• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kategori Nilai: Rendah

Dalam dokumen S PGSD 1102512 Chapter (5) (Halaman 56-74)

R.A Kartini Sejak kecil kau memang ada

3. Kategori Nilai: Rendah

Nama : Shally Fadhilah No. Urut : 15

Kelas : VIII. 1

Pahlawan

Taukah kamu kenapa negeri ini berjaya

Ini karena usahamu membela tanah air Indonesia Membela dari peperangan yang tiada henti Tetapi sekarang kau telah gugur

Kau telah tiada di muka bumi ini Aku berharap suatu saat nanti Putra-putri kami menjadi penerusmu Penerus membela kebenaran

Penerus bangsa

Demi mepertahankan negeri kita tercinta Indonesia merdeka!!

Puisi epik yang berjudul Pahlawan karya Shally Fadhila di atas adalah puisi yang memperoleh nilai terendah pada tes awal kelas eksperimen.Terdapat lima aspek penilaian dalam pembelajara menulis puisi epik ini di antaranya diksi, pengimajian/ citraan, majas/ gaya bahasa, tema dan amanat. Berikut analisis penilaian puisi di atas berdasarkan kelima aspek tersebut.

Dewi Yanti, 2014 Diksi

Pada penilaian aspek diksi, puisi di atas menggunakan diksi yang cukup padu dengan tema dan mencerminkan substansi puisi epik yang menggambarkan sosok kepahlawanan secara objektif dan mememiliki kehebatan yang masyur di lingkungan bangsa Indonesia, terlihat pada syair berikut: taukah kamu mengapa negeri ini berjaya, itu karena usahamu membela tanah air Indonesia, membela dari peperangan yang tiada henti.

Pada kepaduan puisi dengan tema dan substansi puisi epik, diksi puisi digolongkan pada kategori cukup, namun pada kesesuaian dengan konteks puisi, dinilai tidak padu. Terdapat beberapa diksi yang tidak memberikan kolerasi dengan diksi sebelum dan sesuadahnya sehingga menimbulkan makna yang menurut penilai kurang tepat, terlihat pada syair membela dari peperangan yang tiada henti. Diksi dari pada syair di atas sebaiknya digantikan dengan dalam, sehingga menjadi membela dalam peperangan ya ng tiada henti. Ketidak paduan diksi dengan konteks puisi juga dapat dilihat pada potongan bait berikut.

Aku berharap suatu saat nanti Putra-putri kami menjadi penerusmu Penerus membela kebenaran

Penerus bangsa

Demi mepertahankan negeri kita tercinta

Pada bagian puisi yang dititamkan penilai, merupakan bentuk kurang padunya penggunaan dalam konteks puisi tersebut. Dalam diksi-diksi tersebut memberikan efek makna yang bertentangan dengan kenytaan yang terjadi, dalam mempertahankan negeri kita tercinta, diksi ini menimbulkan kesan bahwa seolah- olah Indonesia masih dijajah. Diksi putra-putri kami, dirasa penilai kurang tepat digunakan, apabila diksi tersebut diganti dengan kami putra-putri bangsa, dirasa lebih tepat mengekspresikan semangat penulis sebagai pemuda bangsa. Diksi penerus membela kebena ran kemudian dipadukan dengan penerus bangsa, memberikan efek ketidak paduan akan apa yang ingin disampaikan penulis pada pembaca.

Penggunaan diksi pada puisi yang berjudul Pahlawan di atas dikategorikan pada penilaian kurang variatif, terdapat beberapa pengulangan diksi di setiap sayirnya. Hal tersebut dapat terlihat sebagai berikut.

Tetapi sekarang kau telah gugur Kau telah tiada di muka bumi ini

Putra-putri kami menjadi penerusmu Penerus membela kebenaran

Penerus bangsa

Penggunaan diksi pada puisi R.A Kartini di atas cukup mencerminkan mengandung/ nilai karakter semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan taggung jawab. Ceriminan nilai- nilai karakter tersebut ditampilkan melalui diksi-diksi berikut:

Taukah kamu kenapa negeri ini berjaya

Ini karena usahamu membela tanah air Indonesia Membela dari peperangan yang tiada henti

Pengimajian (Citraan)

Puisi epik yang berjudul Pahlawan di atas menggunakan imaji yang kurang menunjukkan/ memuat unsur-unsur citraan. Dalam puisi ini hanya memuat satu bentuk citraan. Citraan yang muncul pada puisi di atas adalah citraan visual. Citraan visual yang muncul terdapat pada larik tapi sekarang kau telah gugur, kau telah tiada di muka bumi ini. Meski hanya satu citraan yang cukup menonjol dalam puisi di atas, namun cukup sesuai dengan konsep puisi epik.

Penggunaan pengimajian/ citraan pada puisi di atas, cukup menambah efek estetika/ keindahan pada puisi epik. Penggunaan diksi tetapi sekarang yang dipadukan dengan makna konotasi telah gurur memberikan efek estetika pada citraan tersebut. Penggunaan citraan visual pada puisi di atas kurang membantu daya ungkap pada puisi tersebut.

Gaya Bahasa (Majas)

Dalam puisi yang berjudul Pahlawan di atas, hanya terdapat satu diksi yang mengandung makna konotasi pada larik kau telah gugur. Sehingga dalam

Dewi Yanti, 2014

penilaian penggunaan majas/ gaya bahasa, puisi ini tergolong pada kategori kurang. Hanya satu Gaya bahasa yang digunakan penulis dalam puisinya, sehingga tidak menambah efek estetika/ keindahan secara keseluruhan pada puisi tersebut. Selain tidak memberika efek estetika, juga tidak menambah daya ungkap puisi epik tersebut. Penggunaan konotasi pada kau telah gugur cukup padu dengan tema, konteks, dan substansi puisi epik. Pada aspek cerminan nilai karakter, konotasi tersebut cukup merefleksi nilai karakter taggung jawab.

Tema

Penggunaan tema pada puisi epik cukup sesuai dengan konsep puisi epik. Namun dalam puisi tersebut, penulis tidak menampilkan subjek permasalahan (subject matter) yang spesifik. Penulis hanya mengungkapkan bagaimana perjuangan pahlawan, namun tidak fokus pada satu sosok pahlawan yang ingin diungkapkan. Hal ini terlihat pada bait berikut.

Taukah kamu kenapa negeri ini berjaya

Ini karena usahamu membela tanah air Indonesia Membela dari peperangan yang tiada henti Tetapi sekarang kau telah gugur

Isi puisi yang mengungkapkan bagaimana usaha pahlawan membela tanah air dan berjuang berjuang melawan penjajah, cukup padu dengan tema puisi epik, selain itu tema dan isi puisi epik merefleksikan nilai karakter semangat kebangsaan, cinta tanah air dan tanggung sesuai yang terungkap dalam makna keseluruhan puisi Pahlawan di atas.

Amanat

Dalam puisi yang berjudul Pahlawan di atas, terdapat amanat cukup padu dengan dengan tema, isi dan substansi puisi epik. Secara tersirat amanat yang hendak disampaikan penulis pada pembaca yakni bagaimana perjuangan para pahlawan dalam mencapai kemerdekaan. Amanat dalam puisi tersebut juga cukup menambah daya ungkap yang hendak disampaikan pengarang dalam puisi epik tersebut dan dapat dipahami pembaca dengan baik. Selain amanat yang menambah daya ungkap puisi, amanat juga cukup mencerminkan nilai

keteladanan dan dapat terpahami dengan baik. Nilai keteladanannya adalah bagaimana perjuangan seorang pahlawan berjuang untuk memertahankan negara Indonesia yang tercinta, dan sebagai penerus pemuda-pemuda penerus bangsa kita hendaknya terus berjung. Hal-hal tersebut tersirat pada potongan bait berikut:

Putra-putri kami menjadi penerusmu Penerus membela kebenaran

Penerus bangsa

Putra-putri kami menjadi penerusmu Penerus membela kebenaran Penerus bangsa

Demi mepertahankan negeri kita tercinta Indonesia merdeka!!

Meski dalam kelanjutan bait yang dihitamkan di atas, terdapat sayir yang dirasa penilai sedikit membuat amanat yang hendak disampaikan menjadi terkesan tidak jelas. Pemuda meneruskan perjuangan pahlawan dalam arti sebenarnya adalah mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif, seperti mengenayam pendidikan dan mengamalkannya bagi kemajuan bangsa. Dalam syair di atas menimbulkan interpretasi yang berbeda, padadiksi penerus membela kebenaran dan memertahankan negeri kita tercinta, menimbulkan kesan seolah- olah para pemuda masih akan menghadapi penjajahan dalam konteks yang sebenarnya.

Amanat puisi epik Pahlawan di atas cukup menunjukkan nilai karakter semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan taggung jawab yang digambarkan secara keseluruhan dalam bait-bait puisi tersebut. Setelah analisis hasil tes awal menulis puisi epik berdasarkan aspek diksi, citraan, majas, tema, dan amanat pada puisi yang berjudul Pahlawan karya Shally Fadhilah di atas, berikut nilai yang diperoleh.

Dewi Yanti, 2014

Hasil Tes Awal (Pretes) Menulis Puisi Epik Kelas Eksperimen Nama : Shally Fadhilah

No. Urut : 15 Kelas : VIII. 1

No. Aspek yang Dinilai Bobot

Penilai Jumlah P1 + P2 2 I II 1. Diksi  Padu  Variatif  Ekspresif

 Nilai Karakter Kreatif, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, dan Taggung Jawab.

20 11 11 11

2. Pengimajian (Citraan)

 Unsur- unsur Visual, Auditif Taktilis, dan Olfaktif  Padu

 Estetika/ Keindahan

Nilai Karakter Kreatif, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, dan Taggung Jawab.

20 11 13 12

3. Gaya Bahasa (Majas)

 Estetika/ keindahan  Daya ungkap

 Padu

 Nilai Karakter Kreatif, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, dan Taggung Jawab.

20 11 11 11

4. Tema

Konsep & Kriteria Puisi epik

Padu

 Subjek permasalahan (subject matter)

 Nilai Karakter Kreatif, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, dan Taggung Jawab.

20 11 12 12

5. Amanat

 Padu

 Daya Ungkap  Teladan dan terpahami

 Nilai Karakter Kreatif, Semangat Kebangsaan,

Cinta Tanah Air, dan Taggung Jawab.

Total 100 57 60 59

Nama : Alfina Ranti No. Urut : 02

Kelas : VIII. 1

Pahlawanku

Masa peperangan datang

Memihak antara menang dan kalah Membuktikan untuk menjadi yang terbaik Untuk semua dan kaumnya

Tak kenal lelah dan tak akan pernah takut Untuk meraih kemenangan yang diinginkan

Dikala itu awan tidak secerah seperti secarah semangat mereka

yang berarti akan menandakan bahwa hujan akan datang tapi mereka tidak pernah menyerah

walaupun cuaca tidak mendukung tapi semangat terus membakar dirinya demi meraih kemenangan untuk semua

Puisi epik yang berjudul Pahlawan karya Alfina Ranti di atas adalah puisi yang memperoleh nilai terrendah kedua pada tes awal kelas eksperimen.Terdapat lima aspek penilaian dalam pembelajara menulis puisi epik ini di antaranya diksi, pengimajian/ citraan, majas/ gaya bahasa, tema dan amanat. Berikut analisis penilaian puisi di atas berdasarkan kelima aspek tersebut.

Dewi Yanti, 2014

Pada penilaian aspek diksi, puisi di atas menggunakan diksi yang cukup padu dengan tema dan mencerminkan substansi puisi epik, terlihat pada syair berikut: tak pernah lelah dan tak pernah takut untuk meraih kemenangan yang diinginkan. Pada kepaduan puisi dengan tema dan substansi puisi epik, diksi puisi digolongkan pada kategori cukup, namun pada kesesuaian dengan konteks puisi, dinilai tidak padu.

Terdapat beberapa diksi yang tidak memberikan kolerasi dengan diksi sebelum dan sesuadahnya sehingga menimbulkan makna yang menurut penilai kurang tepat, terlihat pada syair ma sa peperanga n datang, memihak anta ra yang menang dan yang kalah, membuktikan untuk menjadi yang terbaik. Pada penggunaan diksi-diksi tersebut memberikan efek ketidak jelasan atas apa yang maksudkan penulis dalam larik tersebut. Kerancuan dalam penggunaan diksi juga terlihat pada lari potongan bait di bawah ini.

Dikala itu awan tidak secerah seperti secarah semangat mereka

yang berarti akan menandakan bahwa hujan akan datang tapi mereka tidak pernah menyerah

walaupun cuaca tidak mendukung

Dikala a wan tidak secerah seperti secerah semangat mereka. Pengulangan diksi secerah kemudian dipadukan dengan yang berarti menandakan bahwa hujan akan datang, menunjukan ketidak paduan penggunaan diksi yang memerikan efek ketidak jelasan makna pada larik tersebut. Penggunaan diksi pada puisi yang berjudul Pahlawan di atas dikategorikan pada penilaian cukup variatif, meski terdapat diksi yang tidak tepat pada konteks puisi tersebut.

Penggunaan diksi pada puisi Pahlawan di atas cukup mencerminkan/ mengandung nilai karakter semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan taggung jawab. Ceriminan nilai- nilai karakter tersebut ditampilkan melalui diksi-diksi berikut:

Tak kenal lelah dan tak akan pernah takut Untuk meraih kemenangan yang diinginkan tapi mereka tidak pernah menyerah

walaupun cuaca tidak mendukung tapi semangat terus membakar dirinya demi meraih kemenangan untuk semua

Pengimajian (Citraan)

Puisi epik yang berjudul Pahlawan di atas menggunakan imaji yang cukup menunjukkan/ memuat unsur-unsur citraan. Dalam puisi ini hanya memuat satu bentuk citraan. Citraan yang muncul pada puisi di atas adalah citraan visual. Citraan visual yang muncul terdapat pada larik Dikala a wan tidak secerah seperti secerah semangat mereka, tetapi mereka tidak akan pernah menyerah wala u cuaca tidak mendukung. Penggunaan citraan pada puisi di atas dikategorikan cukup sesuai dengan konteks puisi epik.

Penggunaan pengimajian/ citraan pada puisi di atas, cukup menambah efek estetika/ keindahan pada puisi epik, meski terdapat perpaduan dengan diksi yang tidak sesuai seperti yang telah dijelaskan pada bagian diksi di atas. Penggunaan citraan a wan tidak secerah yang dipadukan dengan semangat memberikan efek estetika pada citraan tersebut. Penggunaan citraan visual pada puisi di atas kurang membantu daya ungkap pada puisi tersebut karena perpaduan dengan diksi-diksi lain pada larik-larik puisi tersebut menunjukkan ketidak jelasan makna keseluruhan puisi tersebut. Hal tersebut terlihat pada potongan bait berikut.

Dikala itu awan tidak secerah seperti secarah semangat mereka

yang berarti akan menandakan bahwa hujan akan datang tapi mereka tidak pernah menyerah

walaupun cuaca tidak mendukung

Gaya Bahasa (Majas)

Dalam aspek penilaian gaya bahasa/ majas, puisi karya Alfina Ranti memperoleh nilai yang cukup baik. Terdapat penggunaan majas simile dan hiperbola dalam puisi tersebut. Penggunaan majas simile terdapat pada larik dikala a wan itu tidak secerah semangat mereka . Penggunaan majas hiperbola terdapat pada larik walau cuaca tidak mendukung, tapi semangat tetap membaka r darinya.

Dewi Yanti, 2014

Penggunaan kedua majas di atas cukup sesuai dengan substansi puisi epik dan cukup menambah daya ungkap puisi, yakni bagaimana semangat para pahlawan yang tidak pernah padam dalam memperjuangkan negara. Pada aspek cerminan nilai karakter, penggunaan kedua majas tersebut cukup merefleksi nilai karakter cinta tanah air, semangat kebangsaan dan tanggung jawab.

Tema

Penggunaan tema pada puisi epik cukup sesuai dengan konsep puisi epik. Namun dalam puisi tersebut, penulis tidak menampilkan subjek permasalahan (subject matter) yang spesifik. Penulis hanya mengungkapkan bagaimana perjuangan pahlawan, namun tidak fokus pada satu sosok pahlawan yang ingin diungkapkan. Hal ini terlihat pada bait berikut.

Masa peperangan datang

Memihak antara menang dan kalah Membuktikan untuk menjadi yang terbaik Untuk semua dan kaumnya

Tak kenal lelah dan tak akan pernah takut Untuk meraih kemenangan yang diinginkan

Dikala itu awan tidak secerah seperti secarah semangat mereka

yang berarti akan menandakan bahwa hujan akan datang tapi mereka tidak pernah menyerah

walaupun cuaca tidak mendukung

Isi puisi yang mengungkapkan bagaimana usaha pahlawan membela tanah air dan berjuang berjuang melawan penjajah,cukup padu dengan tema puisi epik, selain itu tema dan isi puisi epik merefleksikan nilai karakter semangat kebangsaan, cinta tanah air dan tanggung sesuai yang terungkap dalam makna keseluruhan puisi Pahlawan di atas.

Amanat

Dalam puisi yang berjudul Pahlawan di atas, terdapat amanat cukup padu dengan dengan tema, isi dan substansi puisi epik. Secara tersirat amanat yang hendak disampaikan penulis pada pembaca yakni bagaimana semangat para pahlawan dalam berjuang meraih kemerdekaan, tak pernah takut akan apapun

demi membela negaranya. Dan hal inilah yang harus pembaca refleksi sebagai semangat mengisi kemerdekaan yang telah dicapai para pahlawan dengan pengorbanan jiwa dan raga, hal tersebut terlihat pada bait berikut.

Masa peperangan datang

Memihak antara menang dan kalah Membuktikan untuk menjadi yang terbaik Untuk semua dan kaumnya

Tak kenal lelah dan tak akan pernah takut Untuk meraih kemenangan yang diinginkan

Dikala itu awan tidak secerah seperti secarah semangat mereka

yang berarti akan menandakan bahwa hujan akan datang tapi mereka tidak pernah menyerah

Amanat dalam puisi tersebut juga cukup menambah daya ungkap yang hendak disampaikan pengarang dalam puisi epik tersebut dan dapat dipahami pembaca dengan baik. Selain amanat yang menambah daya ungkap puisi, amanat juga cukup mencerminkan nilai keteladanan dan dapat terpahami dengan baik. Nilai keteladanannya adalah bagaimana perjuangan seorang pahlawan memertahankan negara Indonesia yang tercinta, dan sebagai penerus pemuda- pemuda penerus bangsa kita hendaknya terus berjung.

Meski pada larik-larik yang dihitamkan di atas terdapat ketidak paduan dalam puisi tersebut, amanat yang hendak disampaikan menjadi terkesan tidak jelas, namun cukup memberikan daya ungkap pada puisi tersebut. Amanat puisi epik Pahlawan di atas cukup menunjukkan nilai karakter semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan taggung jawab yang digambarkan secara keseluruhan dalam bait-bait puisi tersebut. Setelah analisis hasil tes awal menulis puisi epik berdasarkan aspek diksi, citraan, majas, tema, dan amanat pada puisi yang berjudul Pahlawan karya Alfina Ranti di atas, berikut nilai yang diperoleh.

Dewi Yanti, 2014

Hasil Tes Awal (Pretes) Menulis Puisi Epik Kelas Eksperimen Nama : Alfina Ranti

No. Urut : 02 Kelas : VIII. 1

No. Aspek yang Dinilai Bobot

Penilai Jumlah P1 + P2 2 I II 1. Diksi  Padu  Variatif  Ekspresif

 Nilai Karakter Kreatif, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, dan Taggung Jawab.

20 10 11 10,5

2. Pengimajian (Citraan)

 Unsur- unsur Visual, Auditif Taktilis, dan Olfaktif  Padu

 Estetika/ Keindahan

Nilai Karakter Kreatif, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, dan Taggung Jawab.

20 14 13 13,5

3. Gaya Bahasa (Majas)

 Estetika/ keindahan  Daya ungkap

 Padu

 Nilai Karakter Kreatif, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, dan Taggung Jawab.

4. Tema

 Konsep & Kriteria Puisi epik

Padu

 Subjek permasalahan (subject matter)

 Nilai Karakter Kreatif, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, dan Taggung Jawab.

20 14 13 13,5

5. Amanat

 Padu

 Daya Ungkap  Teladan dan terpahami

 Nilai Karakter Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, dan Taggung Jawab.

20 13 13 13

Total 100 66 65 66

Nama : Siti Azizah No. Urut : 17

Kelas : VIII. 1

B. J. Habibie

Kau muncul bersama mentari pagi Kobarkan semangat pada semua Semangat yang mengobar bagai api Api yang tak pernah mati

Pahlawan.. kau pahlawan Pahlawan yang berjuang Perjuanganmu penuh makna

Makna yang membuat Indonesia merdeka Kau pergi berjuang ke negeri orang

Hanya untuk mencari ilmu Ketika kau kembali ke negarmu Kau diacuhkan

Tapi apa?

Dewi Yanti, 2014

Habibie kaulah pejuang Indonesia

Terima kasih atas kesabaran dan semangatmu

Puisi epik yang berjudul B. J. Habibie karya Siti Azizah di atas adalah puisi yang memperoleh nilai terrendah ketiga pada tes awal kelas eksperimen. Dalam anlisis penilaian tes awal ini tergolong pada kategori nilai rendah. Terdapat lima aspek penilaian dalam pembelajara menulis puisi epik ini di antaranya diksi, pengimajian/ citraan, majas/ gaya bahasa, tema dan amanat. Berikut analisis penilaian puisi di atas berdasarkan kelima aspek tersebut.

Diksi

Puisi di atas menggunakan diksi yang cukup padu dengan tema dan konteks puisi tersebut, serta cukup mencerminkan substansi puisi epik yang menggambarkan sosok kepahlawanan Habibie, namun kepahlawanan yang muncul pada penggunaan diksi-diksi memberikan makna yang berlainan dengan makna perjuangan Habibie yang sebenarnya, sehingga mengurangi nilai yang diberikan penilai. Kesalahan penggunaan diksi dalam menggambarkan perjuangan Habibie dapat dilihat pada potongan bait berikut.

Pahlawan.. kau pahlawan Pahlawan yang berjuang Perjuanganmu penuh makna

Makna yang membuat Indonesia Merdeka Kau pergi berjuang ke negeri orang Hanya untuk mencari ilmu

Ketika kau kembali ke negarmu Kau diacuhkan

Pada diksi-diksi yang dihitamkan, menurut penilai ada kesalahan dalam pengungkapan dan kesalahan interpretasi atas perjuangan Habibie dan perjuangan habibie. Habibie berjuang mengisi kemerdekaan dengan mengharumkan nama Indonesia sebagai pencipta pesawat terbang pertama di Indonesia. Habibie pun tidak pernah diacuhkan Indonesia, bahkan pada kenyataannya Indonesia sangat bangsa memiliki Habibie. Kesalahan intepretasi inilah yang mengaibatkan penggunaan diksi kurang sesuai dengan kenyataan yang ada. Diksi yang

digunakan dalam puisi di atas tergolong kurang variatif, terdapat beberapa kali pengulangan diksi yang mengakibatkan kurangnya efek estetika pada puisi tersebut. Hal tersebut dapat di lihat pada larik-larik berikut.

Kobarkan semangat pada semua Semangat yang mengobar bagai api Api yang tak pernah mati

Pahlawan.. kau pahlawan Pahlawan yang berjuang Perjuanganmu penuh makna

Penggunaan diksi pada puisi B.J Habibie di atas cukup mencerminkan mengandung/ nilai karakter semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan taggung jawab. Ceriminan nilai-nilai karakter ditampilkan melalui subject matter (Habibie) tersurat pada potongan bait berikut:

Kobarkan semangat pada semua Semangat yang mengobar bagai api Api yang tak pernah mati

Pahlawan.. kau pahlawan Pahlawan yang berjuang Perjuanganmu penuh makna

Makna yang membuat Indonesia Merdeka Kau tetap membela negaramu

Habibie kaulah pejuang Indonesia

Terimakasih atas kesabaran dan semangatmu

Pengimajian (Citraan)

Puisi epik yang berjudul B. J. Habibie di atas menggunakan imaji yang cukup menunjukkan/memuat unsur-unsur citraan. Dalam puisi ini hanya memuat satu bentuk citraan yang menonjol. Citraan yang mucul pada puisi di atas adalah citraan visual. Citraan visual yang muncul beberapa kali pada setiap bait puisi tersebut. Berikut adalah larik-larik yang memunculkan citraan visual tersebut: kau muncul bersa ma mentari pagi, semangatmu mengobar bagai api, kau pergi berjuang ke negeri orang, ketika kau kembali ke negaramu, kau diacuhkan. Meski hanya satu citraan yang cukup menonjol dalam puisi di atas, namun cukup sesuai dengan konsep puisi epik.

Dewi Yanti, 2014

Penggunaan pengimajian/ citraan pada puisi di atas, tidak hanya cukup padu dengan diksinya, namun cukup menambah efek estetika/ keindahan pada puisi epik. Penggunaan citraan pada pada larik kau muncul dipadukan dengan bersama mentari dan semangatmu dipadukan dengan citraan visual berkobar bagai api cukup memberikan efek estetika pada puisi tersebut. Namun pada aspek daya

Dalam dokumen S PGSD 1102512 Chapter (5) (Halaman 56-74)