• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

“PELAYANAN INFORMASI UNTUK OBAT-OBAT YANG DIMETABOLISME DI GINJAL”

3.3 Cara Pengumpulan Data

Seluruh data yang terkumpul diperoleh dengan metode telaah pustaka.

Hasil dari penelusuran pustaka untuk obat-obat yang dimetabolisme di ginjal (lihat tabel 4.1) menunjukkan bahwa obat-obat tersebut mempunyai persen eliminasi yang beragam pada jalur renal metabolisme. Berdasarkan pada data tersebut, dapat difahami bahwa beberapa obat mengalami metabolisme baik di ginjal maupun di hati.

Di samping itu, dari keberagaman nilai persen eliminasi dapat dilihat bahwa obat-obatan memiliki resiko nefrotoksisitas yang beragam. Semakin tinggi persen eliminasi (pada jalur renal metabolisme) suatu obat, maka semakin tinggi pula resiko kerusakan ginjal yang dapat ditimbulkannya.

Berdasarkan data analisa penjualan Depo Farmasi Griya Husada bulan Februari 2008, diketahui dari 607 item obat terdapat 8,73% (53 item) obat-obat yang dimetabolisme melalui ginjal.

Penyediaan informasi untuk obat-obat yang dimetabolisme di ginjal diharapkan dapat meningkatkan efektivitas obat-obat tersebut dan meminimalisir efek merugikan pada penggunaannya.

2 acetylcysteine 30 52 cefuroxime 95-100

9 amdinocillin 50-70 59 chlorpeniramine 20

10 amiloride 52 60 chlorpropamide 90

11 aminocaproic acid 70-86 61 cibenzoline 60

12 aminogluthemide 35-50 62 cimetidine 50-70

13 aminoglycosides (all) 100 63 cinoxacine 60

14 aminopyridine 90 64 ciprofloxacin 30-50

15 amosulalol 35 65 cisplatin 27-45

28 captopril 24-38 78 dehydroergotamine 11

29 carbenicillin 80 79 DHPG 91

105 guanfacine 24-37 155 prenalterol 60

106 hydralazine < 10 156 procainamide 50-70

107 imepenem 70 157 propylthiouracil < 10

108 indometacin 30 158 pyridogstigmine 80-90

109 indoramine < 10 159 pyrimidone 40

117 meprobamate 10 167 sulfamethoxazole 20-30

118 methadone 25 168 sulfasalazine 10-20

119 methicillin 85-90 169 sulfinpyrazone 25-50

120 methimazole 7 170 sulfisoxazole 50-55

121 methyldopa 50-65 171 sulindac 7

122 methylorednisolone 10 172 temocillin 85

123 metoclopramide 10-22 173 terazosin 15

124 metocurine 45-60 174 terbutaline 50

125 metoprolol 5-10 175 tetracycline 60

126 mexiletine 30-55 176 thiamphenicole 60-90

127 mezlocillin 60-70 177 ticarcillin 85-90

128 milrinone 85 178 timolol 15

129 minoxidil 12 179 tinidozole 25

130 morphine 10 180 tocainide 40

131 moxalactam 60-80 181 tolfenamic acid < 8

132 nacatigmin 67 182 tolmetin 25

133 N-acetylprocainamide 85 183 tranexamic acid 90

134 nadolol 60-75 184 triamtene 7

135 nafcillin 25 185 trimethoprim 50

136 nalbuphine < 7 186 tubocurarine 40-60

137 norfloxacin 30 187 valproate 3-7

138 oxacillin 45 188 vancomycin 90-100

139 p-aminosalicylic acid 40-60 189 vidarabine 40-60

140 pancuronium 30-40 190 vigabatrine 50

141 penbutolol 4-6 191 zidovudine 19

142 penicillamine 3-25 192 zopiclone 4-5

143 penicillin 90-100

a. Indikasi

Infeksi herpes simpleks pada kulit dan membran mukosa, termasuk herpes genitalis inisial dan rekurens. Mencegah kambuhnya infeksi herpes simpleks rekurens pada penderita dengan imunokompeten. Mencegah infeksi herpes simpleks pada penderita dengan gangguan sistem imun. Pengobatan herpes zoster.

b. Bentuk Sediaan

Tablet 200 dan 400 mg. Krim 5%.

c. Dosis

Dewasa, Herpes simpleks: 200 mg/4 jam atau 5 kali/hari tanpa dosis malam hari.

Penderita dengan gangguan imunologi (pasca transplantasi sumsum tulang): 400 mg 4 kali/hari, Herpes zoster/varicella: 800 mg/4 jam atau 5 kali/hari tanpa dosis malam hari.

Herpes simplex dengan gangguan fungsi ginjal berat (bersihan kreatinin <10 ml/mnt) 200 mg/12 jam, Bersihan kreatinin 10-25 ml/mnt: 800 mg/8 jam. Anak, Herpes simplex pada usia <2 tahun: setengah dosis dewasa, varicella usia >6 tahun: 800 mg 4 kali/hari, usia 2-6 tahun: 400 mg 4 kali/hari, usia <2 tahun: 200 mg atau 20 mg/kgBB 4 kali/hari, maksimal 800 mg selama 5 hari.

d. Penggunaan Obat

Dapat diberikan bersama atau tidak bersama dengan makanan. Untuk kenyamanan gastrointestinal dapat diberikan bersama dengan makanan.

f. Perhatian Khusus

Penderita dengan gangguan fungsi ginjal dan lansia dengan kelainan bersihan kreatinin.

Hamil dan laktasi.

g. Reaksi Obat Merugikan

Ruam kulit, reaksi neurologis yang reversibel, gangguan gastrointestinal, peningkatan bilirubin dan enzim hati, peningkatan kadar urea dan kreatinin darah, penurunan indeks hematologik, sakit kepala, dan rasa lelah.

h. Interaksi Obat

Waktu paruh ditingkatkan oleh probenesid.

i. Anjuran Selama Penggunaan

Konsultasikan bila pasien mempunyai riwayat penyakit lain (terutama pada ginjal), hamil atau laktasi. Penggunaan obat untuk pencegahan tidak boleh dilaksanakan tanpa berkonsultasi dengan dokter. Jaga area yang terinfeksi agar tetap bersih dan kering. Jangan melakukan kontak seksual. Bagi perempuan yang sedang menstruasi, penggunaan obat tetap dilaksanakan baik per oral ataupun topikal.

Bila pasien lupa menggunakan obat. Untuk tablet, gunakan segera dosis yang terlupa pada hari tersebut begitu pasien mengingatnnya dengan interval. Untuk topikal, oleskan obat segera setelah pasein mengingatnya dan lanjutkan pengolesan obat tiap tiga jam sampai menjelang tidur.

k. Produk

Acifar, Azovir, Danovir, Scanovir, Virpes, Virules, Zovirax, Zumasid, Zyclorax, Matrovir, Kenrovir, Virtaz 200, dll

Alopurinol a. Indikasi

Keadaan yang berhubungan dengan kelebihan kadar asam urat termasuk arthritis gout.

Pencegahan dan pengobatan batu ginjal pada penderita yang kadar asam urat dalam serum dan urinnya meningkat.

b. Bentuk Sediaan

Tablet 100 mg dan 300 mg.

c. Dosis

Dewasa: 2-10 mg/kgBB/hari. Kasus ringan 100-200 mg/hari. Kasus berat maksimal 900 mg/hari. Anak <15 tahun: 10-20 mg/kgBB/hari atau 100-400 mg/hari.

d. Penggunaan Obat.

Diberikan segera setelah makan.

f. Perhatian Khusus

Ruam kulit (hentikan pemberian), gangguan fungsi ginjal dan hati. Hamil dan laktasi.

Berkendaraan atau menjalankan mesin.

g. Reaksi Obat Merugikan

Ruam kulit, disfungsi hati dan ginjal, diare, mual, muntah, mengantuk, sakit kepala, rasa logam. Nekrolisis epidermal toksis, sindroma Steven-Johnson, trombositopenia, hipersensitif alopurinol. Serangan akut arhtritis gout pada awal terapi.

h. Interaksi Obat

Dapat meningkatkan toksisitas siklofosfamid dan sitotoksik, menghambat metabolisme warfarin di hati, meningkatkan efek azatriopin dan merkapturin, memperpanjang waktu paruh klorpropamid dan meningkatkan resiko hipoglikemia (terutama pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal). Efek alopurinol dikurangi oleh salisilat dan urikosurik.

i. Anjuran Selama Penggunaan

Jangan mengkonsumsi terlalu banyak vitamin C bersamaan dengan obat ini karena dapat menimbulkan urin asam dan menyebabkan batu ginjal. Konsultasikan bila mempunyai riwayat penyakit lain atau sedang mengkonsumsi obat lain.

j. Penyimpanan

Simpan dalam wadah tertutup pada suhu kamar. Hindarkan dari panas dan cahaya langsung serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.

k. Produk

Algut, Isoric, Zyloric, Xanturic, Alofar, Puricemia, Urica, Reucid, Hycemia, dll

Alprazolam a. Indikasi

perawatan anxietas, terapi pendukung untuk depresi, mengatasi serangan panik.

b. Bentuk Sediaan

Tablet 0.25 mg, 0.5 mg, 1 mg dan 2 mg. Larutan 0.1 mg/ml dan 1 mg/ml.

c. Dosis

Anxietas: 0,5-4,0 mg/hari dalam dosis terbagi. Depresi: 2,5-3,0 mg/hari. Panik: 2 mg per hari. Gangguan fungsi hati: dikurangi 50-60%.

d. Penggunaan Obat

Bisa digunakan bersama atau tidak bersama dengan makanan.

f. Perhatian khusus

Hamil dan menyusui dan penderita yang merencanakan kehamilan.

g. Reaksi Obat Merugikan

Ataxia, mengantuk, disarthria, fatique, gangguan memori, perasaan bingung. Dapat timbul rash dan kadang-kadang dermatitis. Penurunan libido dan gangguan menstruasi.

Perubahan nafsu makan, perubahan berat badan, xerostomia. Dapat terjadi hipotensi, dan terkadang terjadi tinnitus pada otot.

h. Interaksi Obat

Bersama karbamazepin, rifampin, rifabutin dapat meningkatkan metabolisme alprazolam dan menurunkan efikasinya. Beberapa obat yang dapat meningkatkan kadar serum alprazolam sehingga terjadi toksisitas antara lain: amprenavir, simetidin, siprofloxacin, klaritromisin, klozapin, depresan SSP, diltiazem, digoksin, disulfiram, eritromisin, etanol, flukonazol, loxapin, mikonazol, rifampin, asam valproat, dan verapamil.

i. Anjuran Selama Penggunaan

Selama penggunaan obat ini sebaiknya hindari konsumsi alkohol dan obat-obat antidepresan yang lain. Hindari aktivitas membutuhkan koordinasi otot seperti menyetir atau menjalankan mesin. Konsumsi obat ini menurut dosis yang dianjurkan karena bisa

Bila pasien lupa menggunakan obat, gunakan dosis yang terlupa segera setelah pasien ingat. Namun bila dosis tersebut berdekatan jadwal penggunaan berikutnya maka tinggalkan dan ikuti jadwal yang berikutnya saja. Jangan sampai menggunakan dosis ganda.

j. Penyimpanan

Disimpan dalam wadah tertutup dan jauh dari jangkauan anak-anak, pada suhu kamar, dan terhindar dari sinar matahari langsung.

k. Produk

Alganax, Alviz, Atarax, Calmlet, Xanax, Zypraz, dll.

Asam Mefenamat a. Indikasi

Reumatik, nyeri punggung bawah, nyeri otot dan akibat trauma. Nyeri telinga, sakit gigi, sakit kepala, migren, skiatika, demam, dismenore, menorragia.

b. Bentuk Sediaan

Tablet salut 500 mg. Kapsul 250 mg dan 500 mg.

c. Dosis

Dewasa dan anak >14 tahun dosis awal 500 mg, dilanjutkan 250 mg/6 jam.

e. Kontraindikasi

Kerusakan ginjal atau hati, tukak peptik atau tukak usus, inflammatory bowel disease.

f. Perhatian Khusus

Hamil dan laktasi, anak <14 tahun, gangguan fungsi ginjal dan hati, epilepsi, dan dehidrasi.

g. Reaksi Obat Merugikan

Gangguan gastrointestinal, tukak peptik, sakit kepala, pusing, mengantuk, gugup, gangguan penglihatan,diare, ruam kulit, diskardia darah, nefropati.

h. Interaksi Obat

Meningkatkan efek antikoagulan kumarin.

i. Anjuran Selama Penggunaan

Sebaiknya obat ini digunakan hanya bila nyeri timbul. Jangan menyetir atau mengoperasikan alat beresiko tinggi bila sedang mengkonsumsinya. Gunakan setelah perut terisi. Jangan gunakan aspirin bersama dengan obat ini. Hindari alkohol karena dapat memperparah efek iritasi lambung dan segera hubungi dokter bila terjadi efek berkaitan dengan penggunaan obat ini.

ganda.

j. Penyimpanan

Disimpan dalam wadah tertutup dan jauh dari jangkauan anak-anak.

k. Produk

Analspek, Asam Mefenamat Landson, Asimat, Benostan, Ponstan, Mefinal, Poncofen, Mectan, Licostan, Lapistan, Femisik, dll.

Cefixime a. Indikasi

Infeksi saluran kemih tanpa komplikasi, otitis media, faringitis, tonsilitis, bronkitis akut dan eksaserbasi akut. Terapi demam tipoid pada anak dengan multiresisten terhadap pengobatan standar. Gonorrhoe tak terkomplikasi yang disebabkan Neisseria gonorrhoeae (jenis penghasil penisilinase dan nonpenisilinase).

b. Bentuk Sediaan

Kapsul 50 mg, 100 mg. Tablet film coated 200 mg. Sirup kering 100 mg/5 ml.

c. Dosis

Dewasa dan anak ≥30 kg 50-100 mg 2 kali/hari. Untuk infeksi yang lebih berat atau refrakter: sd 200 mg 2 kali/hari. Anak: 1,5-3,0 mg/kgBB 2 kali/hari, infeksi yang lebih

d. Penggunaan Obat

Gunakan obat segera setelah makan.

e. Kontraindikasi

Riwayat syok karena cefixime. Hipersensitif. Anak <6 bulan.

f. Perhatian Khusus

Hipersensitif terhadap penisilin, riwayat atopik, gangguan fungsi ginjal berat. Pasien yang menggunakan makanan parenteral. Lansia, pasien dengan kelemahan fisik. Hamil, laktasi, anak usia 6 bulan.

g. Reaksi Obat Merugikan

Syok, hipersensitif, gangguan hematologi, gangguan gastrointestinal, defisiensi vitamin K.peningkatan hasil tes fungsi hati, disfungsi ginjal, gangguan pernafasan, sakit kepala atau pusing.

h. Interaksi Obat

Aminoglikosida dapat meningkatkan resiko nefrotoksisitas

pasien yang berhubungan dengan penggunaan obat ini.

Bila pasien lupa mengkonsumsi obat, segera ambil dosis tersebut begitu pasien mengingatnya. Namun bila pasien mengingat pada jadwal selanjutnya, maka gunakan dosis untuk jadwal selanjutnya saja.

j. Penyimpanan

Simpan dalam wadah tertutup pada suhu kamar. Hindarkan dari panas dan cahaya langsung serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.

k. Produk

Cefspan, Ceptik, Comsporin, Ethifix, Fixacep, Fixef, dll.

Ciprofloxacin a. Indikasi

Infeksi saluran nafas, telinga tengah, sinus, mata, ginjal, dan saluran kemih (termasuk prostatitis), infeksi saluran kemih tanpa komplikasi (sistitis), infeksi organ kelamin (termasuk gonorrhoe), perut (gastrointestinal, saluran empedu, peritonitis), kulit dan jaringan lunak, tulang dan sendi, septikemia, infeksi pada pasien dengan penurunan daya tahan tubuh, dan untuk dekontaminasi selektif pada usus.

b. Bentuk Sediaan

Tablet 250 mg, 500 mg, 750 mg. IV infus 200 mg/100 ml. Tablet SR 500 mg, 1000 mg.

SR, ISK tanpa komplikasi 500 mg 1 kali/hari selama 3 hari. ISK dengan komplikasi atau pyelonefritis akut tanpa komplikasi 1000 mg 1 kali/hari selama 7-14 hari.

d. Penggunaan Obat

Dapat diberikan bersama dengan makanan untuk kenyamanan gastrointestinal. Jangan diberikan bersama dengan antasida, Fe, atau produk susu. Tablet SR jangan dikunyah.

e. Kontraindikasi

Riwayat hipersensitif dengan siprofloksasin atau gol quinolon lainnya. Anak, remaja, hamil atau laktasi.

f. Perhatian Khusus

Penderita dengan epilepsi atau kerusakan SSP.

g. Reaksi Obat Merugikan

Gangguan gastrointestinal, SSP, hpersensitivitas, muskuloskeletal, kardiovaskuler dan reaksi lain. Efek pada darah dan parameter lab. Kolitis pseudomembran (sangat jarang).

Mengantuk, sakit kepala, malaise.

menimbulkan konvulsi. Bersama siklosporin dapat menyebabkan peningkatan sementara kadar kreatinin serum.

i. Anjuran Selama Penggunaan

konsultasikan bila pasien mempunyai riwayat penyakit lain, sedang menggunakan obat lain, dan informasikan ke dokter bila mengalami efek samping berkaitan dengan penggunaan obat ini. Minumlah air putih setidaknya 8 gelas per hari untuk mengurangi reaksi obat yang tidak dikehendaki. Dan hindari konsumsi banyak kopi, teh, atau yang mengandung kafein lainnya.

Sangat penting untuk memperhatikan jadwal penggunaan obat ini. Bila pasien terlupa, segera ambil dosis tersebut setelah pasien ingat. Namun bila dosis yang terlupa tersebut berdekatan dengan jadwal penggunaan selanjutnya maka gunakan dosis pada jadwal selanjutnya saja.

j. Penyimpanan

Simpan obat dalam wadah tertutup pada suhu kamar. Hindarkan dari panas dan cahaya langsung serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.

k. Produk

Bactiprox, Baquinor, Ciflos, Ciproxin, Floksid, Floxbio, Girabloc, Interflox, Jayacin, Kifarox, Lapiflox, Meflosin, dll.

(kecuali enterokokus), sterp. Pneumonie, N gonorrhoe, B katarhalis, E coli, sitrobakter, Klebsiela sp., P mirabilis, H influinzae. Faringolaringitis, bronkitis, tonsilitis, bronkiektasis terinfeksis, infeksi sekunder penyakit saluran nafas dan pneumonia.

Pielonefritis, sistisis, uretritis. Folikulitis, akne pustulosa, furunkel, furunkulosis, karbunkel, erisipelas, selulitis, limfadenitis, felon, paronikia, abses SK, hidradenitis, infeksi ateroma, abses perianal. Mastitis, infeksi superfisial sekunder karena trauma atau luka operasi. Blefaritis,hordeolum, dakriosistisis, tarsadenitis, ulkus kornea. Otitis media, sinusitis. Septikemia, luka pasca operasi, infeksi luka bakar, osteomielitis, artritis bernanah, kolangitis, kolesistisis, peritonis.

b. Bentuk Sediaan Tablet 200 mg. Vial 1 g.

c. Dosis

Tablet 200-400 mg sampai 1200 mg/hari terbagi dalam 3 dosis. Vial 0,5-2 g/hari terbagi dalam 2-4 dosis. Septikemia: sampai 4 g/hari

d. Penggunaan Dosis

Diberikan segera sebelum makan

e. Kontraindikasi

Hipersensitif, gagal ginjal akut, gangguan hati

g. Reaksi Obat Merugikan

Syok, reaksi hipersensitif, pusing, sakit kepala, mati rasa, nyeri dada, malaise, edema pada muka. Jarang: sindroma Steven-Johnson & Lyell, penumonia, trombositopenia, kecenderungan berdarah, kolitis pseudomembran, ikterus.

h. Interaksi Obat

Aminoglikosida dan diuretik dapat menyebabkan nefrotoksisitas.

i. Anjuran Selama Penggunaan

Seluruh obat yang diresepkan harus digunakan seluruhnya sesuai aturan dosis untuk memperkecil resiko resistensi. Konsultasikan bila pasien mempunyai riwayat penyakit (khususnya gagal ginjal) atau mengalami reaksi yang tidak diinginkan selama penggunaan obat ini.

Sangat penting untuk memperhatikan jadwal penggunaan obat ini. Bila pasien terlupa, segera ambil dosis tersebut setelah pasien ingat. Namun bila dosis yang terlupa tersebut berdekatan dengan jadwal penggunaan selanjutnya maka gunakan dosis pada jadwal selanjutnya saja.

k. Produk

Aspil, Cefradol, Ceradolan, Ethidol, Fodiclo, Fotaram, dll

Cefuroxim a. Indikasi

Infeksi saluran nafas bawah, infeksi saluran kemih, infeksi jaringan lunak, tulang dan sendi, infeksi obstetrik dan ginekologis, gonorrhoe, septikemia dan meningitis, profilaksis pada infeksi abdomen, pelvis, ortopedik, jantung, paru, operasi esofageal dan vaskuler.

b. Bentuk Sediaan

vial 750 mg dan 1 g. Tablet selaput 500 mg

c. Dosis

Dewasa: 750-2 g/8 jam selama 5-10 hari. Anak: 30-100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3-4 dosis.

d. Penggunaan Obat

Obat digunakan sebelum/sesudah makan.

f. Perhatian Khusus

Reaksi anafilaksis terhadap penisilin, penggunaan bersama diuretik, gangguan ginjal.

g. Reaksi Obat Merugikan

Hipersensitivitas, gangguan gastrointestinal, perubahan hematologi, superinfeksi, resa sakit pada tempat injeksi (im), kadang tromboplebitis (iv).

h. Interaksi Obat

Aminoglikosida, diuretik poten dan probenesid, dapat meningkatkan nefrotoksisitas.

i. Anjuran Selama Penggunaan

Seluruh obat yang diresepkan harus digunakan seluruhnya sesuai aturan dosis untuk memperkecil resiko resistensi. Konsultasikan bila pasien mempunyai riwayat penyakit (khususnya gagal ginjal) atau mengalami reaksi yang tidak diinginkan selama penggunaan obat ini.

Sangat penting untuk memperhatikan jadwal penggunaan obat ini. Bila pasien terlupa, segera ambil dosis tersebut setelah pasien ingat. Namun bila dosis yang terlupa tersebut berdekatan dengan jadwal penggunaan selanjutnya maka gunakan dosis pada jadwal selanjutnya saja.

k. Produk

Anbacim, Cefurox, Celocid Dexa Medica, Celocid Ferron, Cethixim, Kalcef, Kenacef, Roxbi, Sharox, dll.

Digoksin a. Indikasi

Payah jantung kongestif akut dan kronik, takikardia supraventrikuler paroksismal.

b. Bentuk Sediaan Tablet 0,25 mg

c. Dosis

Dewasa, Digitalisasi cepat (24-36 jam): 4-6 tab/hari, kemudian 1 tablet pada interval waktu tertentu sampai kompensasi tercapai. Digitalisasi lambat (3-5 hari): 2-6 tab/hari dalam dosis terbagi. Terapi penunjang: 1-3 tab/hari. Anak <10 tahun, Digitalisasi cepat:

25 mcg/kg BB pada interval tertentu sampai kompensasi tercapai. Terapi penunjang 10 mcg/kgBB/hari.

d. Penggunaan Obat

Dapat digunakan bersama atau tidak bersama dengan makanan.

f. Perhatian Khusus

Penderita gangguan sinoatrial. Hipokalemia, hipomagnesia, hiperkalsemia, penyakit tiroid, sindroma malabsorpsi atau rekonstruksi gastrointestinal. Blok jantung parsial, miokarditis akut, jantung reumatik, kerusakan fungsi ginjal. Hamil.

g. Reaksi Obat Merugikan

Gangguan gastrointestinal dan SSP ( anoreksia, bingung, disorientasi, afasia, gangguan penglihatan). Gangguan frekuensi, konduksi, dan irama jantung. Reaksi alergi kulit (pruritus, urtikaria) dan ginekomastia.

h. Interaksi Obat

Bersama Ca dosis tinggi, obat psikotropika termasuk litium dan simpatomimetik, dapat memperbesar resiko aritmia jantung. Bersama kuinidin, antagonis Ca, amiodaron, spironolakton, triamtren, eritromisin, dan tetrasiklin, dapat meningkatkan kadar digoksin dalam serum. Bersama kolestiramin, kolestipol, antasida dan neomisin, dapat mengganggu absorpsi digoksin dalam usus.

i. Anjuran Selama Penggunaan

Pasien harus menggunakan pola makan yang rendah sodium. Konsultasikan bila pasien mempunyai riwayat penyakit lain (terutama hati, ginjal, paru-paru, tiroid) atau

seperti dosis reguler pada jadwal selanjutnya saja. Jangan ambil dosis ganda. Dan konsultasikan ke dokter bila pasien lupa mengkonsumsi obat dua kali atau lebih.

j. Penyimpanan

Simpan obat dalam wadah tertutup dan jauh dari jangkauan anak-anak. Letakkan obat pada suhu kamar.

k. Produk

Digoxin Sandoz, Fargoxin, Lanoxin, dll.

Furosemida a. Indikasi

Edema karena payah jantung, insufisiensi ginjal, kelainan paru, serebral dan gangguan pembuluh darah perifer. Asietes hati. Edema pada kehamilan setelah trimester kedua, edema premenstrual, enuresis nokturna, hipertensi ringan dan sedang.

b. Bentuk Sediaan

Tablet 40 mg. Ampul 10 mg/ml.

c. Dosis

Dewasa: 20-40 mg 1-3 kali/hari. Anak: 1-3 mg/kgBB/hari.

e. Kontraindikasi

Pasien dengan gangguan fungsi ginjal, oliguria, anuria, hipokalemia, hiponatremia, hipotensi, koma hepatik kehamilan muda, terapi bersama litium.

f. Perhatian Khusus

Diabetes melitus, riawayat gout, gangguan fungsi hati dan ginjal, hiperurisemia, riwayat SLE, gangguan pendengaran, hipertropi prostat, pankreatitis, dan hamil.

g. Reaksi Obat Merugikan

Hiperurisemia, hipokalemia, hiponatremia, anoreksia, azotemia, reaksi hipersensensitif, reaksi dermatologi, gangguan gastrointestinal, denyut jantung tak teratur, reaksi hematologi. Haus, sakit kepala, dan pusing.

h. Interaksi Obat

Mempotensiasi efek antihipertensi, d-tubokurarin. Hipoglikemi, obat anti gout.

Meningkatkan toksisitas aminoglikosida, sefalosporin, salisilat, litium dan glikosida jantung. Efektifitas diuretik diturunkan oleh probenesid. Hipotensi ortostatik ditingkatkan oleh alkohol, narkotika, dan barbiturat. Adenokortikoid amfoterisin B atau ACTH mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit berat.

Konsultasikan bila pasien mempunyai riwayat penyakit atau sedang mengkonsumsi obat lain. Jangan berhenti menggunakan obat yang telah diresepkan walaupun pasien merasa baikan tanpa berkonsultasi dengan dokter. Lakukan penimbangan berat badan selama penggunaan dan bila pasien kehilangan berat badan yang cepat maka konsultasikan ke dokter.

Bila pasien lupa mengkonsumsi obat, ambil dosis yang terlupa tersebut segera setelah pasien mengingatnya tapi jangan gunakan dosis ganda.

j. Penyimpanan

Simpan obat ini dalam wadah tertutup pada temperatur kamar, hindari sinar matahari langsung dan jauhkan dari jangkauan anak-anak. Untuk sediaan furosemid cair, simpan obat dalam lemari pendingin.

k. Produk

Lasix, Uresix, Classic, Diurefo, Farsix, Impugan, Edemin, Cetasix, Farsiretic, dll.

Isoniazid a. Indikasi

Tuberkulosis (dikombinasikan dengan antituberkulosis lain).

b. Bentuk Sediaan

Tablet 100 mg, 300 mg. Tablet Salut 400 mg.

d. Penggunaan Obat

Paling baik diberikan pada saat perut kosong, 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan.

Namun untuk kenyamanan gastrointestinal dapat diberikan bersama makanan.

e. Kontraindikasi

Penyakit hati yang diinduksi obat, hipersensitif.

f. Perhatian Khusus

Pasien dengan riwayat alkoholik psikotik, hamil atau laktasi, porfiria, gangguan fungsi hati dan ginjal, epilepsi

g. Reaksi Obat Merugikan

Neuritis perifer, neuritis optik, nekrosis hepatotoksis, insomnia, kedutan pada otot, kejang, distres epigastrium, episode psikotik, reaksi hipersensitivitas, agranulositosis, hepatitis, pelagra, hiperglikemia, ginekomastia.

h. Interaksi Obat

Asam p-aminosalisilat dapat meningkatkan kadar dalam jaringan. Rifampisin meningkatkan kerusakan hati, disulfiram dapat meningkatkan toksisitas, piridoksin

i. Anjuran Selama Penggunaan

Seluruh obat yang diresepkan harus digunakan seluruhnya sesuai aturan dosis untuk memperkecil resiko resistensi. Konsultasikan bila pasien mempunyai riwayat penyakit (khususnya gagal hati dan ginjal) atau mengalami reaksi yang tidak diinginkan selama penggunaan obat ini.

Sangat penting untuk memperhatikan jadwal penggunaan obat ini. Bila pasien terlupa, segera ambil dosis tersebut setelah pasien ingat. Namun bila dosis yang terlupa tersebut berdekatan dengan jadwal penggunaan selanjutnya maka gunakan dosis pada jadwal selanjutnya saja.

j. Penyimpanan

Simpan obat dalam wadah tertutup pada suhu kamar. Hindarkan dari panas dan cahaya langsung serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.

k. Produk

INH Ciba, INHA 400, dll.

Kaptopril a. Indikasi

Hipertensi dan gagal jantung kongestif.

c. Dosis

Hipertensi: 12,5-25 mg 2-3 tab/hari, GJK: 6,25-12,5 mg 2-3 tab/hari maksimal 400 mg/hari. Anak: 0,3 mg/kg BB/hari.

d. Penggunaan Obat

Diberikan pada saat perut kosong 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan.

e. Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap ACE Inhibitor, gagal ginjal, stenosis aorta, hamil atau berpotensi hamil, dan laktasi.

f. Perhatian Khusus

Penderita penyakit kolagen vaskuler, gangguan ginjal. Hentikan penggunaan bila terjadi gejala angiodema. Lakukan pemeriksaan hitung leukosit dan protein urin secara periodik. Pasien hamil dan anak.

g. Reaksi Obat Merugikan

Proteinuria, peningkatan ureum dan kreatinin darah, idiosinkrasi, ruam kulit (terutama pruritus), netropenia, anemia, trombositipenia, hipotensi, batuk kering, gangguan gastrointestinal, dan takikardia.

AINS, dan minoksidil.

i. Anjuran Selama Penggunaan

Ukur secara berkala tekanan darah pasien. Hentikan kebiasaan merokok dan jauhi pemicu stres, lakukan olahraga aerobik teratur serta hindari makanan yang kaya sodium untuk mendukung menstabilkan tekanan darah. Beritahukan kepada dokter bila pasien hamil atau menggunakan obat-obatan lain yang dapat berinteraksi dengan kaptopril.

Bila lupa mengkonsumsi obat, segera ambil dosis yang terlupa untuk satu hari tersebut. Jangan mengkonsumsi dosis ganda.

j. Penyimpanan

Disimpan dalam wadah tertutup, pada suhu kamar. Jangan diletakkan pada tempat lembab serta jauhi dari jangkauan anak-anak.

k. Produk

Acepress, Capoten, Captensin, Casipril, Farmoten, Forten, Lotensin, Tensicap, dll.

Metilprednisolon a. Indikasi

Insufisiensi adrenal perifer dan sekunder, hiperplasia adrenal, rheumatoid arthritis, arthritis kronik juvenilis, spondilitis ankilosa, pemfigus vulgaris, SLE, dermatomiositis

trombositopenia sekunder (pada dewasa), anemia hemolitik, eritoblastopenia, leukimia dan limfoma (pada dewasa), leukimia kut (pada Anak), kolitis ulseratif, eksaserbasi akut pada sklerosis multipel.

b. Bentuk Sediaan

Tablet 4 mg, 8 mg, dan 16 mg.

c. Dosis

Dewasa: 4-48 mg/hari tergantung jenis penyakit dan respon pasien lalu diturunkan sampai dosis minimal efektif. Sklerosis multipel: 160 mg/hari selama 1 minggu diikuti

Dewasa: 4-48 mg/hari tergantung jenis penyakit dan respon pasien lalu diturunkan sampai dosis minimal efektif. Sklerosis multipel: 160 mg/hari selama 1 minggu diikuti

Dokumen terkait