• Tidak ada hasil yang ditemukan

Capaian kinerja persentase penyelesaian pengaduan masyarakat

Capaian kinerja persentase penyelesaian pengaduan masyarakat dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 tercapai 100,83 %. Pada tahun 2015 sebanyak 3 laporan pengaduan dan telah ditindaklanjuti oleh perangkat daerah bersangkutan sebagaimana peraturan yang berlaku. Namun jika dilihat dari Renja tahun 2015, penanganan pengaduan masyarakat ditargetkan 15 laporan . Tetapi karena pada tahun 2015 aduan yang diterima Inspektorat Kabupaten Pacitan hanya 3 maka hanya terdapat 3 laporan pengaduan masyarakat. Berdasarkan target kinerja, dari 3 pengaduan yang diterima dapat terselesaikan semuanya. Sehingga sampai dengan akhir tahun 2015 prosentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti sebesar 100%.

Perubahan Ketiga Renstra Inspektorat Kabupaten Pacitan 2016 – 2021 8

Pengaduan masyarakat yang diterima Inspektorat Kabupaten Pacitan selama tahun 2016 sebanyak 4 (empat) laporan pengaduan dan telah ditindaklanjuti sebagaimana peraturan yang berlaku. Namun jika dilihat dari Rencana Kerja (Renja) tahun 2016, penanganan pengaduan masyarakat ditargetkan 12 laporan. Tetapi karena pada tahun 2016 aduan yang diterima Inspektorat Kabupaten Pacitan hanya 4 (empat) maka hanya terdapat 4 laporan pengaduan masyarakat. Berdasarkan target kinerja, dari 4 (empat) pengaduan yang diterima dapat terselesaikan semuanya, sampai dengan akhir tahun 2016 prosentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti sebesar 100%. Berdasarkan target pada Perjanjian Kinerja tahun 2017 dan dokumen rencana strategis, realisasi atas kinerja penyelesaian pengaduan masyarakat telah sesuai dengan target yang ditetapkan, yakni sebesar 100%. Perkembangan capaian kinerja penyelesaian pengaduan masyarakat sampai dengan tahun 2017 menunjukkan tren yang sangat baik, yakni capaian kinerja tetap terjaga 100%. Keberhasilan capaian atas kinerja ini sangat didukung dengan tercukupinya sumber dana pada program mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat. Akan tetapi, bila dibandingkan dengan target penanganan laporan aduan masyarakat pada tahun 2017 sebagaimana yang telah ditetapkan dalam kegiatan unit pengaduan masyarakat dan penanganan kasus pengaduan, terjadi selisih antara realisasi laporan dan target pada out

put (keluaran) yakni 17 laporan. Hal tersebut dikarenakan pengaduan

masyarakat yang diterima Inspektorat Kabupaten Pacitan selama tahun 2017 adalah sebanyak 14 laporan. Capaian kinerja atas penyelesaian pengaduan masyarakat yang telah sesuai dengan target yang ditetapkan sebesar 100%. Pada tahun 2018 kasus pengaduan masyarakat yang masuk sebanyak 4 kasus, yang mana semua pengaduan masyarakat yang masuk dapat diselesaikan/ditindaklanjuti. Keberhasilan capaian atas kinerja ini sangat didukung dengan tercukupinya sumber dana pada program mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat. Capaian kinerja pada tahun 2019 didukung dengan program mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat, dengan kegiatan yang dilaksanakan :

1) Kegiatan operasionalisasi saber pungli

Output : Jumlah sosialisasi saber pungli sebanyak 60 kali. Realisasi output : Jumlah sosialisasi saber pungli sebanyak 65 kali.

Perubahan Ketiga Renstra Inspektorat Kabupaten Pacitan 2016 – 2021 8

Capaian kinerja : 108,33%

2) Kegiatan penanganan pengaduan masyarakat

Output : Jumlah laporan penanganan pengaduan masyarakat sebanyak 7 laporan.

Realisasi output : Jumlah laporan penanganan pengaduan masyarakat sebanyak 7 laporan.

Capaian kinerja : 100%

Capaian kinerja tahun 2019 mengalami kenaikan dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2018, yang mana capaian kinerja tahun 2018 sebesar 100%, sedangkan capaian kinerja tahun 2019 naik menjadi 104,17%.

Perubahan Ketiga Renstra Inspektorat Kabupaten Pacitan 2016 – 2021 8 Tabel 2.9

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Inspektorat Kabupaten Pacitan Tahun 2015 - 2019

Program

Anggaran pada Tahun Realisasi Anggaran pada Tahun Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun Rata-rata Pertumbuhan 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 Ang-garan Reali-sasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 (7/2 x 100%) 13 (8/3 x 100%) 14 (9/4 x 100%) 15 (10/5 x 100%) 16 (11/6 x 100%) 17 18

Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH

1.116.000.000 1.192.000.000 1.236.259.500 1.767.942.569 1.467.035.000 1.080.517.650 1.167.909.710 1.162.513.462 1.598.224.125 1.229.847.001 96,82 97,98 94,03 90,40 83,83 9,13 7,38

Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan

572.250.000 602.000.000 542.350.000 502.695.000 509.287.000 539.159.700 584.413.400 517.400.552 471.507.197 484.495.173 94,22 97,08 95,40 93,80 95,13 2,68 84,22

Penataan dan penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan 35.000.000 35.000.000 77.030.000 75.750.000 65.000.000 34.808.200 34.855.000 50.870.000 65.015.825 61.647.500 99,45 99,59 66,04 85,83 94,84 26,06 12,54 Mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat 45.000.000 32.000.000 155.640.000 157.899.000 372.102.000 26.088.400 21.674.650 93.191.200 98.007.750 340.165.213 57,97 67,73 59,88 62,07 91,42 123,65 82,23 Jumlah 1.768.250.000 1.861.000.000 2.011.279.500 2.504,286.569 2.413.424.000 1.680.573.950 1.808.852.760 1.823.975.214 2.232.754.897 2.116.154.887 87,12 90,59 78,84 83,02 91,31 Rata – rata 86,18% 40,38 46,59 Keterangan :

Kolom 17 : rata-rata prosentase selisih anggaran per tahun a = ((3-2)/2*100%)

b = ((4-3)/3*100%) c = ((5-4)/4*100%) d = ((6-5)/5*100%)

Rata-rata pertumbuhan anggaran = (a+b+c+d)/4

Kolom 18 : rata-rata prosentase selisih realisasi per tahun e = ((8-7)/7*100%)

f = ((9-8)/8*100%) g = ((10-9)/9*100%) h = ((11-10)/10*100%)

Rata-rata pertumbuhan realisasi = (e+f+g+h)/4

Sebagaimana terlihat pada tabel di atas, menunjukkan bahwa penggunaan anggaran Inspektorat Kabupaten Pacitan selama tahun 2015 sampai dengan 2019 dengan mempertimbangkan azas efisiensi dan efektivitas, maka dapat dilihat rata-rata efisiensi Belanja (Jumlah Rasio antara realisasi dan anggaran dari tahun 2015 sampai dengan 2019 : 5) sebesar 86,18%

Perubahan Ketiga Renstra Inspektorat Kabupaten Pacitan 2016 – 2021 8 2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah

2.4.1 Tantangan

Inspektorat dituntut untuk me-reposisi fungsi dan perannya, sebagai tuntutan profesionalisme lembaga dalam rangka optimalisasi penyelenggaraan pemerintah daerah. Beberapa hal yang akan menjadi tantangan bagi Inspektorat adalah :

a) Pergeseran paradigma peran dan fungsi Inspektorat dari peran sekedar mencari-cari kesalahan (watch dog) menjadi penjamin mutu (quality

assurance). Peran ini menuntut banyak hal yang “lebih” daripada masa sebelumnya. Selain peningkatan kualitas SDM, kinerja Inspektorat haruslah menunjukkan peran baru ini, bukan hanya sekedar menjadi ‘yang ditakuti’. b) Pengawalan akuntabilitas pelaksanaan keuangan daerah melalui Laporan

Keuangan Daerah, yang setiap tahun diaudit dan diberikan opini oleh BPK. Pada tahun 2013, 2014 2015, 2017,2018 mendapatkan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Hal ini tentunya menjadi pemicu bagi Inspektorat untuk senantiasa meningkatkan kinerja agar Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK dapat dipertahankan untuk tahun-tahun mendatang.

c) Peningkatan kapabilitas level APIP lebih baik, bahkan lebih sempurna dibanding SDM pada OPD lain. Mengingat posisi Inspektorat sebagai institusi pengawas, sehingga stigma ini tidak bisa dilepaskan begitu saja. Untuk itu pengembangan diri mutlak diperlukan dan menjadi prioritas.

d) Adanya perkembangan teknologi informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan didukung dengan pengembangan e-government yang menuntut peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia.

e) Adanya peningkatan jumlah obyek serta kegiatan pembinaan dan pengawasan.

Perubahan Ketiga Renstra Inspektorat Kabupaten Pacitan 2016 – 2021 8

2.4.2 Peluang

Peluang-peluang yang dimiliki Inspektorat dalam melaksanakan tugas-tugasnya :

a) Regulasi yang selalu berubah seiring dengan tuntutan masyarakat dan kepentingan pelayanan publik.

b) Sistem pemerintahan Otonomi Daerah yang memberikan kepada Pemerintah Daerah melalui Inspektorat untuk melakukan fungsi pengawasan secara optimal dengan keleluasaan berinovasi sesuai standar yang telah ditentukan.

c) Pelatihan dan Bimbingan Teknis yang diselenggarakan BPKP, Inspektorat Propinsi, maupun Perguruan Tinggi dan Lembaga-lembaga lain sehingga secara langsung dapat meningkatkan SDM Aparat Pengawasan.

d) Adanya kenaikan prosentase penyelesaian temuan dan tindak lanjut dari obyek pemeriksa, sehingga dapat menambah kepercayaan dan mengembangkan diri sebagai instansi yang dipercaya obrik dalam mewujudkan aparatur pemerintahan yang bersih, berwibawa dan bebas dari KKN (clean government and good governance).

e) Pembentukan pejabat fungsional, yang akan membawa nilai-nilai profesionalisme.

f) Adanya penyelenggaraan pengawasan secara efektif dengan waktu yang efisien melalui sistem berbasis teknologi informasi.

Perubahan Ketiga Renstra Inspektorat Kabupaten Pacitan 2016 – 2021 8

3

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Inspektorat

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah :

- Pasal 17

1) Pembinaan dan pengawasan kepala daerah terhadap Perangkat Daerah dilaksanakan oleh gubernur untuk daerah provinsi dan bupati/walikota untuk daerah kabupaten/kota.

2) Pembinaan dan pengawasan kepala daerah terhadap Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibantu oleh inspektorat daerah. 3) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

ayat (2) dilaksanakan dalam bentuk audit, reviu, monitoring, evaluasi, pemantauan, dan bimbingan teknis serta bentuk pembinaan dan pengawasan lainnya.

4) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan (ayat) 3 dilaksanakan sejak tahap perencanaan, penganggaran, pengorganisasian. Pelaksanaan, pelaporan, evaluasi dan pertanggungjawaban penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

- Pasal 19

1) Selain melakukan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1), bupati/walikota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap desa.

2) Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bupati/walikota dibantu oleh camat atau sebutan lain dan inspektorat kabupaten/kota.

3) Berdasarkan hasil pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), bupati/walikota menugaskan Perangkat Daerah terkait melaksanakan tindak lanjut hasil pembinaan dan pengawasan serta untuk selanjutnya dilakukan pemantauan oleh inspektorat kabupaten/kota.

P

PEERRMMAASSAALLAAHHAANN DDAANN IISSUU IISSUU

S

Perubahan Ketiga Renstra Inspektorat Kabupaten Pacitan 2016 – 2021 8

Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Pasal 17 dan pasal 19 sesuai dengan Peraturan Bupati Pacitan Nomor 61 Tahun 2018 tentang Perubahan Peraturan Bupati Pacitan Nomor 53 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi, Susunan Organisasi, serta Tata Kerja Inspektorat Kabupaten Pacitan Pasal 3 “Inspektorat mempunyai tugas membantu Bupati dalam membina dan mengawasi pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan oleh perangkat daerah dan pemerintahan desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”.

Inspektorat Kabupaten Pacitan sebagai unsur pengawas penyelenggaraan Pemerintah Daerah, Inspektorat Kabupaten Pacitan dituntut untuk mampu berperan sebagai institusi yang dapat meningkatkan kualitas pengawasan sehingga dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik

(good governance) maupun pemerintahan yang bersih (clean government) yang

diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam pemerintahan daerah. Permasalahan beserta faktor-faktor yang mempengaruhi dalam melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan di Inspektorat Kabupaten Pacitan menghadapi beberapa permasalahan, yaitu :

a) Faktor Sumber Daya Manusia

(1) Kurangnya pelatihan teknis fungsional untuk meningkatkan kemampuan tenaga aparatur pengawasan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan anggaran untuk mengikuti workshop/bimtek.

(2) Terbatasnya kuantitas dan kualitas sumber daya manusia aparatur pengawasan di bidang teknis dan regulasi.

b) Faktor Sarana dan Prasarana

(1) Masih kurangnya sarana penunjang teknis dan operasional dalam melaksanakan pemeriksaan/pengawasan sehingga menghambat kinerja pemeriksaan.

(2) Belum digunakannya teknologi informasi secara komprehensif untuk mendukung kualitas pemeriksaan/pengawasan.

(3) Belum terintegrasinya arsip penyelenggaraan pembinaan dan pengawasan dalam bentuk database pengawasan yang berisi dokumen-dokumen perangkat daerah.

Perubahan Ketiga Renstra Inspektorat Kabupaten Pacitan 2016 – 2021 8

c) Faktor Eksternal

(1) Adanya sikap obyek pemeriksaan (obrik) yang kurang transparan dalam memberikan informasi untuk sarana evaluasi dan perbaikan manajemen. (2) Lambatnya respon dari entitas/audite yang diperiksa dalam menyelesaikan

tindak lanjut hasil pemeriksaan.

Tabel T-3.1

Pemetaan Permasalahan untuk Penentuan Prioritas dan Sasaran Pembangunan

No Masalah Pokok Masalah Akar Masalah

(1) (2) (3) (4)

1 Sumber Daya

Manusia

a. Kurangnya

pelatihan/workshop/bim tek teknis fungsional b.Terbatasnya kompetensi

aparatur pengawasan di bidang teknis dan regulasi

Keterbatasan anggaran

2. Sarana dan

Prasarana

a. Kurangnya sarana penunjang teknis dan operasional dalam melaksanakan pemeriksaan / pengawasan b. Belum digunakannya teknologi informasi untuk mendukung kualitas pemeriksaan / pengawasan

c. Belum terintegrasi arsip penyelenggaraan pengawasan internal dalam bentuk database pengawasan

Sarana dan prasarana penunjang teknis dan operasional kurang mendukung

3. Faktor eksternal a. Sikap obyek

pemeriksaan yang belum transparan dalam memberikan informasi untuk sarana evaluasi

b. Lambatnya respon dari entitas/audite yang diperiksa dalam TLHP

Obyek pemeriksaan kurang transparan

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Bupati dan Wakil Bupati terpilih

Penyusunan Rencana Strategis perangkat daerah sangat dipengaruhi dan merupakan penjabaran yang lebih detail dari perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Pacitan sehingga semua langkah-langkah yang disusun dalam Renstra Inspektorat Kabupaten Pacitan sejalan dengan Rencana

Perubahan Ketiga Renstra Inspektorat Kabupaten Pacitan 2016 – 2021 8

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pacitan Tahun 2016 – 2021.

Visi Kabupaten Pacitan:

Dokumen terkait