• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan lanjutan

Dalam dokumen Bank Ina Perdana (Halaman 105-109)

Pt BaNK iNa PerdaNa

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTAS

G. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan lanjutan

(a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi - lanjutan

Dalam melakukan evaluasi penurunan nilai kredit, Bank menetapkan portofolio kredit menjadi 3 kategori, sebagai berikut:

1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan jika terjadi penurunan nilai akan

berdampak cukup material bagi laporan keuangan, yaitu kredit dengan Gross Annual Sales (GAS) Corporate dan Commercial, serta kredit dengan GAS di luar Corporate dan Commercial dengan baki debet lebih besar dari Rp 5.000.000.000

2. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan, yaitu GAS Business, Micro

dan Consumer dengan baki debet lebih kecil atau sama dengan Rp 5.000.000.000; dan

3. Kredit yang direstrukturisasi.

Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara individual, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:

1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan memiliki bukti obyektif penurunan nilai; atau

2. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai signifikan

Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:

1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan namun tidak memiliki bukti

obyektif penurunan nilai; atau

2. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan; atau

3. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan.

Perhitungan penurunan nilai secara individu

Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang (tanpa memperhitungkan kerugian penurunan nilai dimasa datang yang belum terjadi) yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun cadangan kerugian penurunan nilai dan beban kerugian diakui pada laporan laba rugi. Jika pinjaman yang diberikan atau aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak. Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangandengan agunan mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya- biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.

PT BANK INA PERDANA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012

(Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan

b. Instrumen Keuangan - lanjutan

G. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan - lanjutan

(a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi - lanjutan

Perhitungan penurunan nilai secara individu - lanjutan

Bank menggunakan metode fair value of collateral sebagai arus kas masa datang apabila memenuhi salah satu kondisi berikut:

1. Kredit bersifat collateral dependent, yaitu jika pelunasan kredit hanya bersumber dari agunan, atau

2. Pengambilalihan agunan kemungkinan besar terjadi dan didukung dengan aspek legal pengikatan Angunan.

Perhitungan penurunan nilai secara kolektif

Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit seperti mempertimbangkan segmentasi kredit dan status tunggakan. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur atau rekanan untuk membayar seluruh liabilitas yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi.

Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut di dalam Bank. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini.

Bank menggunakan statistical model analysis method, yaitu roll rates analysis method dan migration analysis method untuk penilaian penurunan nilai aset keuangan secara kolektif dengan menggunakan data historis minimal 3 (tiga) tahun.

Pada migration analysis method, manajemen menentukan estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian untuk setiap portofolio yang diidentifikasi, yaitu 12 bulan, kecuali untuk segmen mikro dimana estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian adalah 9 bulan.

Ketika kredit yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Kredit tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan kredit yang diberikan dan efek-efek (di dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diberikan dan piutang) diklasifikasikan ke

PT BANK INA PERDANA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012

(Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan

b. Instrumen Keuangan - lanjutan

G. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan - lanjutan

(a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi - lanjutan

Perhitungan penurunan nilai secara kolektif - lanjutan

Penerimaan kemudian atas kredit yang diberikan yang telah dihapuskan pada tahun berjalan dicatat sebagai pemulihan dari cadangan kerugian penurunan nilai.

Penerimaan kemudian atas kredit yang diberikan yang telah dihapusbukukan pada tahun sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional lainnya.

(b) Aset keuangan yang tersedia untuk dijual

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan (neraca), Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Lihat Catatan 2c.(G).(a) untuk kriteria bukti obyektif adanya penurunan nilai.

Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar dari investasi dalam instrumen utang di bawah biaya perolehannya merupakan bukti obyektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. Ketika terdapat bukti tersebut diatas untuk aset keuangan yang tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif, yang merupakan selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi.

(c) Kontrak jaminan keuangan dan komitmen

Kontrak jaminan keuangan adalah kontrak yang mengharuskan penerbit untuk melakukan pembayaran yang ditetapkan untuk mengganti uang pemegang kontrak atas kerugian yang terjadi karena debitur tertentu gagal untuk melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo, sesuai dengan ketentuan dari instrumen utang. Jaminan keuangan tersebut diberikan kepada bank-bank, lembaga keuangan dan badan-badan lainnya atas nama debitur untuk menjamin kredit dan fasilitas-fasilitas perbankan lainnya.

Jaminan keuangan awalnya diakui dalam laporan keuangan sebesar nilai wajar pada tanggal jaminan diberikan. Nilai wajar dari jaminan keuangan pada saat dimulainya transaksi pada umumnya sama dengan provisi yang diterima untuk jaminan diberikan dengan syarat dan kondisi normal. Setelah pengakuan awal, liabilitas Bank atas jaminan tersebut diukur pada jumlah yang lebih tinggi antara jumlah awal, dikurangi amortisasi provisi, dan estimasi terbaik dari jumlah yang diharapkan akan terjadi untuk menyelesaikan jaminan tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan pengalaman transaksi yang sejenis dan kerugian historis masa lalu, dilengkapi dengan penilaian manajemen

PT BANK INA PERDANA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012

(Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI – lanjutan

b. Instrumen Keuangan – lanjutan

G. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan - lanjutan

(c) Kontrak jaminan keuangan dan komitmen - lanjutan

Pendapatan provisi yang diperoleh diamortisasi selama jangka waktu jaminan dengan menggunakan metode garis lurus.

Peningkatan jumlah liabilitas yang berkaitan dengan jaminan keuangan dilaporkan sebagai biaya operasi lain-lain pada laporan laba rugi.

(d) Cadangan kerugian penurunan nilai atas aset-aset produktif sebelum berlakunya PSAK

(revisi 2006) pada tanggal Januari 2010

Aset produktif terdiri atas giro pada Bank Indonesia dan bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, efek-efek, Obligasi Pemerintah, tagihan lainnya-transaksi perdagangan, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan derivatif, kredit yang diberikan, piutang pembiayaan konsumen, tagihan akseptasi, penyertaan saham dan komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit.

Komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit terdiri atas letters of credit yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan, letters of credit yang diterbitkan dengan program penjaminan Bank Indonesia, garansi yang diterbitkan dalam bentuk standby letters of credit,

bank garansi, kelonggaran tarik (committed) dan risk sharing.

Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia, Bank mengklasifikasikan aset produktif ke dalam satu dari lima kategori dan aset non produktif ke dalam satu dari empat kategori. Aset

produktif tidak bermasalah (performing) diklasifikasikan sebagai “Lancar” dan “Dalam

Perhatian Khusus”, sedangkan aset produktif bermasalah (non-performing) diklasifikasikan

kedalam tiga kategori yaitu: “Kurang Lancar”, “Diragukan” dan “Macet”. Efek-efek

diklasifikasikan sebagai “Lancar”, “Kurang Lancar” dan “Macet”.

Pengklasifikasian aset produktif dan jumlah minimum penyisihan kerugian atas aset produktif serta komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum sebagaimana telah diubah terakhir dengan PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009. Dalam penerapan PBI No.7/2/PBI/2005 tersebut, Bank melakukan klasifikasi aset produktif berdasarkan evaluasi atas kinerja debitur, prospek usaha dan kemampuan membayar kepada Bank.

Pembentukan penyisihan minimum sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia tersebut adalah sebagai berikut:

Persentase minimum penyisihan kerugian

PT BANK INA PERDANA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012

(Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011) (Dinyatakan dalam Rupiah)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan

b. Instrumen Keuangan - lanjutan

G. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan - lanjutan

(d) Cadangan kerugian penurunan nilai atas aset-aset produktif sebelum berlakunya PSAK

(revisi 2006) pada tanggal Januari 2010 - lanjutan

Persentase di atas berlaku untuk saldo aset produktif dan komitmen & kontinjensi, dikurangi nilai agunan, kecuali untuk aset produktif dan komitmen & kontinjensi yang dikategorikan sebagai lancar, dimana persentasenya berlaku langsung atas saldo aset produktif dan komitmen dan kontinjensi yang bersangkutan.

Untuk aset produktif dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia dan Surat Utang Pemerintah (Obligasi Pemerintah) dan untuk aset produktif yang dijamin dengan agunan tunai berupa giro, deposito, tabungan, setoran jaminan, emas, Sertifikat Bank Indonesia atau Surat Utang Negara, Jaminan Pemerintah Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk efek-efek,sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari

2005 tentang “Penilaian Kualitas Aset Bank Umum”, penyisihan minimum yang wajib

dibentuk adalah sebagai berikut:

Persentase minimum penyisihan kerugian

Lancar 1%

Kurang lancar 15%

Macet 100%

Estimasi kerugian untuk komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit disajikan sebagai liabilitas pada laporan posisi keuangan. Lihat Catatan 2c.I mengenai ketentuan transisi dan dampak penerapan awal PSAK 55 (Revisi 2006).

Penerimaan kembali aset produktif yang telah dihapusbukukan dicatat sebagai penambahan penyisihan kerugian aset produktif selama tahun berjalan. Jika terdapat kelebihan dari penerimaan pokok, kelebihannya diakui sebagai pendapatan bunga.

Dalam dokumen Bank Ina Perdana (Halaman 105-109)

Dokumen terkait