• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Studi Relevan

1. Penelitian Ambiadianda pada tahun 2014, dengan judul “Studi Etnobotani Tumbuhan Sebagai Rempah Pada Masyarakat Aceh Besar” yang terletak di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Ditemukan 52 jenis tumbuhan yang termasuk kedalam 23 suku yang digunakan sebagai rempah pada masakan di Aceh Besar. Terdapat delapan bagian/organ tumbuhan yang digunakan sebagai rempah yaitu daun, buah, biji, umbi, bunga, rimpang, kulit kayu, maupun batang. Terdapat lima cara penggunaan tumbuhan rempah dalam masakan yaitu ditumbuk, digiling, dirajang, dipakai utuh, dan diremas. Didapatkan 36 jenis masakan yang dimasak pada masyarakat Aceh Besar dengan jumlah jenis tumbuhan rempah yang digunakan berkisar antara 4-18 jenis tumbuhan

2. Penelitian yang dilakukan oleh luchman hakim, jati batoro, dan kurniasih sukenti pada tahun 2015. Dengan judul Ethnobotani rempah-rempah di dusun Kopen Dukuh, Kabupaten Banyuwangi. Hasilnya adaalah lengkuas, jahe, kunyit, cabai, kencur, dan sereh adalah jenis – jenis yang umum yang digunakan dalam penyiapan makanan. Kesimpulan penelitian Kebun masyarakat di Dusun Kopen Dukuh adalah habitat bagi beragam rempah potensial. Terdapat 18 jenis tanaman dijumpai tumbuh di kebun dan lingkungan perumahan penduduk, dan sejumlah 9 spesies tidak tumbuh di kebun. Bawang merah, bawang putih dan kemiri adalah tiga besar spesies yang sering dimanfaatakan oleh masyarakat. Pemanfaatan aneka ragam herba dan rempah dapat diklasifikasikan dalam kategori bumbu basah dan kategori bumbu kering. Bumbu dapat diklasifiaksikan dalam bumbu merah, bumbu putih dan bumbu kuning. Strategi konservasi rempah-rempah dapat dilakukan secara terintegratif dengan system agroforestry yang telah dikembangkan, merubah sudup pandang petani tentang potensi penanaman rempah, menanam rempah dengan konsep berkelanjutan, serta memproduksi rempah dengan mempertimbangkan kebutuhan dan standart produk pasar

3. Penelitian Novi Harnida Harahap pada tahun 2017, dengan judul “ Rempah Kuliner Etnis Angkola : Studi Etnobotani Di Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara. Hasil penelitian menunjukkan terdapat lima belas koleksi tumbuhan rempah yaitu: asam riang-riang, balakka, kunyit, belimbing wuluh, kayu manis, kemiri, bawang merah, jahe, siasur, serai, lengkuas, bawang batak, bawang putih, daun salam dan cabai merah. Kebanyakan tumbuhan rempah ini bermanfaat pada kuliner untuk menghilangkan bau anyir serta membuat kuah masakan kental dan pekat, mempunyai bau yang khas sehingga mengundang selera makan. Tanaman tumbuhan rempah digunakan masyarakat pada kuliner etnis Angkola masih menggunakan cara yang tradisional dibeberapa desa Kecamatan Portibi. Berdasarkan hasil penelitian, kuliner etnis Angkola memiliki lima jenis masakan, diantaranya: holat, sayur rebung (Ikkayu robung), parira di sattan, daun pepaya (bulung botik), sambal padati.

Beberapa cara pengolahan rempah kuliner etnis Angkola diantaranya: dengan cara digulai seperti masakan holat santan, sayur rebung, batang pepaya yang muda, yang tidak digulai seperti holat mentah, parira disattan dan sambal padati hanya kelapa yang di sangrai dan di tumbuk dengan rempahnya sampai halus.

Berdasarkan data dari informan ada beberapa manfaat kuliner etnis Angkola bagi kesehatan antara lain: menyembuhkan sakit perut, maag, mempelancar gangguan pencernaan, stroke, rematik, malaria, penyakit gula, memperkuat stamina tubuh dan mencegah hipertensi. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel perbedaan dan persamaan studi relevan yang peneliti ambil pada Tabel II.3 :

Tabel II.3 Perbedaan dan Persamaan Study Relevan Yang Peneliti ambil

No Nama Judul Hasil Persamaan Perbedaan

1 Ambiadianda (2014)

Studi Etnobotani Tumbuhan Sebagai Rempah Pada Masyarakat Aceh Besar

Ditemukan 52 jenis tumbuhan yang termasuk kedalam 23 suku yang digunakan sebagai rempah pada masakan di Aceh Besar. Terdapat 8 bagian organ tumbuhan yang dimanfaatkan yaitu daun, buah, biji, umbi, bunga, rimpang, kulit

Sama – sama meneliti tentang Rempah -rempah

Meneliti tentang macam – macam tumbuhan yang digunakan sebagai rempah oleh masyarakat Aceh Besar, sedangkan saya studi di pasar tradisional Angso Duo 2 Luchman

Hakim, Jati Batoro, Kurniasih Sukenti (2015)

Etnobotani Rempah – rempah di Dusun Kopen Dukuh, Kabupaten Banyuwangi

Ditemukan 27 spesies tumbuhan rempah yang digunakan dalam keseharian masyarakat Osing di Kopen Dukuh.

18 jenis hidup dan tumbuh di kebun dan 9 sepesies tidak tumbuh di kebun.

Sama – sama meneliti tentang rempah -rempah

Lokasi dan identifikasi yang berbeda . penelitian ini dilakukan di sebuah desa sedangkan saya meneliti di pasar tradisional 3 Novi

Harnida Harahap (2017)

Rempah Kuliner Etnis Angkola : Studi Etnobotani di

Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Udara

Hasil penelitian

menunjukkan terdapat lima belas koleksi tumbuhan rempah yaitu: asam riang-riang, balakka, kunyit, belimbing wuluh, kayu manis, kemiri, bawang merah, jahe, siasur, serai, lengkuas, bawang batak, bawang putih, daun salam dan cabai merah.

Kebanyakan tumbuhan rempah ini bermanfaat pada kuliner untuk menghilangkan bau anyir serta membuat kuah masakan kental dan pekat, mempunyai bau yang khas sehingga mengundang selera makan.

Sama – sama meneliti tentang Rempah -rempah

Lokasi yang berbeda serta identifikasi pada penelitian ini khusus kepada rempah yang menjadi bahan kuliner etnis sementara penelitian saya berfokus pada rempah – rempah yang diperjual belikan di pasar tradisional Angso Duo

C. Kerangka Pikir

Keterangan: Bagian yang diteliti

Ruang lingkup keseluruhan Gambar 2.1 Kerangka pikir

PASAR TRADISIONAL ANGSO DUO

Daging

Pakaian

Tumbuhan

Ayam, ikan, kambing dll

Baju, alat sholat, dll

rempah

Sayuran, obat, dll

biji

buah

rimpang

batang

daun

umbi

bunga

Pala, kemiri, kapulaga dll

Merica, jeruk nipi, dll

Kunyit, kencur, jahe, dll

Kayu manis, secang, dll

Daun jeruk, daun pandan

Bawang merah dll

cengkeh

pemanfaatannya

Obat-obatan Bahan masakan

Pembukuan tentang rempah-rempah

Terciptanya masyarakat yang paham tentang rempah-rempah

BAB III

METODE PENELITIAN A.

Metode Dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode “Deskripsi Kualitatif”, karena digunakan untuk menggambarkan atau mengeksplorasi tentang jenis rempah – rempah serta pemanfataannya di pasar Angso Duo

B.

Setting Dan Subjek Penelitian

1. Setting Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tahapan awal yaitu observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 18 Januari 2018, di Pasar Angso Duo Kota Jambi yang beralamat di Jl. Sultan Thaha, Beringin, Ps. Jambi, Kota Jambi, Jambi, dengan kode pos 36124. Jika dilihat dari aplikasi Google Maps, maka jarak tempuh dari Universitas Islam Negeri STS Jambi ke PasarAngso Duo dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat adalah 16 km dengan waktu jarak tempuh sekitar 33 menit

Peneliti memilih Pasar Angso Duo sebagai tempat penelitian dengan alasan Pasar Angso Duo merupakan Pasar Tradisional yang terkenal di Provinsi Jambi bahkan sampai keluar provinsi sumatera, dapat dipastikan terdapat banyak rempah – rempah yang diperjual belikan di Pasar Angso Duo. Dan juga jarak tempuh yang tidak terlalu jauh bagi peneliti sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi.

Subjek penelitian adalah para pedagang rempah – rempah yang berjualan di pasar Angso Duo dan beberapa Konsumen yang membeli rempah – rempah ketika peneliti melakukan observasi

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah pihak – pihak yang dijadikan sumber data dalam sebuah penelitian. Subjek penelitian terdiri atas tiga level yaitu :

a. Makro

Merupakan level subyek penelitian dengan anggota yang sangat banyak, misalnya masyarakat atau komunitas luas

b. Meso

Merupakan level subjek penelitian yang jumlah anggotanya cukup banyak, misalnya keluarga atau kelompok

c. Mikro

Merupakan level terkecil dari subjek penelitian misalnya individu

Level yang digunakan dalam penelitian ini adalah level Meso dengan subjek penelitian adalah para kelompok pedagang penjual rempah – rempah di Pasar Tradisional Angso Duo. Dari penelitian ini nantinya yang menjadi informan adalah para pedagang dan konsumen yang membeli rempah – rempah.

Pedagang berjumlah 8 orang dan pembeli berjumlah 15 orang. Untuk informasi kunci (key informants) peneliti menggunakan sistem Purposive Sampling dimana peneliti akan menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan yang dimaksud adalah peneliti melihat penjual mana yang paling banyak menjual rempah-rempah. Sedangkan untuk pembeli dikondisikan yang dijadikan responden adalah pembeli yang ada ketika peneliti sedang mewawancarai responden.

C. Jenis Dan Sumber Data 1. Jenis Data

Data atau informasi yang menjadi bahan baku penelitian untuk diolah berwujud data primer dan data sekunder

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh melalui serangkaian kegiatan yaitu, data hasil observasi, data hasil wawancara, dokumentasi lapangan, koleksi sampel, dan keterangan – keterangan yang bertujuan

dengan tujuan penelitian pada saat peneliti melakuakan penelitian dilapangan (Iskandar, 2008:252)

Dalam penelitian ini data primer yang digunakan adalah data hasil wawancara dengan para pedagang dan beberapa konsumen, hasil observasi di lapangan, hasil dokumentasi dilapangan

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan penunjang data primer yaitu data yang diperoleh dari pengolahan data yang bersifat studi dokumentasi (analisis dokumen) berupa dokumen pribadi, dokumen kelembagaan, referensi – referensi, koran, buku, internet dan lain – lain

Data sekunder yang diambil saat penelitian yaitu dokumen tentang sejarah berdirinya pasar angso duo berupa referensi dari jurnal, internet, kemudian foto dokumentasi rempah – rempah yang diperjual belikan, foto dokumentasi para konsumen yang sedang membeli rempah – rempah dan lain-lainnya yang berkaitan dengan tema penelitian

2. Sumber Data

Sumber data terbagi atas dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder :

a. Sumber data primer

1) Survey langsung ke lapangan (Kondisi Pasar)

2) Wawancara dengan Penjual rempah – rempah (Pedagang) 3) Wawancara dengan konsumen yang membeli rempah – rempah

(Pembeli)

b. Sumber data sekunder 1) Koran

2) Buku 3) Jurnal 4) Internet 5) Artikel

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Alat dan bahan

a. Alat

Alat yang digunakan meliputi : Perekam suara sebagai alat untuk merekam wawancara, kamera untuk mendokumentasikan objek, lokasi penelitian, dan jalannya proses penelitian, alat tulis, dan daftar pertanyaan wawancara yang telah dipersiapkan terlebih dahulu

b. Bahan

Bahan yang digunakan meliputi formalin untuk mengawetkan specimen, alcohol 70 %, kumpulan jenis rempah – rempah yang diperjual belikan di pasar angso duo

2. Pengumpulan Data a. Observasi

Menurut para ahli, observasi diartikan sebagai berikut :

1) Alwasilah C. (2003:211) menyatakan bahwa observasi adalah penelitian atau pengamatan sistematis dan terencana yang diniati untuk memperoleh data yang terkontrol validitas dan reliabilitasnya 2) Nasution (2003:56) mengungkapkan bahwa observasi adalah dasar

semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya bisa bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui onservasi.(Jaman dan Aan, 2009: 104-105)

Observasi yang diamati adalah jenis rempah – rempah yang dijual di pasar angso duo, serta pemanfaatannya sebagai bahan masakan dan obat - obatan

b. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal – hal dari respondennya sedikit/kecil, adapun yang menjadi focus wawancara adalah pedagang yang menjual rempah – rempah dan beberapa konsumen yang membeli rempah – rempah

Untuk memproleh data yang memadai, peneliti menggunakan teknik wawancara secara mendalam dengan subjek

yang terlibat dalam interaksi sosial yang dianggap memiliki pengetahuan untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan focus penelitian

Wawancara secara mendalam merupakan bentuk komunikasi peneliti dengan subjek yang diteliti, menggunakan beberpa pertanyaan guna mencari informasi. Wawancara dapat dilakukan secara formal dan informal, terjadwal dan tidak terjadwal, ditempat resmi dan umum (Iskandar, 2008:253)

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah berupa foto – foto atau catatan – catatan penting yang didapat pada saat penelitian berlangsung dengan tujuan untuk penunjang dan pengingat agar penelitian tidak keliru dari tujuan penelitian

Teknik ini merupakan penela’ahan terhadap referensi – referensi yang berhubungan dengan focus permasalahan penelitian. Dokumen – dokumen yang dimaksud berupa dokumen pribadi, dokumen resmi, foto – foto, rekaman kaset. Data ini dapat bermanfaat bagi peneliti untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan jawaban dari focus permasalahan penelitian (Iskandar,2008:217)

Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini berupa foto saat wawancara dengan para pedagang penjual rempah – rempah, konsumen yang membeli rempah – rempah, foto lokasi penelitian, foto sampel yang akan digunakan untuk identifikasi

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari atau menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit – unit, melakukan sintesa membuat kesimpulan hingga mudah dipahami diri sendiri dan orang lain

Menurut Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2014:246) analisis data meliputi :

1. Reduksi Data

Reduksi data akan menentukan hal – hal pokok yang sesuai dengan focus penelitian. Reduksi data adalah suatu analisis yang menggolognkan, mengurutkan, dan membuang yang dianggap tidak perlu sehingga data lebih tepat dan tajam

2. Penyajian Data

Penyajian data adalah informasi tersusun yang memungk inkan akan adanya penarikan kesimpulan dan tindakan. Penyajian data ini dapat matriks, cart, atau grafik sehingga dapat dikuasai

3. Penarikan kesimpulan / verifikasi

Setelah data dikumpulkan maka langkah selanjutnya adalah melakukan penarikan kesimpulan atau verifikasi, jadi dari data tersebut akan diambil sebuah kesimpulan.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif dimana data dari informasi diperoleh dari lapangan

F. Triangulasi Data

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu diperlukan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik pengecekan yang sering digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya (Moleong. 2005).

Menurut William Wiersma Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu (Sugiono. 2008)

Patton mengemukakan cara dalam proses pengecekan keabsahan data antara lain:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data yang diperoleh melalui wawancara.

2. Membandingkan data apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, dan orang pemerintahan.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang berkaitan (Moleong.

2005)

Dalam penelitian kualitatif, teknik triangulasi dimanfaatkan sebagai pengecekan keabsahan data yang ditemukan dari hasil wawancara dengan informan, kemudian penulis mengkonfirmasi dengan studi dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian serta dari hasil pengamatan yang penulis lakukan dilapangan, sehingga kemurnian dan keabsahan data terjamin.

Dokumen terkait