di Sober House ini, seperti kegiatan barbeque, Sober House menyediakan ruang outdoor (Gambar 2.36) untuk pengadaan kegiatan bersama dan dirancang selaras dengan ruang dalam.

Semua perancangan ruang luar maupun ruang dalam pada pusat rehabilitasi ini memanfaatkan potensi alam yang ada untuk membantu proses pemulihan dan mengintegrasikannya dengan pengetahuan medis yang ada.

Gambar 2.33 Kamar Tidur Tipe A Gambar 2.34 Kamar Tidur Tipe B Sumber : http://www.thecabinchiangmai.com/

Gambar 2.35 Dapur Sober House Gambar 2.36 Barbeque Corner Sober Hous e

Dokumen terkait