• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Penelitian

Kinerja memberikan kontribusi signifikan bagi kemajuan pencapaian visi dan misi IPB, karenanya pengelolaan SDM IPB khsususnya dosen-dosen dan guru besar harus mengarah pada peningkatan kinerja nya. Untuk meningkatkan kinerja dosen dan guru besar IPB dibutuhkan sebuah sistem yang baik yang memberikan ruang dan keleluasaan bagi pengembangan diri yang secara langsung berpengaruh pada pengembangan institusi IPB itu sendiri. Keberadaan guru besar IPB yang merupakan jabatan akademik tertinggi di IPB menjadi sangat penting bagi kemajuan IPB. Menjadi guru besar adalah cita-cita setiap dosen. Karenanya keteladanan dan prestasi guru besar IPB akan sangat mempengaruhi motivasi positif para dosen dalam mengemban profesi sebagai dosen di IPB. Dengan memahami faktor yang paling mempengaruhi kinerja guru besar IPB, maka akan memudahkan IPB dalam mengelola SDM tenaga pendidik nya.

Kerangka penelitian ini berangkat dari visi IPB dan renstra SDM IPB untuk

menjadi RBU ( s vrsty ) melalui peran penting dosen

khususnya guru besar IPB. Untuk mewujudkan hal tersebut sangat ditentukan oleh kinerja IPB, dan kinerja IPB sangat dipengaruhi oleh kinerja dosen khususnya guru besar IPB. Untuk mewujudkan kinerja IPB terbaik maka IPB membutuhkan strategi yang tepat sebagai proses menuju kinerja terbaik guru besar IPB. Untuk memahami strategi yang tepat yang memberikan pengaruh besar pada kinerja guru besar IPB dilakukan penelitian dengan kerangka pemikiran seperti terlihat pada Gambar 2 dan struktur AHP seperti terlihat pada Gambar 3 sampai Gambar 10.

Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian A H P M o d e l P e d o m a n P e n g e l o l a a n S D M I P B I N D I K A T O R K I N E R J A D O S E N I P B V i s i M i s i I P B S T R A T E G I P E N I N G K A T A N K I N E R J A G U R U B E S A R I P B P E N I N G K A T A N K I N E R J A S D M I P B P r o s e s E v a l u a s i

Gambar 3. Struktur penelitian dengan pendekatan AHP Model

Keterangan:

Goal : Meningkatkan Kinerja Guru Besar IPB

Aktor : A1: Kadep, A2: Dekan, A3: Rektor, A4: Senat Akademik, A5: Dewan Guru Besar, A6: Kemendikbud Faktor : F1: Pendidikan, F2: Penelitian, F3: Pengabdian

Indikator:

F1In1: Beban Mengajar, F1In2: Pengembangan Bahan Pengajaran, F1In3: Membina dosen Muda, F1In4: Masa Studi (S2/S3), F1In5: Pengembangan Program Perkuliahan.

F2In1: Presentasi hasil penelitian/hasil pemikiran di forum nasional/ internasional, F2In2: Menulis jurnal yang dipublikasikan secara nasional/ internasional, F2In3: memiliki karya yang dihaki/dipatenkan secara nasional/ internasional.

F3In1: Penulisan buku populer, F3In2: menjadi nara sumber/pendapat, F3In3: keanggotaan asosiasi, F3In4: Memberi pelatihan/penyuluhan/penataran pada masyarakat, F3In5: Menyebarluaskan temuan/karya/teknologi

Alternatif Strategi :

Alt 1: Kompensasi, Alt 2: Kepemimpinan Transformasional, Alt 3: Budaya Organisasi, Alt 4: Lingkungan Kerja, Alt 5: Fasilitas kerja, Alt 6: Pengembangan Kapasitas diri

Alt 4 GOAL F1 F2 F3 A1 A2 A3 A4 A5 A6 F3In3 F3In5 F3In2 F3In4 F3In1 F1In4 F1In1 F1In4

F1In2 F1In3 F2In1 F2In2 F2In3 FOKUS

INDIKATOR FAKTOR

AKTOR

ALT

STRATEGI Alt 1 Alt 2 Alt 3 Alt 5 Alt 6

Gambar 4. Struktur AHP untuk alternatif strategi kompensasi F0KUS INDIKATOR KOMPENSASI Upah/gaj i

Insentif TunjanganJabatan TunjanganProfesi Asuransi kesehatan cuti

Gambar 5. Struktur AHP untuk alternatif strategi kepemimpinan tranformasional

F0KUS INDIKATOR KEPEMIMPINAN TRANFORMASIONAL Inspirational Motivational Intellectual Stimulation Individualized Consideration Charismatic Influence

Gambar 6. Struktur AHP untuk alternatif strategi budaya kerja

F0KUS

INDIKATOR

BUDAYA KERJA

Keunggulan akademik

Spiritualisme Gigih Senang bekerjasama Empati/ peduli Tanggung jawab Komitmen

Gambar 7. Struktur AHP untuk alternatif strategi lingkungan kerja

F0KUS LINGKUNGAN KERJA

INDIKATOR Jalan dan sarana parkir

yang tertata rapi Lingkungan

kampus yang asri Ruangkuliah

yang nyaman

Sarana dan alat pendukung kuliah yang terpelihara baik

Gambar 8. Struktur AHP untuk alternatif strategi fasilitas kerja

F0KUS FASILITAS KERJA

INDIKATOR Ketersediaan dan kemudahan akses IT Ketersediaan ruangan kerja Ketersediaan lab untukpengembangan keilmuwan ketersediaan dan kemudahan akses bahan pustaka

Lokasi dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan di IPB selama 6 bulan dari bulan Oktober 2012 sampai Maret 2013.

Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer merupakan hasil wawancara dengan para pakar, data sekunder diperoleh dari studi literatur, jurnal, buku-buku, laporan dan modul-modul yang didapat dari direktorat SDM IPB.

Metode Pemilihan Pakar

Para pakar adalah orang-orang yang memiliki kapabilitas dan pengalaman dan atau orang-orang yang terlibat secara langsung dan atau berpengaruh dalam kebijakan IPB. Para pakar dipilih sebanyak 11 orang secara sengaja yang memiliki kapabilitas dalam manajemen kinerja dan pemahaman terhadap peran dan tugas guru besar. Para pakar berasal dari kalangan Guru Besar IPB (7 orang), pejabat rektorat IPB (2 orang) dan pejabat/mantan pejabat Dikti Kemendikbud (2 orang).

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data menggunakan metode AHP dengan bantuan software prt . Kelebihan expert choice, antara lain mampu mengintegrasikan pendapat pakar, dan tidak membatasi level dari struktur hierarki (Marimin dan Maghfiroh 2011). Menurut Ishizaka dan Labib (2009) x rt

adalah software pendukung yang bersahabat yang memberikan kontribusi besar terhadap keberhasilan metode AHP, karena menggabungkan pengguna grafis secara intuitif, perhitungan prioritas secara otomatis, dan memiliki beberapa cara untuk memproses analisis sensitivitas. AHP merupakan alat analisis manajemen strategik dengan pendekatan sistem (Maarif dan Tanjung 2003). Suatu totalitas sistem seperti lingkungan, ekonomi, pemerintahan dan organisasi tidak bisa dianalisis hanya pada bagian-bagiannya saja tetapi harus dipahami sebagai satu kesatuan.

Menurut Saaty (1993) prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks menjadi bagian-bagian dan tertata dalam suatu struktur (hierarki). Prinsip kerja AHP Menurut Marimin dan Maghfiroh (2011) terdapat 3 prinsip dasar cara kerja AHP, yaitu (1) penyusunan dan penilaian setiap level hierarki, (2) penetapan prioritas dan (3) konsistensi logis. Secara grafis persoalan keputusan AHP dpat dikonstruksikan sebagai diagram bertingkat yang dimulai Gambar 9. Struktur AHP untuk alternatif strategi pengembangan kapasitas diri

F0KUS

INDIKATOR

PENGEMBANGAN KAPASITAS DIRI

Pengetahuan dan keterampilan bidang keilmuwan &sosial networking Motivasi, percaya diri dan komitment yang kuat adanya akses untukmenjadi pakar di tk Nasional maupun internasional Kemauan dan Kemampuan menjadi tokoh dan sosok bagi kampus & masyarakat Adanya akses masuk dalam jabatan struktural pemerintahan Adanya akses dan sarana u Publikasi haki dan karya-karya guru besar

dengan yang menjadi fokus penelitian, lalu kriteria level pertama, subkriteria dan alternatif strategi.

Kerangka kerja AHP terdiri dari delapan langkah utama (Saaty 1993) yaitu: (1) Mendefinisikan persoalan dan merinci pemecahan persoalan yang diinginkan, (2) Membuat struktur hirarki dari sudut pandang manajemen secara menyuluruh,

(3) Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya, (4) Mendefinisikan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh jumlah penilaian seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan, (5) Memasukkan nilai – nilai kebalikannya beserta bilangan 1 sepanjang diagonal utama, (6) Melaksanakan langkah 3,4 dan 5 untuk semua tingkat dan gugusan dalam hirarki tersebut, (7) Mensistensis prioritas untuk melakukan pembobotan vektor–vektor prioritas, dan (8) Mengevaluasi inkonsistensi yang terjadi. Menurut Marimin dan Maghfiroh (2011) ada 7 langkah utama dalam AHP, yaitu (1) perumusan masalah, (2) pembobotan kriteria, (3) penyelesaian dengan manipulasi matrik, (4) pembobotan alternatif, (5) penyelesaian dengan persamaan matematik, (6) consistency ratio (CR) dan (7) penggabungan pendapat responden.

Menurut Maarif dan Tanjung (2003) langkah-langkah penggunaan AHP adalah sebagaimana pada Gambar 10.

Pada pengisian pada tahap matriks perbandingan berpasangan terdapat kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam membandingkan unsur yang satu dengan unsur yang lain, sehingga diperlukan suatu uji konsistensi.

Gambar 10. Tahapan langkah-langkah penggunaan AHP

Ya Tidak

Identifikasi sytsem

Penyusunan Hirarki

Pengisian M atrik Pendapat individu

Revisi Pendapat

Pengolahan Vertikal M enyusun M atrik Gabungan

M enghitung Vektor Prioritas

Selesai CR memenuhi

Dalam AHP, penyimpangan ditoleransi dengan rasio inkonsistensi dibawah 10%. Langkah ini dilakukan dengan mengalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas–prioritas kriteria yang bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan pernyataan sejenis yang menggunakan indeks konsistensi acak, yang sesuai dengan dimensi masing – masing matriks. Untuk memperoleh hasil yang baik, rasio inkonsistensi harus bernilai kurang dari atau sama dengan 10%. Rasio inkonsistensi diperoleh setelah matriks diolah secara horizontal dengan s:;tw<= > komputer ?@A>rt BC:D E> . Jika rasio inkonsistensi mempunyai nilai yang lebih besar daripada 10%, maka mutu informasi harus ditinjau kembali dan diperbaiki antara lain dengan memperbaiki cara penggunaan pertanyaan ketika melakukan pengisian ulang kuesioner dan dengan mengarahkan responden yang mengisi kuesioner.

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Institut Pertanian Bogor

Institut Pertanian Bogor (IPB) adalah salah satu perguruan tinggi besar di Indonesia. Terletak di wilayah Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat. IPB melepaskan diri dari Universitas Indonesia (UI) pada tanggal 1 September 1963, berdasarkan keputusan Keputusan Menteri Perguruan Tinggi Dan Ilmu Pengetahuan Nomor 91 yang selanjutnya ditetapkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 279 tahun 1965. Pada tanggal 26 Desember 2000, pemerintah Indonesia mengesahkan status otonomi IPB berdasarkan PP No. 152. Semenjak itu IPB merupakan perguruan tinggi berstatus Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Tahun 2004 IPB menerapkan sistem mayor minor sebagai pengganti sistem kurikulum nasional. Sistem ini hanya diterapkan di IPB. Setiap mahasiswa IPB dimungkinkan mengambil dua atau bahkan lebih mata keahlian (jurusan) yang diminatinya.

Saat didirikan IPB terdiri atas enam fakultas, yaitu: (1) Fakultas Pertanian, (2) Fakultas Kedokteran, (3) Fakultas Perikanan, (4) Fakultas Peternakan, (5) Fakultas Kehutanan, dan (6) Fakultas Teknologi dan Mekanisasi Pertanian. Pada tahun 1981, IPB membuka Fakultas Sains dan Matematika yang kemudian tahun 1983 berubah nama menjadi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Tahun 2000, IPB membuka Fakultas Ekonomi dan Manajemen dan tahun 2005 IPB membuka Fakultas Ekologi Manusia. Sejak tahun 1970-an IPB mulai mengembangkan program pendidikannya, selain program Diploma dan Sarjana juga mengembangkan program Magister dan Doktor. Pada tahun 2005 dalam rangka menyiapkan IPB sebagai embrio perguruan tinggi berbasis riset, program diploma dipisahkan pengelolaannya dari fakultas menjadi unit tersendiri dibawah program Diploma (IPB 2008)

Sistem pendidikan di IPB mengutamakan penguatan kompetensi lulusan, yakni keunggulan individu yang mencerminkan sikap dan kinerja lulusan di dunia kerja atau pada situasi tertentu. IPB menerjemahkan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dengan Kurikulum Sistem Mayor-Minor dengan mengacu

kepada pemenuhan level Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Sistem kurikulum berbasis kompetensi yang dilaksanakan oleh departemen, dirancang untuk memberikan keleluasaan kepada peserta didik dalam meramu mata kuliah untuk memperluas wawasan dan meningkatkan efisiensi penyelenggaraan, serta dapat meningkatkan mutu dan relevansi program pendidikan (IPB 2008).

Kondisi internal IPB pada akhir tahun 2012 telah menunjukkan indikasi terpenuhinya prasyarat bagi IPB untuk dapat menjadi perguruan tinggi berbasis riset. Hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah SDM berkualitas, publikasi ilmiah, paten dan inovasi prospektif, inisiasi pembangkitan pendapatan, kerjasama dengan pemerintah dan industri, diseminasi hasil penelitian IPB seperti varietas baru, vaksin, dan benih berbagai komoditas, serta mesin-mesin pertanian. Upaya-upaya yang telah dilakukan IPB bermuara pada terbangunnya sistem jaminan

mutu yang baik, tata pamong yang baik ( vrsty r ),

pelaksanaan program-program yang berkualitas dan manajemen usaha yang baik. IPB akan terus melakukan upaya perbaikan secara kontinu terhadap hasil-hasil yang sudah dicapai, peningkatan kinerja dan kesejahteraan dosen dan tenaga kependidikan, internasionalisasi IPB, peningkatan kuantitas dan kualitas penelitian, peningkatan pendapatan non konvensional dan peningkatan kualitas fasilitas akademik dan non akademik (IPB 2013).

Berbagai capaian yang diuraikan diatas merupakan salah satu modal dasar bagi IPB untuk mereposisi IPB sebagai perguruan tinggi berbasis riset yang sudah tertuang pada visi IPB 2008-2013, yaitu Menjadi perguruan tinggi berbasis riset kelas dunia dengan kompetensi utama pertanian tropika dan biosains serta berkarakter kewirausahaan.

Gambaran Umum Kondisi SDM Dosen IPB

Menurut IPB (2012a) dosen IPB berjumlah sebanyak 1218 orang, 63% berjenis kelamin laki-laki dan 37% berjenis kelamin perempuan. Jumlah dosen berpendidikan Doktor (S3) mencapai 59%, Magister (S2) 34% dan Sarjana (S1) 7%. Berdasarkan jabatan fungsional dosen IPB terdiri dari Asisten Ahli 186 orang, Lektor 407 orang, Lektor Kepala 405 orang, Guru Besar 153 orang dan yang belum memiliki jabatan fungsional sebanyak 50 orang, seperti terlihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Persentase jumlah dosen berdasarkan jabatan fungsional Lektor

Kepala 34%

kepada pemenuhan level Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Sistem kurikulum berbasis kompetensi yang dilaksanakan oleh departemen, dirancang untuk memberikan keleluasaan kepada peserta didik dalam meramu mata kuliah untuk memperluas wawasan dan meningkatkan efisiensi penyelenggaraan, serta dapat meningkatkan mutu dan relevansi program pendidikan (IPB 2008).

Kondisi internal IPB pada akhir tahun 2012 telah menunjukkan indikasi terpenuhinya prasyarat bagi IPB untuk dapat menjadi perguruan tinggi berbasis riset. Hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah SDM berkualitas, publikasi ilmiah, paten dan inovasi prospektif, inisiasi pembangkitan pendapatan, kerjasama dengan pemerintah dan industri, diseminasi hasil penelitian IPB seperti varietas baru, vaksin, dan benih berbagai komoditas, serta mesin-mesin pertanian. Upaya-upaya yang telah dilakukan IPB bermuara pada terbangunnya sistem jaminan mutu yang baik, tata pamong yang baik (good university governance), pelaksanaan program-program yang berkualitas dan manajemen usaha yang baik. IPB akan terus melakukan upaya perbaikan secara kontinu terhadap hasil-hasil yang sudah dicapai, peningkatan kinerja dan kesejahteraan dosen dan tenaga kependidikan, internasionalisasi IPB, peningkatan kuantitas dan kualitas penelitian, peningkatan pendapatan non konvensional dan peningkatan kualitas fasilitas akademik dan non akademik (IPB 2013).

Berbagai capaian yang diuraikan diatas merupakan salah satu modal dasar bagi IPB untuk mereposisi IPB sebagai perguruan tinggi berbasis riset yang sudah tertuang pada visi IPB 2008-2013, yaitu Menjadi perguruan tinggi berbasis riset kelas dunia dengan kompetensi utama pertanian tropika dan biosains serta berkarakter kewirausahaan.

Gambaran Umum Kondisi SDM Dosen IPB

Menurut IPB (2012a) dosen IPB berjumlah sebanyak 1218 orang, 63% berjenis kelamin laki-laki dan 37% berjenis kelamin perempuan. Jumlah dosen berpendidikan Doktor (S3) mencapai 59%, Magister (S2) 34% dan Sarjana (S1) 7%. Berdasarkan jabatan fungsional dosen IPB terdiri dari Asisten Ahli 186 orang, Lektor 407 orang, Lektor Kepala 405 orang, Guru Besar 153 orang dan yang belum memiliki jabatan fungsional sebanyak 50 orang, seperti terlihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Persentase jumlah dosen berdasarkan jabatan fungsional Asisten Ahli 15% DosenCalon 4% Guru Besar 13% Lektor 34% Lektor Kepala 34%

kepada pemenuhan level Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Sistem kurikulum berbasis kompetensi yang dilaksanakan oleh departemen, dirancang untuk memberikan keleluasaan kepada peserta didik dalam meramu mata kuliah untuk memperluas wawasan dan meningkatkan efisiensi penyelenggaraan, serta dapat meningkatkan mutu dan relevansi program pendidikan (IPB 2008).

Kondisi internal IPB pada akhir tahun 2012 telah menunjukkan indikasi terpenuhinya prasyarat bagi IPB untuk dapat menjadi perguruan tinggi berbasis riset. Hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah SDM berkualitas, publikasi ilmiah, paten dan inovasi prospektif, inisiasi pembangkitan pendapatan, kerjasama dengan pemerintah dan industri, diseminasi hasil penelitian IPB seperti varietas baru, vaksin, dan benih berbagai komoditas, serta mesin-mesin pertanian. Upaya-upaya yang telah dilakukan IPB bermuara pada terbangunnya sistem jaminan mutu yang baik, tata pamong yang baik (good university governance), pelaksanaan program-program yang berkualitas dan manajemen usaha yang baik. IPB akan terus melakukan upaya perbaikan secara kontinu terhadap hasil-hasil yang sudah dicapai, peningkatan kinerja dan kesejahteraan dosen dan tenaga kependidikan, internasionalisasi IPB, peningkatan kuantitas dan kualitas penelitian, peningkatan pendapatan non konvensional dan peningkatan kualitas fasilitas akademik dan non akademik (IPB 2013).

Berbagai capaian yang diuraikan diatas merupakan salah satu modal dasar bagi IPB untuk mereposisi IPB sebagai perguruan tinggi berbasis riset yang sudah tertuang pada visi IPB 2008-2013, yaitu Menjadi perguruan tinggi berbasis riset kelas dunia dengan kompetensi utama pertanian tropika dan biosains serta berkarakter kewirausahaan.

Gambaran Umum Kondisi SDM Dosen IPB

Menurut IPB (2012a) dosen IPB berjumlah sebanyak 1218 orang, 63% berjenis kelamin laki-laki dan 37% berjenis kelamin perempuan. Jumlah dosen berpendidikan Doktor (S3) mencapai 59%, Magister (S2) 34% dan Sarjana (S1) 7%. Berdasarkan jabatan fungsional dosen IPB terdiri dari Asisten Ahli 186 orang, Lektor 407 orang, Lektor Kepala 405 orang, Guru Besar 153 orang dan yang belum memiliki jabatan fungsional sebanyak 50 orang, seperti terlihat pada Gambar 11.

Dalam hal karya ilmiah menurut IPB (2012c) jumlah publikasi ilmiah dosen IPB pada tahun 2009 adalah 1587 judul sedangkan tahun 2010 turun menjadi 932 judul. Jumlah penerbitan buku oleh dosen IPB tahun 2009 ada 213 buku dan tahun 2010 meningkat menjadi 215 buku, seperti terlihat pada Tabel 1.

Secara umum jumlah karya ilmiah dosen IPB tahun 2009 sampai 2010 mengalami penurunan dari 2516 menjadi 1514. Tahun 2011 juga mengalami penurunan, yakni sebanyak 170 judul berupa makalah presentasi, 26 judul berupa

p r

FG H IH JK , 47 judul berupa jurnal dan 93 judul berupa penerbitan buku/w

LMLNr(IPB 2012c)

Penurunan karya ilmiah dosen IPB dari tahun ke tahun juga terlihat dari jumlah karya ilmiah yang terekam Scopus dari tahun 2005 sampai 2010, seperti terlihat pada Gambar 12.

Menurut IPB (2012c) penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain tidak adanya laporan para dosen pada institusi IPB atas karya-karya ilmiah yang dihasilkan, tidak dipublikasikan pada media ilmiah dan jaringan internet serta juga disebabkan ketertarikan dosen pada penulisan karya ilmiah yang masih rendah dan tidak menyebar rata pada setiap dosen. Karena itulah IPB membutuhkan strategi yang tepat atas hasil evaluasi kinerja dosen sehingga IPB mampu memperbaiki kinerja dosen secara lebih strategik.

Gambar 12. Grafik perkembangan jumlah karya ilmiah dosen IPB yang terekam Scopus dari tahun 2005 sampai 2010 (IPB 2012c)

Tabel 1. Jumlah karya ilmiah Dosen IPB tahun 2009-2010

No jenis karya Tahun/jumlah

2009 2010

1 paten 153 58

2 Publikasi Ilmiah nas/Inter 1587 932

3 Teknologi tepat guna 198 35

4 Buku Nas/Internasional 213 215

5 Prototipe/model pembelajaran 207 95

6 Pertemuan Ilmiah nas/inter 158 206

Jumlah Total 2516 1541

Sumber: IPB (2012 Telah diolah)

Dalam hal karya ilmiah menurut IPB (2012c) jumlah publikasi ilmiah dosen IPB pada tahun 2009 adalah 1587 judul sedangkan tahun 2010 turun menjadi 932 judul. Jumlah penerbitan buku oleh dosen IPB tahun 2009 ada 213 buku dan tahun 2010 meningkat menjadi 215 buku, seperti terlihat pada Tabel 1.

Secara umum jumlah karya ilmiah dosen IPB tahun 2009 sampai 2010 mengalami penurunan dari 2516 menjadi 1514. Tahun 2011 juga mengalami penurunan, yakni sebanyak 170 judul berupa makalah presentasi, 26 judul berupa

p

r , 47 judul berupa jurnal dan 93 judul berupa penerbitan buku/wF OP

r(IPB 2012c)

Penurunan karya ilmiah dosen IPB dari tahun ke tahun juga terlihat dari jumlah karya ilmiah yang terekam Scopus dari tahun 2005 sampai 2010, seperti terlihat pada Gambar 12.

Menurut IPB (2012c) penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain tidak adanya laporan para dosen pada institusi IPB atas karya-karya ilmiah yang dihasilkan, tidak dipublikasikan pada media ilmiah dan jaringan internet serta juga disebabkan ketertarikan dosen pada penulisan karya ilmiah yang masih rendah dan tidak menyebar rata pada setiap dosen. Karena itulah IPB membutuhkan strategi yang tepat atas hasil evaluasi kinerja dosen sehingga IPB mampu memperbaiki kinerja dosen secara lebih strategik.

Gambar 12. Grafik perkembangan jumlah karya ilmiah dosen IPB yang terekam Scopus dari tahun 2005 sampai 2010 (IPB 2012c)

Tabel 1. Jumlah karya ilmiah Dosen IPB tahun 2009-2010

No jenis karya Tahun/jumlah

2009 2010

1 paten 153 58

2 Publikasi Ilmiah nas/Inter 1587 932

3 Teknologi tepat guna 198 35

4 Buku Nas/Internasional 213 215

5 Prototipe/model pembelajaran 207 95

6 Pertemuan Ilmiah nas/inter 158 206

Jumlah Total 2516 1541

Sumber: IPB (2012 Telah diolah)

Dalam hal karya ilmiah menurut IPB (2012c) jumlah publikasi ilmiah dosen IPB pada tahun 2009 adalah 1587 judul sedangkan tahun 2010 turun menjadi 932 judul. Jumlah penerbitan buku oleh dosen IPB tahun 2009 ada 213 buku dan tahun 2010 meningkat menjadi 215 buku, seperti terlihat pada Tabel 1.

Secara umum jumlah karya ilmiah dosen IPB tahun 2009 sampai 2010 mengalami penurunan dari 2516 menjadi 1514. Tahun 2011 juga mengalami penurunan, yakni sebanyak 170 judul berupa makalah presentasi, 26 judul berupa

p

r , 47 judul berupa jurnal dan 93 judul berupa penerbitan buku/wPH J K

r(IPB 2012c)

Penurunan karya ilmiah dosen IPB dari tahun ke tahun juga terlihat dari jumlah karya ilmiah yang terekam Scopus dari tahun 2005 sampai 2010, seperti terlihat pada Gambar 12.

Menurut IPB (2012c) penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain tidak adanya laporan para dosen pada institusi IPB atas karya-karya ilmiah yang dihasilkan, tidak dipublikasikan pada media ilmiah dan jaringan internet serta juga disebabkan ketertarikan dosen pada penulisan karya ilmiah yang masih rendah dan tidak menyebar rata pada setiap dosen. Karena itulah IPB membutuhkan strategi yang tepat atas hasil evaluasi kinerja dosen sehingga IPB mampu memperbaiki kinerja dosen secara lebih strategik.

Gambar 12. Grafik perkembangan jumlah karya ilmiah dosen IPB yang terekam Scopus dari tahun 2005 sampai 2010 (IPB 2012c)

Tabel 1. Jumlah karya ilmiah Dosen IPB tahun 2009-2010

No jenis karya Tahun/jumlah

2009 2010

1 paten 153 58

2 Publikasi Ilmiah nas/Inter 1587 932

3 Teknologi tepat guna 198 35

4 Buku Nas/Internasional 213 215

5 Prototipe/model pembelajaran 207 95

6 Pertemuan Ilmiah nas/inter 158 206

Jumlah Total 2516 1541

Guru Besar IPB

Seperti halnya Perguruan Tinggi lainnya, IPB juga memiliki Guru Besar. Guru besar IPB merupakan jabatan akademik tertinggi yang bisa dicapai oleh seorang dosen di IPB dan mencerminkan kepakaran seorang dosen di dalam bidang ilmunya. Dengan adanya guru besar yang memadai diharapkan bisa meningkatkan citra dan kualitas perguruan tinggi itu sendiri dan pencapaian visi dan cita-cita IPB menjadi QRsRSTU VS W RX YZ[vRrs[ty . Guru besar IPB saat ini yang berjumlah 153 orang terdiri dari laki-laki 112 orang dan perempuan 41 orang, 41 orang lulusan IPB atau dalam negeri dan 112 orang lulusan universitas luar negeri (IPB, 2012c).

Dalam undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, disebutkan bahwa Guru Besar (Profesor) adalah jabatan akademik tertinggi pada satuan pendidikan tinggi yang mempunyai kewenangan membimbing calon doktor. Guru besar memiliki tugas-tugas (1) Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran pada program pendidikan sarjana/diploma, magister dan Doktor, (2) Melaksanakan kegiatan penelitian pada program pendidikan sarjana/diploma,

Dokumen terkait