• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cara Penyampaian Tuturan yang Digunakan oleh Komunitas Gamer di Kota Solo

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 77-81)

Peserta tutur dalam penelitian ini tergabung ke dalam suatu komunitas yang memiliki keseragaman minat dalam hal game online. Interaksi dialog yang peserta tutur lakukan terjadi ketika mereka sedang memainkan game online. Tentu saja cara penyampaian maksud dari tuturan komunitas tersebut sangat berbeda apabila dibandingkan dengan penutur yang melakukan interaksi dialog pada kehidupan sehari-hari. Hal ini berkaitan erat dengan konteks yang mendasari terjadinya dialog di dalam komunitas pemain game online. Para anggota komunitas sedang melakukan interaksi dengan layar monitor, keyboard, dan fitur chat di dalam game yang mereka mainkan sembari berdialog dengan anggotanya dalam satu komunitas untuk memenangi permainan maupun pertempuran mereka.

Analisis cara penyampaian tuturan pada bagian ini didasari oleh pendapat dari Wijana (1996:29-30) yang membagi tindak tutur menjadi tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung, dan tindak tutur literal dan tindak tutur nonliteral. Melalui uraian berikut, ditemukan cara penyampaian tuturan oleh komunitas gamer di kota Solo beserta prosentase penggunaannya.

a. Tindak tutur langsung literal

Tindak tutur langsung literal (direct literal speech act) adalah tindak tutur yang diungkapkan sesuai dengan modus tuturan dan makna yang sama dengan maksud pengutaraannya. Tuturan pada data nomor (1) dapat dipertimbangkan untuk memperjelas penggunaan tindak tutur langsung literal pada komunitas gamer.

(1)

(1.2) B: Wols wols, ki lho lagi searching. Room pira mau? (Wols wols, ini lho baru mencari. Room berapa tadi?) (1.3) A: Ah, pekok tenan. Suwe! Pindah weh pindah. Kebak. (Ah, bodoh sekali. Lama! Pindah saja pindah. Penuh.)

Konteks percakapan antara penutur A dan B berlangsung pada saat mode pembuatan room pada game online Point Blank. Dialog terjadi antara penutur A yang bertugas sebagai pembuat room dengan penutur B yang akan memasuki room tersebut.

commit to user

Tindak tutur langsung literal ditemukan di data nomor (1.2) karena penutur B memiliki maksud tuturan yang sama dengan modus tuturan tersebut. Kalimat “Wols wols, ki lho

lagi searching” adalah rangkaian tuturan yang diucapkan oleh penutur B guna

menyuruh rekan komunitasnya untuk lebih santai karena penutur B sedang berusaha untuk menemukan room yang akan digunakan dirinya sendiri beserta rekannya untuk bermain bersama. Begitu juga dengan tuturan “room pira mau?”, penutur B bermaksud untuk menanyakan letak room kepada rekan satu komunitasnya. Di dalam tuturan (1.2) tidak ada maksud maupun implikatur tersembunyi yang ditemukan, oleh karena itu, data nomor (1.2) layak dikelompokkan ke dalam tindak tutur langsung literal.

Kategori tindak tutur langsung literal juga dapat disematkan untuk data nomor (1.3). Meskipun di dalam kalimatnya terkandung kalimat dengan nada menghina, penutur A bermaksud menyampaikan hinaannya tersebut secara langsung kepada penutur B. Penutur A menggunakan cara penyampaian langsung tanpa memperhalus tuturannya yang mengandung maksud menghina karena penyampaian langsung dirasa lebih efektif untuk ditangkap oleh lawan tuturnya. Selain itu, tuturan yang diucapkan oleh gamer dari tiap komunitas harus lugas dan singkat untuk tidak mengurangi konsentrasi mereka ketika sedang berinteraksi dengan permainan yang sedang dimainkan. Dengan kata lain, apabila ada salah satu anggota komunitas yang lebih memilih menggunakan cara penyampaian tuturan dengan moda tak langsung, akan diperlukan waktu dan perhatian lebih yang dapat mengakibatkan hilangnya konsentrasi bermain mereka yang akan berdampak pada kekalahan seluruh anggota komunitas.

b. Tindak tutur tidak langsung literal

Tindak tutur tidak langsung literal (indirect literal speect act) adalah tindak tutur yang diungkapkan dengan modus tuturan yang tidak sama dengan maksud pengutaraannya, tetapi makna kata yang menyusunnya sesuai dengan apa yang dimaksudkan penutur. Dalam analisis data tindak tutur komunitas gamer, tindak tutur tidak langsung literal ditemukan pada data berikut.

(10)

(10.3) C: Keias maneh, bosen ndes. (Keias lagi, bosen ndes.)

commit to user

(Sudah ayo cepat. Ini saya pakai Benti colok dua. Aman nanti.)

Konteks situasi terjadinya tuturan di atas adalah peserta tutur melakukan diskusi pada tahap pemilihan hero atau karakter yang akan dimainkan dalam game online

Avalon. Penutur C memulai keluhannya pada data (10.3) akibat saran dari rekannya

yang mengharuskan dirinya menggunakan hero bernama Keias secara terus menerus. Keluhan tersebut dikomentari oleh penutur A pada data nomor (10.4) dengan cara menjelaskan hero pilihannya yang dapat membantu pertempuran dengan baik akibat dari penambahan kemampuan dengan istilah khusus colok dua.

Terkait dengan tindak tutur tidak langsung literal, penggalan kalimat oleh penutur A dari data (10.4) “amanlah ntar” dapat menjadi salah satu contohnya. Apabila tuturan “amanlah ntar” adalah anggota tindak tutur langsung literal, respon yang diterima setelah tuturan tersebut seharusnya berupa jawaban mengiyakan. Penulis memasukkan tuturan tersebut ke dalam tindak tutur tidak langsung literal karena penutur A secara tidak langsung menyuruh penutur C untuk tetap menggunakan hero

Keias meskipun keluhan sudah disampaikan sebelumnya. Dengan adanya penggunaan

tindak tutur tidak langsung literal tersebut, penutur A tidak serta merta memaksa penutur C terkait pemilihan hero yang sudah dijelaskan sebelumnya, melainkan dengan kalimat janji yang menunjukkan bahwa permainan tim akan aman apabila hero colok dua milik penutur A dipilih. Penutur C yang menyadari maksud tuturan “amanlah ntar” akhirnya mau menggunakan hero Keias.

c. Tindak tutur langsung nonliteral

Tindak tutur langsung nonliteral (direct nonliteral speect act) adalah tindak tutur yang diungkapkan dengan modus kalimat yang sesuai dengan maksud tuturan, tetapi kata-kata yang menyusunnya tidak memiliki makna yang sama dengan maksud penuturnya. Untuk lebih jelasnya terkait tindak tutur langsung nonliteral yang digunakan oleh komunitas gamer, perhatikan uraian data berikut.

(16)

(16.1) B: Modar! {tertawa} Menang! Oriens cacad, cupu kabeh. Ben, kill 20 lu? (Mati! Menang! Oriens cacad, cupu semua. Ben, kamu bunuh 20?)

commit to user (16.3) C: Ra bakal menang yen ora ana Keias. {tertawa} (Tidak akan menang jika tidak ada Keias.)

Konteks waktu kejadian peristiwa tutur berada pada bagian akhir permainan

Avalon. Tim peserta tutur yang memenangkan permainan saling memberikan pujian

sebagai penghargaan rekan satu timnya.

Data yang mengandung tindak tutur langsung nonliteral ada pada nomor (16.2). Pada tuturan yang ditemukan di data nomor (16.2) penutur A mengucapkan kalimat “biasa aja” yang timbul akibat pujian dari penutur B karena sudah bermain dengan baik. Jika diartikan secara lugas, kalimat “biasa aja” mengandung makna bahwa suatu hal dilakukan secara biasa dan tidak ada suatu hal yang istimewa. Maksud sebenarnya dari ucapan penutur A “biasa aja” adalah menunjukkan bahwa cara bermain yang sudah dia lakukan adalah hal yang istimewa sehingga mampu membunuh hero musuh sebanyak 20 seperti keterangan yang dijelaskan oleh penutur B sebelumnya. Melalui uraian ini, penulis memasukkan tuturan “biasa aja” ke dalam tindak tutur langsung nonliteral karena tuturan tersebut memiliki makna tersembunyi sebagai kebalikannya, yaitu tidak biasa saja melainkan istimewa.

d. Tindak tutur tidak langsung nonliteral

Tindak tutur tidak langsung nonliteral (indirect nonliteral speect act) adalah tindak tutur yang diungkapkan dengan modus kalimat dan makna kalimat tidak sesuai dengan maksud tuturan. Keunikan cara penyampaian tuturan secara tidak langsung nonliteral dapat menambah nuansa kalimat karena diperlukan pemahaman konteks mendalam beserta implikatur yang menyertai tuturan tersebut. Akan tetapi, penulis tidak dapat menemukan satu pun bentuk penyampaian tindak tutur tidak langsung nonliteral karena sifatnya yang berbelit-belit untuk menyampaikan maksud sebenarnya.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, cara interaksi gamer dalam suatu komunitas ketika mereka sedang memainkan game online adalah singkat dan lugas, bukannya berbelit-belit. Gamer sebagai peserta tutur membutuhkan konsentrasi untuk mengkoordinasikan kemampuan motoriknya dalam mengoperasikan keyboard dan

mouse untuk mampu memenangi suatu pertandingan bersama anggota komunitasnya.

commit to user

berbelit-belit layaknya tindak tutur tidak langsung non literal, mereka akan mengalami kesulitan untuk menangkap maksud sebenarnya dari tuturan itu yang akhirnya dapat merusak konsentrasi untuk memenangkan permainan.

Rangkuman cara penyampaian tuturan yang digunakan oleh komunitas gamer di kota Solo dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2: Cara Penyampaian Tuturan oleh Komunitas Gamer dalam Game Online

No Cara Penyampaian Nomor Data Jumlah

1. Tindak tutur langsung literal 1.1,1.2,1.3,2.1,2.2,2.3,2.5,3.1,3.3,3.4, 3.5,3.6,3.7,5.2,6.1,6.2,7.1,7.2,7.3,9.1, 9.2,9.3,9.4,9.5,9.6,10.1,10.2,10.5,10.6, 10.7,12.1,12.2,12.4,12.5,12.6,13.1,13.2, 13.3,13.4,14.1,14.2,14.3,14.4,15.1,15.2, 15.3,15.5,15.6,16.1,16.4,17.1,17.2,18.2, 19.1,19.3,19.4,20.1,20.2,20.3,20.5,20.6, 21.2,21.3,21.4,22.2,22.3,22.4,22.5,23.3, 23.4,24.3,25.2,26.2,26.3,27.1,28.2,28.3, 28.4,29.2,29.3,30.1,30.2,30.3,30.4,31.1, 31.3,32.1,32.2,32.3,32.4,32.5,33.1,33.2, 33.4,35.1,36.1,37.1,37.2 98 data

2. Tindak tutur tidak langsung literal 1.1,2.4,2.6,3.2,5.1,10.3,10.4,12.3,12.7, 12.8,15.4,15.7,18.1,18.3,19.2,20.4,21.1, 22.1,23.1,23.2,24.2,25.1,26.1,27.2,28.1, 29.1,31.2,31.4,33.3,34.2,35.2,36.2 32 data

3. Tindak tutur langsung nonliteral 16.2,16.3,28.5,34.1 4 data 4. Tindak tutur tidak langsung

nonliteral

- -

3. Penerapan Prinsip Kerja sama dan Prinsip Kesantunan yang Dimunculkan oleh

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 77-81)

Dokumen terkait