• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tipe Campur Kode Dalam Percakapan Santriwati Mustawa Awal Ma’had Abu Ubaidah Bin Al-jarrah Medan Abu Ubaidah Bin Al-jarrah Medan

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

4.2.1 Tipe Campur Kode Dalam Percakapan Santriwati Mustawa Awal Ma’had Abu Ubaidah Bin Al-jarrah Medan Abu Ubaidah Bin Al-jarrah Medan

Tipe campur kode yang terjadi dalam percakapan santriwati Mustawa Awal Ma‟had Abu Ubaidah Bin Al-jarrah Medan adalah masuknya unsur-unsur yang berasal dari bahasa asing (Outer code mixing), yaitu berupa campur kode bahasa Arab dalam bahasa Indonesia dan campur kode bahasa Indonesia dalam bahasa Arab.

Campur kode keluar (outer code mixing) Bahasa Arab Dalam Bahasa Indonesia Percakapan (1)

(Percakapan dilakukan setelah jam pelajaran selesai) A : Disini ada Rohana?

B : Tidak, sudah żahabat ilā al-maskan ( ٓىغٌّا ٌٝا جب٘ر ) (Tidak, sudah pergi dia ke asrama)

Pada kalimat tersebut terdapat klausa yang merupakan bahasa Arab yaitu ٓىغٌّا ٌٝا جب٘ر / żahabat ilā al-maskan / „dia sudah pergi ke asrama‟ yang merupakan jumlah fi’liyah. Klausa dia sudah pergi ke asrama dalam bahasa Indonesia disebut klausa verba, yang terdiri dari جب٘ر / żahabat / fi’il dan fa’il, serta ٓىغٌّا ٌٝا / ilā al-maskan / jār dan majrūr. Adapun penyisipan klausa żahabat ilā al-maskan tersebut merupakan peristiwa campur kode bahasa Arab dalam bahasa Indonesia (outer code mixing).

20 Percakapan (2)

A : Besok selesai imtihān/ ْاغ / urīdu ( ﺃخِا ذ٠س ) pulang kampung (Besok selesai ujian saya mau pulang kampong)

B : Kenapa pulang kampung lakin (ٓىٌ) kita ada nasyat )ظشٔ)?

(Kenapa pulang kampong tetapi kita ada ektrakurikuler) A : Sudah lama aku tidak bertemu orang tuaku

B : Tapi baru jā’a (ءاص) nya wālidaiki (ه٠ذٌاٚ) (Tapi baru datangnya orang tua kamu) A : Na’am (ُؼٔ)

(Iya)

Pada percakapan di atas terdapat serpihan bahasa Arab yang berwujud kata dan frasa.

Serpihan yang berwujud kata yaitu ْاغزِا / imtihān / ‘Ujian‟ yang berbentuk Isim masḍhar.

Kata yang merupakan serpihan kata bahasa Arab yaitu ذ٠س / urīdu / „ingin‟ berbentuk fi’il muḍharik. Kata yang merupakan serpihan kata bahasa Arab yaitu ٓىٌ / lakin / „tapi‟

berbentuk sebagai huruf. Kata yang merupakan serpihan kata bahasa Arab yaitu ظشٔ / nasyat / ‘ekstrakurikuler‟ berbentuk sebagai fi’il maḍhi. Kata yang merupakan serpihan kata bahasa Arab yaitu ءاص / jā’a / „datang‟ yang berbentuk fi’il maḍhi. Kemudian serpihan yang berwujud frasa yaitu ه٠ذٌاٚ / wālidaiki / „kedua orangtuamu‟. Dalam bahasa Arab bentuk ini disebut idafah sedangkan dalam bahasa Indonesia berupa frasa nomina.

Penyisipan kata dan frasa diatas, merupakan tipe campur kode bahasa Arab dalam bahasa Indonesia (outer code mixing). (Saya tidak boleh ujian karna absen saya terlalu banyak)

A : Sabar ya ukhtī (ٟخخأ ), man sabara żafara ( شفظشبط ِٓ) (Sabar ya saudariku, siapa yang bersabar akan beruntung)

B : In syaAllah ukhty

(Jika Allah menghendaki saudariku)

Pada percakapan di atas terdapat serpihan bahasa Arab yang berwujud kata. Serpihan yang berwujud kata yaitu ظِأ Amsi / „Kemarin‟ yang berbentuk ism zaman (Adv). Kata yang merupakan serpihan kata bahasa Arab yaitu أأ/ ana / „saya‟‟ yang berupa ism ḍamīr. Kata yang merupakan serpihan kata bahasa Arab yaitu ٟخخأ/ ukhtī / ‘saudariku‟

merupakan iḍāfah. Kata جخأ / ukhtun / disebut muḍāf dan kata ٞ /// ya / sebagai penanda kepemilikan disebut muḍāfun ilaih. Dalam kalimat tersebut juga terdapat ungkapan yang merupakan serpihan bahasa Arab yaitu شفظ شبط ِٓ / man ṣabara żafara / „siapa yang sabar dia yang menang‟ berupa jumlah ismiyah yang dalam bahasa Indonesia disebut klausa nomina terdiri dari ِٓ / man harf syarat, شبط / ṣabara fi’il māḍi, fā’ilnya tersembunyi takdirnya huwa. شفظ / żafara fi’il maḍhi dibina atas fath menjadi jawab syarat. Adapun penyisipan kata ukhtī dan ungkapan man ṣabara żafara tersebut merupakan peristiwa campur kode bahasa Arab dalam bahasa Indonesia (outer code mixing).

Percakapan (4)

A : Saya besok libur kuliah B : lazīz (ز٠زٌ) lah anti.

(Enak lah kamu)

Pada percakapan di atas terdapat serpihan bahasa Arab yang berwujud kata. Serpihan yang berwujud kata yaitu ز٠زٌ / lazīz / „enak‟ yang berbentuk nomina (ism jamid). Kata yang merupakan serpihan kata bahasa Arab yaitu جٔأ / anti / ‟engkau seorang perempuan‟

yang berupa ism ḍamīr. Adapun penyisipan kata lazīz, dan anti tersebut merupakan peristiwa campur kode bahasa Arab dalam bahasa Indonesia (outer code mixing).

Percakapan (5) A : Mau kemana anti?

(Mau kemana kamu?) B : Mau ke maqṣaf (ﻒظمِ)

(Mau ke Kantin)

Pada percakapan di atas terdapat serpihan bahasa Arab yang berwujud kata. Serpihan yang berwujud kata yaitu ﻒظمِ / maqṣafun / „kantin‟ yang berupa ism makan „tempat‟.

22

Adapun penyisipan kata maqṣafun tersebut merupakan peristiwa campur kode bahasa Arab dalam bahasa Indonesia (outer code mixing).

Percakapan (6)

A : Kamu mau membeli apa di kantin?

B : Mau asytarī (ﻱرﺘﺷﺃ) mie”

(Saya mau membeli mie)

Pada percakapan di atas terdapat serpihan bahasa Arab yang berwujud kata. Serpihan yang berwujud kata yaitu ﻱرﺘﺷﺃ / asytarī / „membeli‟ yang berupa fi’il muḍāri’. Adapun penyisipan kata asytarī tersebut merupakan peristiwa campur kode bahasa Arab dalam bahasa Indonesia (outer code mixing)

Percakapan (7)

A : Hari ini ana )أأ) mau pasang behel ukh (Hari ini saya mau pasang behel saudariku) B : Nanti marīḍ sinnuki ( ّﻨﺳﻚ ﺾيرﻣ )

(Nanti sakit gigi kamu) A : Tidak ukhty (ٟخخأ)

(Tidak saudariku)

Pada percakapan di atas terdapat serpihan bahasa Arab yang berwujud kata dan frasa. Serpihan yang berwujud kata yaitu ﺾيرﻣ / marīḍ / „sakit‟ yang berupa ism mufrad mużakkar sekaligus muḍāf. Kemudian serpihan yang berwujud frasa, yaitu ﻦ ﺳ / sinnun /

„gigi‟. Dalam bahasa Arab bentuk ini disebut idafah dalam bahasa Indonesia disebut frasa nomina. Adapun penyisipan kata dan frasa tersebut merupakan peristiwa campur kode bahasa Arab dalam bahasa Indonesia (outer code mixing).

Percakapan (8)

A : Anti (ﺖﻧﺃ) semalam membawa buku ana )أأ) pulang

(Kamu semalam membawa buku saya pulang)

B : Betulnya itu, anti (ﺖﻧﺃ) maafkanlah kaṡīr (رﻴﺜﻛ) pahala anti (ﺖﻧﺃ).

(Betulnya itu, kamu maafkanlah banyak pahala kamu) A : iya benar

A : saya belum selesai tugas B : anti (جٔأ) lah itu

(Kamu lah itu)

Pada percakapan di atas terdapat serpihan bahasa Arab yang berwujud kata. Serpihan yang berwujud kata, yaitu ﺖﻧﺃ / anti / „engkau seorang perempuan‟ yang berupa ism ḍamīr.

Adapun penyisipan kata anti tersebut merupakan peristiwa campur kode bahasa Arab dalam bahasa Indonesia (outer code mixing).

Percakapan (10)

A : Ustadz belum keluar kelas?

B : Sebentar lagi, ًظفٌا ِٓ سشخ٠ راخعأ (Sebentar lagi ustad keluar dari kelas)

Pada percakapan diatas terdapat serpihan bahasa Arab yang berwujud klausa.

Serpihan yang berwujud klausa, yaitu راخعأ /ustāz/ „ustaz‟ sebagai mubtada’ dan ِٓ سشخ٠

ًظفٌا / yakhruju min al-faṣli/ „keluar dari kelas‟ sebagai khabar mubtada’ yang berbentuk jumlah. Adapun penyisipan klausa yakhruju min al-faṣli tersebut merupakan peristiwa campur kode bahasa Arab dalam bahasa Indonesia (outer code mixing).

Percakapan (11)

A : Banyak sekali hafalan dari ustadzah

24

B : lā tagdab wa laka al-jannah ( ّٕضٌات هٌٚ بضغح لا), ingatkan ukhtī (ٟخخأ)?

(Jangan marah bagimu surga, ingatkan saudariku) A : iya, saya ingat

Pada percakapan di atas terdapat serpihan bahasa Arab yang berwujud ungkapan.

Serpihan yang berwujud kata yaitu ّٕضٌات هٌٚ بضغح لا / lā tagdab wa laka al-jannah / „jangan marah bagimu syurga‟ berupa jumlah fi’liyah yang dalam bahasa Indonesia disebut klausa verba (KV). Terdiri dari لا / lā sebagai huruf nāhi, بضغح / tagḍab fi’il muḍāri’ yang dijazmkan karena masuk harf ٚ / waw harf isti’ naf, هٌ / laka / jār majrur pada tempat rafa’ menjadi khabar muqaddam, dan تٕضٌا/ jannah dirafa‟kan menjadi mubtada muakhhar. Kata ukhtī merupakan serpihan kata bahasa Arab yaitu ٟخخأ / ukhtī /

„saudariku‟ merupakan iḍāfah. Kata جخأ / ukhtun / disebut muḍāf dan kata ٞ / ya / sebagai penanda kepemilikan disebut muḍāfun ilaih. Adapun penyisipan ungkapan lā tagdab wa laka al-jannah dan kata ukhtī tersebut merupakan peristiwa campur kode bahasa Arab dalam bahasa Indonesia (outer code mixing).

Percakapan (12)

A : Ukhty (ٟخخأ) tidak terasa pekan depan kita sudah ujian (Saudariku tidak terasa pekan depan kita sudah ujian)

B : Iya, lā yajūz nal’ab kasīran munżu al-an (ْلأا زِٕ اش١زو بؼٍٔ صٛض٠ لا).

(Iya, kita tidak boleh banyak bermain mulai sekarang) A : iya ukhty

(Iya saudariku)

Pada percakapan di atas terdapat serpihan bahasa Arab yang berwujud klausa.

Serpihan yang berwujud klausa, yaitu ْلأا زِٕ اش١زو بؼٍٔ صٛض٠ لا / lā yajūz nal’ab kasīran munżu al-an / „kita tidak boleh banyak bermain-main lagi sejak sekarang‟. Dalam bahasa Arab bentuk ini disebut jumlah fi’liyah sedangkan dalam bahasa Indonesia disebut klausa verba (KV). Klausa اش١زو بؼٍٔ صٛض٠ لا/ lā yajūz nal’ab kasīran / terdiri dari صٛض٠ لا fi’il

muḍāri’, بؼٍٔ fi’il muḍāri’ yang dimasuki ْأ muḍmaratan fail dengan fā’il mustaṭir takdirnya غٔٓ . اش١زو / kasīran / adalah ism yang menempati posisi sebagai hal. ْلأا زِٕ / munżu al- an / adalah iḍāfah yang terdiri dari زِٕ / munżu / sebagai muḍāf dan ْلأا al-an / sebagai muḍāfun ilaih. Adapun penyisipan klausa lā yajūz nal’ab kasīran munżu al-an tersebut merupakan peristiwa campur kode bahasa Arab dalam bahasa Indonesia (outer code mixing).

Percakapan (13)

A : Hari ini ج١بٌا ًّػ di kumpul (Hari ini tugas di kumpul) B: PR apa?

Pada percakapan di atas terdapat serpihan bahasa Arab yang berwujud frasa. Serpihan yang berwujud frasa, yaitu hari ini ج١بٌا ًّػ / amalu al-bait / „Pekerjaan Rumah‟. Di dalam bahasa Arab bentuk ini di sebut idofah, betuk ًّػ /amalu/ „pekerjaan‟ sebagai muḍhaf dan ج١بٌا /al-bait/ „rumah‟ sebagai muḍafun ilahi sedangkan dalam bahasa Indonesia disebut frasa nomina. Adapun penyisipan Frasa amalu al-bait tersebut merupakan peristiwa campur kode bahasa Arab dalam bahasa Indonesia (outer code mixing).

Percakapan (14) A : Anti mau kemana?

B : ٓىغّ ٌٝا (Ke asrama)

Pada percakapan diatas terdapat serpihan bahasa Arab yang berwujud frasa. Serpihan yang berwujud frasa, yaitu ٓىغّ ٌٝا / ilā al-maskani / „ke asrama‟. Pada kalimat tersebut terdapat penyisipan unsur bahasa berupa frasa nomina yaitu ٓىغّ ٌٝا / ilā al-maskani / „ke asrama‟ Di dalam bahasa Arab bentuk ini di sebut jar majrur sedangkan dalam bahasa Indonesia disebut frasa verba. Adapun penyisipan Frasa ilā al-maskani tersebut merupakan peristiwa campur kode bahasa Arab dalam bahasa Indonesia (outer code mixing).

Percakapan (15)

26 A: Kamu di minta ustadz ْاٛ٠ذٌا ٌٟإ / ila ad-dīwāni?/

(Kamu di minta ustadz ke kantor) B : ؟ٝخِ /mata?/

(Kapan) A : Sekarang

Pada percakapan di atas terdapat serpihan bahasa Arab yang berwujud frasa. Serpihan yang berwujud frasa, yaitu ْاٛ٠ذٌا ٌٟإ / ila ad-dīwāni/ „ke kantor’. Dalam bahasa Arab bentuk ini disebut jar majrur, bentuk ٌٟإ /ila/ sebagai huruf jar dan ْاٛ٠ذٌا /ad-diwāni/

sebagai majrur sedangkan dalam bahasa Indonesia disebut frasa preposisi. Adapun penyisipan Frasa ila ad-dīwāni tersebut merupakan peristiwa campur kode bahasa Arab dalam bahasa Indonesia (outer code mixing).

Percakapan (16)

A : kamu membeli apa tadi?

B : Membeli ḥalībun muṡallajun (شٍزِ ب١ٍع) (Membeli es krim)

Pada percakapan di atas terdapat serpihan bahasa Arab yang berwujud frasa.

Serpihan yang berwujud frasa, yaitu شٍزِ ب١ٍع / ḥalībun muṡallajun / „es krim‟. Dalam bahasa Arab bentuk ini disebut na’at wa man’ut sedangkan dalam bahasa Indonesia disebut frasa nomina (FN). Adapun penyisipan kata ب١ٍع / ḥalībun / disebut na’at dan kata شٍزِ / muṡallajun / disebut ma’ut. Adapun penyisipan frasa ḥalībun muṡallajun merupakan peristiwa campur kode bahasa Arab dalam bahasa Indonesia (outer code mixing).

Percakapan (17)

A : Besok kamu ada pekerjaan?

B : Mau menggusli (ًغغ) baju (Mau mencuci baju)

Pada percakapan di atas terdapat serpihan bahasa Arab yang berwujud kata.

Serpihan yang berwujud kata, yaitu ًغغ / gasala / „cuci‟ yang berbentuk verba (fi’il māḍī) yang kemudian dimasuki awalan meng dari bahasa Indonesia menjadikannya kalimat yang bercampur kode dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia. Adapun penyisipan kata gasala tersebut merupakan peristiwa campur kode bahasa Arab dalam bahasa Indonesia (outer code mixing)

Percakapan (18)

A : gadan ( ذغا ) saya ujian di ruangan A (Besok saya ujian di ruangan A) B : semoga sukses buat kamu gadan ( ذغا )

(Semoga sukses buat kamu besok)

Pada percakapan di atas terdapat serpihan bahasa Arab yang berwujud kata.

Serpihan yang berwujud kata, yaitu اذغ / gadan / „besok‟ yang berbentuk ism zaman (Adv).

Adapun penyisipan kata gadan tersebut merupakan peristiwa campur kode bahasa Arab dalam bahasa Indonesia (outer code mixing).

Percakapan (19)

A : maadza ( اَر ) maumu? اَِ

(Apa maumu)

B : urīdu (ذ٠س ) pulang cepat (Saya mau cepat pulang) A : Kenapa?

B : Lianna )ْلأ) sakit kepala (Soalnya sakit kepala)

28

Pada percakapan diatas terdapat serpihan bahasa Arab yang berwujud kata.

Serpihan yang berwujud kata, yaitu اَر /maadza / „apa‟ yang berbentuk ism istifham atau اَِ

kata tanya. Kata yang merupakan serpihan kata bahasa Arab yaitu ذ٠س / urīdu / „ingin‟ yang berbentuk fi’il madhi. Kata yang merupakan serpihan kata bahasa Arab yaitu ْلأ /lianna /

„karena‟ yang berbentuk ism inna Adapun penyisipan kata maadza, urīdu dan Lianna tersebut merupakan peristiwa campur kode bahasa Arab dalam bahasa Indonesia (outer code mixing).

Percakapan (20)

A : Sudah kamu hafal mufradat )ثادشفِ( dari ustadzah )ةراخعأ(?

(Sudah kamu hafal kosakata dari ustadzah) B : Sudah, walakin )ٓىٌٚ( belum siap semua

(Sudah, akan tetapi belum siap semua) A : kenapa belum siap?

B : maa araftu )جفشػاِ( sebagian (Saya tidak tahu sebagian)

Pada percakapan di atas terdapat serpihan bahasa Arab yang berwujud kata.

Serpihan yang berwujud kata, yaitu ثادشفِ /mufradat / „kata‟ yang berbentuk ism. Kata yang merupakan serpihan kata bahasa Arab yaitu ةراخعأ / ustadzah / „guru perempuan‟ yang berbentuk ism. Kata yang merupakan serpihan kata bahasa Arab yaitu ٓىٌٚ /walakin / „akan tetapi‟ yang berbentuk huruf. Kata yang merupakan serpihan kata bahasa Arab yaitu جفشػاِ

/ maa araftu / „saya tidak tahu‟ yang berbentuk fi’il maḍhi. Adapun penyisipan kata mufradat, ustadzah, walakin dan maa araftu tersebut merupakan peristiwa campur kode bahasa Arab dalam bahasa Indonesia (outer code mixing).

Percakapan (21)

A : Hari sabtu nanti kamu ikut nasyat ( شٔظ ) (Hari sabtu nanti kamu ikut ekstrakurikuler) B : In syaAllah, anti? (جٔأ الله اش ْا )

(Jika Allah menghendaki, kamu ?)

A : Ana (أأ) sepertinya izin, ana (أأ ) ada kelas ganti tahsin (ظغح ) (Saya sepertinya izin, saya ada kelas ganti perbaikan)

B : oh begitu

Pada percakapan di atas terdapat serpihan bahasa Arab yang berwujud kata.

Serpihan yang berwujud kata, yaitu شٔظ /nasyat / „mengaktifkan‟ yang berbentuk fi’il madhi. Kata yang merupakan serpihan kata bahasa Arab yaitu الله اش ْا / in syaAllah / „atas izin Allah‟ yang berbentuk ism. Kata yang merupakan serpihan kata bahasa Arab yaitu جٔأ /anti / „kamu perempuan‟ yang berbentuk ism ḍhamir. Kata yang merupakan serpihan kata bahasa Arab yaitu أأ / ana / „saya‟ yang berbentuk Ism ḍhamir. Kata yang merupakan serpihan kata bahasa Arab yaitu ظغح / tahsin / „perbaikan‟ yang berbentuk masdhar.

Adapun penyisipan kata nasyat, in syaAllah, anti, ana dan tahsin tersebut merupakan peristiwa campur kode bahasa Arab dalam bahasa Indonesia (outer code mixing).

Percakapan (22)

A : Hari ini kita maraasim ( ُع اشِ)?

(Hari ini kita upacara)

B : iya ba’da qalil ( ً١ٍلذؼب) kita maraasim ( ُع اشِ) (Iya sebentar lagi kita upacara)

Pada percakapan di atas terdapat serpihan bahasa Arab yang berwujud kata.

Serpihan yang berwujud kata, yaitu ُعاشِ /maraasim / „upacara‟ yang berbentuk ism atau kata benda. Kata yang merupakan serpihan kata bahasa Arab yaitu ً١ٍل ذؼب / ba’da qalil /

30

„sebentar lagi‟ yang berbentuk ism. Adapun penyisipan kata marasim dan ba’da qalil tersebut merupakan peristiwa campur kode bahasa Arab dalam bahasa Indonesia (outer code mixing).

Percakapan (23)

A : Akhwat ( ثاٛخأ ) tadi ustadzah ( ةراخعأ( qaalat (جٌال ) yang berbahasa Indonesia denda khamsa alfun ( ﻒٌا ظّخ )

(Saudari - saudariku tadi ustadzah berkata yang berbahasa Indonesia denda lima ribu) B : Mulai kapan ukhty ( ٟخخأ )?

(Mulai kapan saudariku) A : mulai ghadan ( ذغا )

(Mulai besok) B : Baik ukhty (ٟخخأ )

Pada percakapan di atas terdapat serpihan bahasa Arab yang berwujud kata.

Serpihan yang berwujud kata, yaitu ثاٛخأ /akhwat / „perempuan- perempuan‟ yang berbentuk ism.. Kata yang merupakan serpihan kata bahasa Arab yaitu ةراخعأ / ustadzah /

„guru perempuan‟ yang berbentuk ism. Kata yang merupakan serpihan kata bahasa Arab yaitu جٌال / ‘Dia (pr) telah berkata‟ yang berbentuk Fi’il maḍhi. Kata yang merupakan serpihan kata bahasa Arab yaitu ﻒٌا ظّخ /‟Lima ribu‟ yang berbentuk ism. Kata yang merupakan serpihan kata bahasa Arab yaitu ٟخخأ/ ukhtī / ‘saudariku‟ merupakan iḍāfah.

Kata جخأ / ukhtun / disebut muḍāf dan kata ٞ /// ya / sebagai penanda kepemilikan disebut muḍāfun ilaih. Kata yang merupakan serpihan kata bahasa Arab yaitu ذغا / ghadan /

„besok‟ yang berbentuk ism. Adapun penyisipan kata akhwat, ustadzah, զ ãlat, khamsa alfun, ukhty dan ghadan tersebut merupakan peristiwa campur kode bahasa Arab dalam bahasa Indonesia (outer code mixing).

Campur Kode Keluar (Outer code mixing) Bahasa Indonesia Dalam Bahasa Arab Percakapan (1)

A : a’tinī ٟٕطػأ lah qalīl (ً١ٍل) mā’un anti (جٔأ اِء ).

(Berilah sedikit air kamu) B : Ambil lah

Maksud kalimat A di atas adalah ه لٍاﺋِلا١ ٟٕطػأ / a’tinī qalīlan mā’uki / „beri saya sedikit airmu‟

Pada kalimat tersebut partikel lah yang berbentuk penegasan adalah serpihan kata bahasa Indonesia yang menyisip pada kata dalam bahasa Arab. Kalimat di atas adalah peristiwa campur kode bahasa Indonesia dalam bahasa Arab (outer code mixing).

Percakapan (2)

A : Hayya (اّ١٘) masuk!

(Ayo masuk)

B : Tunggu saya mau makan dulu

A : Sur’a (عشع) lah, ba’din (ذؼب) kena ‘iqāb (ﺏامػ) kamān (ْاّو) naḥnu (ٓغٔ) (Cepatlah, nanti kena hukum lagi kita)

B : Na’am (ُؼٔ) (Iya)

Maksud kalimat A di atas adalah bisur’ah, ba’din yuṣībunā al-iqābu kamān / „segeralah, nanti kita kena hukuman lagi‟

Pada kalimat tersebut kata masuk merupakan serpihan kata dari bahasa Indonesia yang berbentuk kata kerja (verba) dan pada kalimat tersebut partikel lah yang berbentuk penegasan adalah serpihan kata bahasa Indonesia yang menyisip pada kata dalam bahasa Arab. Kalimat di atas adalah peristiwa campur kode bahasa Indonesia dalam bahasa Arab (outer code mixing).

32

Pada kalimat tersebut partikel lah yang berbentuk penegasan adalah serpihan kata bahasa Indonesia yang menyisip pada kata dalam bahasa Arab. Kalimat di atas adalah peristiwa campur kode bahasa Indonesia dalam bahasa Arab (outer code mixing).

Percakapan (4)

Pada kalimat tersebut kata ngapain merupakan serpihan kata dari bahasa Indonesia berbentuk kata tanya (interogativa) yang berasal dari kata dasar apa. Kalimat di atas adalah peristiwa campur kode bahasa Indonesia dalam bahasa Arab (outer code mixing).

Percakapan (5)

Pada kalimat tersebut kata genit merupakan serpihan kata dari bahasa Indonesia berbentuk kata sifat (adjektiva). Kalimat di atas adalah peristiwa campur kode bahasa

Indonesia dalam bahasa Arab (outer code mixing).

Percakapan (6)

A : Māża turīdina fī al-maqṣaf (ﻒظمٌّا ٟف ٓ٠ذ٠شحراِ) atas?

(apa yang kamu inginkan di kantin?) B : Nasi Goreng

Maksud kalimat A di atas adalah ٍٝػأ ﻒظمٌّا ٟف ٓ٠ذ٠شح راِ / māża turīdina fī al-maqṣaf a‟lā?

/ apa yang kamu inginkan di kantin atas?”

Pada kalimat tersebut kata atas merupakan serpihan kata dari bahasa Indonesia berbentuk kata benda (nomina). Fungsi kata atas dalam kalimat di atas adalah sebagai penjelas keterangan tempat. Kalimat di atas adalah peristiwa campur kode bahasa Indonesia dalam bahasa Arab (outer code mixing).

Percakapan (7)

A : Hayya (اّ١٘) na’kul (ًوأٔ) (Ayo kita makan)

B : Saya tidak punya uang

A : Lā ba’sa (طأب لا) anā (أأ) bandari.

(Tidak apa - apa saya yang bayar)

Maksud kalimat A yang kedua di atas adalah غفدأع ,طأب لا / lā ba’sa, sa’udafi’ / „tidak apa, saya yang bayar‟

Pada kalimat tersebut kata bandari merupakan serpihan kata dari bahasa Indonesia yang berbentuk kata kerja (verba). Kata itu berasal dari kata dasar bandar (nomina) yang dimasuki ahkiran i, kata itu merupakan deverbalisasi. Kalimat di atas adalah peristiwa campur kode bahasa Indonesia dalam bahasa Arab (outer code mixing).

Percakapan (8)

A : Kaca mata kamu kemana?

B : żalik (هٌر) lah, anā (أأ) lupa ukhtī (ٟخخا) Mungkin taraktu fī al-faṣli ( جوشح ًظفٌا ٟف).

34

(Itulah ana lupa saudariku mungkin saya tinggalkan di dalam kelas)

Maksud kalimat B di atas adalah ًظفٌا ٟف جوشح ٓىِّ ,ٟخخأ هٌر ج١غٔ / nasītu żalik ukhtī, mumkin taraktu fī al-faṣli / „itulah yang saya lupa saudariku, mungkin saya tinggalkan di kelas‟

Pada kalimat tersebut partikel lah yang berbentuk penegasan adalah serpihan kata bahasa Indonesia yang menyisip pada kata dalam bahasa Arab. Sedangkan kata lupa juga merupakan serpihan bahasa Indonesia berbentuk kata sifat (adjektiva). Dan kata mungkin merupakan kata keterangan bentuk dasar (adverbial). Kalimat di atas adalah peristiwa campur kode bahasa Indonesia dalam bahasa Arab (outer code mixing).

Percakapan (9)

A : Hari ini saya memakai gamis hadiah dari orang tua saya B : Każalik (هٌزو) lah ukhtī (ٟخخأ), ra’aituki jamīlah (تٍ١ّص هخ٠أس).

(Begitulah saudariku, kamu kelihatan cantik)

Maksud kalimat B di atas adalah تٍ١ّص هخ٠أس ,ٟخخأ هٌزو / każalik ukhtī, ra’aituki jamīlah /

„begitulah saudariku, kamu kelihatan cantik‟

Pada kalimat tersebut partikel lah yang berbentuk penegasan adalah serpihan kata bahasa Indonesia yang menyisip pada kata dalam bahasa Arab. Kalimat di atas adalah peristiwa campur kode bahasa Indonesia dalam bahasa Arab (outer code mixing).

Percakapan (10)

A : Kamu sudah mengumpul tugas?

B : Amsi (ظِأ), ba’da aṣri fi as-sa’ah (تػاغٌا ٟف شظؼٌا ذؼب) lima lewat sepuluh (Kemarin, setelah ashar jam lima lewat sepuluh)

Maksud kalimat B di atas adalah ششػ ٚ تغِاخٌا تػاغٌا ٟف شظؼٌا ذؼب ,ظِأ/ amsi, ba’da al-aṣri fī al-sā’ati al-khāmisata wa ‘asyara / „kemarin, setelah ashar jam lima lewat sepuluh‟

Pada kalimat tersebut frasa lima lewat sepuluh merupakan serpihan kata dari bahasa Indonesia berbentuk frasa adverbial yang berfungsi sebagai keterangan penunjukkan waktu. Kalimat di atas adalah peristiwa campur kode bahasa Indonesia dalam bahasa Arab (outer code mixing).

Percakapan (11)

A : Man (ِٓ) mengantar anti (جٔأ) ilā hunā (إ٘ ٌٝا)?

(Siapa yang mengantar kamu ke sini) B : Abi

(Ayah saya)

Maksud kalimat A di atas adalah إ٘؟ ٌٝا هٍطٛح ِٓ / man tuwaṣiliki ilā hunā? / „siapa yang mengantarmu ke sini?‟

Pada kalimat tersebut kata mengantar merupakan serpihan kata dari bahasa Indonesia berbentuk kata kerja aktif yang berasal dari kata dasar antar yang dimasuki awalan me sebagai pembentuk kata kerja aktif. Kalimat di atas adalah peristiwa campur kode bahasa Indonesia dalam bahasa Arab (outer code mixing).

Percakapan (12)

A : Na’am (ُؼٔ), kalau begitu, astalifu qalamak lakhẓatan (تظغٌ هٍّل ﻒٍخعأ).”

(Iya, kalau begitu saya pinjam penamu sebentar) B : Tafadha ) ًضفح)

Maksud kalimat A di atas adalah تظخٌ هٍّل ﻒٍخعأ ,هٌزو ٌٛ .ُؼٔ / na’am. Lau każalik, astalifu qalamak lakhẓatan / „iya, kalau begitu saya pinjam penamu sebentar‟

Pada kalimat tersebut kata kalau begitu merupakan serpihan kata dari bahasa Indonesia berbentuk kata penghubung subordinatif (konjungsi). Kalimat di atas adalah peristiwa campur kode bahasa Indonesia dalam bahasa Arab (outer code mixing).

Percakapan (13)

A : Anti (جٔأ) sudah Shalat?

(Kamu sudah shalat)

36 B : Lammā (اٌّ), intaẓirī (ٞشظخٔا) ya.

(Belum, tunggu saya ya)

Maksud kalimat B di atas adalah ٟٕ٠شظخٔا , اٌّ / lammā, intaẓirīnī / „belum, tunggu saya ya‟

Pada kalimat tersebut partikel ya yang berbentuk penegasan adalah serpihan kata bahasa Indonesia yang menyisip pada kata dalam bahasa Arab. Kalimat di atas adalah peristiwa campur kode bahasa Indonesia dalam bahasa Arab (outer code mixing).

37 Percakapan (14)

A : Khalaṣ (ضٍخ) siap wajibatu al-manzil (يضٌّٕا تبصٚ) anti (جٔأ)?”

(Sudah siap pekerjaan rumah kamu) B : Khalas (ضٍخ)

(Sudah)

Maksud kalimat A di atas adalah هٌضٌّٕا تبصٚ ذ ؼخغِ ضٍخ , ٌّٕٝ / Lanna, khalaṣ musta’iddah wajibatul manziluki? / „Sudah selesai pekerjaan rumahmu?‟

Pada kalimat tersebut kata siap merupakan serpihan kata bahasa Indonesia berbentuk kata kerja (verba). Kalimat di atas adalah peristiwa campur kode bahasa Indonesia dalam bahasa Arab (outer code mixing).

Percakapan (15)

A : MaẔā tasytarīna ? (؟ ٓ٠شخشح اراِ ) (Apa yang mau kamu beli)

B : Ana asytarī (ٜشخشأ أأ) bolu (Ana mau membeli bolu)

Maksud kalimat B di atas adalah „saya membeli bolu‟

Pada kalimat tersebut kata bolu merupakan serpihan kata dari bahasa Indonesia berbentuk kata benda (nomina). Fungsi kata bolu dalam kalimat di atas adalah sebagai objek. Kalimat di atas adalah peristiwa campur kode bahasa Indonesia dalam bahasa Arab (outer code mixing).

Percakapan (16)

A : māẔā taf’alu? (؟ ًؼفح اراِ )

(Apa yang sedang kamu kerjakan) B: Anā aqra’u ( أشلأ أأ ) buku cerita

(Saya membaca buku cerita)

Maksud kalimat B di atas adalah „saya sedang membaca buku cerita‟

38

Pada kalimat tersebut kata buku cerita merupakan serpihan kata dari bahasa Indonesia berbentuk kata benda (nomina). Fungsi kata buku cerita dalam kalimat di atas adalah sebagai.

Kalimat di atas adalah peristiwa campur kode bahasa Indonesia dalam bahasa Arab (outer code mixing).

Percakapan (17)

A: cantik sekali qamisun (ض١ّل) (Cantik sekali bajunya)

B : Di kasih hadiah dari teman anā (أأ) (Di kasih hadiah dari teman saya)

Maksud kalimat A di atas adalah „bajunya cantik sekali‟

Pada kalimat tersebut kata cantik merupakan serpihan kata dari bahasa Indonesia berbentuk kata sifat (adjektiva). sedangkan kata sekali tergolong sebagai penjelas (modifikator). Kalimat di atas adalah peristiwa campur kode bahasa Indonesia dalam bahasa Arab (outer code mixing).

Percakapan (18)

A : ila aina anta ẑậhabu? (؟ ب٘ار جٔا ٓ٠ا ٌٝإ ) (Mau kemana kamu pergi?)

B : Azhabu ila (ٌٝإ ب٘رأ) kamar mandi (Saya mau pergi ke kamar mandi)

Maksud kalimat B di atas adalah „saya mau pergi ke kamar mandi‟

Pada kalimat tersebut kata kamar mandi merupakan serpihan kata dari bahasa Indonesia berbentuk kata sifat (adjektiva). Fungsi kata kamar mandi dalam kalimat di atas adalah sebagai penjelas keterangan tempat. Kalimat di atas adalah peristiwa campur kode bahasa Indonesia dalam bahasa Arab (outer code mixing).

39 Percakapan (19)

A : Mahlan-mahlan ukhtī (ٟخخأ لاِٙ – لاِٙ), unẓurī (ٞشظٔأ)lah berjatuhan Ruzzun ص س nya (Pelan – pelan saudariku, lihatlah ini berjatuhan nasinya)

B : ‘afwan Ukhtī (ٟخخأ اٛفػ) (Maaf Saudariku)

Masud kalimat A di atas adalah صشٌا ظمع ٞشظٔأ ,ٟخخأ لاِٙ – لاِٙ / mahlan-mahlan ukhtī, unẓurī saqaṭa al-ruzzu ilā al-bilāṭi / „pelan-pelan saudariku, lihatlah nasinya berjatuhan ke lantai‟

Pada kalimat tersebut kata berjatuhan merupakan serpihan kata dari bahasa Indonesia yang berbentuk kata kerja (verba) berasal dari kata dasar jatuh yang kemudian di masuki (ber – an).

Pada kalimat tersebut kata berjatuhan merupakan serpihan kata dari bahasa Indonesia yang berbentuk kata kerja (verba) berasal dari kata dasar jatuh yang kemudian di masuki (ber – an).

Dokumen terkait