• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cahaya Bangsaku Rasa melayang mengejar asa

Dalam dokumen S PGSD 1102512 Chapter (5) (Halaman 112-120)

Berlari dalam gelapnya kehidupan Langkahku kan mengikuti arah

Saat aku melihat setitik cahaya dalam diriku Citaku hanya satu

Ilmuku untuk bangsaku Tempat citaku bertumpu Kan kubangun dengan ilmu

Belajar dalam keremangan dunia Hanya bisa meraba

Dan tertatih untuk melangkah

Tetapi kan ku bebaskan dari belenggu kebodohan Wanita

Bagai sebuah berlian bertahtakan keindahan Tetapi semua citra wanita hilang

Karena jeruji kebodohan Bangsaku

Kelam dalam sudut mataku Bodoh dalam bayanganku Semua karena penjajah negriku

Aku akan menjadi mata bagi berlian bangsa Berlian dalam negriku

Dewi Yanti, 2014

Agar indah setiap mata memandang negriku Burung camar membawakan berita duka

tentang pejuang wanita yang parasnya cantik jelita dan menuntun bangsa habis gelap terbitlah terang

Puisi epik yang berjudul Cahaya Bangsaku karya Peni Indah Rusita di atas adalah puisi tergolong pada kategori nilai sedang kedua pada tes akhir (posttes) kelas eksperimen. Terdapat lima aspek penilaian dalam pembelajara menulis puisi epik ini di antaranya diksi, pengimajian/ citraan, majas/ gaya bahasa, tema dan amanat. Berikut analisis penilaian puisi di atas berdasarkan kelima aspek tersebut.

Diksi

Puisi di atas menggunakan diksi yang cukup padu dengan tema dan mencerminkan substansi puisi epik yang menggambarkan sosok kepahlawanan Kartini secara objektif dan mememiliki kehebatan yang masyur di lingkungan bangsa Indonesia. Hal tersebut dapat terlihat pada diksi- diksi yang dihitamkan berikut.

Citaku hanya satu Ilmuku untuk bangsaku Tempat citaku bertumpu Kan kubangun dengan ilmu Dan tertatih untuk melangkah

Tetapi kan ku bebaskandari belenggu kebodohan Bangsaku

Kelam dalam sudut mataku Bodoh dalam bayanganku Semua karena penjajah negriku

Aku akan menjadi mata bagi berlian bangsa Berlian dalam negriku

Kan ku permak dengan intelektual

Puisi epik di atas meggunakan diksi yang cukup variatif dan sesuai dengan tema, konteks serta substansi puisi epik. Penggunaan diksi yang cukup variatif dalam puisi epik di atas ditandai dengan minimnya pengulangan diksi pada setiap lariknya, hal tersebut dapat dilihat pada potongan bait-bait berukut berikut.

Rasa melayang mengejar Asa Berlari dalam gelapnya kehidupan Langkahku kan mengikuti arah

Saat aku melihat setitik cahaya dalam diriku Citaku hanya satu

Ilmuku untuk bangsaku Tempat citaku bertumpu Kan kubangun dengan ilmu

Puisi epik di atas menggunakan diksi yang cukup mencerminkan/ mengandung nilai karakter semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan taggung jawab. Ceriminan nilai-nilai karakter tersebut digambarkan secara tersurat melalui subjek permasalahan dalam puisi ini (subject matter), yakni Kartini. Berikut larik-larik yang mencerminkan nilai karakter.

Citaku hanya satu Ilmuku untuk bangsaku Tempat citaku bertumpu Kan kubangun dengan ilmu

Bangsaku

Kelam dalam sudut mataku Bodoh dalam bayanganku Semua karena penjajah negriku Aku akan menjadi mata bagi berlian bangsa Berlian dalam negriku

Kan ku permak dengan intelektual

Agar indah setiap mata memandang negriku

Pengimajian (Citraan)

Puisi epik berjudul Pejuang Bangsa di atas menggunakan imaji yang cukup menunjukkan/ memuat unsur-unsur citraan di antaranya visual, auditif, taktilis, dan olfaktif dengan jelas dan sesuai konteks puisi epik. Beberapa citraan yang

Dewi Yanti, 2014

muncul, di antaranya visual, perabaan dan pendengaran. Berikut larik-larik puisi yang memuat ketiga unsur citraan tersebut.

Berlari dalam gelapnya kehidupan

Saat aku melihat setitik cahaya dalam diriku (visual) Belajar dalam keremangan dunia

Hanya bisa meraba (perabaan)

Wanita

Sebuah berlian bertahtakan keindahan Kelam dalam sudut mataku

Aku akan menjadi mata bagi berlian bangsa (visual) Agar indah setiap mata memandang negriku

Burung camar membawakan berita duka (pendengaran)

yang purasnya cantik jelita

habis gelap terbitlah terang (visual)

Dalam penggunaan imaji di atas, penilai mengidentifikasi kurang padunya penggunaan imaji dengan konteks puisi epik. Terdapat tiga citraan yang muncul dalam puisi di atas, namun hanya pada beberapa larik yang mengandung citraan visual saja yang menunjukkan kepaduan dengan konteks puisi epik. Berikut larik- larik yang dimaksud.

Wanita

Sebuah berlian bertahtakan keindahan Kelam dalam sudut mataku

Aku akan menjadi mata bagi berlian bangsa (visual) Agar indah setiap mata memandang negriku

Penggunaan pengimajian/ citraan pada puisi di atas, cukup padu dengan diksi-diksinya, juga menambah efek estetika/ keindahan pada puisi epik serta menambah daya ungkap puisi epik tersebut. Pada larik berlari dalam gelapnya kehidupan, ketika kau melihat setitik cahaya dalam diriku, belaja r dala m keremangan dunia, wanita sebuah berlian bertahtakan keindahan, kelam dalam sudut mataku, aku menjadi mata bagi berlian bangsa, burung cama r memba wakan berita duka, merupakan bentuk penggunaan citraan visual yang dipadukan dengan berabagai gaya bahasa, sehingga memberikan efek estetika pada larik-larik tersebut.

Pada larik-larik yang mengandung citraan tersebut juga cukup menambah daya ungkap puisi bagi pembaca. Secara umum citraan-citraan tersebut mengungkapkan masa keterpurukan negeri dan kaum perempuan yang tebelenggu dalam kebodohan, hingga muncul sosok pahlawan yang menjadi cahaya penerang bagi negeri dan kaum perempuan Indonesia khusunya, yakni R. A. Kartini.

Gaya Bahasa (Majas)

Terdapat tiga jenis majas yang digunakan dalam puisi epik di atas, yakni personifikasi, metafora dan simile. Penggunaan ketiga majas tersebut cukup menambah efek estetika/ keindahan pada puisi epik yang berjudul Cahaya Bangsaku di atas. Penggunaan majas personifikasi dalam puisi di atas terlihat pada larik-larik: burung camar memba wakan berita duka. Penggunaan majas simile terdapat pada larik wanita bagai sebuah berlian bertahtakan keindahan. Penggunaan majas metafora terdapat pada larik, saat aku melihat setitik cahaya dalam diriku, menjadi mata bagi berlian bangsa.

Penggunaan majas pada puisi epik di atas cukup menambah efek estetika dan daya ungkap pada puisi epik tersebut. Majas personifikasi pada larik burung camar memba wakan berita duka, memiliki makna kedukaan yang dialami bangsa Indonesia dan kaum wanita yang terpenjara dalam kebodohan. Majas simile pada larik wanita bagai sebuah berlian bertahtakan keindahan, mengungkapkan betapa berharganya Kartini bagi bangsa Indonesia dan kaum perempuan, betapa penting perannya dalam menghancurkan penjara kebedohan pada kaum perempuan. Penggunaan majas metafora terdapat pada larik, saat aku melihat setitik cahaya dalam diriku, menjadi mata bagi berlian bangsa, mengungkapkan peran Kartini dalam membawa bangsa dan kaum perempuan menuju cahaya kemenangan, Kartini sebagai pahlawan yang begitu berjasa bagi bangsa Indonesia.

Puisi di atas cukup padu dengan tema, konteks, dan substansi puisi epik, namun penggunaan majas kurang mencerminkan/ memuat nilai karakter semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan taggung jawab sesuai tema dan substansi puisi epik.

Dewi Yanti, 2014 Tema

Penggunaan tema pada puisi epik yang berjudul Cahaya Bangsaku di atas cukup sesuai dengan konsep dan kriteria puisi epik. Penulis menampilkan sosok pahlawan/ pembela kaum perempuan (Kartini) sebagai subjek permasalahan (subject matter) yang mengagumkan, kehebatannya masyur di lingkungan bangsa Indonesia. Isi puisi tersebut mengungkapkan sosok pahlawan perempuan yang hadir bagai cahaya bagi bangsa Indonesia, cahaya yang menyinari kaum perempuan Indonesia dari kegelapan (kebodohan) membangkitkan semangat perempuan Indonesia untuk terus berjuang dan keluar dari kebodohan yang memejarai. Hal tersebut tersurat pada potongan-potongan bait di bawah ini.

Bangsaku

Kelam dalam sudut mataku Bodoh dalam bayanganku Semua karena penjajah negriku

Aku akan menjadi mata bagi berlian bangsa Berlian dalam negriku

Kan ku permak dengan intelektual

Agar indah setiap mata memandang negriku Burung camar membawakan berita duka

tentang pejuang wanita yang purasnya cantik jelita da menuntun bangsa habis gelap terbitlah terang

Tema dan isi puisi cukup padu dengan film R. A. Kartini yang dipertontonkan guru (pada tes akhir kelas eksperimen) serta merefleksi film tersebut melalui penggunaan diksi, gaya bahasa yang membentuk satu kepaduan dalam puisi epik tersebut. Dari beberapa potongan larik puisi ini, terlihat jelas bagaimana tema puisi epik yang diusung, cukup merefleksikan nilai karakter semangat kebangsaan, cinta tanah air dan tanggung jawab melalui subjek permasalahan ini (subject matter) yang terungkap dalam makna keseluruhan puisi tersebut.

Amanat

Dalam puisi epik yang berjudul Cahaya Bangsaku karya Peni Indah di atas, terdapat amanat yang cukup padu dengan dengan tema, isi dan substansi puisi epik. Secara tersirat amanat yang hendak disampaikan penulis pada pembaca yakni bagaimana kita mengenang perjuangan Kartini yang sangat luar biasa, memiliki peran penting bagi bangsa Indonesia khususnya kaum perempuan. Amanat dalam puisi ini juga cukup menambah daya ungkap puisi, terkait apa yang hendak disampaikan pengarang dalam puisi epik tersebut serta dapat dipahami pembaca dengan baik. Selain amanat yang menambah daya ungkap puisi, amanat juga mencerminkan nilai keteladanan dan dapat terpahami dengan baik. Nilai keteladanannya adalah bagaimana perjuangan/ kegigihan Kartini dalam berjuang bagi bangsa Indonesia, khususnya perempuan, agar permpuan- perempuan Indonesia dapat keluar dari belenggu kebodohan.

Amanat puisi epik di atas cukup menunjukkan nilai karakter semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan taggung jawab yang digambarkan melalui subject matter yakni Kartini. Setelah analisis hasil tes akhir menulis puisi epik berdasarkan aspek diksi, citraan, majas, tema, dan amanat pada puisi yang berjudul Cahaya Bangsaku karya Peni Indah di atas, berikut nilai yang diperoleh.

Dewi Yanti, 2014

Hasil Tes Akhir (Posttes) Menulis Puisi Epik Kelas Eksperimen Nama : Peni Indah Rusita. D

No. Urut : 11 Kelas : VIII. 1

No. Aspek yang Dinilai Bobot

Penilai Jumlah P1 + P2 2 I II 1. Diksi  Padu  Variatif  Ekspresif

 Nilai Karakter Kreatif, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, dan Taggung Jawab.

20 18 18 18

2. Pengimajian (Citraan)

 Unsur- unsur Visual, Auditif Taktilis, dan Olfaktif  Padu

 Estetika/ Keindahan

Nilai Karakter Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, dan Taggung Jawab

20 17 18 17,5

3. Gaya Bahasa (Majas)

 Estetika/ keindahan  Daya ungkap

 Padu

 Nilai Karakter Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, dan Taggung Jawab.

20 17 17 17

4. Tema

Konsep & Kriteria Puisi epik

Padu

 Subjek permasalahan (subject matter)

 Nilai Karakter Semangat Kebangsaan,Cinta Tanah Air, dan Taggung Jawab.

20 17 18 17,5

5. Amanat

 Padu

 Daya Ungkap  Teladan dan terpahami

 Nilai Karakter Semangat Kebangsaan,Cinta Tanah Air, dan Taggung Jawab.

Total 100 86 88 87

Nama : Asma Rokhmatuddhuha

No. Urut : 04 Kelas : VIII. 1

Wanita Pahlawan

Dalam dokumen S PGSD 1102512 Chapter (5) (Halaman 112-120)