• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian

14. Koloni Candida albicans adalah jumlah koloni yang ditemukan pada sampel melalui pemeriksaan laboratorium dalam satuan koloni/g

5.1 Sanitasi dan Pengelolaan Toilet Pasar Tradisional Kota Medan .1Sanitasi Toilet .1Sanitasi Toilet

Pengelola pasar merupakan pihak yang paling bertanggung jawab atas segala sesuatunya di pasar, termasuk kebersihannya. Pengelola pasar memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan sanitasi toilet di pasar tradisional. Berdasarkan hasil penelitian terhadap kondisi sanitasi toilet umum di pasar tradisional, maka dapat dijelaskan ke dalam beberapa aspek berikut:

a. Pemisahan Toilet

Wanita pada umumnya menggunakan air bersih lebih banyak dibandingkan pria. Untuk keamanan dan kebutuhan yang berbeda maka dilakukan pemisahan toilet antara pria dan wanita. Menurut ATI (2016), pemisahan toilet dilakukan karena waktu yang dibutuhkan Wanita menggunakan toilet 3 kali lebih lama dari pria. Setidaknya harus disediakan toilet wanita 2 kali lebih banyak dibanding toilet pria. Hal ini dilakukan untuk menghindari antrian yang panjang dan kenyamanan dalam toilet umum.

Berdasarkan hasil observasi dari empat pasar tradisional yang diteliti, tiga pasar traidisional yakni pasar Pusat Pasar, pasar Simpang Limun, pasar Melati memisahkan toilet pria dan wanita, hal itu didukung dengan pemberian tanda/ simbol yang jelas antara pria dan wanita. Selain itu ketersediaan jumlah toilet cukup memenuhi kebutuhan pedagang dan pengunjung. Pada pasar Kampung Lalang tidak diberi tanda/simbol yang jelas untuk membedakannya. Hal ini berarti

tiga pasar tradisional saja yang sudah memenuhi pemisahan toilet, dan satu pasar belum memenuhi syarat.

b. Bak dan Air Bersih

Dari keempat toilet pasar tradisional yang diteliti yakni pasar Pusat Pasar, pasar Simpang Limun, pasar Melati dan pasar Kampung Lalang, tiga toilet tersedia bak penampung air, dan satu toilet menggunakan ember untuk tempat penampungannya akan tetapi kondisi air pada masing-masing toilet diantara keempat pasar tersebut berbeda. Pusat Pasar dan Pasar Kampung Lalang, kondisi air cukup baik, yakni tidak berbau, tidak berwarna dan bebas jentik. Untuk Pasar Simpang Limun dan Pasar Melati kondisi air terasa berbau dan berwarna keruh. Bahkan, untuk Pasar Melati tidak tersedia bak, tetapi menggunakan ember untuk penampungan air. Pasar yang tidak memenuhi syarat dalam hal ini yaitu pasar Simpang Limun dan pasar Melati.

Baik bak maupun air bersih itu sendiri turut mempengaruhi kondisi sanitasi toilet. Bak yang kotor, terlihat berjamur dan jarang dibersihkan akan menjadi tempat perindukan bakteri maupun nyamuk. Demikian juga dengan air yang kualitasnya buruk dapat menjadi water borne disesase bagi pengguna toilet (ATI, 2004).

Menurut Kepmenkes 1429 tahun 2006, pengurasan bak penampung air dilakukan paling lama 1 kali seminggu. Bila bak air tidak digunakan dalam jangka waktu lama maka bak air harus dikosongkan. Air bersih yang baik yaitu air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum, persyaratan dari segi

kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis, dan radiologis sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping (Permenkes 416, 1990).

c. Jamban

Kondisi jamban yang baik dan bersih, dari sisi estetika akan membuat pengguna terasa nyaman, dari sisi kesehatan, jamban tersebut tidak akan menjadi tempat perindukan bakteri maupun serangga.

Syarat-syarat jamban sehat yaitu tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak 10-15 meter dari sumber air bersih, tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus, cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman penggunaannya, dilengkapi dinding dan atap pelindungan dinding kedap air dan berwarna, cukup penerangan, lantai kedap air, ventilasi cukup baik, tersedia air dan alat pembersih (Depkes RI, 2004).

Keempat toilet yang telah diobservasi tidak ada yang memiliki peturasan pada toilet prianya. Kondisi jamban, pada Pusat Pasar, Pasar Simpang Limun dan pasar Melati terasa berbau sedangkan pasar Kampung Lalang tidak. Seluruh pasar yang diobservasi tidak memenuhi syarat.

d. Tempat Cuci Tangan

Pasar-pasar tradisional yang telah diteliti tidak memiliki tempat cuci tangan dan perlengkapannya seperti alat pengering, sabun dan tissue di dalam toilet umum. Hal ini menunjukkan bahwa keempat pasar tradisional tidak memenuhi syarat dalam hal ketersediaan tempat cuci tangan.

Ketersediaan tempat cuci tangan diperlukan di dalam toilet umum salah satunya untuk menghindari tercemarnya air di dalam bak ketika saat mencuci tangan. Fasilitas cuci tangan ditempatkan di lokasi yg mudah dijangkau, fasilitas cuci tangan dilengakpi dengan sabun dan air yg mengalir dan limbahnya dialirkan ke saluran pembuangan yg tertutup (Kepmenkes 519, 2008).

Menurut ATI (2016) Kelengkapan ruang toilet salah satunya harus memiliki tempat cuci tangan karena 50% pria meninggalkan toilet tanpa mencuci tangan 25% wanita meninggalkan toilet tanpa mencuci tangan. Tempat cuci tangan dilengkapi dengan cermin, sabun, tempat sampah, handuk, tissue atau alat pengering serta penerangan yang baik.

e. Air Limbah

Air limbah dari toilet merupakan air yang telah dipakai oleh pengguna dimana air tersebut biasanya banyak mengandung bakteri dan pencemar lainnya sehingga membutuhkan tempat pembuangan yang khusus, yakni septic tank. Jarak

septic tank juga perlu diperhatikan agar tidak merembes dan mencemari sumber

air bersih disekitarnya (Hendlyana, 2012).

Limbah cair dan tinja tidak dibuang ke saluran air hujan, sungai dan danau secara langsung. Limbah cair dan tinja sebaiknya disalurkan pada tangki septic secara komunal yang dilengkapi dengan saluran resapan atau bak resapan (ATI, 2004)

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 519 tahun 2008 Jarak yang aman adalah lebih dari 10 meter dari sumber air bersih. Seluruh toilet pasar yang diteliti memiliki septic tank. Hanya pasar Pusat Pasar dan Pasar Simpang

Limun memiliki jarak septic tank lebih dari 10 meter dari sumber air bersih, pasar Melati, dan pasar Kampung Lalang yang memiliki jarak septic tank kurang dari 10 meter dari sumber air bersih. Pasar Melati dan pasar Kampung Lalang yang tidak memenuhi syarat pada variabel air limbah.

f. Lantai

Salah satu hal yang terpenting di dalam toilet adalah kondisi lantai toilet itu sendiri. Toilet yang kotor dan licin akan membahayakan pengguna toilet. Untuk menilai kondisi toilet, kemiringan lantai perlu mendapat perhatian karena lantai yang kemiringannya tidak cukup akan mengakibatkan air mengalir lambat ke lubang pembuangan bahkan bisa sampai tergenang.

Lantai yang baik yaitu lantai yang tidak licin, kuat serta mudah dibersihkan. Kemiringan lantai minimal 5 derajat ke arah lubang pembuangan (Prasetiyo, 2008). Lantai juga harus terbuat dari bahan yg kedap air, permukaan rata, tidak licin, tidak retak dan mudah dibersihkan lantai yg selalu terkena air, misalnya kamar mandi, tempat cuci dan sejenisnya harus mempunyai kemiringan ke arah saluran dan pembuangan air sesuai ketentuan yg berlaku sehingga tidak terjadi genangan air (Kepmenkes 519, 2008).

Pasar yang diteliti memiliki lantai yang kedap air dan kemiringan yang cukup. Sementara itu, pasar Simpang Limun dan Pasar Melati, lantai pada kedua pasar tersebut terasa licin dan sulit dibersihkan. Terdapat 2 pasar yang tidak memenuhi syarat yaitu pasar Simpang Limun dan pasar Melati. Dua pasar tersebut permukaan lantainya cukup licin dan berlumut dapat dipengaruhi oleh cara petugas membersihkan toilet yang tidak tepat.

g. Letak Toilet

Letak toilet adalah jaraknya dari tempat penjualan makanan dan bahan pangan. Jarak yang kurang dari 10 m beresiko terkontaminasi bakteri maupun serangga yang ada di toilet. Sesuai dengan ketentuan Kepmenkes No. 519 tahun 2008 tentang pasar sehat, jarak toilet yang aman adalah ≥ 10 m dari tempat

penjualan makanan dan bahan pangan. Kondisi toilet dari hasil observasi yang dilakukan, terlihat bahwa pada pasar Simpang Limun dan Pasar Kampung Lalang memiliki jarak < 10 m dari tempat penjualan makanan dan bahan pangan. Hal ini berarti terdapat 2 pasar yang diteliti tidak memenuhi syarat dalam jarak toilet.

h. Ventilasi

Ventilasi berfungsi sebagai sirkulasi udara dari dalam toilet dengan udara luar. Selain itu, ventilasi juga membantu menyeimbangkan kelembaban dan pencahayaan dalam toilet. Pertukaran udara juga dapat berasal dari pintu masuk toilet. Menurut ATI (2016) standar minimal untuk ventilasi di toilet umum adalah ventilasi menggunakan kawat kasa, toilet umum harus memiliki sistem ventilasi yang baik, karena sebagai tempat berkembang biakanya bakteri dan jamur, apabila posisi ruangan tidak memungkinkan untuk dibuat bukaan ventilasi, penggunaan

exhaust fan dapat digunakan sebagai alternatif, sebaiknya disediakan sebuah alat

pengering lantai di bawah wastafel untuk memaksimalkan usaha menjaga lantai tetap kering setiap saat. Standar minimal pencahayaan adalah 200 lux dan memiliki ventilasi yang baik dikarenakan Indonesia adalah negara yang tropis yang lembab serta menjaga kelembaban ruangan 45-55%.

Dari hasil observasi, toilet umum Pusat Pasar dan pasar Kampung Lalang yang memiliki ventilasi. Sementara untuk pencahayaan, seluruh toilet menggunakan bola lampu listrik yang cukup jelas menerangi kondisi dalam toilet. Hanya dua toilet yang memenuhi syarat dalam ventilasi.

i. Tempat Sampah

Syarat tempat sampah yang baik ialah tersedianya tempat sampah yang tertutup di dalam toilet/kamar mandi, dimana hal tersebut disamping menjaga kenyamanan pengguna toilet karena bau tidak sedap, juga berfungsi sebagai pencegahan serangga berkembang biak. Baik pada pasar Pusat Pasar, pasar Simpang Limun, pasar Melati dan pasar Kampung Lalalng toilet pada masing-masing pasar tersebut tidak menyediakan tempat sampah yang tertutup di dalam toilet.

Menurut ATI (2004) standar minimal untuk tempat sampah pada toilet umum adalah tempat sampah disediakan dekat dengan tempat cuci tangan dan terbuat dari bahan kedap air serta mudah dibersihkan, mempunyai penutup yang mudah dibuka tanpa mengotori tangan dan tempat sampah tidak menjadi sarang/tempat berkembang biaknya serangga ataupun binatang penular penyakit (vektor) dan pengangkutan sampah minimal setiap hari.

Keempat pasar tradisional tidak memenuhi persyaratan dalam hal penyediaan tempat sampah. Pasar tersebut memang menyediakan tempat sampah, tapi tidak mempunyai penutup.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 519 tahun 2008 dan disesuaikan dengan kriteria penilaian sanitasi toilet, maka kondisi sanitasi toilet

pada masing-masing pasar dapat ditentukan melalui variabel-variabel yang diteliti. Secara umum, tidak satu pun toilet pasar tradisonal yang diteliti memenuhi persyaratan untuk keseluruhan variabel. Untuk pembahasan variabel mana saja yang tidak memenuhi persyaratan tersebut akan dibahas sebagai berikut.

Pada pasar Pusat Pasar atau yang lebih dikenal Pajak sentral, variabel sanitasi toilet yang tidak memenuhi syarat kesehatan adalah jamban, tempat cuci tangan, dan tempat sampah. Opsi dari variabel jamban adalah kondisi jamban yang berbau dan ketersediaan peturasan, yang tidak terdapat pada toilet ini. Peturasan berguna sebagai tempat pembuangan urine bagi pria agar tidak perlu repot masuk kedalam ruangan toilet dan kondisi jamban yang berbau akan mengganggu kenyamanan penggunaan toilet. Untuk opsi pada variabel cuci tangan tidak satu pun terpenuhi dikarenakan memang tidak tersedianya fasilitas cuci tangan di dalam toilet ini. Padahal salah satu prinsip higiene personal yang sangat dianjurkan pemerintah adalah CTPS (cuci tangan pakai sabun) setelah dari kamar mandi, baik itu setelah buang air besar maupun kecil. Pada variabel tempat sampah, toilet di pasar ini memang menyediakan tempat sampah yang terbuat dari plastik namun tidak tertutup hanya beralas plastik asoy.

Pasar Simpang Limun memiliki beberapa variabel yang tidak memenuhi syarat. Hanya memenuhi empat variabel yaitu pada pemisahan toilet, air limbah, ventilasi, dan tempat sampah. Variabel bak dan air bersih tidak memenuhi syarat karena air bersih yang digunakan berwarna, berbau dan mengandung jentik. Jamban dalam toilet di pasar ini juga tidak memenuhi syarat karena berbau dan

tidak memiliki perturasan pada toilet pria. Sama halnya dengan pasar pusat pasar, pasar simpang limun juga tidak menyediakan fasilitas tempat cuci tangan beserta perlengkapannya. Lantai toilet memang kedap air dan mempunyai kemiringan yang cukup, tetapi lantai toilet ini licin dan tidak mudah dibersihkan mungkin disebabkan karena jarang disikat. Sama seperti pasar Pusat Pasar toilet pasar Simpang Limun menyediakan tempat sampah yang terbuat dari plastik dan tidak mempunyai penutup.

Pasar Melati hanya memiliki 2 variabel yang memenuhi syarat yaitu pemisahan toilet dan letak toilet. Variabel bak dan air bersih tidak memenuhi syarat karena air berwarna, berbau, mengandung jentik nyamuk dan tidak memakai bak namun menggunakan ember. Jamban toilet pasar Melati berbau, dan tidak tersedia peturasan dalam toilet pria. Toilet di pasar Melati juga tidak menyediakan fasilitas tempat cuci tangan dan perlengkapannya. Air limbah dibuang kedalam septic tank tetapi jarak dari septic tank ke toilet <10m. Walaupun lantai pada toilet ini kedap air dan mempunyai kemiringan yang cukup namun lantai di pasar Melati ini licin mungkin karena jarang disikat oleh petugas toiletnya dan tidak mudah dibersihkan. Variabel ventilasi dalam toilet ini tidak memenuhi syarat karna hanya menggunakan pencahayaan dari pintu toilet dan tidak memakai lampu didalam toilet. Pada toilet ini memiliki tempat sampah namun tidak ada penutup.

Pasar Kampung Lalang sama halnya seperti pasar simpang limun, terdapat banyak variabel yang tidak memenuhi syarat seperti pada variabel yaitu pemisahan toilet, jamban, tempat cuci tangan, air limbah, letak toilet dan tempat

sampah. Variabel pemisahan toilet tidak memenuhi syarat karena tidak memiliki simbol/tanda untuk pria maupun wanita. Jamban dalam toilet di pasar ini juga tidak memenuhi syarat karena tidak memiliki perturasan pada toilet pria. Sama seperti pasar lainnya, pasar Kampung Lalang tidak menyediakan fasilitas tempat cuci tangan serta perlengkapannya, jarak septic tank <10m, jarak toilet <10 m dari tempat pejualan bahan pangan dan makanan. Toilet memiliki tempat sampah yang terbuat dari bahan plastik namun tidak memiliki penutup dan terletak diluar toilet. 5.1.2 Pengelolaan Sanitasi Toilet

a. Ketersediaan dana operasional

Ketersediaan dana operasional perlu diketahui karena ada kaitannya dengan kebersihan toilet di pasar tradisional. Tanpa adanya dana operasional, kebersihan toilet akan sulit terjaga kebersihannya karena untuk membersihkan toilet juga diperlukan tenaga kebersihan. Contoh fasilitas toilet yang memerlukan dana misalnya penyediaan fasilitas cuci tangan dan perlengkapannya (sabun, tissue dan lain), alat-alat sanitasi (tempat sampah, alat pembersih dan lain-lain). Seluruh pasar tradisional yang telah diteliti memiliki dana operasional khusus untuk menjaga kebersihan toilet.

b. Sumber Dana Operasional

Seluruh toilet di pasar tradisional yang diteliti memiliki dana operasional, namun dengan sumber yang berbeda. Sebagian besar pengelola menetapkan sumber dana yang berasal dari retribusi pedagang dan pengunjung pasar yang menggunakan toilet, seperti Pasar Pusar Pasar, Pasar Simpang Limun dan Pasar

Kampung Lalang. Sumber dana toilet Pasar Melati hanya berasal dari pengunjung pasar yang menggunakan toilet.

c. Ketersediaan Petugas Kebersihan Toilet

Pengelola di masing-masing pasar menempatkan petugas kebersihan khusus yang bertanggung jawab terhadap kondisi toilet. Di samping menjalankan peran menjaga sanitasi toilet, petugas kebersihan juga biasanya sebagai orang yang mengutip retribusi bagi yang menggunakan toilet.

d. Frekuensi Membersihkan Toilet

Berdasarkan hasil kuesioner diketahui bahwa seluruh pasar tradisional membersihkan toilet umum setiap hari. Frekuensi pembersihan yang baik adalah pembersihan harian karena toilet sering dipakai, beresiko terkontaminasi organisme mikro berbahaya serta rentan rusak akibat pemakaian terus menerus. Frekuensi yang didasarkan pada prosedur yang digunakan, hasil akhir yang diinginkan, serta kondisi dan level penggunaan toilet umum. Sekali sehari keseluruhan harus dibersihkan dan setelah beberapa kali pemakaian dibersihkan. (ATI, 2016)

Melakukan perawatan rutin pada toilet umum secara keseluruhan sangat dianjurkan agar toilet tersebut tetap kering dan bersih. Nilai kebersihan ini memberikan pengaruh yang sangat tinggi ke faktor-faktor lainnya, misalnya apabila di sebuah pasar mempunyai toilet umum yang sangat bersih dan kering ini akan mencerminkan kesuksesan manajemen pasar tersebut, sehingga pengunjung akan merasa nyaman berbelanja di pasar tersebut.

e. Frekuensi Menguras Bak

Menguras bak air minimal dilakukan seminggu sekali karena mengingat siklus pekembangbiakan nyamuk yaitu perkembangan dari telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu 7 hingga 8 hari (Wikipedia, 2012). Jika lewat dari batas tersebut, maka bak dapat menjadi sarang perkembangbiakan nyamuk. Dari hasil wawancara diketahui bahwa pasar yang menguras bak lebih dari seminggu yaitu pasar simpang limun dan pasar melati, sedangkan pasar lainnya menguras bak 1 kali dalam seminggu.

f. Sumber Air Bersih

Sumber air bersih yang baik adalah yang terlindung dari pencemaran kimia maupun bakteri. Sumber air bersih juga perlu diperhatikan kualitas dan kesinambungannya agar tetap aman dan bisa digunakan. Sumber air bersih dapat dikatakan memenuhi syarat jika air tersebut terhindar dari pencemaran kimia, biologi dan baik secara fisik.

Berdasarkan Permenkes Nomor 416 tahun 1990 syarat kualitas air bersih yaitu kualitas fisik yang dipertahankan atau dicapai bukan hanya semata-mata dengan pertimbangan dari segi kesehatan saja akan tetapi juga menyangkut keamanan dan dapat diterima oleh masyarakat pengguna air dan mungkin pula menyangkut segi estetika. Kandungan unsur kimia di dalam air harus mempunyai kadar dan tingkat konsentrasi tertentu yang tidak membahayakan kesehatan manusia atau mahluk hidup lainnya, pertumbuhan tanaman, atau tidak membahayakan kesehatan pada penggunaannya dalam industri serta tidak minumbulkan kerusakan-kerusakan pada instalasi sistem penyediaan air

minumnya sendiri serta bakteri yang ada di dalam air tidak melebihi ambang batas.

Berdasarkan hasil wawancara keempat pasar tradisional yang diteliti, dua pasar diantaranya menggunakan sumber air bersih yang berasal dari PDAM, dan dua lainnya dari sumur bor. Perbedaan sumber air ini dapat mempengaruhi kondisi air di dalam toilet, seperti yang terlihat pada pasar Simpang Limun dan pasar Melati, dimana pengelola pasar ini menggunakan air sumur bor. Air yang tertampung pada bak toilet terlihat keruh dan sedikit berbau. Sedangkan toilet yang menggunakan sumber air bersih PDAM sedikit lebih bersih, jernih dan tidak berbau.

Dokumen terkait