• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2018

A. Capaian Kinerja Organisasi

Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi instansi pemerintah. Pengukuran kinerja dilaksanakan sesuai dengan Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/618/2004 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Capaian indikator kinerja utama (IKU) diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerjanya masing-masing, sedangkan capaian kinerja sasaran diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerja sasaran strategis, cara penyimpulan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran.

Predikat nilai capaian kinerjanya dikelompokan dalam skala pengukuran ordinal dengan pendekatan petunjuk pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, sebagai berikut :

Tabel III.1

Predikat Nilai Capaian Kinerja

Persentase Predikat Kode Warna

< 100% Tidak Tercapai

= 100% Tecapai / Sesuai

> 100% Melebihi Target Sumber: Permen PAN RB Nomor 53 Tahun 2014

Dan predikat capaian kinerja untuk realisasi capaian kinerja yang tidak tercapai (< 100%) dengan pendekatan Permendagri nomor 86 Tahun 2017, sebagai berikut :

Tabel III.2

Skala Pengukuran Kinerja Laporan Kinerja Instansi Pemerintah No Interval Nilai Realisasi Kriteria Penilaian Realisasi

1 91 ≥ Sangat Tinggi

2 76 ≤ 90 Tinggi

3 66 ≤ 75 Sedang

4 51 ≤ 65 Rendah

5 ≤ 50 Sangat Rendah

Sumber: Permendagri Nomor 86 Tahun 2017

Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan. Dalam laporan ini, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Demak dapat memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target kegiatan dari masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan, dan penilaian tingkat pencapaian target sasaran dari masing-masing indikator kinerja sasaran yang ditetapkan dalam dokumen Renstra 2017-2021 maupun Rencana Kerja Tahun 2017. Sesuai ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam mewujudkan misi dan visi instansi pemerintah.

Pelaporan kinerja ini didasarkan pada Perjanjian Kinerja OPD Tahun 2018 hasil review dan Indikator Kinerja Utama SKPD berdasarkan Peraturan Bupati Demak Nomor 14 Tahun 2017 tentang Indikator Kinerja Utama RPJMD Kabupaten Demakdan Indikator Kinerja Utama SKPD tahun 2016-2021, telah ditetapkan 1 (satu) sasaran dengan 7(tujuh) indikator kinerja.

3.1 Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2018

Dalam rangka mengukur peningkatan kinerja dan akuntabilitas kinerja pemerintah, maka setiap instansi pemerintah perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). Untuk itu pertama kali yang perlu dilakukan instansi pemerintah adalah menentukan apa yang menjadi kinerja utama dari instansi pemerintah yang bersangkutan. Dengan demikian kinerja utama terkandung dalam tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah, sehingga IKU adalah merupakan alat ukur keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Dengan kata lain IKU digunakan sebagai ukuran keberhasilan dari instansi pemerintah yang bersangkutan. Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten

Demak telah menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk Satuan Kerja Perangkat Daerah berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten Demak Nomor 14 Tahun 2017 tentang Indikator Kinerja Utama RPJMD Kabupaten Demak dan Indikator Kinerja Utama SKPD Tahun 2016-2021. Hasil pengukuran atas indikator kinerja utama Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Demak Tahun 2018 menunjukan hasil sebagai berikut:

Tabel III.3

Capaian Indikator Kinerja Utama

Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Demak Tahun 2018 Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Terpenuhinya rumah tangga (RT) yang mengakses air minum

Sumber: Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Demak, 2018

Sasaran strategis bidang perumahan dan kawasan permukiman yang tertuang pada dokumen RPJMD Kabupaten Demak yaitu Terpenuhinya Sarana Dan Prasarana Permukiman yang Sehat, Teratur dan Berkelanjutan. Sasaran startegis Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman mempunyai peran strategis dalam meningkatkan mobilisasi aktifitas masyarakat, peningkatan pertumbuhan ekonomi, peningkatan kualitas lingkungan hunian dan yang selanjutnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Demak.

Untuk megukur capaain keberhasilan sasaran strategis pada Indikator Kinerja Utama Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman tersebut, dipilih enam indikator kuantitatif yang dianggap dapat menghitung sarana dan prasarana dasar permukiman yang sehat, teratur dan berkelanjutan. Enam indikator tersebut juga diamatkan oleh RPJMD Kabupaten Demak Tahun 2016-2021.

Dari enam indikator kinerja di atas, 4 (empat) indikator yaitu capaian untuk pelayanan air minum, sanitasi, persampahan, dan infrastruktur penunjang

permukiman lainnya seperti jalan dan jembatan lingkungan, dihitung menggunakan rumus capaian kinerja positif. Dimana semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik. Rumus positif tersebut adalah sebagaimana berikut ini.

Sedangkan untuk indikator capaian kinerja aspek kawasan kumuh dan rumah tidak layak huni digunakan rumus negatif. Dimana semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja. Rumus yang digunakan adalah berikut ini.

Penerapan rumus pertama digunakan untuk menghitung persentase capaian pada seluruh indikator kecuali Luas Kawasan Kumuh dan Jumlah Rumah Tidak Layak Huni. Dimana khusus untuk indikator Luas Kawasan Kumuh dan Jumlah Rumah Tidak Layak Huni dengan menggunakan rumus kinerja negatif.

1. Air Minum

Air minum tidak dapat terlepas dari kehidupan makhluk hidup. Karena setiap aktifitas manusia membutuhkan air. Tidak hanya untuk minum dan memasak tetapi juga untuk cuci pakaian, mandi (termasuk sanitasi), bersih rumah dan ibadah. Pada Permen PU tentang Standar Pelayanan dan Minimal, kebutuhan pokok minimal setiap orang adalah 60 liter per hari. Definisi air minum terlindungi/

aman berdasarkan BPS adalah air leding, keran umum, air hujan atau mata air dan sumur tertutup yang jaraknya lebih dari 10 m dari pembuangan kotoran dan pembuangan sampah. Penyediaan air minum di Kabupaten Demak tidak hanya melalui PDAM, tetapi juga melalui beberapa kegiatan diantaranya yaitu :

1. Penyediaan air minum melalui sumur

2. Kegiatan Pengelolaan PAMSIMAS dan hibah air minum perdesaan;

3. Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Minum (DAK);

4. Penyediaan air minum oleh pihak swasta.

Sumber: DINPERKIM Kab. Demak, 2018 Gambar 3.1

Bangunan Tower Air Minum di Desa Tlogodowo dan Desa Karangrowo, Wonosalam

Indikator kinerja utama yang digunakan untuk capaian kinerja Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman untuk layanan air minum adalah persentase rumah tangga yang mengakses air minum. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel III.4

Pengukuran Capaian Kinerja Air Minum

Indikator Kinerja Target 2018

Realisasi 2018

Capaian 2018

Jumlah Rumah Tangga

Jumah RT mengakses

air minum

Tercapai/

Tidak Tercapai Persentase Rumah

Tangga yang

mengakses air minum 88,23 % 74,61% 84,56% 228.135 170.202 Tidak Tercapai Sumber : Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Demak, 2018

Perhitungan Rumah tangga yang mengakses air minum di atas dihitung dengan rumus dibawah ini, sesuai indikator yang ada pada dokumen RPJMMD.

Dari perhitungan di atas diketahui bahwa pada tahun 2018 ini, capaian kinerja pelayanan air minum belum memenuhi target. Dari jumlah rumah tangga yang ada di Kabupaten Demak yaitu 228.135 rumah tangga, yang mengakses air bersih layak hanya 74,61% nya saja yaitu 170.202 rumah tangga yang terdiri dari 79.422 rumah tangga mengakses air minum perkotaan (PDAM) dan 90.780 rumah tangga mengakses air minum perdesaan. Untuk realisasi layanan air minum perkotaan adalah 86,2%. Sedangkan realisasi pelayanan air minum perdesaan adalah 56,85%.

Capaian kinerja pelayanan air minum pada tahun 2018 tidak dapat mencapai target. Hal tersebut dikarenakan jumlah penduduk semakin bertambah yang diikuti peningkatan kebutuhan air minum pula. Tetapi kemampuan anggaran pembangunan pemerintah Kabupaten Demak dalam menyediakan sarana dan prasarana air minum masih kurang. Beberapa pembangunan SPAM dan sumur masih ada yang belum sampai pada sambungan perpipaan ke rumah-rumah penduduk, sehingga belum dapat menambah angka capaian kinerja. Upaya pemerintah daerah Kabupaten Demak untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat pun sudah dilakukan melalui DAK fisik bidang air minum.

2. Persampahan

Kegiatan persampahan di Kabupaten Demak dibagi menjadi dua. Kegiatan pengangkutan sampah menuju TPA dan kebersihan kota diampu oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman. Sedangkan untuk proses pengolahan sampah ditangani oleh Dinas Lingkungan Hidup. Menurut Permen PU Nomor:

01/PRT/M/2014 tentang SPM, pengertian pengangkutan sampah adalah membawa sampah dari sumber timbulan sampah dan/atau tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir.

Tabel III.5

Pengukuran Capaian KInerja Persampahan Indikator Kinerja Target

2018 Realisasi

2018 Capaian

2018 Volume

Terangkut Volume Sampah

Kab. Demak Tercapai/ Tidak Tercapai Persentase penanganan

sampah 7,6 % 7,6% 100% 28.457.298 kg 370.974.393 kg Tercapai Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Demak, 2018

Perhitungan penanganan sampah di Kabupaten Demak menggunakan rumus dibawah ini.

Capaian pada indikator penanganan (pengangkutan) sampah pada tahun 2018 sudah mencapai target yaitu 7,6%. Menurut data dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Demak, timbunan sampah di Kabupaten Demak selama satu tahun adalah 370.974.393 kg atau rata-rata timbunan sampah per hari di Kabupaten Demak adalah 1.016.368,2 kg. Sedangkan sampah yang terangkut

TPA adalah 77.965,2 kg/ hari atau 28.457.298 kg selama satu tahun. Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Demak saat ini hanya melayani persampahan daerah perkotaan saja. Karena luas wilayah Kabupaten Demak cukup luas namun tidak sebanding dengan sarana dan prasarana persampahan yang tersedia. Saat ini sarana dan prasarana persampahan di Kabupaten Demak khususnya untuk pengolahan sampah dan fasilitas lainnya di TPA masih kurang dan belum modern. Untuk jumlah penduduk perkotaan yang terlayani pada tahun 2018 adalah 86.628 jiwa dari 1.140.675 total penduduk Kabupaten Demak. Jumlah penduduk terlayani tersebut adalah penduduk perkotaan terlayani di Kecamatan Demak dan perkotaan Sayung.

Sumber: DINPERKIM Kab. Demak, 2018 Gambar 3.2

Sarana Persampahan (TPS) di Perumahan, Kel. Mangunjiwan

Sumber: DINPERKIM Kab. Demak, 2018 Gambar 3.3

Kegiatan Pengangkutan Sampah

3. Sanitasi/ Air Limbah

Sanitasi adalah upaya untuk menjamin dan meningkatkan penyehatan lingkungan dalam suatu kawasan permukiman, termasuk pengumpulan, pengolahan dan pembuangan air limbah, air hujan/ drainase dan sampah. Dalam perhitungan capaian kinerja sanitasi Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Demak ini yang dihitung hanya layanan air limbah/ MCK layak yang dapat diakses oleh rumah tangga di Kabupaten Demak. Sanitasi merupakan salah satu sarana prasarana dasar permukiman yang harus dimiliki setiap rumah.

Sanitasi pada setiap rumah tangga juga menentukan tingkat kesehatan keluarga tersebut. Oleh karena itu, akses sanitasi layak sangat penting. Sanitasi juga menjadi satu program prioritas pemerintah pusat yang ditargetkan mencapai 100% pada tahun 2019 mendatang. Berikut adalah perhitungannya.

Tabel III.6

Pengukuran Capaian Kinerja Sanitasi

Indikator Kinerja Target

2018 Realisasi

2018 Capaian

2018 Rumah Tangga

Bersanitasi Jumlah Rumah Tangga

Tercapai/

Tidak Tercapai Persentase jumlah

rumah tangga

bersanitasi 91,68 % 97,1% 105% 221.551 228.135 Tercapai Sumber : Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Demak, 2018

Sesuai dengan dokumen RPJDM Kabupaten Demak tahun 2016-2021, perhitungan rumah tangga bersanitasi yaitu menggunakan rumus berikut ini.

Hasil perhitungan capaian kinerja sanitasi di Kabupaten Demak tahun 2018 telah memenuhi target yaitu 105%, dengan target 91,68% dan realisasi kegiatan 97,1%. Jumlah seluruh rumah tangga di Kabupaten Demak yaitu 228.135 rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga yang sudah mengakses sanitasi layak/

memiliki tangki septik di setiap rumahnya berjumlah 66.545 rumah tangga di perkotaan dan 155.006 rumah tangga di perdesaan.

Sumber: DINPERKIM Kab. Demak, 2018 Gambar 3.4

Hibah Air Limbah Berupa Tangki Septik di Desa Raji

Sumber: DINPERKIM Kab. Demak, 2018 Gambar 3.5

DAK Sanitasi Berupa Tangki Septik di Desa Klampoklor, Kec. Kebonagung

Jumlah bantuan penyediaan tangki septik tahun ini lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya karena mendapat bantuan dan dari pemerintah pusat. Pada tahun 2018 ini berhasil menyediakan 372 unit tangki septik untuk rumah tangga di Kabupaten Demak. 222 unit di kawasan perkotaan dan 150 di kawasan perdesaan. Pembangunan tersebut bersumber pada dana pusat (DAK) dan hibah air limbah. Untuk yang bersumber dari DAK, pembangunan tangki

septik dilaksanakan di Desa Raji Kecamatan Demak, Desa Wonowoso Kecamatan Karangtengah dan Desa Klampoklor Kecamatam Kebonagung.

Sedangkan realisasi dari dana hibah air limbah dilaksanakan di Desa Raji, Sedo, Bango, Kecamatan Demak. Untuk tahun 2019 diharapkan pemenuhan kebutuhan sanitasi di Kabupaten Demak juga dapat memenuhi target 100% sesuai yang diamanatkan pemerintah pusat.

4. Luas Kawasan Kumuh

Permukiman kumuh adalah permaukiman yang tidak layak huni karena ketidakaturan, kepadatan dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. Dalam penanganan kawasan kumuh di Kabupaten Demak, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman bekerja sama dengan tim fasilitator Kotaku. Kegiatan penataan lingkungan dan penyediaan sarana dan prasarana yang sesuai standar merupakan upaya yang dilaksanakan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman dalam penanganan permukiman kumuh di Kabupaten Demak.

Sumber: DINPERKIM Kab. Demak, 2018 Gambar 3.6

Permukiman Kumuh Sriwulan, Sayung

Sumber: DINPERKIM Kab. Demak, 2018 Gambar 3.7

Kawasan Kumuh Sidogemah-Purwosari Kawasan kumuh perkotaan di Kabupaten Demak terdapat di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Demak, Mranggen dan Sayung. Dari ketiga kawasan kumuh perkotaan tersebut, luas kawasan kumuh di kawasan perkotaan Demak paling tinggi yaitu 144,52 ha. Sedangkan kawasan kumuh di Kecamatan Mranggen seluas 45,43 ha dan terbagi pada kawasan perkotaan Brumbung, Kembangarum, Batursari, dan Kebonbatur. Luas permukiman kumuh di Kecamatan Sayung seluas 126,09 ha yang berada pada kawasan perkotaan Sriwulan, Sayung, Purwosari dan Sidogemah. Tingkat kekumuhan di Kecamatan Sayung lebih parah dibandingkan dengan di Kecamatan Demak maupun Kecamatan Mranggen. Hal

tersebut dikarenakan di kondisi kawasan kumuh di Kecamatan Sayung diperparah dengan adanya rob yang terjadi di wilayah pesisir tersebut.

Tabel III.7

Pengukuran Capaian Kinerja Kawasan Kumuh Indikator

Kinerja Target Luas

Kumuh 2018 Realisasi Luas

Kumuh 2018 Capaian

2018 Pengurangan

Kumuh Luas Kumuh

pada SK Tercapai/ Tidak Tercapai Luas kawasan

kumuh 184 ha 316,04 ha 28,2% 51,96 ha 368 ha Tidak Tercapai Sumber : Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Demak, 2018

Perhitungan penangan capaian kinerja untuk luas permukiman kumuh di kawasan perkotaan menggunakan rumus negatif sebagaimana berikut ini. Hal tersebut dikarenakan target untuk kawasan kumuh adalah target yang harus selalu menurun setiap tahunnya.

Luas kumuh yang ada pada SK Kumuh Kabupaten Demak Tahun 2016 adalah 368 ha. Total pengurangan luasan kumuh hingga tahun 2018 ini adalah 51,96 ha, sebanyak 35,3 ha dilakukan penataan pada tahun 2017 dan 16,64 ha pada tahun 2018 ini. Sehingga luasan kawasan kumuh yang harus ditangani hingga akhir tahun perencanaan adalah 315,36 ha. Angka tersebut memiliki perbedaan yang jauh dengan target yang harus ditangani yaitu 184 ha, sehingga capaian kinerja kawasan kumuh perkotaan hanya mencapai angka 28,2%.

Sumber: DINPERKIM Kab. Demak, 2018 Gambar 3.8

Penataan Lingkungan Kumuh di Kelurahan Bintoro (Bong)

Pada tahun 2017 dan 2018, anggaran dana yang dialokasikan untuk penanganan kawasan kumuh sangat terbatas. Sedangkan target yang ditentukan pemerintah daerah Kabupaten Demak cukup tinggi. Apalagi jika dibandingkan dengan target yang ditentukan pemerintah pusat yaitu 0% kumuh pada tahun 2019. Jumlah kegiatan pembangunan PSU di kawasan permukiman yang telah dilaksanakan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman cukup banyak, namun

hanya sebagian saja yang lokasinya berada di kawasan kumuh. Sehingga capaian penanganan kumuh masih sangat kecil. Diharapkan kedepannya anggaran dana untuk penanganan kumuh dan usulan pembangunan di kawasan kumuh Kabupaten Demak lebih diprioritaskan agar target dapat tecapai dan kualitas lingkungan hunian penduduk Kabupaten Demak meningkat.

5. Rumah Tidak Layak Huni

Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) adalah tempat tinggal yang tidak memenuhi syarat kesehatan, keamanan, dan sosial. Rehabilitasi Sosial RTLH adalah proses mengembalikan keberfungsian sosial fakir miskin melalui upaya memperbaiki kondisi RTLH baik sebagian maupun seluruhnya yang dilakukan secara gotong royong agar tercipta kondisi rumah yang layak sebagai tempat tinggal. Menurut Permen Sosial Nomor 20 Tahun 2017 tentang Rehabilitasi Sosial Tidak Layak Huni dan Sarana Prasarana Lingkungan, kriteria RTLH yang dapat diperbaiki meliputi:

a. Dinding dan/atau atap rusak yang dapat membahayakan penghuni;

b. Dinding dan/atau atap terbuat dari bahan yang mudah rusak/lapuk;

c. Lantai terbuat dari tanah, papan, bambu/semen, atau keramik dalam kondisi rusak;

d. Tidak memiliki tempat MCK;

e. Luas lantai kurang dari 7,2 m2/orang.

Sumber: Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kab. Demak, 2018 Gambar 3.9

Rehab RTLH di Desa Sidorejo Sebelum dan Sesudah Tabel III.8

Pengukuran Capaian Kinerja Rumah Tidak Layak Huni

Indikator Kinerja Target

2018 Realisasi

2018 Capaian

2018 RTLH Sudah

Tertangani Jumlah Awal RTLH

Tercapai/

Tidak Tercapai Jumlah rumah tidak

layak huni 84.584 unit 83.977unit 100,72% 2.449 unit 86.426 unit Tercapai Sumber : Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Demak, 2018

Perhitungan Rumah tidak layak huni yaitu seperti dibawah ini :

Jumlah rumah tidak layak huni pada kondisi awal pendataannya yaitu 86.426 unit pada tahun 2015 dan berkurang 191 unit. Kemudian pada tahun 2016 bantuan sosial RTLH yang dilaksanakan sejulah 357 unit. RTLH yang direhab pad atahun 2017 adalah 382 unit. Dan pada tahun ini 1.519 unit RTLH diperbaiki.

Sehingga total RTLH yang sudah mendapat bantuan adalah 2.449 unit. Jumlah RTLH yang belum direhab adalah 83.977 unit. Namun target hingga akhir perencanaan dokumen RPJMD adalah 82.334 unit pada tahun 2021. Jadi, sisa RTLH yang harus direhab hingga tahun 2021 adalah 1.643 unit.

Sumber: Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kab. Demak, 2018 Gambar 3.10

Rehab RTLH di Desa Kedondong Sebelum dan Sesudah

6. Infrastruktur Perdesaan

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) merupakan program bantuan pembangunan infrastruktur yang diarahkan untuk mendorong peningkatan perekonomian masyarakat. Indikator program pembangunan infrastruktur pedesaan adalah persentase infrastruktur kondisi baik. Pekerjaan fisik yang ada pada program pembangunan infrastruktur perdesaan sebenarnya tidak hanya pembangunan jalan tetapi juga pembangunan jembatan, talud, saluran air, pagar makam, gapura desa dan infrastruktur lainnya. Namun sebagian besar dari pekerjaan-pekerjaan tersebut merupakan pembangunan jalan desa/ jalan permukiman. Sehingga variabel yang digunakan untuk menghitung kinerja pembangunan infrastruktur perdesaan adalah jalan yang terbangun kondisi baik dan panjang jalan permukiman keseluruhan.

Tabel III.9

Pengukuran Capaian Kinerja Infrastruktur Perdesaan Indikator Kinerja Target

2018 Realisasi

2018 Capaian

2018 Panjang Jalan

Terbangun Panjang Jalan

Keseluruhan Tercapai/ Tidak Tercapai Persentase infrasruktur

perdesaan kondisi baik 40% 42,21% 105% 132,3 km 313,3 km Tercapai Sumber : Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Demak, 2018

Perhitungan kinerja pembangunan infrastruktur perdesaan sebagaimana berikut ini.

Total panjang jalan lingkungan perumahan dan kawasan permukiman adalah 313.313 m. Total pembangunan jalan lingkungan permukiman tipe A dan tipe B yang telak terlaksana menghasilkan 70.895 m pada tahun 2018 ini. Sedangkan pada tahun lalu, panjang jalan terbangun kondisi baik adalah 61.353 m. Sehingga total panjang jalan lingkungan terbangun kondisi baik adalah 132.249 m atau 42,21% dari total panjang jalan permukiman yang sudah terdata.

Sumber: DINPERKIM Kab. Demak, 2018 Gambar 3.11

Pembangunan Talud Jalan

Sumber: DINPERKIM Kab. Demak, 2018 Gambar 3.12

Pembangunan Jalan Beton

Melihat Tabel III.9 di atas, dapat disimpulkan bahwa pembangunan infrastruktur perdesaan telah memenuhi target. Capaian kinerja tersebut yaitu 105%. Hal ini dikarenakan kegiatan pembangunan jalan dan jembatan yang dilaksanakan sangat banyak. Bahkan lebih banyak dari tahun lalu. Pada tahun ini, jumlah pekerjaan fisik pembangunan infrastruktur perdesaan berjumlah kurang lebih 600 paket pekerjaan.

3.2 Perbandingan Realisasi Kinerja Selama Lima Tahun

Setiap tahunnya diharapkan semua OPD di Kabupaten Demak mengalami progres positif dalam pencapaian kinerjanya. Untuk mengetahui progres kinerja Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Demak selama kurun waktu lima tahun (waktu perencanaan dalam RPJMD) dibuat tabel perbandingan III.10 di bawah ini. Kemudian dianalisis apakah mengalami peningkatan ataupun penurunan. Pada Tabel III.10 terlihat bahwa perbandingan realisasi hanya dilakukan untuk tahun 2017 dan 2018, hal tersebut karena tahun 2019 – 2021 belum terlaksanakan.

Tabel III.10

Perbandingan Realisasi Kinerja Selama Lima Tahun Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Satuan Realisasi

2017 2018 2019 2020 2021 Terpenuhinya

sarana dan prasarana permukiman yang sehat, teratur dan berkelanjutan

Persentase jumlah rumah tangga (RT) yang

mengakses air minum

% 69,30 74,61 - - -

Persentase penanganan

sampah % 6,7 7,6 - - -

Persentase jumlah rumah

tangga bersanitasi % 88,21 97,1 - - -

Luas kawasan kumuh Ha 332,68 316,04 - - -

Jumlah rumah tidak layak

huni Unit 85.496 83.977 - - -

Persentase infrastruktur

dalam kondisi baik % 21,61 42,21 - - -

Sumber : Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Demak, 2018

Air Minum

Pada tahun 2018, realisasi dari indikator pelayanan air minum 74,61%. Lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2017 yang hanya 69,3%. Namun jika melihat capaiannya, tahun 2018 tidak memenuhi target dengan capaian hanya 84,56%. Sedangkan tahun 2017 memenuhi target dengan capaian 101,56%. Hal ini dikarenakan target untuk pelayanan air minum tahun 2018 memang cukup tinggi yaitu 88%. Sedangkan target pada tahun 2017 adalah 68%. Kenaikan target yang cukup signifikan ini dimaksudkan untuk percepatan pemerataan akses air minum layak yang diprioritaskan oleh pemerintah pusat dengan target 100% pada tahun 2019 mendatang.

Persampahan

Indikator penanganan persampahan di Kabupaten Demak pada tahun 2017 dan 2018 selalu tercapai. Realisasi penanganan persampahan tahun 2017 adalah 6,7% dengan nilai capaian 101,5%. Sedangkan tahun 2018 realisasi penanganan persampahan di Kabupaten Demak adalah 7,6 atau 100%. Jika keduanya dibandingkan, capaian tahun 2017 lebih tinggi meski tahunn 2018 pun sudah tercapai.

Sanitasi/ Air Limbah

Seperti dengan persampahan, capaian kinerja pelayanan akses sanitasi tahun 2017 dan 2018 selalu mencapai target kinerja. Namun jika capaian kinerja keduanya dibandingkan, tahun ini menurun meski realisasi tahun 2018 lebih tinggi.

Pada tahun 2017 capaian akses sanitasi yaitu 115% dengan realisasi 88,21%.

Selisih 12% dari target yang ditentukan. Sedangakn untuk tahun 2018 realisasi

Selisih 12% dari target yang ditentukan. Sedangakn untuk tahun 2018 realisasi

Dokumen terkait