• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian

14. Koloni Candida albicans adalah jumlah koloni yang ditemukan pada sampel melalui pemeriksaan laboratorium dalam satuan koloni/g

5.5 Candida albicans pada Air Bak Toilet

5.5.1 Cara Mengatasi Candida albicans

Usaha pencegahan terhadap timbulnya kandidiasis vaginalis meliputi penanggulangan faktor predisposisi dan penanggulangan sumber infeksi yang ada. Penanggulangan faktor predisposisi misalnya tidak menggunakan antibiotika atau steroid yang berlebihan, tidak menggunakan pakaian ketat, mengganti kontrasepsi pil atau AKDR dengan kontrasepsi lain yang sesuai, memperhatikan higiene. Penanggulangan sumber infeksi yaitu dengan mencari dan mengatasi sumber infeksi yang ada, baik dalam tubuhnya sendiri atau di luarnya.

Selain usaha pencegahan, pengobatan kandidiasis vaginalis dapat dilakukan secara topikal maupun sistemik. Obat anti jamur tersedia dalam berbagai bentuk yaitu: gel, krim, losion, tablet vagina, suppositoria dan tablet oral.

Struktur kemaluan wanita bersifat khas. Saluran vagina senantiasa terbuka dengan dunia luar sehingga selalu memiliki risiko terkena infeksi dari luar. Akan tetapi suasana asam yang terbentuk di mulut saluran vagina dan posisi saluran vagina yang selalu dalam kondisi terkatup menyebabkan tidak seluruh bibit penyakit berhasil memasukinya. Suasana asam tersebut terbentuk dengan kehadiran kuman Doderlein yang hidup dalam harmoni dengan tubuh. Suasana asam ini tidak boleh dihilangkan, keasaman vagina akan dapat hilang dengan kebiasaan rajin menyabuni vagina secara berlebihan, memakai obat semprot pewangi vagina (douching), atau pemakaian bahan kimia lainnya. Selain itu, cara membilas vagina yang tidak benar, juga membiarkan kondisi vagina lembab setelah dibilas juga memicu terjadinya penyakit pada alat reproduksi wanita seperti kandidiasis vaginalis (Samini, 2010). Cara membilas vagina yang tidak

benar, juga membiarkan kondisi vagina lembab setelah dibilas juga memicu terjadinya penyakit pada alat reproduksi wanita seperti kandidiasis vaginalis (Samini, 2010).

Selain itu, faktor lainnya yang merupakan faktor risiko terjadinya kandidiasis vaginalis adalah selalu memakai pakaian yang ketat, penggunaan pakaian dalam nilon dan pakaian yang terlalu sesak juga merangsang terjadinya infeksi yeast (kandidiasis), ditambah lagi dengan mengganti celana dalam kurang dari 2x sehari, atau memakai handuk atau lap yang sama dengan yang dipakai penderita kandidiasis. Iklim panas dan kelembaban menyebabkan banyak keringat terutama pada lipatan-lipatan kulit seperti daerah kemaluan sehingga menyebabkan kulit maserasi dan ini mempermudah invasi candida (Siregar, 2005) 5.6 Wawancara Informan

Para petugas toilet yang bekerja hanya 1 orang untuk masing-masing toilet dengan penghasilan yang berbeda pada setiap pasar, dan lama bekerja lebih dari 3 tahun tanpa adanya keluhan kesehatan.

Pasar Pusat Pasar mempunyai 8 toilet umum dengan 8 orang yang bekerja namun yang diperiksa hanya 7 toilet karena satu toilet menolak untuk diwawancara, para petugas toilet yang bekerja bertahun-tahun dengan penghasilan ± 1,5 juta per bulan. Adanya pergantian pekerja jika pekerja tetap tidak dapat hadir maka akan digantikan oleh orang yang dipercaya. Lamanya bekerja para petugas toilet selama lebih dari 3 tahun dan tidak mengalami keluhan kesehatan. Alat dan bahan yang digunakan untuk membersihkan toilet adalah sikat wc, brush,

gayung, kain pel, wipol, sunlight, pewangi lantai, rinso yang dibeli sendiri oleh para petugas sekali seminggu.

Sumber air yang digunakan adalah PDAM dan terkadang menggunakan sumur bor juga jika air PDAM mati. Keseluruhan toilet membersihkan toilet pada pagi hari dan sore hari ketika pasar hendak tutup. Rata-rata petugas toilet menguras bak 3 hari sekali sampai seminggu sekali Cara membersihkannya toilet pria dan wanita tidak ada perbedaan yaitu dengan membuang air bak, menyikat bak, lantai, wc menggunakan brush dan sikat wc dicampur dengan bahan anti bakteri dan pewangi pada lantai. Lantai jalan masuk kedalam toilet dipel dengan pewangi lantai, jika musim hujan toilet lebih kotor dari biasanya dan para petugas toilet lebih sering membersihkan toiletnya. Para petugas toilet tidak memakai alat pelindung diri dikarenakan tidak nyaman dalam membersihkan toilet walaupun pengelola memberikan alat pelindung diri berupa masker dan sarung tangan. Mereka akan memakainya jika para pengelola datang dan melihat aktifitas mereka.

Saluran air limbahnya dibuang kebawah tanah dengan mengalirkannya melalui pipa yang besar namun tidak diketahui kemana air limbah ini dibuang dan tidak tahu apakah ada perlakuan sebelum dibuang karena para petugas tidak pernah diberi tahu oleh pihak pengelola toilet. Pasar Pusat Pasar mempunyai tempat sampah didalam toiletnya namun tidak mempunyai penutup dan tidak ada alas dari tempat sampah tersebut dan dibuang pada sore hari. Jika saluran mampet para petugas toilet memperbaikinya dengan menggunakan besi ukuran kecil yang

panjang lalu ditekan kebawah melalui saluran air limbah jika hal ini tidak berhasil maka mereka akan melaporkan kepada para pengelola pasar tersebut.

Pada pasar Simpang Limun ada 5 toilet dan yang diperiksa hanya 4 toilet dikarenakan satu toilet tidak ada petugas toiletnya dengan penghasilan ± 30 ribu per hari, dan dibagi lagi untuk membayar sewa toiletnya pada PT.X. Lamanya bekerja para petugas toilet selama lebih dari 1 tahun dan belum ada yang mengalami keluhan kesehatan. Alat dan bahan yang digunakan sama dengan pada pasar Pusat Pasar adalah sikat wc, brush, gayung, kain pel, wipol, sunlight, pewangi lantai, rinso yang dibeli sendiri oleh para petugas tiga hari sekali.

Sumber air yang digunakan adalah sumur bor dengan kondisi air yang keruh dan berbau. Keseluruhan toilet membersihkan toilet pada pagi hari. Rata-rata petugas toilet menguras bak sebulan sekali bahkan sampai tiga bulan sekali. Cara membersihkan toilet pria dan wanita tidak ada perbedaan yaitu dengan membuang air bak tanpa menyikat bak. Lantai, wc disikat menggunakan brush dan sikat wc dicampur dengan bahan anti bakteri seperti harpic dan wipol. Lantai dalam toilet disikat dan dibrush setelah itu diberi pewangi lantai. Lantai jalan masuk kedalam toilet hanya dipel tanpa menggunakan pewangi, jika musim hujan toilet lebih kotor dari biasanya dan para petugas toilet lebih sering membersihkan toiletnya karena kalau tidak dibersihkan lantai akan menjadi licin. Para petugas toilet tidak memakai alat pelindung diri dikarenakan tidak nyaman dalam membersihkan toilet dan dari pihak pengelola tidak memberikan alat pelindung diri berupa masker dan sarung tangan.

Saluran air limbahnya dibuang kebelakang pasar dengan mengalirkannya melalui pipa kecil. Sebelum dibuang melalui bus diberikan perlakuan dengan cara ditenda terlebih dahulu agar tidak bau lalu dikeringkan trus disemprot pake obat khusus. Pasar Simpang Limun mempunyai tempat sampah didalam toiletnya namun tidak mempunyai penutup dan menggunakan plastik assoy untuk tempat sampah tersebut. Jika saluran mampet para petugas toilet memperbaikinya dengan menggunakan besi kecil dan memberi soda api, minyak lampu jika hal ini tidak berhasil maka mereka akan melaporkan kepada para pengelola pasar tersebut.

Pada pasar Melati ada 8 toilet dan yang diperiksa hanya 5 toilet dikarenakan tiga toilet tidak ada petugas toiletnya dengan penghasilan ± 30 ribu per hari pada hari biasa dan 60 ribu per hari pada saat hari pekan, dan dibagi lagi untuk membayar sewa toiletnya pada yang punya pasar. Lamanya bekerja para petugas toilet selama lebih dari 3 tahun bahkan ada yang menetap didalam pasar tersebut dan bekerja sebagi penjaga toilet namun belum ada yang mengalami keluhan kesehatan. Alat dan bahan yang digunakan sama dengan pada pasar Pusat Pasar adalah sikat wc, brush, gayung, ember, wipol, sunlight, rinso yang dibeli sendiri oleh para petugas tiga hari sekali.

Sumber air yang digunakan adalah sumur bor dengan kondisi air yang keruh dan berbau. Keseluruhan toilet membersihkan toilet tidak tentu terkadang setiap hari terkadang tidak dibersihkan sama sekali. Petugas toilet hanya membersihkan jika saat hari pekan. Cara membersihkan toilet pria dan wanita tidak ada perbedaan yaitu dengan membuang air bak tanpa menyikat bak. Lantai, wc disikat menggunakan brush dan sikat wc dicampur dengan bahan anti bakteri

seperti wipol. Lantai dalam toilet disikat dan dibrush tanpa diberi pewangi. Lantai jalan masuk kedalam toilet hanya disiram tanpa dipel menggunakan pewangi, jika musim hujan toilet lebih kotor dari biasanya dan para petugas toilet juga jarang membersihkan toiletnya. Para petugas toilet tidak memakai alat pelindung diri dikarenakan tidak nyaman dalam membersihkan toilet. Saluran air limbahnya dibuang keparit dengan mengalirkannya langsung tanpa ada perlakuan dan saluran belum pernah mampet.

Pasar Kampung Lalang mempunyai 5 toilet umum dengan 5 orang yang bekerja namun yang diperiksa hanya satu toilet karena para pedagang lebih menyukai memakai toilet ini dan toilet lainnya tidak bersedia diwawancarai. Petugas toilet bekerja selama sebulan. Alat dan bahan yang digunakan untuk membersihkan toilet adalah sikat wc, brush, gayung, kain pel, wipol, harpic, sunlight, pewangi lantai, rinso yang dibeli sendiri oleh para petugas sekali seminggu.

Sumber air yang digunakan adalah PDAM. Toilet dibersihkan pada pagi hari dan sore hari ketika pasar hendak tutup. Petugas toilet menguras bak 3 hari sekali. Cara membersihkannya toilet pria dan wanita tidak ada perbedaan yaitu dengan membuang air bak, menyikat bak, lantai, wc menggunakan brush dan sikat wc dicampur dengan bahan anti bakteri dan pewangi pada lantai. Lantai jalan masuk kedalam toilet dipel dengan pewangi lantai, jika musim hujan toilet lebih kotor dari biasanya dan para petugas toilet lebih sering membersihkan toiletnya. Para petugas toilet tidak memakai alat pelindung diri dikarenakan tidak nyaman dalam membersihkan toilet walaupun pengelola memberikan alat pelindung diri

berupa masker dan sarung tangan. Mereka akan memakainya jika para pengelola datang dan melihat aktifitas mereka.

Saluran air limbahnya dibuang kebawah tanah dengan mengalirkannya melalui pipa yang besar namun tidak diketahui kemana air limbah ini dibuang dan tidak tahu apakah ada perlakuan sebelum dibuang karena para petugas tidak pernah diberi tahu oleh pihak pengelola toilet. Pasar Pusat Pasar mempunyai tempat sampah didalam toiletnya namun tidak mempunyai penutup dan tidak ada alas dari tempat sampah tersebut dan dibuang pada sore hari. Jika saluran mampet para petugas toilet memperbaikinya dengan menggunakan besi ukuran kecil yang panjang lalu ditekan kebawah melalui saluran air limbah jika hal ini tidak berhasil maka mereka akan melaporkan kepada para pengelola pasar tersebut.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait