• Tidak ada hasil yang ditemukan

AHLI WARIS DAN CACAT MENTAL

B. Cacat Mental

Manusia diciptakan Allah SWT sesuai dengan fitrahnya. Semua ciptanNya adalah sempurna, karena tidak ada satu mahlukpun mampu menciptakan mahluk lainnya. Namun, meskipun terdapat beberapa kekurangan baik dalam hal fisik maupun non fisik dalam penciptanNya,akan tetapi hal tersebut tidak mengurangi hak dan kewajibannya sebagai mahluk terhadap mahluk lainnya dan penciptanya. 1. Pengertian cacat mental

Banyak pengertian dan definisi yang diberikan oleh para ahli tentang kesehatan mental dan cacat mental. Menurut kamus ilmu jiwa dan pendidikan, mental memiliki dua pengertian. Pertama adalah non fisik, kecerdasan. Kedua adalah kepribadian yang merupakan kebulatan yang dinamik seseorang yang tercermin dalam cita-cita, sikap dan perbuatannya.6

Cacat mental atau Tuna Grahita adalah kata lain dari retardasi mental yang secara istilah dapat diartikan sebagai; tuna artinya merugi dan grahita artinya pikiran. Menurut American on Mental Deficiency/AMD mendefinisikan cacat mental sebagai kelainan yang meliputi fungsi intelektual umum dibawah rata-rata (sub average), yaitu IQ dibawah 84 berdasarkan tes yang dilakukan sebelum usia 16 tahun yang menunjukkan hambatan perilaku adaptif.7

6

Mursal H.M Taher, Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan, cet.1, (Bandung: PT Al-Ma’arif, CV Majasari Indah, 1977), hal. 86

7

19

Cacat mental disebabkan oleh adanya penyakit jiwa (psychose). Sakit jiwa didefinisikan sebagai akibat dari tidak mampunya seseorang menghadapi kesukaran-kesukaran yang wajar, atau tidak sanggup ia menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapinya.8

Sedangkan menurut Undang-undang No.4 tahun 1997 tentang penyandang cacat pasal 1 menyebutkan :9

Penyandang cacat adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik dan/atau mental, yang dapat menggangu atau merupakan rintangan dan hambatan baginyauntuk melakukan secara selayaknya, yang terdiri dari :

a) Penyandang cacat fisik; b) Penyandang cacat mental

c) Penyandang cacat fisik dan mental. 2. Jenis-jenis Cacat Mental

Dari berbagai pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa sakit jiwa atau cacat mental adalah kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik maupun mental.Penyebab keabnormalan itu terbagi atas dua jenis yaitu :10

a. Gangguan jiwa (neurose)

Ada perbedaan antara neurose dan psychose. Orang terkena

neurose masih dapat mengetahui dan merasakan kesukaran, sedangkan psychose tidak. Orang neurose kepribadiannya jauh dari realitas dan masih hidupdalam alam kenyataan pada umumnya.

8

J.P. Cahplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2004), hal.298

9

http://www.dinsos.pemdadiy.go.id, Andesgraf, Jakarta, 20 Juni 2011

10

Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental,cet ke-1 (Jakarta: PT. TokoGunung Agung, 1995), hal.28

Sedangkan psychose kepribadiannya dari segi (tanggapan, perasaanatau emosi, dan dorongan-dorongannya)sangat terganggu, tidak ada integritas dan ia hidup dari alam kenyataan.

b. Sakit jiwa (psychose)

Sakit jwa itu ada dua macam, yaitu :

1) Yang disebabkan oleh adanya kerusakan pada anggota tubuh, misalnyaotak, sentral saraf, atau hilangnya kemampuan beberapa kelenjar, saraf-saraf atau anggota fisik lainnya untuk menjalankan tugasnya.hal ini mungkin diakibatkan oleh karena keracunan akibat minuman keras, obat-obat perangsang, atau narkotik, akibat penyakit kotor dan sebagainya.

2)Disebabkanoleh ganguan jiwa yang telah berlarut-larut sehingga mencapai puncaknya tanpa suatu penyelesaian secara wajar. Atau dengan kata lain disebabkan hilangnya keseimbangan mental secara menyeluruh, akibat suasana lingkungan yang sangat menekan, ketegangan batin dan sebagainya.

Penyandang cacat mental (sakit jiwa) terdiri dari :11 a. Cacat mental eks psikotik

1) Eks penderita penyakit gila

2) Kadang masih mengalami kelainan tingkah laku

11

21

3) Sering mengganggu orang lain b. Cacat mental retardasi

1) Idiot:kemampuan mental dan tingkah laku setingkat dengan anaknormal usia 2 tahun, wajahnya terlihat seperti wajah dungu

2) Embisil:kemampuan mental dan tingkah lakunya setingkat dengan anak normal usia 3-7 tahun.

3) Debil:kemampuan mental dan tingkah lakunya setingkat dengan anak normal usia 8-12 tahun.

Jenis penyakit gangguan jiwa lainnya adalah : a) Schizophrenia

Penyakit jiwa skizofrenia merupakan penyakit jiwa yang benar dan gawatyang dapat dialami manusia sejak muda dan berlanjut menjadi kronisdan lebih gawat ketika muncul pada lanjut usia (lansia) karena menyangkut segi fisik, psikologis dan sosial-budaya.Gangguan skizofrenia berawal dengan dengan keluhan halusinasi yang khas seperti mendengar pikirannya sendiri di ucapkan dengan nada keras, atau mendengar dua orang atau lebih memperbincangkan diri sipenderita sehingga ia merasa menjadi orang ketiga.12

12

http://www.e-psikologi.com/usia/140 Drs. H. Zainuddin Sri Kuntjoro, M.Psi.

b) Paranoia

Paranoia adalah “gila menuduh orang”. Ciri khas penyakit ini

adalah munculnya delusi yaitu satu pikiran salah yang menguasai orang yang diserangnya. Delusi ini tidak bisa hilang. Penderita paranoia biasanya orang yang cerdas, kuat ingatannya, emosinya seimbang, hanya saja ia mempunyai salah persepsi atas dirinya sendiri karena segala perhatian dan perkatannya dalam hidup dikendalikan oleh pikiran yang salah tersebut.13

3. Hak-hak Orang Penderita Cacat Mental

Pasal 5 Undang-undang No.4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat menyebutkan bahwa:

“setiap penyandang cacat mempunyai hak dan kewajiban yang sama

dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan”.

Hal tersebut diperjelas melalui Pasal 6 yang berisi:

1. Pendidikan pada semua satuan, jalur, jenis, dan jenjang pendidikan;

2. Pekerjaan dan penghidupan yang layak sesuai dengan jenis dan derajat kecacatan, pendidikan dan kemampuannya;

3. Perlakuan yang sama untuk berperan dalam pembangunan dan menikmati hasil-hasilnya;

4. Aksesibilitas dalam rangka kemandiriannya;

5. Rehabilitasi, bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteran sosial;

6. Dan hak yang sama untuk menumbuhkembangkan bakat, kemampuan, dan kehidupan sosialnya, terutama bagi penyandang cacat anak dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.

13

23

Pasal 7 yang berisi:

1. Setiap penyandang cacat mempunyai kewajiban yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara.

2. Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pelaksanaannya disesuaikan dengan jenis dan derajat

kecacatan, pendidikan, dan kemampuannya.14

14

24 BAB III

PEMBAGIAN HARTA WARIS BAGI PENDERITA CACAT MENTAL

Dokumen terkait