• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Lampiran 2. Catatan Lapangan

CATATAN LAPANGAN I Hari/ tanggal : Jumat, 22 Januari 2016

Waktu : 09.00-12.00 WIB

Tempat : Ruang Pekerja Sosial BPRSR Yogyakarta Topik : Observasi tempat penelitian

Peneliti datang ke Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja (BPRSR) Yogyakarta untuk melihat situasi dan kondisi yang akan dijadikan tempat penelitian. Peneliti bertemu dengan koordinator pekerja sosial yaitu Bapak

“ST” untuk meminta izin dan meminta bantuan karena akan mengadakan penelitian di BPRSR Yogyakarta. Bapak “ST” memperbolehkan peneliti untuk melihat-lihat kondisi yang ada di BPRSR. Selain itu, peneliti juga berkenalan

dengan peksos lain yaitu Ibu “SB”, Bapak “SM” dan Bapak “SH”.

BPRSR Yogyakarta menyediakan fasilitas dan layanan yang dibutuhkan oleh remaja penerima manfaat. Fasilitas yang diberikan berupa asrama, aula, lapangan, mushola, pakaian seragam, makan, perawatan kesehatan, sarana dan prasarana pendidikan, tutorial serta bimbingan. Bimbingan terdiri dari empat jenis yaitu bimbingan fisik, mental, sosial dan keterampilan. Bimbingan fisik terdiri dari oleh raga dan pemeriksaan kesehatan. Bimbingan mental terdiri dari agama, konseling psikologi, ESQ dan kedisiplinan. Bimbingan sosial terdiri dari motivasi kelompok, etika budi pekerti, pembinaan generasi muda, outbond dan relaksasi. Bimbingan keterampilan terdiri dari keterampilan menjahit dan bordir, tata rias atau salon, montir sepeda motor, tukang las dan pertukangan kayu. Sarana dan prasarana pendidikan terdiri dari ruang belajar keterampilan menjahit dan bordir, tata rias atau salon, montir sepeda motor, tukang las, pertukangan kayu serta peralatan dan bahan keterampilan yang dibutuhkan.

CATATAN LAPANGAN II Hari/ tanggal : Senin, 25 Januari 2016

Waktu : 10.00-13.30 WIB

Tempat : Ruang keterampilan Salon BPRSR Yogyakarta Topik : Konsultasi informan dan bimbingan keterampilan

Peneliti datang ke Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja (BPRSR) Yogyakarta untuk mengkonsultasikan informan yang akan dijadikan subyek penelitian dan menayakan bimbingan keterampilan yang ada di BPRSR.

Bapak “ST” meminta peneliti menemuinya di ruang keterampilan salon.

Berdasarkan keterangan Bapak “ST” selaku koordinator pekerja sosial, remaja

memilih pelatihan berdasarkan tes bakat dan kemampuan. Dalam penelitian motivasi belajar keterampilan, peneliti dapat bertemu langsung dengan instruktur pelatihan keterampilan dan remaja binaan saat bimbingan keterampilan berlangsung.

Bel sudah berbunyi menandakan pelajaran keterampilan sudah dimulai. Semua remaja binaan yang ada di BPRSR bergegas menuju ruang keterampilannya masing-masing. Petugas berkeliling mengecek kegiatan yang dilakukan remaja. Bimbingan keterampilan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan atau keahlian remaja yang mengalami masalah sosial sebagai bekal untuk kehidupannya nanti. Bimbingan keterampilan diselenggarakan setiap hari kecuali hari jumat dari jam 09.00-12.00 WIB. Setiap remaja binaan diwajibkan mengikuti bimbingan keterampilan sesuai dengan tes kemampuan dan bakat. Instruktur bimbingan keterampilan diambil dari luar. Setelah menyelesaikan pelatihan keterampilan remaja binaan diberi kesempatan melakukan Praktek Belajar Kerja (PBK). PBK bertujuan untuk menyiapkan remaja binaan agar memahami dunia kerja sesungguhnya.

CATATAN LAPANGAN III Hari/ tanggal : Selasa, 26 Januari 2016

Waktu : 08.30-11.30 WIB

Tempat : Ruang Subbagian Tata Usaha dan Subbagian Pelayanan Topik : Pencarian data dan informasi tentang lembaga

Peneliti datang langsung ke ruang TU untuk menanyakan sejarah, letak geografis, struktur organisasi dan tata kerja, sasaran, sarana dan parasarana, sumber dana dan jaringan kerja. Pegawai subbagian tata usaha memberikan brosur Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja Yogyakarta. Pegawai TU memberikan dokumen sejarah serta sarana dan parasarana yang ada. Peneliti tidak menemukan data tentang struktur organisasi yang ada di BPRSR. Struktur organisasi dan tata kerja belum diberikan karena akan diadakan pergantian pengurus dan pergantian nama dari Panti Sosial Bina Remaja Yogyakarta menjadi Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja Yogyakarta. Sumber dana berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi DIY. Remaja penerima manfaat tidak dipungut biaya atau gratis. BPRSR Yogyakarta bekerja sama dengan instansi pemerintah terkait, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat, lembaga swasta, perguruan tinggi, pengusaha dan perorangan.

Pegawai subbagian pelayanan memberikan informasi tahapan pelayanan, data data instruktur, data remaja dan jadwal kegiatan. Tahapan pelayanan terdiri dari orientasi dan konsultasi, motivasi dan pra seleksi, seleksi, penerimaan, identifikasi dan registrasi, pengasuhan, pelayanan, bimbingan, pembekalan Praktek Belajar Kerja (PBK), PBK, penyaluran dan bimbingan lanjut. Remaja mendapatkan fasilitas dan pelayanan yang memadai secara gratis. Subbagian pelayanan sudah berupaya memberikan pelayanan yang terbaik untuk remaja.

CATATAN LAPANGAN IV Hari/ tanggal : Kamis, 28 Januari 2016

Waktu : 09.00-13.00 WIB

Tempat : Aula BPRSR Yogyakarta Topik : Penyuluhan MEA dan hukum

Peneliti datang ke BPRSR Yogyakarta untuk melihat pelaksanaan bimbingan keterampilan di BPRSR, namun pelaksanaan bimbingan keterampilan diliburkan dan diganti dengan kegiatan penyuluhan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan penyuluhan hukum. Penyuluhan MEA dan hukum dilaksanakan dari jam 09.00-12.00 WIB. Materi MEA diberikan kepada remaja binaan agar mereka mengetahui kebijakan terbaru yang ada saat ini. Penyuluhan MEA diadakan agar remaja binaan mengetahui kelemahan dan kelebihan kebijakan MEA dan mampu mempersiapkan diri untuk menghadapinya pasar bebas dan persaingan global. Penyuluhan MEA bertujuan agar remaja semangat belajar karena mereka tidak hanya bersaing dengan masyarakat dalam negeri, namun bersaing dengan masyarakat luar negeri. Penyuluhan hukum berisi tentang pelayanan yang diberikan kepada orang yang bermasalah dengan hukum

Remaja binaan awalnya memperhatikan dengan seksama materi penyuluhan, namun lama-lama konsentrasi mereka berkurang. Hal tersebut terlihat dari perilaku remaja yang berbicara dengan teman disebelahnya, bermain-main dengan meja serta ada yang terlihat mengantuk dan tiduran saat penyampaian materi penyuluhan. Kegiatan penyuluhan terasa membosankan dan monoton, sehingga motivasi remaja untuk memperhatikan menurun.

Setelah selesai mengikuti penyuluhan MEA dan hukum, peneliti melihat- lihat lingkungan sekitar BPRSR dan berkenalan dengan remaja binaan. Peneliti melakukan pendekatan kepada remaja dengan mengunjungi asrama dan mulai berkenalan. Remaja binaan menyambut baik kedatangan peneliti.

CATATAN LAPANGAN V Hari/ tanggal : Kamis, 4 Februari 2016

Waktu : 08.30-12.00 WIB

Tempat : Ruang keterampilan menjahit BPRSR Yogyakarta Topik : Pelaksanaan bimbingan keterampilan menjahit

Remaja melaksanakan kegiatan di Aula BPRSR. Berdasarkan informasi dari kepala Sie Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial, Remaja binaan sedang menyelenggarakan hypnotherapy dari jam 07.30-09.00 WIB. Setelah jam 09.00 WIB petugas yang berseragam polisi keluar dari aula.

Remaja binaan segera memasuki ruang keterampilan. Remaja binaan tidak diberi waktu untuk beristirahat terlebih dahulu. Pelaksanaan pelatihan keterampilan menjahit dimulai jam 09.00 WIB sesuai dengan jadwal. Sebelum instruktur datang, pendamping pelatihan keterampilan menjahit yaitu Ibu Suratmi sudah berada di ruang pembelajaran untuk mengecek kehadiran remaja dengan memberikan absensi, mengecek kehadiran instruktur, serta kelengkapan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pelatihan menjahit.

Pada hari tersebut ada satu remaja bernama “RK” yang tidak hadir karena

sakit. Jadi jumlah remaja yang datang ada 7 orang. Instruktur pelatihan menjahit

terdiri dari satu orang yaitu Ibu “TW”. Hari Kamis membuat kerajinan sesuai

minat remaja. Remaja menginginkan membuat alas kaki dari sampah plastik bekas. Instruktur meminta remaja binaan mencari bahan yang dibutuhkan. Instruktur memberikan pengarahan dan remaja langsung mempraktekkan.

CATATAN LAPANGAN VI Hari/ tanggal : Sabtu, 6 Februari 2016

Waktu : 08.00-10.00 WIB

Tempat : Ruang keterampilan menjahit BPRSR Yogyakarta Topik : Pelaksanaan bimbingan keterampilan menjahit

Peneliti datang ke ruang keterampilan menjahit untuk melihat kegiatan pembelajaran dan melakukan wawancara kepada pendamping keterampilan menjahit. Peneliti menemui pendamping jam 08.00 WIB, namun pendamping sedang sibuk, sehingga disuruh menunggu sampai jam 10.00 WIB.

Jam 08.30 WIB ruang menjahit sudah dibuka, ada 2 remaja yang sedang membersihkan ruangan dan membawakan minuman untuk instruktur. Diruang menjahit terdapat jadwal piket. Remaja melaksanakan piket dua kali dalam seminggu. Piket bertugas membuka dan mengunci ruangan, membersihkan ruangan sebelum dan sesudah digunakan serta membawakan minuman untuk instruktur.

Pada hari Sabtu, instruktur yang mengajar adalah Ibu “SM”. Ibu “SM”

adalah instruktur keterampilan bordir. Menurut keterangan Ibu SM, hari sabtu digunakan untuk keterampilan membordir, namun jika instruktur keterampilan menjahit sedang ada kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan maka beliau meminta

Ibu “SM” untuk menggantikkannya. Ibu “SM” dulu adalah alumni BPRSR,

sekarang sudah mempunyai usaha bordir dan menjadi instruktur keterampilan bordir. Instruktur mengecek mesin juki untuk bordir, namun banyak yang tidak bisa digunakan karena tidak ada jarumnya. Akhirnya instruktur hanya menjelaskan cara membordir dan menunjukkan contoh hasil bordiran.

Pendamping menjahit dan bordir yaitu Ibu Surami sudah datang tepat jam 10.00 WIB. Peneliti meninggalkan ruangan dan melakukan wawancara di samping ruangan menjahit agar tidak terganggu dengan adanya pelatihan.

CATATAN LAPANGAN VII Hari/ tanggal : Rabu, 10 Februari 2016

Waktu : 09.00-12.00 WIB

Tempat : Ruang keterampilan menjahit BPRSR Yogyakarta Topik : Motivasi belajar keterampilan menjahit

Semua remaja hadir pada tanggal 10 februari 2016. Remaja serius memperhatikan pengarahan yang diberikan instruktur diawal pelatihan. Remaja membutuhkan waktu yang lama dalam mengerjakan tugas yang diberikan instruktur. Ketika menemui permasalahan remaja mudah menyerah

RK” serius dan semangat dalam mengerjakan tugas. “RK” selalu

memperhatikan penjelasan instruktur agar cepat bisa karena mempunyai target

PBK pada bulan April. “RK” bertanggung jawab menyelesaikan tugas yang

diberikan instruktur dan bertanya kepada instruktur tentang hal yang belum diketahui. DT rajin belajar dan berkonsentrasi dalam mengerjakan tugas yang diberikan instruktur.

“PJ” kurang berkonsentrasi dalam memperhatikan penjelasan instruktur

sehingga berkali-kali salah memotong kain keras. “PJ” terlalu banyak bertanya

dan sedikit bekerja. “PJ” emosi ketika apa yang dilakukan berkali-kali salah dan

harus mendedel. Meskipun emosian namun “PJ” mau berproses agar dapat

mengerjakan tugas yang diberikan instruktur. “AW” jarang mendengarkan

penjelasan yang instruktur berikan.

“AW” hanya duduk di kursi sambil menjahit kerajinan. “AW” kurang

bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas yang diberikan instruktur seperti

tidak mengerjakan tugas secara tuntas dan sering meninggalkannya. “AW” malas

mendedel dan mencari bahan baru untuk membuatnya lagi. “AW” tidak pernah bertanya kepada instruktur jika mengalami kesulitan. “AW” meninggalkan

pekerjaanya dan berjalan-jalan. Jika instruktur bertanya “AW”, baru akan

CATATAN LAPANGAN VIII Hari/ tanggal : Kamis, 11 Februari 2016

Waktu : 09.00-12.00 WIB

Tempat : Ruang keterampilan menjahit BPRSR Yogyakarta Topik : Motivasi belajar keterampilan menjahit

Peneliti datang ke ruang keterampilan menjahit untuk melihat motivasi belajar keterampilan menjahit remaja putus sekolah di BPRSR Yogyakarta. Seperti biasa pelaksanaan keterampilan menjahit dilakukan mulai jam 09.00 WIB. Kegiatan pelatihan dimulai dengan membaca doa bersama-sama yang dipimpin

oleh “FS” (remaja binaan). Pada hari tersebut seluruh remaja binaan hadir.

Pendamping keterampilan menjahit mendatangi ruangan dan meminta remaja untuk melakukan kerja bakti membersihkan ruangan keterampilan menjahit dan melakukan persiapan karena akan diadakan liputan di BPRSR. Akhirnya semua kegiatan pembelajaran dihentikan dan semua remaja binaan membersihkan ruangan. Setelah selesai melakukan kerja bakti remaja binaan ada yang melanjutkan tugas yang diberikan instruktur, bercerita dan bermain-main.

Kegiatan bersih-bersih dan persiapan selesai dilakukan pada jam 11.30 WIB sehingga masih ada 30 menit waktu yang tersisa. Remaja yang mengikuti keterampilan lain sudah keluar meninggalkan ruang keterampilannya, namun instruktur keterampilan menjahit tidak memperbolehkan remaja binaanya meninggalkan ruangan sebelum jam 12.00 WIB. Instruktur membiasakan remaja binaan untuk disiplin. Disela-sela membersihkan ruangan dan memanfaatkan waktu yang tersisa, peneliti melakukan wawancara kepada remaja binaan.

Instruktur meminta remaja binaan melakukan tugas lembur karena jika tidak lembur remaja binaan tidak akan mendapatkan ilmu apa-apa.

CATATAN LAPANGAN IX Hari/ tanggal : Senin, 15 Februari 2016

Waktu : 09.00-12.00 WIB

Tempat : Ruang keterampilan menjahit BPRSR Yogyakarta Topik : Motivasi belajar keterampilan menjahit

Pelaksanaan keterampilan menjahit dilakukan mulai jam 09.00 WIB. Pada

hari tersebut ada satu remaja yang tidak hadir bernama “DT” karena menemani ibunya dan ada remaja binaan yang baru masuk yaitu “VA”. Kegiatan pelatihan

keterampilan dimulai dengan membaca doa dan pengarahan dari instruktur. Instruktur memberikan motivasi diawal pelatihan. Instruktur menjelaskan manfaat materi yang diberikan. Materi yang diberikan remaja yang satu berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dan lama berada di BPRSR.

Instruktur memperlakukan remaja yang satu dengan remaja yang lain berbeda-beda. Instruktur menangani remaja secara personal sesuai dengan sifat, karakter, kemampuan dan permasalahan di masa lalunya. Instruktur

memperlakukan “RA” dengan lembut dan bekerja sesuai kemampuannya,

sedangkan Instruktur memperlakukan “RK” dengan target-target yang harus dipenuhi. “PJ” sering sekali bertanya kepada instruktur. Instruktur juga berjalan- jalan melihat-lihat hasil pekerjaan remaja dan menanyakan apa ada kesulitan.

“RA” dan “AW” mendapat perhatian khusus, karena mereka jarang bertanya.

Cara bicara instruktur dengan “RA” dan remaja binaan yang lain berbeda.

instruktur menggunakan bahasa yang lebih lembut agar tidak melukai

perasaannya. “RA” sering mendapat pujian dari instruktur atas hasil kerjaanya. “RA” dan “SE” mengerjakan tugas yang sama. Instruktur memanggil “SE” dan “RA” agar mendengarkan penjelasannya. “SE” langsung menghampiri instruktur, namun “RA” masih diam saja mengerjakan pekerjaannya. “AW” diberi tugas

membuat tempat sisir pada pertemuan yang lalu tapi kebalik, namun “AW” tidak mau mendedel. “AW” membuat lagi dengan bahan yang baru. “FS” mengalami

CATATAN LAPANGAN X Hari/ tanggal : Selasa, 16 Februari 2016

Waktu : 09.00-12.00 WIB

Tempat : Ruang keterampilan menjahit BPRSR Yogyakarta Topik : Motivasi belajar keterampilan menjahit

Kegiatan pembelajaran dimulai seperti biasa. Instruktur memulai pembelajaran dengan berdoa bersama-sama dan memberikan pengarahan diawal.

Pada hari tersebut ada satu remaja yang tidak hadir bernama “FS” karena sakit.

Setiap remaja menggunakan mesin jahit sendiri-sendiri, perlengkapan menjahit dan bahan dari lembaga. Sarana dan Prasarana yang disediakan sudah lengkap. Setiap remaja mendapatkan mesin jahit satu-satu. Di tengah-tengah pembelajaran pendamping keterampilan menjahit menanyakan peralatan dan bahan-bahan yang dibutuhkan instruktur. Instruktur mencatat apa yang dibutuhkan dalam pelatihan. Apa yang dibutuhkan instruktur akan diusulkan dan dibelikan oleh BPRSR Yogyakarta.

Kondisi lingkungan belajar pelatihan keterampilan menjahit di BPRSR Yogyakarta sudah kondusif. Sarana dan prasarana sudah tersedia dengan lengkap. Setiap remaja binaan mendapatkan mesin sendiri-sendiri. Ruang belajar keterampilan menjahit luas, sejuk, tenang dan nyaman untuk melakukan pelatihan. Instruktur memperbolehkan menggunakan musik untuk mengurangi ketegangan dan membuat remaja merasa relax. Instruktur menjalin komunikasi yang baik dengan remaja binaan. Instruktur berupaya menciptakan komunikasi yang baik antara remaja dengan remaja melalui tugas, kerja sama dan tolong menolong. Instruktur menciptakan suasana belajar yang menyenangkan agar remaja betah mengikuti pembelajaran. Instruktur menciptakan kerjasama diantara remaja binaan dengan cara meminta remaja yang sudah bisa untuk mengajari yang belum bisa. Persaingan untuk menjadi yang terbaik diantara remajaan binaan belum terbentuk.

CATATAN LAPANGAN XI Hari/ tanggal : Rabu, 17 Februari 2016

Waktu : 09.00-12.00 WIB

Tempat : Ruang keterampilan menjahit BPRSR Yogyakarta Topik : Motivasi belajar keterampilan menjahit

Kegiatan pembelajaran dimulai seperti biasa. Instruktur memulai pembelajaran dengan berdoa bersama-sama dan memberikan pengarahan diawal.

Pada hari tersebut ada dua remaja yang tidak hadir bernama “RK” dan “DT”

karena sakit. Remaja melanjutkan aktivitas menjahit seperti biasa. Hari ini pembelajaran terasa agak sepi.

Suasana belajar menyenangkan karena adanya interaksi yang baik antara instruktur dengan remaja serta remaja dengan remaja yang lain. Suasana belajar tidak tengang karena dilengkapi dengan musik yang dapat mencairkan suasana. Materi yang diberikan kepada remaja tidak hanya menjahit pakaian saja.

Instruktur menesehati remaja bahwa setelah lulus dari BPRSR mereka dapat membuka usaha menjahit. Instruktur juga menasehati anak bahwa tingkat pendidikan tidak mempengaruhi kesuksesan. Instruktur mengatakan bahwa setiap remaja berhak mempunyai masa depan asalkan mau berubah menjadi lebih baik lagi. Instruktur juga mengatakan bahwa remaja harus mandiri dan terbiasa bekerja dengan target.

Bapak “SM” selaku pekerja sosial mendatangi remaja saat pelatihan

CATATAN LAPANGAN XII Hari/ tanggal : Jumat, 19 Februari 2016

Waktu : 09.00-13.30 WIB Tempat : Aula BPRSR

Topik : Bimbingan kesehatan

Setelah selesai sarapan pagi, petugas membunyikan bel. Remaja binaan bergegas menuju ke Aula. Remaja yang masih santai-santai di asrama di marahi petugas dan segera diarahkan ke aula untuk mengikuti kegiatan kesehatan. Materi yang diberikan adalah cara menangani stres.

Bimbingan kesehatan di mulai dari jam 09.00-11.45. Bimbingan kesehatan dilaksanakan di Aula BPRSR Yogyakarta. Peneliti hanya melihat bimbingan kesehatan dari luar. Peneliti tidak melihat bimbingan kesehatan sampai selesai. Peneliti akan mewawancarai pekerja sosial yang ada di BPRSR. Peneliti menuju

ruang pekerja sosial dan melakukan wawancara kepada Bapak “SM” dan Ibu “SB” selaku pekerja sosial. Setelah itu peneliti juga melakukan wawancara

kepada Bapak “ST” selaku coordinator pekerja sosial di BPRSR Yogyakarta.

Peneliti juga berkunjung ke asrama remaja binaan yang mengikuti pelatihan keterampilan menjahit. Remaja binaan laki-laki yang mengikuti pelatihan menjahit berkunjung ke asrama remaja binaan perempuan yang mengikuti pelatihan menjahit sehingga tercipta kedekatan diantara mereka baik di dalam ruang pelatihan maupun di luar ruang pelatihan.

CATATAN LAPANGAN XIII Hari/ tanggal : Senin, 22 Februari 2016

Waktu : 09.00-12.00 WIB

Tempat : Ruang keterampilan menjahit BPRSR Yogyakarta Topik : Motivasi belajar keterampilan menjahit

Kegiatan pembelajaran dimulai seperti biasa. Instruktur memulai pembelajaran dengan berdoa bersama-sama dan memberikan pengarahan diawal.

Pada hari tersebut hanya dua remaja yang hadir yaitu “RK” dan “RA”. Diawal pembelajaran “RK” banyak curhat tentang permasalahan yang dialami. “RA” yang paling rajin, karena datang paling awal. “AW” tidak berangkat karena belum

kembali lagi ke BPRSR. “DT” tidak berangkat karena sakit. “PJ” tidak berangkat

karena sedang pulang ke kampung halamannya. Remaja binaan yang di asrama bawah tidak tahu kemana, mungkin sedang ada acara sendiri. Instrukktur berniat untuk tanya kepada pramsos, namun tiidak jadi. Sekitar jam 10 WIB “SE” dan “VA” datang ke ruang pembelajaran. “EV” hanya melakukan aktivitas curhat dengan instruktur sedangkan “RK” menemani “VA” meminta bahan ke pada pendamping menjahit ke ruang RPS. Instruktur memberi nasehat kepada “RK”

agar lebih sabar dan merubah sifat banyak omongnya.

Remaja yang mempunyai minat, cita-cita di masa depan dan kemampuan, memiliki semangat yang tinggi untuk belajar. Sedangkan remaja yang tidak berminat menjahit, belum memiliki cita-cita di masa depan serta memiliki kemampuan IQ kurang, kurang bersemangat dalam belajar. Remaja yang memiliki permasalah di dalam dirinya, susah berkonsentrasi dalam mengikuti pelatihan.

Sarana dan prasaran seperti gedung, alat dan bahan sudah tersedia sehingga remaja tinggal memanfaatkan apa yang ada. Remaja bersemangat menjahit karena sarana dan parasana yang disediakan sudah lengkap dan gratis serta instruktur selalu memotivasi remaja untuk belajar dengan giat

CATATAN LAPANGAN XIV Hari/ tanggal : Rabu, 16 Maret 2016

Waktu : 09.00-12.00 WIB

Tempat : Ruang keterampilan menjahit BPRSR Yogyakarta Topik : Motivasi belajar keterampilan menjahit

Instruktur memulai pembelajaran dengan berdoa bersama-sama dan memberikan pengarahan diawal. Pada hari tersebut ada satu remaja yang tidak hadirbernama “VA” karena kabur dari BPRSR.

Remaja binaan mengerjakan tugas yang diberikan instruktur. Instruktur memperlakukan remaja yang satu dengan remaja yang lain berbeda-beda. Instruktur menangani remaja secara personal sesuai dengan sifat, karakter, kemampuan dan permasalahan di masa lalunya.

“RA” susah memahami materi yang diberikan instruktur karena kurang

konsentrasi dalam memperhatikan penjelasan instruktur dan memiliki kemampuan yang rendah dibandingkan yang lainnya. Instruktur dengan sabar memberikan

penjelasan dengan detail dan rinci agar remaja mudah memahami. “RA” jarang

bertanya ketika menemui permasalahan kecuali jika instruktur memancingnya

untuk bertanya. “AW” tidak diperhatikan oleh instruktur karena instruktur sibuk

memberikan penjelasan kepada remaja binaan yang lain. “AW” juga tidak

bertanya kepada instruktur. Sedangkan remaja yang lain bertanya ketika menemui permasalahan.

Di tengah-tengah pelatihan remaja binaan menceritakan permasalahan di asrama, setelah itu instruktur menasehati remaja. Instruktur juga memotivasi remaja binaan agar giat belajar meskipun memiliki kelemahan karena instruktur memiliki kelemahan dalam menghafal sesuatu. Instruktur menceritakan pengalaman dirinya dan pengalaman orang lain agar remaja terinspirasi dari cerita yang dibawakan.

Dokumen terkait