• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEGIATAN DI RUMAH SAKIT

3.2 Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan PKP bagi mahasiswa Program Pendidikan Profesi Apoteker USU di RSUP. Fatmawati ini dimulai pada tanggal 3 Maret 2008. Pada hari tersebut dilakukan kegiatan berupa perkenalan ke setiap depo farmasi yang ada di RSUP Fatmawati yang dibimbing oleh Ibu Suli Setiawati.

Kegiatan selanjutnya yakni orientasi tentang Rumah Sakit dan Instalasi Farmasi yaitu :

1. Pengarahan dari bagian Pendidikan dan Penelitian RSUP Fatmawati :

a. Bapak Alex (Kepala Sub Bagian Monitoring & Evaluasi Diklit) menjelaskan tentang profil RSUP Fatmawati secara umum, serta tata tertib bagi mahasiswa yang melakukan Praktek Kerja Profesi (PKP) di RSUP Fatmawati.

b. Bapak Trio (Staf Urusan Non Perawat & Dokter) menjelaskan tentang Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana (K3) RS.

c. Ibu Dra. Debby Daniel, Apt. M. Epid (Wakil Kepala Instalasi Farmasi I) menjelaskan tentang Pengendalian Infeksi Nosokomial Rumah Sakit.

2. Pengarahan dari bagian Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati :

a. Ibu Dra. Farida Indyastuti, S.E., MM. menjelaskan tentang pembagian kelompok dan pembimbing, serta deskripsi kerja selama PKPA di RSUP.

Fatmawati.

b. Ibu Dra. Maria S Lesilolo, Apt., M.Pharm. (Kepala Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati) menjelaskan tentang Struktur Organisasi RS dan Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati.

Untuk kegiatan selanjutnya dilakukan orientasi ke masing-masing bagian Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati yang terdiri dari Tata Usaha Instalasi Farmasi Depo Farmasi Rawat Jalan, Depo Farmasi Pusat, Depo Farmasi Askes, Produksi Farmasi Steril dan Non Steril, Depo Farmasi Pegawai, Depo Farmasi Instalasi Bedah Sentral (IBS), Gudang Farmasi, dan Pelayanan Informasi Obat.

Kegiatan orientasi yang dilakukan di Tata Usaha Instalasi Farmasi yakni mendapatkan penjelasan dari Ibu Suli Setiawati (Penyelia Tata Usaha Instalasi Farmasi) tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) TU Instalasi Farmasi, kegiatan yang dilakukan di bagian tersebut, melihat laporan-laporan yang dilakukan oleh bagian tersebut.

Kegiatan orientasi di Depo Farmasi Rawat Jalan yang dilakukan yakni melihat secara langsung kerja atau kegiatan yang dilakukan di depo tersebut, mendapatkan penjelasan atau pengarahan tentang kegiatan yang dilakukan di depo tersebut oleh Drs. Burhani Husin, Apt., MM. (Wakil Kepala Instalasi Farmasi IV).

Beliau menjelaskan tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) di depo tersebut dan sumber daya manusia yang ada di depo tersebut serta laporan-laporan yang dibuat oleh depo tersebut. Kegiatan lain yang dilakukan di depo tersebut yakni ikut terlibat langsung melakukan kegiatan yang dilakukan di depo tersebut antara lain melakukan stock opname, menyediakan obat-obat yang diminta sesuai dengan resep (dispensing obat).

Kegiatan orientasi yang dilakukan di Depo Farmasi Pusat yakni melihat secara langsung kerja di depo tersebut, mendapatkan penjelasan atau pengarahan tentang kegiatan yang dilakukan di depo tersebut. Di antaranya penjelasan tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) di depo tersebut, sumber daya manusia yang ada di depo tersebut, serta laporan-laporan yang dibuat oleh depo tersebut.

Kegiatan lain yang dilakukan di depo tersebut yakni ikut terlibat langsung dalam kegiatan yang dilakukan di IRNA Mawar yang melayani pasien ortophedi yaitu membuat obat dalam kemasan unit dose. Serta terlibat langsung dalam kegiatan yang dilakukan di IRNA Melati yaitu pelayanan yang berupa pemaketan obat untuk Pasien rehabilitasi medik. Di depo tersebut juga terlibat langsung dalam menyerahkan obat dari depo tersebut ke bagian perawatan, dimana di kamar tindakan tersebut obat diserahkan oleh petugas depo farmasi ke perawat yang bertugas dan dilakukan pemeriksaan kembali barang atau obat yang diterima.

Kegiatan orientasi yang dilakukan di Depo Farmasi Askes yakni melihat secara langsung kerja di depo tersebut, mendapatkan penjelasan dari Ibu Erni Bachran (Penyelia Depo Farmasi Askes) tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) depo tersebut, kegiatan yang dilakukan di depo tersebut, sumber daya

manusia yang ada di depo tersebut, laporan-laporan yang dibuat oleh depo tersebut, serta ikut membantu melayani resep di depo tersebut.

Kegiatan orientasi yang dilakukan di Bagian Produksi Farmasi Steril dan Non Steril yaitu melihat secara langsung kegiatan yang dilakukan di bagian tersebut, mendapatkan penjelasan dari Bapak Hari Puji Wiyono (Penyelia Bagian Produksi Farmasi Steril dan Non Steril) tentang Standar Operasional Prosedur (SOP). Kegiatan lain yang dilakukan di bagian tersebut yakni melakukan kegiatan pembuatan obat, pengenceran dan pengemasan kembali.

Kegiatan orientasi yang dilakukan di Depo Farmasi Pegawai yakni mendapat penjelasan dari Ibu Rahayu (Penyelia Depo Farmasi Pegawai) tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) depo tersebut.

Kegiatan orientasi yang dilakukan di Depo Farmasi Instalasi Bedah Sentral yakni mendapatkan penjelasan dari Ibu Rusda Azis (Penyelia Depo Farmasi IBS) tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) di depo tersebut, sumber daya manusia yang ada di depo tersebut serta laporan-laporan yang dibuat oleh depo tersebut. Kegiatan lainnya mengenal paket-paket obat dan alat kesehatan untuk operasi Elektif, operasi One Day Care (ODC) dan operasi Cito.

Kegiatan yang dilakukan di bagian Gudang Farmasi RSUP Fatmawati yakni mendapatkan penjelasan dari Ibu Heni Sujarwastuti (Penyelia Gudang Farmasi) tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Gudang Farmasi, kegiatan yang dilakukan oleh bagian tersebut, sumber daya manusia yang ada di bagian tersebut, dan laporan-laporan yang dibuat oleh bagian tersebut.

Kegiatan orientasi yang dilakukan di bagian Pelayanan Informasi Obat RSUP Fatmawati yakni mendapatkan penjelasan dari Ibu Gustini Widyastuti S.Si., Apt. (Penyelia PIO) tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) PIO RSUP Fatmawati dan kegiatan yang dilakukan di bagian tersebut.

BAB IV PEMBAHASAN

RSUP Fatmawati adalah Rumah Sakit kelas B Pendidikan, yaitu Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialistik dan subspesialistik terbatas dan digunakan sebagai tempat pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan. Bentuk kepemilikan Rumah Sakit Fatmawati sekarang sudah peralihan dari bentuk Perusahaan Jawatan (PERJAN) ke Badan Layanan Umum (BLU), tetapi masih menyediakan fasilitas untuk merawat pasien yang berpenghasilan rendah.

Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati merupakan salah satu Instalasi di dalam RSUP Fatmawati, dipimpin oleh seorang Apoteker yang bertanggung jawab kepada Direktur Medik dan Keperawatan. Kegiatan kefarmasian di Rumah Sakit berorientasi kepada kepentingan pasien (Farmasi Klinis) yaitu dengan menyelenggarakan sediaan Farmasi, pengelolaan obat, pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter dan pelayanan informasi obat serta kegiatan lain seperti pendidikan dan penelitian.

Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati dipimpin oleh Kepala Instalasi Farmasi, dibantu oleh Empat orang Wakil Kepala. Wakil Kepala I bertanggung jawab atas kelancaran pelayanan dan keuangan di Gudang Farmasi, Produksi Farmasi, Pelayanan Informasi Obat dan Depo Farmasi Pegawai. Wakil Kepala II bertanggung jawab atas kelancaran pelayanan di Depo Farmasi Pusat, Depo Farmasi Instalasi Rawat Darurat, dan Depo Farmasi Instalasi Bedah Sentral.

Wakil Kepala III bertanggung jawab atas kelancaran pelayanan dan keuangan Depo Farmasi Teratai yang melayani Instalasi Rawat Inap A dan Instalasi Rawat Inap B. Wakil Kepala IV bertanggung jawab atas kelancaran pelayanan keuangan Depo Farmasi Rawat Jalan dan Depo Farmasi Askes.

Depo-depo Farmasi yang terdapat di Instalasi Farmasi tersebut sangat penting dan efektif terutama untuk pasien rawat inap, dimana pasien atau perawat akan lebih cepat untuk mendapatkan obat karena letaknya yang berdekatan dengan ruangan perawatan, tetapi membutuhkan lebih banyak Apoteker atau Asisten Apoteker untuk bekerja di depo-depo Farmasi tersebut.

Sistem pendistribusian di Instalasi Farmasi di RSUP Fatmawati menerapkan sistem desentralisasi. Penerapan sistem desentralisasi dilakukan dengan adanya depo-depo farmasi di lingkungan rumah sakit. Sistem penyediaan dan distribusi barang farmasi di RSUP Fatmawati menganut sistem satu pintu yaitu semua barang farmasi diterima dan dikeluarkan hanya oleh Instalasi Farmasi, sehingga kebutuhan dan pemakaian barang dapat dipantau dengan baik

Untuk pasien rawat jalan, askes dan pegawai, obat akan diberikan dengan sistem resep individu, dimana obat yang diberi sesuai dengan yang tertulis pada resep atas nama pasien tersebut. Keuntungan sistem ini adalah semua resep dikaji langsung oleh Apoteker, sehingga kemungkinan kesalahan menjadi kecil.

Depo Farmasi rawat inap adalah depo instalasi Farmasi yang terdekat dengan pasien rawat inap dan frekuensi komunikasi antara staf instalasi Farmasi dengan tenaga kesehatan lain terutama dokter dan perawat sangat tinggi. Oleh karena itu sangatlah penting apabila setiap depo Farmasi ada seorang Apoteker

yang berperan aktif sehingga mempermudah dalam memberikan pelayanan kepada pasien di ruang rawat inap. Untuk pasien rawat inap, obat akan diberikan dengan sistem unit dosis dimana obat dikemas dalam kemasan per satu kali pakai dan hal ini sangat menguntungkan bagi pasien, karena pasien hanya membayar obat yang mereka gunakan saja. Sistem ini juga dapat memperkecil risiko terjadinya kesalahan pemberian obat karena adanya pengendalian dan pengawasan langsung dari apoteker atau asisten apoteker pada saat sebelum dan sesudah penyiapan obat, serta oleh perawat ketika menyerahkan obat kepada pasien.

Namun, pada kenyataannya, peran apoteker belum optimal, karena proses mulai dari penerimaan resep hingga penyerahan obat ke ruangan lebih banyak dilakukan oleh asisten apoteker. Sehingga evaluasi kerasionalan penggunaan obat pasien masih belum dapat dilakukan, yang mengakibatkan kegiatan farmasi klinik pun belum berjalan dengan baik.

Produksi steril melakukan hanya melakukan Admixture IV dan rekonstitusi obat kanker. Kegiatan pencampuran obat kanker berdasarkan permintaan dokter yang dikonfirmasikan terlebih dahulu dengan PPKT (Poli Pelayanan Kanker Terpadu) yang mengatur jadwal pelayanan kemoterapi pasien, karena apabila obat tersebut telah selesai diracik dan dicampur maka stabilitas obat tersebut hanya akan bertahan selama 48 jam sehingga hal ini berpengaruh terhadap khasiat dan daya kerja obat tersebut. Untuk pasien rawat jalan, pasien atau keluarganya membawa resep dan obatnya langsung ke produksi Farmasi sehari sebelum digunakan. Sedangkan untuk pasien rawat inap, resep dan obatnya dibawa oleh perawat depo farmasi ke lalu ke produksi farmasi sehari sebelum digunakan.

Setelah selesai diproduksi, petugas produksi farmasi akan membawa obat tersebut ke depo farmasi / ruangan tempat pasien tersebut dirawat. Kegiatan pencampuran obat kanker dilakukan dalam ruangan tersendiri yang telah dilengkapi dengan alat Laminar Air Flow (LAF) vertikal yang khusus untuk tujuan pencampuran obat kanker. Sedangkan pada produksi non steril kegiatan yang sering dilakukan adalah pembuatan obat-obat yang pengerjaannya tidak perlu secara steril seperti pembuatan Obat Batuk Hitam (OBH), pembuatan puyer, pembuatan bedak powder, dan pembuatan salep.

Gudang Farmasi mempunyai tanggung jawab untuk menyimpan dan menyalurkan obat-obatan dan perbekalan farmasi lainnya yang telah lolos pemeriksaan dari tim penerimaan Rumah Sakit. Untuk perbekalan kesehatan yang digunakan secara bersama oleh pasien di ruangan perawatan didistribusikan langsung dari gudang farmasi ke masing-masing ruangan. Keuntungan sistem ini adalah perbekalan kesehatan yang dibutuhkan dapat cepat tersedia dan dapat mempercepat pengerjaan laporan pengeluaran barang di Gudang Farmasi.

Kerugian sistem ini adalah persediaan obat dan alkes di ruangan banyak, kemungkinan kehilangan dan kerusakan lebih besar sehingga diperlukan peningkatan pengawasan terhadap perbekalan farmasi yang di simpan diruangan.

Distribusi obat ke depo-depo Farmasi berdasarkan permintaan kebutuhan barang untuk masing-masing depo farmasi, dan setiap depo farmasi mengamprah barang ke gudang farmasi dengan menggunakan formulir permintaan barang.

Pengamprahan barang dapat dilakukan setiap hari .

Pelayanan Informasi Obat di Rumah Sakit Fatmawati sudah berjalan sejak lama. Untuk memperlancar kegiatan PIO dapat dilakukan melalui telepon, fax, leaflet, dan kegiatan konseling secara langsung pada saat pasien membeli obat di ruangan yang telah disediakan. Pasien yang diberikan konseling terutama untuk pasien epilepsi, jantung, hipertensi, diabetes, dan AIDS. Berdasarkan pengamatan, kegiatan konseling belum secara rutin dilaksanakan. Untuk pasien rawat inap kegiatan konseling dilakukan di ruangan konseling obat pasien dirawat sebelum pasien tersebut pulang ke rumahnya atas informasi dari perawat. Hal ini dilakukan agar pasien dan keluarga pasien dapat lebih mengerti lagi tentang penggunaan obat yang baik.

RSUP Fatmawati membentuk Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) Rumah Sakit yang bertujuan untuk penggunaan obat secara rasional, pengelolaan obat di Rumah Sakit yang dilakukan secara transparan dan Rumah Sakit memperoleh pemasukan yang sesuai dari hasil pengelolaan obat di Rumah Sakit. Selain itu juga untuk membangun hubungan kerja sama yang baik antara dokter dan apoteker, dimana salah satu tugas dari Panitia Farmasi dan Terapi Rumah Sakit tersebut adalah menyusun formularium Rumah Sakit untuk membantu pengelolaan persediaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Penyusunan formularium Rumah Sakit berdasarkan atas kesepakatan dalam rapat dari masing-masing utusan tiap SMF untuk mengajukan jenis obat yang ditulis di resep, sehingga obat yang digunakan adalah betul-betul obat yang ada di formularium.

BAB V

Dokumen terkait