• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terim a kasih un tuk Dr. St. Sun ardi yan g telah

m em baca draft dan m em beri tan ggapan atas n askah in i.

Di mana Roh Pendidikan Bersemayam?

1. Ahm ad Wahib, Pergolakan Pemikiran Islam. Catatan Harian Ahmad Wahib, J akarta, LP3ES, 198 1, hal. 315.

2. Ahm ad Wahib pern ah m en gen yam pen didikan di Yogyakarta pada tahun 70 -an . Dalam catatan

harian n ya, dia m em pertan yakan apakah Yogyakarta pan tas disebut kota m ahasiswa terbaik. Ukuran n ya kegairahan kegiatan m ahasiswa, pen elitian , fasilitas perpustakaan , dan perawatan lin gkun gan alam . Dia in gin m en in ggalkan Yogyakarta yan g lam ban dan tidak in spiratif. Prof. Dr. Sarton o Kartodirdjo setelah m en elusuri sejarah Yogyakarta serta kepem im pin an beberapa tokohn ya m en gun gkapkan , “... un tuk Sejarah Nasion al kita dapat ditulis den gan tin ta em as 'dari Yogyakarta m ulailah kem en an gan '.” Ahm ad Wahib, Pergolakan Pemikiran Islam. Catatan Harian Ahmad Wahib, hal. 315, 325. Sarton o Kartodirdjo, Seputar Yogyakarta dan Beberapa Tokoh Kepemimpinannya, Ceram ah dalam pem berian An ugerah H am en gkubuwon o IX, Yogyakarta, 19 Desem ber 1995, hal. 13

3. J ohn Rettalicks, Barry Coklin s, Ken n ece Coom be, (ed.), Learning Community in Education Issues, Strategies and Contexts, Lon don , Routledge 4. Richard Edwards, Changing Places? Flexibility,

Catatan Akhir

C

“Pak Guru sudah datang!”

Pak Guru memang sudah datang. Sayang ia tak juga bangun

dan tak akan bangun lagi.

Tapi anak-anak, yang ingin segera mendapat oleh-olehnya,

tak akan mengerti batas antara tidur dan mati. Beberapa aparat memeriksa tubuhnya yang masih hangat

Dan menemukan sesobek surat:

“Pak Petugas, tolong sampaikan pinsil dan buku tulis ini kepada anak-anakku

yang pintar dan lucu. Saya mungkin tak sempat lagi bertemu.”

Ada di antara mereka yang berkata: “Kandas juga ia akhirnya.”

Memang ia kandas, dan tenggelam, ke lembah maria. Seperti hidup yang karam ke dalam doa.

Barangkali ia sendiri sebuah perahu. Yang dimainkan anak-anak piatu. Yang berani mengarungi mimpi dan menyusup ke belantara waktu.

1999

Diambil dari buku kumpulan puisi Karya Joko Pinurbo,

Lifelong Learning and a Learning Society, Lon don , Routledge, 1997

5. Learning: The Treasure within, Report to UNESCO of the In tern ation al Com ission s on Education for the Twen ty First Cen tury, Paris, Un esco Publishin g, 1998 , hal 8 5-96

Yogyakarta sebagai Ibukota RI: Menyediakan Kebutuhan Tenaga

6. Sejarah Perlawanan terhadap Imperialisme dan Kolonialisme di Daerah Istimewa Yogyakarta, J akarta, Proyek In ven tarisasi dan Dokum en tasi Sejarah Nasion al, 1990 , hal. 279-28 6; G. Moedjan to,

Soekarno Hatta Hamengku Buwono IX, Pusat Studi dan Dokum en tasi Sejarah In don esia Un iversits San ata Dharm a, Yogyakarta, 20 0 3, hal. 8 9-94

7. Selo Soem ardjan m en yebut ada 50 .0 0 0 ten aga ten tara & birokrat yan g m en yertai kepin dahan tersebut. Sutrisn o Kutoyo, dkk., (eds.), Sejarah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, J akarta, Proyek In ven tarisasi dan Dokum en tasi Kebudayaan Daerah, 1997, hal. 338 ; Selo Soem ardjan , Perubahan Sosial di Yogyakarta, Yogyakarta, Gajah Mada Un iversity Press, 198 6, hal. 56-73

8 . Dalam pen ataan pem erin tahan daerah, Sri Sultan H am en gkubuwon o IX dan Sri Paku Alam VIII dalam m aklum atn ya m en yatakan m ereka m en erim a

kekuasaan dari rakyat. Sem en tara dalam buku 200 tahun Yogyakarta, rum usan n ya m en jadi Sri Sultan dan Pakualam VIII yan g de jure m erebut kekuasaan . Selo Soem ardjan , Perubahan Sosial di Yogyakarta, hal. 56-73

9. Djoko Soekirm an , dkk., Sejarah Kota Yogyakarta, J akarta, Proyek In ven tarisasi dan Dokum en tasi Sejarah Nasion al, 198 6, hal. 22-27

10 . Sejum lah perguruan tin ggi yan g berdiri sam pai

den gan 10 tahun setelah kem erdekaan RI:

Un iversitas Islam In don esia (1948 ), Un ivesitas Gajah Mada (1949), Akadem i Sen i Rupa In don esia (1950 ), In stitut Agam a Islam Negeri (IAIN) Sun an Kalijaga (1951), Tam an Pra Sarjan a Tam an siswa (1955), Perguruan Tin ggi Pen didikan Guru (PTPG) San ata Dharm a (1955)

11. Kota Jogjakarta 200 Tahun, Pan itia Perin gatan Kota J ogjakarta 20 0 Tahun , 1956, hal. 8 0 -90 .

12. Yogyakarta yan g dipen uhi oleh oran g-oran g

golon gan itu diceritakan oleh Ali Sastroam ijaya. Lih

Sejarah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, hal. 320 -321. Dapat dilihat pula pada berbagai m on um en perjuan gan bersen jata yan g terdapat di sudut kota dan di kam pun g-kam pun g di Yogyakarta. Dem ikian pun n am a jalan di Yogyakarta, sebagian besar m erupakan tokoh m iliter dan pahlawan perjuan gan bersen jata.

13. Kelom pok Tion ghoa di Yogyakarta telah m em ulai usaha pen didikan 10 0 tahun yan g lalu. Buku Edisi Khusus Peringatan 100 Tahun Tiong Hoa Hak Tong Yogyakarta 1907-2007; Bam ban g Purwan to,

“Kekerasan dan krim in alitas di kota pada saat tran sisi : Kotagede, Yogyakarta pada akhir m asa kolon ial dan awal kem erdekaan ”, dalam : Kota Lama Kota Baru Sejarah Kota-kota di Indonesia, Freek Colom bijn , dkk., ed, Yogyakarta, Om bak, 20 0 5, hal. 211 224.

14. Usaha tersebut ditopan g oleh lem baga percetakan yan g ada. Dalam catatan harian n ya, Mgr.

Soegijapran ata m en yebut sejum lah surat kabar yan g dicetak oleh Percetakan Kan isius sem asa ibukota RI berada di Yogyakarta. Suratm in , “Peran pers pada m asa revolusi fisik di yogyakarta tahun 1945-1949”, dalam : Sejarah Lokal, Zulfikar Ghazali, ed., J akarta, Proyek In ven tarisasi dan Dokum en tasi Sejarah

Nasion al, 1995, hal. 32-61; G. Budi Suban ar,

Kesaksian Revolusioner Seorang Uskup di Masa Perang, Yogyakarta, Galan g Press, 20 0 3, hal. xviii 15. An tara tahun 1945-198 1, RRI Yogyakarta m em iliki

program khusus 'Obrolan Pak Besut' 2-3 sem in ggu. Program tersebut m en gom en tari berbagai m asalah kehidupan m asyarakat: sosial, politik, ekon om i, budaya. Diperkirakan 'Obrolan Pak Besut'

m en ghasilkan 10 .0 0 0 halam an kolom obrolan radio. Satu buku yan g diterbitkan m em uat 98 n askah obrolan . RRI Yogyakarta m en ghasilkan ban yak program lain . Salah satu yan g telah diteliti adalah siaran Dagelan Mataram . H .J . Koesoem an to-F.X. Koesworo, Obrolan Pak Besut, Yogyakarta, Gadjah Mada Un iversity Press, 198 3; Soepom o

Poedjosoedarm o-Soeprapto Budi San tosa, “Dagelan m ataram : apresiasi m asyarakat Yogyakarta”, dalam :

Ketika Orang Jawa Nyeni, H eddy Shri Ahim sa Putra, ed., Yogyakarta, Galan g Press, 20 0 0 , hal. 222-229

Pendidikan bagi Pembentukan Kebudayaan, Bangsa, dan Kemanusiaan

16. Kon sep tersebut tercerm in pada pen em patan bidan g pen didikan dan kebudayaan dalam Kem en terian Pen didikan , Pen gajaran dan Kebudayaan . Men teri PP dan K yan g pertam a adalah Ki H adjar

Dewan tara. Dalam pem erin tahan sekaran g bidan g pen didikan berada di bawah Departem en

Pen didikan Nasion al, dan bidan g kebudayaan bersam a turism e berada di bawah Departem en Kebudayaan dan Pariwisata.

17. Ki H adjar Dewan tara, Pendidikan, Yogyakarta, Majelis Luhur Persatuan Tam an siswa, 20 0 4, hal. 166

18 . Pendidikan, hal. 110 , 148 -149

19. A. Sudiarja, dkk., ed., Karya Lengkap Driyarkara, J akarta, Gram edia Pustaka Utam a, 20 0 6, hal. 371 20 . Muatan ideologis yan g dim asukkan di dalam

pen didikan tersebut, secara terus m en erus dilakukan oleh rejim pem erin tahan In don esia berikutn ya. 21. Kalau para tokoh pen didikan dulu m en yebut “un tuk

n usa dan ban gsa”, kita bisa terperan gkap pada persepsi yan g terben tuk dari rejim Orde Baru yan g m em buat un gkapan tersebut m en jadi slogan ideologis. Ada n ilai luhur lebih dari sekadar slogan m en gin gat orien tasi sosial dari kehidupan

m asyarakat diun gkapkan den gan istilah tersebut. Lan cun gn ya praktek rejim Orde Baru den gan korupsi, kolusi dan n epotism e, serta proses

in doktrin asi den gan berbagai cara m em buat istilah “un tuk n usa dan ban gsa” m en galam i pem aham an yan g peyoratif.

22. Pen didikan in telektual diberikan dalam sistem sekolah, pen didikan budi pekerti dan budi kesosialan ditem patkan dalam keluarga dan m asyarakat.

Bagaim an a haln ya ketika keluarga dan m asyarakat tidak lagi m en jadi tem pat yan g kokoh? Dalam kon sep pen didikan sekaran g, pan dan gan Ki H adjar Dewan tara belum m en cakup un sur m edia. Den gan dem ikian sistem pen didikan m en cakup 4 sen tra keluarga, m asyarakat, sekolah dan m edia. An ita Lie, “Pen didikan kritis dan tran sform asi m asyarakat kewargaan ”, dalam Pendidikan Nasional dalam Reformasi Politik dan Kemasyarakatan,

Yogyakarta, Pen erbit USD, 20 0 5, hal. 3-21;

Pendidikan, hal. 70 -76. 23. Pendidikan, hal. 79-8 1

24. Dalam pem bahasan “Ten tan g differen siasi

pen gajaran di SMU A dan reorgan isasi SMU A I dan II di Yogyakarta”, diberikan gam baran detil

m elan jutkan ke pen didikan tin ggi. Pendidikan, hal. 77-78 , 96, 142, 176-179,199, 233.

25. Cetak m irin g sesuai aslin ya. Pendidikan, hal. 166 26. Pendidikan, hal. 18 7

27. Buku Peringatan Taman Siswa 60 tahun. 1922-1982, Yogyakarta, Majelis Luhur Persatuan Tam an siswa, 198 2, hal. 45

28 . G. Budi Suban ar, “Man un ggalin g kawula gusti dalam tran sisi. Potret dun ia J awa dari Yogyakarta” dalam

Sesudah Filsafat, I Wibowo-H erry Priyon o (ed.), Yogyakarta, Kan isius, 20 0 6, hal. 65

29. Pagelaran m en jadi tem pat pen didikan sudah sejak 18 67. Dalam sem in ar-sem in ar yan g diselen ggarakan Un iversitas Gajah Mada, Sri Sultan tidak han ya m em beri sam butan sebagai kepala daerah, juga bertin dak sebagai ketua sidan g. Kota Jogjakarta 200 Tahun, hal. 72; Laporan-laporan Seminar.

30 . Ken dati Sri Sultan berasal dari kalan gan ban gsawan , berbagai pihak di In don esia dan lin gkun gan

in tern asion al yan g m en gen aln ya m en gakui bahwa praktek keseharian n ya m en ghayati sikap dem okratis. Atm akusum ah, ed., Tahta Untuk Rakyat, J akarta, Gram edia, 198 2

31. Un gkapan “m em ayu hayu saliro, m em ayu hayu bon gso, m em ayu hayu m an un gso” (m em bahagiakan in dividu, ban gsa dan m an usia) bukan berasal dari Ki H adjar Dewan tara, m elain kan rum usan Sri Sultan berdasar kon sep-kon sep Ki H adjar Dewan tara. Un gkapan tersebut selaras den gan un gkapan “m em ayu hayun in g buwon o” (m elestarikan

kein dahan dun ia) yan g m en jadi salah satu falsafah J awa. Buku Peringatan Taman Siswa 60 tahun. 1922-1982, hal. 40 ; S. de J on g, Salah Satu Sikap Hidup Orang Jawa, Yogyakarta, Kan isius, 1976, hal. 29-36

32. Prof. Dr. Mochtar Buchori m em perlihatkan

bagaim an a sistem pen didikan m em bekali seseoran g un tuk m em aham i m akn a kehidupan den gan

cakupan wilayah sim bolik, em pirik, estetik, syn oetics (pen getahuan ten tan g pribadi dan relasi in terperson al), etik, sin optik. Pen didikan tersebut diberikan m elalui berbagai m ata pelajaran . Mochtar Buchori, Pendidikan Antisipatoris, Yogyakarta, Kan isius, 20 0 1, 51-53

33. Atm akusum ah, ed., Tahta Untuk Rakyat, hal. 127-128

34. H . H eru Wahyukism oyo, “H arapan Masyarakat Yogyakarta terhadap Pen didikan di Tahun 20 20 ” dalam Workshop Mewujudkan J ogjakarta Men jadi Kota Pen didikan Tahun 20 20 , 30 Oktober 20 0 7 35. Prof Dr. Sardjito, Rektor pertam a Un iversitas Gajah

Mada m en yatakan , “... tujuan Perguruan Tinggi ialah mendidik mahasiswanya untuk menjadi orang budiman (sarjana sujana-seniman

manunggal) dan gunawan yang bersifat mendiri, berpribadi, dan bermasyarakat. Di sini saya dapat menambah, bahwa orang-orang yang keluar dari Universiteit itu harus sudah dapat pengetahuan dan cukup cakap di kemudian hari memberi pimpinan di lapangan manapun untuk

kepentingan nusa dan bangsa.” Aslin ya ejaan lam a.

10 Intelegensia tentang Pembangunan Masyarakat dan Negara Republik Indonesia, Usaha Pen erbitan In don esia, 1950

36. Proccedings of the Seminar on Traditional Indonesian Culture and Arts organised by

Universitas Gadjah Mada in Jogjakarta, June 25-30, 1956 Consice Report

37. Terkait den gan pem ikiran Prof Sarton o Kartodirdjo, Dr. St. Sun ardi telah m en guraikan n ya dalam Pidato

Dies Natalis ke 49 Un iversitas San ata Dharm a.

Laporan Seminar Sejarah 14-16 Desember 1957. St. Sun ardi, Tahta Berkaki Tiga Pepemimpinan

Intelektual dan Moral Perguruan Tinggi, Yogyakarta, Pen erbit Un iversitas San ata Dharm a, 20 0 5, hal. 12-133 38 . A. Sudiarja, SJ , dkk., ed., Karya Lengkap Driyarkara;

G. Budi Suban ar, Pendidikan ala Warung Pojok. Catatan-catatan Prof. Dr. N. Driyarkara, S.J. tentang masalah Sosial, Politik dan Budaya, Yogyakarta, Pen erbitan Un iversitas San ata Dharm a, 20 0 6

Dinamika Mahasiswa dan Perguruan Tinggi di Yogyakarta

39. Ashadi Siregar dalam n ovel Cintaku di Kampus Biru

dan Jentera Lepas m em perlihatkan perubahan situasi kam pus di Yogyakarta, serta pen galam an yan g dilibati m ahasiswa peran tau dalam aktivitasn ya. An ton Rorim pan dey tokoh dalam Cintaku di Kampus Biru

adalah m ahasiswa pen datan g (Men ado) kuliah di Un iversitas Gajah Mada awal tahun 70 -an . Kuliahn ya diselen ggarakan di Kam pus Bulaksum ur. Pan dai, supel dalam bergaul, ban yak pacar. Men galam i ham batan dari dosen ilm uwan yan g telat n ikah karen a kuran g bergaul. Budim an Sim arito tokoh dalam Jentera Lepas

adalah m ahasiswa pen datan g (Batak) kuliah di Un iversitas Gajah Mada awal tahun 60 -an . Kuliahn ya diselen ggarakan di Pagelaran . Dia m ahasiswa yan g terlibat dalam aktivitas sen i dram a, m en galam i ham batan studi berhadapan den gan dosen yan g m em pun yai afiliasi pada partai politik terten tu. Ashadi Siregar, Cintaku di Kampus Biru, J akarta, Gram edia, 1974. Id., Jentera Lepas, Yogyakarta, Yayasan Ben tan g Budaya, 1994 (1979)

40 . Tahun 8 0 'an WS Ren dra berpen dapat un tuk tidak m elebih-lebihkan Yogyakarta sebagai kota budaya. Yogyakarta diibaratkan 'kasur tua' un tuk m elepaskan

pen at badan dan m en ikm ati suasan a spiritual. Pem ban gun an Yogyakarta diharapkan digarap m ulai dari desa-desa m en gin gat belum ada kesiapan pen gem ban gan struktur kota. WS Ren dra, “Kota

kasur tua”, dalam Prisma No. 6/ 198 0 , hal. 47-49 41. Niels Mulder m en un jukkan perubahan di

Yogyakarta sejak tahun 60 'an dan m asa berikutn ya. Tahun 60 'an di Yogyakarta m asih dirasakan suasan a kem iskin an . Dalam perkem ban gan n ya, terasa perubahan n ya an tara lain tam pak pada saran a tran sportasi ken daraan berm esin sepeda m otor, m obil, dan saran a an gkutan kota beserta prasaran a jalan n ya. Bahkan tam pak gejala budaya kon sum tif warga kota. Besam aan den gan itu m ulai terkikis pula suasan a hidup spiritualn ya. Niels Mulder, Ruang Batin Masyarakat Indonesia, Yogyakarta, LKiS, 20 0 1, hal. 16-27

42. Titien Saraswati, “Attitudes to the use of space in the dwellin g of m iddle class householders in

Yogyakarta”, dalam Peter J .M. Nas (ed.), Indonesian Town Revisited, Sin gapore, In stitute Southeast Asian Studies, 20 0 2, hal. 390 -40 1

43. Im am Setyobudi, Menari di antara Sawah dan Kota. Ambiguitas Diri, Petani-petani terakhir di Yogyakarta, Magelan g, In don esiatera, 20 0 1 44. Sebagaim an a di depan sudah disebut pen elitian

ten tan g bilboard di Yogyakarta, lih. Dr. Irwan Abdullah dan Prof Dr Sjafri Sairin , “Viewin g

Yogyakarta through bilboard m edia”, dalam : Urban Cultural Research

45. Terhadap keprihatin an tersebut, sejum lah sen im an Yogyakarta m elakukan protes lewat happening arts

di sejum lah tem pat pen tin g den gan m em asan g tulisan DI SINI AKAN DIBANGUN MALL an tara lain di gedun g DPRD dan di depan Pagelaran Kraton Yogyakarta. CP bien n ale: Urban/culture, J akarta, CP Foun dation , 20 0 5, hal. 170 -173

46. Daoed J oesoef, “Era pen gem ban gan kebudayaan dan kaitan n ya den gan pen didikan ”, dalam : Buku Peringatan Taman Siswa 60 tahun. 1922-1982, hal. 17-36

47. Sejarah Kota Yogyakarta, hal. 27-28

48 . Wawan cara den gan salah seoran g pem rakarsa pen elitian tersebut.

49. Ada sejum lah reaksi yan g m en yatakan

ketidaksetujuan pada pen elitian tersebut. Sejum lah pen eliti juga m en galam i kesulitan den gan birokrasi pen didikan . Sen ada den gan pen elitian tersebut, Saya S. Shiraisi m en eliti kasus m ajalah Monitor

yan g terjadi di J akarta pada dasa warsa berikutn ya. Saya S. Shiraisi, Pahlawan-pahlawan Belia

Keluarga Indonesia dalam Politik, J akarta,

Kepustakaan Populer Gram edia, 20 0 1, hal. 237-255 50 . Daoed J oesoef , Aku dan Dia Memoar Pencari

Kebenaran, J akarta, Kom pas, 20 0 6, hal. 618 -623 51. Koesn adi H ardjasoem an tri, dkk., KKN Indonesia's

National Student-Service Scheme, The H auge, CESO, 1979 (1976)

52. YB Man gun wijaya m en un jukkan perbedaan kualitas pem im pin gen erasi 28 dan gen erasi 45. An gkatan 28 m en gen yam pen didikan dari kaum hum an is Belan da m en jadi kelom pok in telektual karen a m em pelajari berbagai ilm u sosial, ekon om i, dan psikologi. Mereka berasal dari kalan gan elit, tapi berorien tasi populis. Sedan gkan an gkatan 45 m erupakan gen erasi didikan m iliter J epan g.

H asiln ya adalah kelom pok elitis yan g m en ggun akan logika m iliter. Dan iel Dhakidae, "Men didik

m an usia-m an usia m erdeka" dalam : Mendidik Manusia Merdeka. Romo Y.B. Mangunwijaya 65 Tahun, In terfidei dan Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1995, hlm . 399-431

53.

pada tujuan ekon om i sem en tara pem ban gun an struktur m asyarakat dan ban yak bidan g lain yan g terabaikan . Daoed J oesoef m en gun gkapkan hal sen ada prihatin pada kebijakan pem ban gun an yan g berpusat pada ekon om i tan pa ditopan g sistem pen didikan yan g dilan dasi kon sep yan g m em adai. J ohan n es Muller, “Pen didikan un tuk apa dan siapa?: pen gin tegrasian pen didikan dan

pem ban gun an m asyarakat di In don esia”, dalam

Prisma, No. 11/ 198 0 , hal. 70 -79. Daoed J oesoef,

Aku dan Dia Memoar Pencari Kebenaran, hal. 60 2-60 6

54. St. Sun ardi, Tahta Berkaki Tiga Pepemimpinan Intelektual dan Moral Perguruan Tinggi, hal. 51-52 55. Douglas S. Paauw, “Un iversitas-un iversitas

In don esia: gen erasi pertam a”, dalam : Prisma, No. 2/ 1978 , hal. 3-13

56. Un tuk wilayah Yogyakarta, yan g berm ula dari usaha perin tisan beberapa perguruan tin ggi, dalam waktu 3 dasawarsa telah berkem ban g m en jadi 52

perguruan tin ggi dari tin gkat un iversitas, in stitut, dan akadem i. Sejarah Kota Yogyakarta, hal. 8 8 57. Gagasan tersebut m erupakan bagian dari

keprihatin an n ya atas ken yataan bahwa dun ia pen didikan di In don esia belum m em iliki kon sep yan g kuat sebagai arah orien tasin ya. Daoed J oesoef,

Aku dan Dia Memoar Pencari Kebenaran, hal. 661-662

58 . Perm asalahan jum lah m ahasiswa m asih dilihat dari segi jum lah kuan titatif, belum lagi kalau m elihat kualitas lulusan SLTA yan g m asuk. Terkait m asalah kedua lebih disebabkan faktor yan g m em buat plot un tuk perguruan tin ggi di luar J awa adalah para ahli yan g berada di pusat kekuasaan . Ton n y D.

Widiaston o, “Perguruan tin ggi kita: persoalan -J . Muller m eresahkan pen didikan yan g diarahkan

persoalan yan g dihadapi”, dalam Prisma No. 1/ 1990 , hal. 22-32

59. J . Drost, SJ , “Un tuk apa perguruan tin ggi didirikan ?”, dalam : Prisma No. 1/ 1990 , hal. 4 60 . J acques Delor, “Education : the n ecessary utopia”,

dalam Learning: The Treasure Within, hal. 27-28 61. Setelah Daoed J oesoef m en erapkan program

pem isahan kegiatan ilm iah dari kegiatan politik, Nugroho Notosusan to m en gin trodusir pen didikan hum an iora. Sedan gkan Wardim an Djojon egoro m en ekan kan ten aga siap pakai den gan strategi

match and link pada bidan g pen didikan dan

pen gajaran . Ign as Kleden , Masyarakat dan Negara Sebuah Persoalan, Magelan g, In don esiatera, 20 0 4, hal. 133-138

62. Dhan iel Dhakidae, Cendikawan dan Kekuasaan, J akarta, Gram edia, 20 0 3

Perubahan dalam Dunia Global: Perlunya Pendidikan Dalam Masyarakat

63. Willis W. H arm an m em perkirakan sejum lah

perubahan yan g berlan gsun g di ten gah m asyarakat dalam beberapa fase. Dia m em perban din gkan dua hal, yan g berjalan seperti waktu yan g telah terjadi dan yan g m en galam i perubahan drastis. Willis W. H arm an , “The Nature of our chan gin g society:

im plication s for schools”, dalam : Curriculum and the Cultural Revolution, David e. Purpel-Maurice

Belan ger, ed., Berkeley, McCutchan Publishin g Coorporation , 1972, hal. 20 (4-63)

64. Richard Edwards, Changing Places? Flexibility, Lifelong Learning and a Learning Society, hal. 29-66

65. Richard Edwards, Changing Places? Flexibility, Lifelong Learning and a Learning Society, hal. 175-18 3

66. Arjun Appadurai m em perlihatkan bagaim an a pen garuh globalisasi dapat ditem patkan pada lim a horison perubahan yan g m en cakup ethnoscapes,

mediascapes, technoscapes, finanscapes, dan

idoescapes. Arjun Appadurai, “Disjun cture an d Differen ce in the Global Cultural Econ om y” 67. Learning: The Treasure within, hal. 49-50 68 . Learning: The Treasure within, hal. 99-110

Dokumen terkait