• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Peneliti merasa perlu diadakannya sebuah pendokumentasian atau pembukuan tentang pengetahuan masyarakat jambi dalam memanfaatkan rempah-rempah. Sebab peneliti mendapatkan kenyataan bahwa banyaknya olahan makanan dan obat-obatan yang menggunakan bagian dari pada rempah.

Selain untuk pengetahuan, nantinya buku tersebut dapat diwariskan secara turun temurun sebagai warisan budaya dari masyarakat jambi kepada para generasi selanjutnya. Dan sebagai ciri khas dari pada masyarakat jambi dalam hal pemanfaatan rempah terlebih yang digunakan dalam pembuatan masakan tradisonal dan obat tradisonal khas jambi.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Sandro Jaya.

Agista Puspa Wulandaputri. 2012. Pengaruh Penambahan Biji Ketumbar (Coriander sativum linn) Dalam Ransum terhadap Performa Ayam Broiler Di Daerah Tropis. Bogor: Institut Pertanian Bogor

Ahmad Muslim, 2017, Studi Pengetahuan Masyarakat Lokal Desa Rantau Macang Tentang Jamur Maskorkopis Beracun dan Tidak Beracun. Jambi: UIN STS Jambi

Apriangga Sastriawan. 2014. Efektivitas Serai Dapur (Cymbopogon Citrartus) Sebagai Larvasida Pada Larva Nyamuk Aedes sp Instar III/IV. Jakarta: Universitas Islam negeri Syarif Hidayatullah

Ariestya Arlene, Ign Suharto, Jessica. 2010, Pengaruh Temperatur dan Ukuran Biji Terhadap Perolehan Minyak Kemiri Pada Ekstraksi Biji Kemiri dengan Penekanan Mekanis. Prosiding seminar nasional teknik kimia.

Dea Alvicha Putri, 2014, Pengaruh Metode Ekstraksi Dan Konsentrasi Terhadap

Aktivitas Jahe Merah (Zingiber Officinale Var Rubrum) Sebagai Antibakteri Escherichia Coli. Bengkulu: Universitas Bengkulu

Dely Yuhan. 2017. Analisis Faktor-faktor Produktivitas Tanaman Dan Kelayakan Ekonomi Lada(Piper Nigrum L) Di Kabupaten Belitung Timur. Yogyakarta:

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Dhimas Dita Rahadia, 2009, Skripsi Pengaruh Ekstra Biji Pala Dosis 7,5 mg Terhadap Waktu Induksi Tidur dan lama Waktu Tidur Mencit BALB yang Diinduksi Thiopental. Semarang: Universitas Diponegoro.

Diah Permatasari, Diniatik, Dwi Hartanti, 2011, Studi Etnofarmakologi Tradisional Sebagai Anti Diare Di Kecamatan Baturaden kabupatenm Banyumas,.

Purwokerto: Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Dian Tri Utami. 2013. Aktivitas Anti Bakteri Ekstrak Buah Kapulaga (Amomum compactum soland.ex maton) Terhadap Escherichia coli Dan Streptococcus pyogenes. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Dicky Muhamad Zain, 2012, Formulasi Krim Antibakteri Dengan Kombinasi Ekstrak Propolis Lebah Lokal Dan Jeruk Nipis. Bandung:Universitas Islam Bandung

Elza Amelia, 2014, Efek Ekstrak Kayu Manis Cinnamomum Cassia Terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan Dan Trigliserida Pada Tikus Jantan Strain Sparague Dawley Yang Diinduksi Aloksan. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Eriawati. 2015. Pemanfaatan Jenis Tumbuhan Dari Famili Solanaceae Sebagai Media Pembelajaran Biologi Pada Sub Konsep Klasifikasi Tumbuhan di SMP Negeri 1 SImpang 3 Kab. Aceh Besar. Aceh: Prosidding seminar nasional biotik 2015.

Erma suryani, Nurmansyah, Susi Purwiyanti, Otih Rostiana, Pertumbuhan, Produktivitas, dan Kualitas Lima Belas Aksesi Kayumanis Ceylon pada Dataran Sedang Solok Sumatera Barat. Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Vol. 28. No. 2, 2017

Ermiati, Analisis Finansial Penggunaan Pestisida Nabati pada Usaha Tani Jahe Puih Besar (Studi Kasus Kecamatan Tanjungkerta, Sumedang). Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Vol. 28, No. 2, 2017

Ersi Herliana, 2013, Penyakit Asam Urat Kandas Berkat Herbal. Jakarta: FMedia.

Ersi Herliana, 2013, Diabetes Kandas Berkat Herbal. Jakarta: FMedia.

Ery Weni Asworo Dewi, 2009, Pengaruh Ekstrak Pandan Wangi (pandanus amaryllifolius roxb.) 6 mg/grbb Terhadap Waktu Induksi Tidur Dan Lama Waktu Tidur Mencit balb/c Yang Diinduksi Thiopental 0,546 mg/20mgbb.

Semarang: Universitas Diponegoro

Fahmi Ilmi, 2013, Uji Antimikroba Ekstraks Hyptis Suaveolens Terhadap Pertumbuhan Jamur Colletotrichum Gloesporoides Secara In-Vitro. Padang: Universitas Negeri Padang

Farah Rizki, 2013, The Miracle Of Vegetables. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Faiqotul Hikmah, 2015, Aktivitas Antibakteri Fraksi Aktif Temu Mangga Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus Aurens. Malang: Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putri Indonesia Malang

Fathul Fallah Hadi Saputra. 2008. Uji Sitotoksik Ekstrak Etanol Kultur Akar Ceplukan (Physalis angulate L) Yang di Tumbuhkan Pada Media Muras Hige-SKOOG dengan Peningkatan Konsentrasi Sukrosa Terhadap Sel Myloma. Surakarta:

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Firdhany Armanda, 2009 Studi Pemanfaatan Buah Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia Swingle) sebagai Chelator Logam Pb dan Cd dalam Udang Windu (Penaeus Monodon), Bahan Skripsi Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara.

Hakim Luchman, 2015, Rempah dan Herba. Yogyakarta: Diandra Creative.

Haryati, 2013, media pembelajaran rempah-rempah dan bahan penyegar. Bandung.

Haruni Krisnawati, Maarit Kallio, Markku Kanninen, Aleurites Moluccana (L.) Willd:Ekologi, Silvikultur, dan Produktivitas. ICIFOR

Indah Mutiara, 2016, Uji Aktifitas Antagonisme Isolat Alkaloid Lada Pada Reseptor Asetilkolin Otot Polos Ileum Marmut Terisolasi:Studi In Vitro dan In Silico.

Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Jecklin Angelina Manoppo, 2015, Pengaruh Pupuk Kandang dan Takaran NPK Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum L.).

Lampung: Universitas Lampung.

Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 6 (3) 2017, Indonesian Food Technologist

Jurnal Biodiversitas, Vol. 9, No. 3. Aktivitas Ekstrak Rimpang Lengkuas Terhadap Pertumbuhan Jamur Aspergillus Spp, Penghasil Aflatoksin dan Fusarium Monuliforme

Jurnal Dina Mardhatilah, Pengaruh Penambahan Konsentrasi Jahe Dan Rempah Pada Pembuatan Sirup Kopi. Agroteknose, Vol.VI, No. 2 Th 2015

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2013. Kamus Besar Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Lexy J. Moleong. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya

Lisa Miranti. 2009. Pengaruh Konsentrasi Minyak Atsiri Kencur (Kaempferia Galanga L.)Dengan Basis Salep Larut Air Terhadap Sifat Fisik Salep Dan Daya Hambat Bakteri Staphylococcus Aureus Secara In Vitro. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta

Luchman Hakim. 2015. Rempah dan herba, Yogyakarta: Diandra

Maria Priskila. 2008. Pengaruh Pemberian Ekstrak Bawang Putih (Allium Sativum, Linn.) Terhadap Penurunan Rasio Antara Kolesterol Total Dengan Kolesterol Hdl Pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Yang Hiperkolesterolemik. Surakarta:

Universitas Sebelas Maret

M. Djoni Bustan, Ria Febriyani dan Halomoan Pakpahan. 2008. Pengaruh Waktu Ekstraksi Dan Ukuran Partikel Terhadap Berat Oleoresin Jahe Yang Diperoleh Dalam Berbagai Jumlah Pelarut Organik (Methanol). Palembang: Universitas Sriwijaya

Mifta Sugianti. 2017. Optimasi Peningkatan Kadar Eugenol Dalam Minyak Atsiri Daun Cengkeh Menggunakan Metode Saponifikasi-Distilasi Vakum Dengan Variasi Refluk. Semarang: Universitas Dipenogoro Semarang

Muhlisah, Fauziah. 1999. Temu – Temuan dan Empon –Empon. Yogyakarta: Kanisius Nani Widjaja Budi Hartono. 2009. Pengaruh Alpinia Galanga (Lengkuas) Terhadap

Aktivitas Proliferasi Sel Dan Indeks Apoptosis Pada Adenokarsinoma Mamma Mencit C3h. Semarang: Universitas Diponegoro

Narbuko, Cholid dan Achmadi Abu. 2012. Metode Peneltiian. Cet. 12. Jakarta: Bumi Aksara.

Nelawati. 2015.Kepadatan dan Pola Penyebaran Pasak Bumi (Eurycomalongi Folia jeck) di Beberapa Lokasi Hutan Larangan Adat Kenegerian Rumbio. Riau:UIN SUKSA Riau

Nurhabiba Edriana. 2014. Uji Aktivitas Antioksidan Pada Ekstrak Daun Kunyit Dengan Menggunakan Metode DPPH. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah

Nurul Rabiatul Adawiyah. 2014. Skrining, Isolasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Metabolik Bioaktif Jamur Endofit Dari Tanaman Kina. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Novi Dianasari. 2009. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia Sappan L.) Terhadap Staphylococcus Aureus Dan Shigella Dysentriae Serta Bioautografinya. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta

NI KD fiora Rena Pertiwi. 2015. Pemberian Topikal Ekstrak Etanol Buah Adas (Foeniculum Vulgare Mill.) Konsentrasi 50% Lebih Meningkatkan Angiogenesis Dan Reepitelialisasi Daripada Povidone Iodine Untuk Penyembuhan Ulkus Traumatikus Mukosa Mulut Tikus Putih Jantan. Denpasar : Universitas Udayana Denpasar

Prapti Utami, Desty Ervira Pupaningtyas. 2013. The Miracle Of Herbs. Jakarta:

Retno Evi Astuti. 2016. Penggunaan Filtrat Rimpang Temulawak (curcuma anthorrhiza l.) Sebagai Pewarna Preparat Maserasi Batang Iler (coleus scutellarioides l.) Sebagai Media Pembelajaran Biologi. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang

Ririn Puspa Dewi dkk. 2013. Khasiat Umbi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) Sebagai Herbal Anti mikroba Kulit. Bandung:Universitas Jendral Ahmad Yani Rizka Fidyah Ayunda. 2014. Pola Waktu Pemberian Ekstrak Rimpang Kunyit Putih

(Curcuma zedoaria) Terhadap Histopatologi Paru Mencit (Musculus) yang di induksi Benzo [a]piren. Surabaya: Universitas Airlangga.

Rukmana, Rahmat. 1994. Kencur.Yogyakarta: Kanisius

Sari Cahyo Indah Permata, Kualitas Minuman Serbuk Kersen Dengan Konsentrasi Maltodekstrin dan Ekstrak Kayu Secang

Suci Fitriyani. 2010. Uji Aktivitas Antiplasmodium Secara Vitro Terhadap (Garcinia Parvifolia Plasmodium Falcifarum Ekstrak Daun Asam Kandis (Miq)Miq) Pada Kultur Strain D6 Dan Strain. Jakarta: Universitas Pancasila

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan P&D. Bandung: Alfabeta Suparni. 2017. Seri Herbal Nusantara:Herbal Kalimantan.Yogyakarta: Rapha

Publishing

Tanthowi Hibatul Wafi. 2016. Pengaruh Berat Bahan Dan Tekanan Terhadap Perolehan Minyak Kemiri Dari Biji Kemiri Dengan Penekanan Mekanis (Hydraulic Press). Semarang : Universitas Diponegoro Semarang

Trubus Info Kit. 2013. 100 Plus Herbal Indonesia Bukti Ilmiah dan Racikan. Depok Vebri Geovani. 2012. Pengaruh Perasan Daun Salam (Eugenia POLYANTHA Wight)

80% Sebagai Pembersih Gigi Tiruan Terhadap Kekuatan Tekan Resin Akrilik Tipe Heat-Cured Dengan Variasi Lama Perendaman. Jember: Universitas Jember

Vivan Sisilia Hendrawati, I Nyoman Gede Suyasa, I Nyoman Sujaya, Efektivitas Larutan Bawang Putih Dan Ketumbar Terhadap Daya Awet Tahu Lombok.

Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 4 No 1 Mei 2014

Widaningrum, Christina Winarti, Kajian Pemanfaatan Rempah-rempah Sebagai Pengawet Alami Pada Daging. Jurnal Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII

Wina Sanjaya. 2013. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Zulfahmi, Bakhendri solfhan. 2010. Eksplorasi Tanaman Obat Potensial di Kabupaten

Kampar. Riau: UIN Suska Riau

LAMPIRAN I

Tabel IV.I Morfologi dan Komposisi Kimia Rempah-Rempah Yang Ada di Pasar Tradisional Angso Duo

No

1

Nama Daerah / Nama ilmiah

2

Penjelasan Tentang Rempah / Bagian yang

dimanfaatkan

3

Morfologi

4

Komposisi Kimia

5

1. Kunyit (Curcuma Domestica Vall.)

Kunyit merupakan tanaman herba yang masih satu keluarga dengan jahe (Prapti Utami,2013) Bagian yang dimanfaatkan adalah Rimpang dan daunnya

Kunyit merupakan tanaman herba yang berupa semak tinggi dengan tinggi mencapai 70 cm, berbentuk batang semu, tegak, dan berwarna hijau kekuningan.

Daun berbentuk tunggal Rimpang kunyit berwarna jingga kecoklatan (Prapti Utami,2013)

Kandungan senyawa bermanfaat yang terdapat didalam rimpang kunyit, diantaranya adalah minyak asiri, pati, zat pahit, resin, selulosa, dan beberapa mineral.

Komponen utama yang paling penting dari si rimpang ini adalah Kurkumin,

Desmetoksikurkumin, dan

Bisdes-Metoksikurkumi (Prapti Utami,2013)

2. Lengkuas Atau Laos (Alpinie

Galanga L.)

Lengkuas (Alpinia galanga L.) merupakan anggota familia Zingiberaceae.

Rimpang lengkuas memiliki berbagai khasiat di antaranya sebagai antijamur dan antibakteri (Noor Soesanti,2008) Bagian yang dimanfaatkan yaitu Rimpang

Merupakan terna berbatang semu, tinggi sekitar 1 sampai 2 meter. Biasanya tumbuh dalam rumpun yang rapat. Batangnya tegak, berwarna hijau agak keputih-putihan. Daun tunggal, berwarna hijau, (Sinaga,2009)

trans-p-kumari diasetat, transkoniferil diasetat, asetoksi chavikol asetat, asetoksi eugenol asetat, dan 4-hidroksi benzaidehida , Juga mengandung suatu senyawa diarilheptanoid yang dinamakan 1-(4- hidroksifenil)-7-fenilheptan-3,5-diol.

(Noro, et al., 1988).

1 2 3 4 5

3. Temulawak(Curcu ma Xanthorhiza

Roxb)

Temulawak adalah salah satu tanaman rempah yang banyak ditemukan di Indonesia.

Di daerah jawa barat dikenal dengan sebutan koneng gedeTemulawak termasuk dalam family zingiberaceae, genus curcuma dan spesies Curcuma xanthorhiza Roxb.

Bagian yang dimanfaatkan adalah Rimpang

Tanaman ini merupakan tumbuhan rumpun berbatang semu dengan tinggi 50-200 cm. Daunnya semu, berbentuk seperti mata lembing memanjang..

Bunganya pendek, lebar dan berwarna putih atau kuning muda bercampur warna merah. Umbi batang berbentuk bulat telur, penampang rimpang berwarna kuning beraroma tajam dan rasanya pahit (Prapti Utami,2013)

Kandungan kimia didalam temulawak meliputi Kurkumin, Desmetoksikurkumin, Glukosida, Foluymetik, Karbinol, Fellandrean, Turmerol,

Xanthorrihizol, Myrcene, dan

Seskuiterpen. Selain itu rimpang temulawak mengandung 48-59,64% zat tepung, 1,6-2,2% Kurkumin, dan 1,48-1,63 Minyak Atsiri (Prapti Utami,2013) 4. Jahe (Zingiber

Officinale)

Merupakan salah satu tanaman multi fungsi, disamping sebagai komoditas eskpor juga digunakan sebagai bahan baku obat dan rempah. (Ermiati, 2017) Bagian yang

dimanfaatkan dari tumbuhan ini adalah Rimpangnya

Jahe (Zingiber Officianale) termasuk kedalam family zingiberaceae. Memiliki bentuk rimpang yang bercabang-cabang, berwarna putih kekuningan dan berserat. Rimpang jahe berbau harum dan berasa pedas.

(Prapti Utami,2013)

Berbagai manfaat yang terkandung didalan jahe, disebabkan adanya kandungan berbagai senyawa aktif, seperti minyak atsiri, Zingiberena, Zingiberol, Kamfena, Lemonin, Bisabolena, Kurkumen, Gingerol, Filandrena, dan resin pahit. Kandungan senyawa lainnya yakni senyawa Flavonoid, Fenolik Utama, Asam Organik, Alkaloid, dan Terpenoid.Rasa pedas pada jahe ditimbulkan oleh kandungan minyak atsiri dan Oleoresin, (Prapti Utami,2013)

1 2 3 4 5

5. Asam kandis (Garcinia parvifolia(Miqq.) Miqq)

Salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai campuran bahan makanan. Yang dimanfaatkan adalah buahnya

asam kandis merupakan tanaman berpohon tinggi 12-15 m dan besar batangnya 45 cm.

Kayu berwarna kekuning-kuningan,Buahnya berwarna kuning jingga agak bulat atau panjang.

Permukaan daun kasar, dari dasar daun sampai ujung daun meruncing.

Bunga jantan, panjang 4-10 mm, luas lingkar tangkai 7-10 mm.

Ekstrak asam kandis memiliki kandungan kimia berupa alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, kuinon, steroid, minyak atsiri dan kumarin (Suci Fitriyani, 2010:41 )

6. Zingiber officinalle Rosc. Var. rubrum (Jahe merah)

Jahe merah memiliki nama latin Zingiber officinalle Rosc. Var.

rubrum merupakan tanaman terna dengan rimpang kuat dan menjalar. Bagian yang digunakan adalah rimpangnya.

Jahe merahberbatang semu dan berwarna hijau kemerahan.

Batang terdiri atas pelepah daun. Jahe merah mempunyai rimpang kecil berlapis-lapis dengan aroma yang sangat tajam, berwarna jingga muda sampai merah..

Secara umum komponen senyawa kimia yang terkandung dalam jahe Minyak atsiri termasuk jenis minyak menguap dan merupakan suatu komponen yang memberi bau khas (Ersi Herliana, 2013:48)

7. Curcuma mangga Vall. Et. Zyp (Temu Mangga/paoh)

Curcuma mangga Vall. Et. Zyp atau yang sering disebut dengan temu mangga atau temu paoh berupa semak dengan tinggi mencapai 1-2 meter.

Rimpang ini hampir mirip dengan rimpang temulawak. Bagian yang dimanfaatkan adalah rimpangnya.

Batang semu, tegak, lunak, berwarna hijau.

Daun tunggal, berpelepah, bentuk lonjong, tepi rata, ujung dan pangkal meruncing dengan panjang bisa mencapai 1 meter, lebar 12-20 cm, pertulangan menyirip, berwarna hijau. Bunga majemuk pada ketiak daun, kekuningan. Biji bulat, coklat. Akar serabut berwarna putih.

Tanin, kurkominoid, minyak atsiri dan protein yang toksis yang dapat

menhambat biakan sel kanker. Temu mangga juga mengandung saponin, polifenol, 2-norbomane, 3-methylene cariophylen oxide, dan Cynamiltiglate (Retno Evi Astuti, 2016:12 )

1 2 3 4 5

8. Daun Salam (Syzigium

Polyanthum Wight)

Daun salam umumnya digunakan sebagai bumbu dapur oleh masyarakat, Tanamanan ini juga dapat tumbuh liar di hutan, pegunungan, atau ditanama di pekarangan sekitar rumah. Salam dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian 1.800 m dpl (Ersi

Herliana,2013) Bagian yang dimanfaatkan adalah daunnya.

Tanaman salam bertajuk rimbun, berbatang bulat dan tingginya dapat mencapai 25 m.

daunnya tunggal dan letaknya berhadapan.

Helaian daunnya berbentuk lonjong sampai elips atau bulat telur. Permukaan daun bagian atas licin dan berwarna hijau tua, sedangkan Bunganya majemuk berwarna putih dan berbau harum.

Buahnya merupakan buni, berbentuk bulat, dengan diameter 8-9 mm. berwarna hijau pada saat masih muda dan berwarna gelap setelah matang. (Ersi Herliana,2013)

Kandungan senyawa aktif didalam daun salam yaitu senyawa antioksidan yang terdiri dari Tanin, Flavonoid, Saponin, Triterpen, Polifenol, Alkaloid, dan minyak atsiri yang terdiri dari Sitral, Seskuitepen, Lakton, Fenol dan Eugenol (Ersi Herliana,2013)

9. Hytis sancnum L.

(ruku-ruku)

Hytis sancnum L. atau disebut ruku-ruku yang biasa

dimanfaatkan adalah daunnya.

Tanaman ini merupakan tanaman yang tegak, tinggi mencapai 1,5 m.

Batangnya bulat, kasar, berbulu, dan berwarna coklat. Daun tunggal, bersilang, berhadapan, tangkai berbulu, panjang 2-5 cm, helaian daun berbentuk bulat telur oval, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi daun bergerigi, pertulangan daun menyirip menjalar, permukaannya berbulu halus, hijau. Bunganya majemuk

Ruku-ruku memiliki kandungan kimia berupa alkaloid (14,32%), flavonoid (12,54%), saponin (0,30%), dan tanin (6,52%) dan minyak atsiri (Fahmil Ilmi, 2013:7)

1 2 3 4 5

10. Ketumbar (Coriandrum sativum L.)

Tanaman ketumbar di Indonesia dikenal dengan sebutan katuncar (Sunda), ketumbar (Jawa &

Gayo), katumbare (Makassar dan Bugis), katombar (Madura), ketumba (Aceh), hatumbar (Medan), katumba (Padang), dan katumba (Nusa Tenggara)

(Hadipoentyani dan Wahyuni, 2004 Bagian yang digunakan adalah bijinya

Tanaman ketumbar berupa semak semusim, dengan tinggi sekitar satu meter. Akarnya tunggang bulat, bercabang dan berwarna putih. Batangnya berkayu Daunnya majemuk, menyirip, Buahnya berbentuk bulat, Bijinya berbentuk bulat dan berwarna kuning kecokelatan (Hadipoentyani dan Wahyuni, 2004;

Astawan, 2009)

ketumbar mempunyai kandungan berupa Sabinene, Myrcene, A-Terpinene, Ocimene, Linalool, Geraniol, Dekanal, Desilaldehida, Oktadasenat, D-Mannite, Skopoletin, P-Simena, Kamfena dan Felandren (Vivan Sisilia,2014)

11. Kemiri (Aleurites Moluccana L.

Willd.)

Tanaman kemiri adalah suatu tanaman yang berasal dari famili Euphorbiceae.

Kemiri pada mulanya berasal dari Hawai kemudian tersebar sampai ke Polinesia Barat lalu ke Indonesia dan Malaysia. Produksi kemiri di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun sehingga kemiri menjadi komuditas dalam negeri dan ekspor di Indonesia.

(Ariestya Arlene, 2010)

Kemiri tumbuh secara alami di hutan

campuran dan hutan jati pada ketinggian 150-1000 meter Dpl.

Ketinggian tanaman dapat mencapai 40 meter. Daunnya berwarna hijau pucat, kacangnya memiliki diameter sekitar 4-6 meter. Biji yang terdapat didalamnya memiliki lapisan pelindung yang sangat keras dan mengandung minyak yang cukup banyak, yang memungkinkan untuk digunakan sebagai lilin.

(Ariestya Arlene, 2010)

Kemiri mengandung energy, fosfor, kalsium dan

karbohidrat. (Suparni, 2017)

1 2 3 4 5

12. Kayu Manis (Cinnamomum Burmanii (Nees

&Th. Nees)

Tanaman kayu manis merupakan tanaman herba dengan ciri khas beraroma tajam, manis dan pedas. Kayu manis merupakan tanaman dari keluarga Lauraceae dengan nama latin Cinnamomum Burmani. Di pasaran kayu manis dikenal dengan sebutan Casiavera atau Cinnamon(Prapti Utami,2013) Bagian yang dimanfaatkan yaitu batang

Kayu manis merupakan tanamana herba berupa pohon-pohondengan tinggi mencapai 15 m.

batangnya berkayu dan bercabang-cabang.

Memiliki daun tunggal, berbentuk lanset, berwarna merah pucat ketika muda dan berwarna hijau ketika tua. Bunganya berbentuk malai, tumbuh di ketiak daun dan berwarna kuning.

Jenis buahnya berupa buah buni dengan warna hijau ketika muda dan berwarna hitam setelah tua (Prapti Utami,2013)

kayu manis

mengandung minyak atsiri, Tanin, Dammar, Kalsium Oksalat, Flavonoid, Triterpenoid, Saponin, Safrole, Sinamaldehide Dan secara umum, komposisi kayu manis terdiri dari

Sinamaldehide, Sinamilasetat, Salisaldehida, Asam Sinamat, Asam Salisilat, Asam Benzoat, Eugenol dan Metilsalisadelhida dengan komponen Sinamaldehida sebagai komponen utama minyak kayu manis (Prapti Utami,2013)

13. Foeniculum vulgare Mill (Adas)

Foeniculum vulgare Mill. yang biasa dikenal dengan sebuatan adas merupakan salah satu tanaman herba yang dipercaya

mendatangkan manfaat kesehatan.

Bagian yang dimanfaatkan adalah buah dan daun.

Tanaman ini memiliki tinggi rata-rata 50-200 cm. Adas merupakan tanaman terna yang berumur panjang.

Seperti sebutannya, adas merupakan tanaman terna yang tumbuh merumpun dan memiliki batang yang lunak. Batang berwarna hijau kebiruan, beralur, beruas, berlubang, dan ketika dimemarkan akan mengeluarkan bau wangi. (Prapti Utami, 2013).

Kandungan kimia yang terdapat pada adas berupa minyak atsiri, flavonoid, saponin, glikosidastilben funikulosida I, II, III, IV, stigmasterin, minyak lemak, protein, asam-asam organik, pentosan, pectin, trigonelin, kolin, dan iodine (NI KD Fiora Rena Pertiwi, 2015:37)

1 2 3 4 5

14. Pala (Myristica Fragans Houtt)

Pala (Myristica fragrans Houtt) merupakan tumbuhan berupa pohon yang berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Pala dipanen bijinya, salut bijinya (Dhimas,2009) Bagian yang

dimanfaatkan adalah bijinya.

Pala termasuk tumbuhan dari famili Myristicaceae (pala-palaan). Tumbuhan ini berumah dua

(dioecious) sehingga dikenal pohon jantan dan pohon betina.

Daunnya berbentuk elips langsing. Buahnya berbentuk Pohon pala dapat tumbuh di daerah tropis pada ketinggian di bawah 700 m dari permukaan laut.

(Dhimas,2009)

Pada arillus terdapat minyak atsiri, minyak lemak, zat samak, dan zat pati. Pada bijinya terdapat minyak atsiri, minyak lemak, saponin, miristisin, elemisi, enzim lipase, pektin, hars, zat samak, lemonena, dan asam oleanolat. Kulit buah mengandung minyak atsiri dan zat samak. Setiap 100 g bunga (Dhimas,2009)

15. Kayu Secang (Caesalpinia Sappan L.)

Kayu secang merupakan tumbuhan yang umumnya tumbuh di tempat terbuka sampai ketinggian 1000 m di atas permukaan laut seperti di daerah pegunungan yang berbatu tapi tidak terlalu dingin (Sari,2012) Bagian yang digunakan adalah batangnya.

Tingginya 5-10 m.

Batangnya berkayu, bulat dan berwarna hijau kecoklatan.

Batang dan

percabangan terdapat duri-duri tempel yang bentuknya bengkok dan letaknya tersebar. Daun secang merupakan daun majemuk menyirip ganda. Bunga secang adalah bunga majemuk.

Buah secang adalah buah polong, jika masak berwarna hitam. Bijinya bulat memanjang.Akar secang adalah akar tunggang berwarna coklat kotor (Hariana, 2006)

Ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.) hasil penapisan mengandung lima senyawa aktif yang terkait dengan flavonoid baik sebagai antioksidan primer maupun antioksidan sekunder (Safitri, 2002).

Menurut Hariana (2006) kandungan kimia kayu secang adalah salah satunya adalah Brazilin.

Brazilin adalah golongan senyawa yang memberi warna merah pada

danEscherichia coli).

1 2 3 4 5

16. Eurycoma longifolia Jack (pasak bumi)

Eurycoma longifolia Jack dengan nama lokal Pasak bumi merupakan sebuah tanaman yang umumnya berbentuk semak atau pohon kecil yang pohonnya mencapai tinggi 10 meter, namun ada juga yang tingginya lebih dari 15 meter

(Siburiandan marlinza, 2009) bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya

Daun menyirip, memiliki bunga jantan dan betina pada pohon yang berbeda, kelopak bunga sangat kecil, buah berwarna hijau tetpi saat matang berubah menjadi merah gelap.

Akar tanaman pasak bumi mengandung berbagai senyawa yang diyakini dapat meningkatkan libido.

Komponen fitokimia yang diekstrak dari akar pasakbumi dalam berbagai pelarut seperti metanol, diklorometan, atau kloroform, dan air mengandung terpenoid, stigmasterol, sitosterol, sterol, saponin, kuassinoid, campesterol, benzokoinpon, alkaloid, skopoletin, piskidinol, nilositin, metoksisantin-monooksida.

(Nelawati:2015: 4)

17. Datura metel L.

(kecubung)

Kecubung (Datura metel L.) merupakan tumbuhan perdu yang mempunyai tinggi tidak lebih dari 2 meter dan memiliki batang kayu yang tebal dengan cabang mengembang ke sisi kanan dan kiri. Bagian yang dimanfaatkan adalah daunnya

Daun Kecubung berwarna hijau, berbentuk bulat telur dan pada bagian tepiannya berlekuk-lekuk tajam dan letaknya berhadap-hadapan. Bunga Kecubung menyerupai terompet dengan warna putih atau ungu.

Mahkota bunga berwarna ungu. Buah Kecubung berbentuk bulat berwarna hijau 4-5 cm.

Seluruh bagian tumbuhan

mengandung alkaoida astropin (Eriawati, 2015:426)

1 2 3 4 5

18. Cinchona pubescens Vahl.

(Kina)

Cinchona pubescens Vahl. (Daun kina) merupakan tanaman obat berupa pohon dengan tinggi ± 17 m bagian yang

dimanfaatkan adalah batang dan daunnya.

Batang berkayu berwarna coklat kehijauan, daun tunggal, lonjong hampir bulat, tepi rata ujung, dan pangkal tumpul.

Panjang 15-35 cm, lebar 9-23 cm, pertulangan menyirip, daun muda berwarna hijau setelah tua berwarna merah.

Bunga majemuk bentuk bintang, Buah lonjong

Kulit batang kina mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, polifenol

(Nurul,2013:4-6)

19. Eleutherine Palmifolia L. Merr.

(Bawang dayak)

Eleutherine Palmifolia L. Merr. atau yang lebih dikenal dengan Bawang Dayak.

Secara empiris, umbinya bersifat diuretik2013:2) bagian yang dimanfaatkan adalah umbinya

Tinggi batang dapat mencapai 60 cm.

Batang semu membentuk lapisan bulbus dibagian bawah permukaan tanah. Daun berwarna hijau dengan bentuk seperti pita dengan lekukan vertikal, bunga majemuk tumbuh disekitar ujung batang.

alkaloid, glikosid, flavanmoid, fenolik, steroid, dan tanin yang

merupakansumber potensial untuk dikembangkan sebagai tanaman obat (Tazkiyatul

Firdaus,2014:5)

20. Physalis angulata L. letup-letup/ciplukan)

Physalis angulata L.

atau yang lebih dikenal dengan Ciplukan atau Letup-letup, merupakan tanaman buah yang memiliki tomat ceri yang bisa dimakan ketika masak dan berasa manis. Bagian yang dimanfaatkan adalah akar dan daunnya

Ciplukan merupakan tumbuhan dengan bentuk akar bulat, memanjang dan berwarna putih. Dari akar utama tumbuh akar cabang dan dari akar ini tumbuh akar serabut.

Batangya tegak, Kulit berwarna hijau ada yang berbulu ada juga yang gundul. daun tipis dan tampak kaku (Eriawati, 2015:423)

Kandungan kimia yang terdapat dalam buah ini diantaranya Saponin, Flavonoid, Polifenol, Asam, klorogenat, zat gula, elaic acid dan fisalin.

(Fathul, 2008: 4)

Dokumen terkait