• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Lampiran 3. Catatan Wawancara

CATATAN WAWANCARA I Hari/ tanggal : Sabtu, 6 Februari 2016

Waktu : 10.00-12.00 WIB

Responden : Ibu SR (Pendamping keterampilan menjahit) 1. Apa tugas Anda di BPRSR?

Ibu SR Mengabsen anak, menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan, mengecek kehadiran instruktur misalnya instruktur tidak datang nanti saya harus mencarikan penggantinya dan mendata kapan anak masuk dan keluar.

K Tugas pendamping menjahit adalah melakukan persensi kehadiran remaja, menyediakan dan menyiapkan alat dan bahan pelatihan, mengecek kehadiran instruktur dan mencari penggantinya jika tidak bisa hadir serta melakukan pendataan kapan remaja masuk dan keluar.

2. Apa tujuan diselenggarakan pelatihan keterampilan menjahit di BPRSR Yogyakarta?

Ibu SR Dari pada tidak sekolah, lebih baik di sini dapat keterampilan, menciptakan kemandirian anak dan tidak membebani orang tua karena di sini dapat fasilitas gratis.

K Pelatihan keterampilan bertujuan untuk membekali remaja keterampilan dan mencetak kemandirian.

3. Bagaimana motivasi belajar keterampilan menjahit remaja putus sekolah di Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja (BPRSR) Yogyakarta?

Ibu SR Wah susah mbak.

K Motivasi belajar susah diungkapkan.

4. Bagaimana keinginan remaja untuk berhasil dalam mengikuti pelatihan keterampilan menjahit?

Ibu SR Anak selalu menghadiri pelatihan karena diwajibkan oleh lembaga, Tanggung jawab anak dalam menyelesaikan tugas masih kurang mbak, kadang rajin kadang malas dan kalau ditagih hasilnya belum jadi dengan alasan salah motong, malas mendedel dll. Anak ketika menghadapi kesulitan seperti materinya susah atau salah terus biasanya

mutungan mbak, tidak berangkat dan jika malas memperbaiki

kesalahannya biasanya minta ganti bahan K Keinginan belajar karena diwajibkan lembaga.

5. Bagaimana kebutuhan belajar keterampilan menjahit remaja putus sekolah di BPRSR Yogyakarta?

Ibu SR Kalau kebutuhan belajar anak umumnya belum dari dirinya. Anak yang masuk sini sebagian besar pernah mengalami masalah baik masalah keluarga maupun kasus pelanggaran hukum. Lembaga ini bertugas memberikan perlindungan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial remaja terlantar. Anak yang masuk sini biasanya tidak atas keinginannya sendiri.

Ibu SR Ada yang punya, ada yang belum punya. Kalau anak mempunyai cita- cita mereka akan semangat belajar, tapi ada anak yang belum punya belajarnyasak-sae.

K Ada yang sudah punya ada yang belum.

7. Apa saja pujian dan hukuman yang diberikan kepada remaja putus sekolah di BPRSR Yogyakarta?

Ibu SR Waktu apel nanti akan dipanggil anak yang tidak mematuhi peraturan seperti terlambat datang ke BPRSR dan tidak mengikuti pelatihan ketrampilan, nanti diberi pengarahan dan hukuman seperti membersihkan WC atau lari mengelilingi lapangan. Hukuman diberikan untuk kebaikan remaja sendiri.

K Hukuman yang diberikan membersihkan WC dan lari mengelilingi lapangan.

8. Bagaimana ketertarikan remaja putus sekolah dalam mengikuti pelatihan keterampilan menjahit?

Ibu SR Kegiatan pembelajaran menarik mbak karena instruktur yang sekarang orangnya kreatif. Instruktur tidak hanya mengajarkan cara membuat pakaian saja, namun mengajarkan cara membuat kerajinan dari barang bekas seperti membuat tas, tempat pensil, tempat sisir, tempat tisu,

keset, alas kaki dll. K Instruktur kreatif.

9. Bagaimana kondisi lingkungan belajar yang ada pada pelatihan keterampilan menjahit?

Ibu SR Kondisi lingkungan sudah kondusif untuk menyelenggarakan pembelajaran. Sarana dan prasarana sudah tersedia dengan lengkap dan ruangannya nyaman.

K Kondisi lingkungan sudah kondusif untuk menyelenggarakan pelatihan. 10. Apa saja upaya meningkatkan motivasi belajar keterampilan menjahit remaja

putus sekolah di BPRSR Yogyakarta?

Ibu SR Upaya dari saya menyediakan kebutuhan pelatihan seperti alat dan bahan. Dulu saya beli bahan sendiri, tapi sudah setahun ini pesan pihak ketiga. Kendala sekarang jika pesan bahan tidak segera datang, padahal keburu mau digunakan. Alat dan bahan untuk semua keterampilan dipesan pada pihak ketiga. Kalau dari BPRSR biasanya mengundang alumni dan pengusaha agar anak lebih mantep mengikuti PBK.

K Menyediakan kebutuhan pelatihan, mengundang alumni dan pengusaha sebelum PBK.

11. Apa saja faktor yang mempengaruhi motivasi belajar keterampilan menjahit di BPRSR Yogyakarta?

Ibu SR Umumnya anak yang ada di sini bermasalah seperti keluarga tidak mampu,broken home, tidak sekolah, kasus hukum. Keadaan psikologis mempengaruhi mbak, tapi saya tidak begitu paham, mending tanya peksosnya atau psikolognya.

CATATAN WAWANCARA II Hari/ tanggal : Rabu, 10 Februari 2016

Waktu : 10.00-13.00 WIB

Responden : Ibu TW (Instruktur keterampilan menjahit) 1. Apa tugas Anda di BPRSR?

Ibu TW Sebagai instruktur keterampilan menjahit. K Instruktur keterampilan menjahit di BPRSR.

2. Apakah materi yang Anda berikan sudah sesuai dengan standar kursus dan pelatihan yang ada?

Ibu T Sudah sesuai standar mbak, kalau tidak sesuai ya tidak bisa. Namun, untuk standar hasil belum sesuai mengingat kondisi dan kemampuan anak

K Materi yang Anda berikan sudah sesuai dengan standar kursus dan pelatihan, namun standar hasil belum sesuai karena kondisi dan kemampuan remaja.

3. Apakah Anda menggunakan RPP dan silabus untuk pembelajaran?

Ibu T Saya menggunakan RPP dan silabus, namum untuk hari dan tanggalnya tidak diisikan karena sistem pembelajaran di sinion offmbak. Systemon off itu anak keluar masuk tidak bersama-sama. Jadi materi yang diberikan anak yang satu dengan yang lain berbeda-beda tergantung kemampuan dan jangka waktu mengikuti pembelajaran.

K Instruktur menggunakan RPP dan Silabus dalam pembelajaran, namun hari dan tanggalnya tidak diisi karena sistem pembelajaran di sinion off.

Sistem on off adalah remaja keluar masuk tidak bersama-sama. Jadi materi yang diberikan remaja binaan yang satu dengan yang lain berbeda-beda tergantung kemampuan dan jangka waktu mengikuti pembelajaran

4. Apa metode yang Anda gunakan untuk mengajar pelatihan keterampilan?

Ibu T Teori sambil jalan, ok teori diberikan diawal tapi saya tidak mengharuskan anak paham, pokoknya melihat situasi saja. Kalau sudah praktek anak baru akan mudeng teori yang diberikan.

K Metode yang digunakan instruktur lebih didominasi praktek, namun instruktur tetap memberikan teori diawal. Remaja tidak diharuskan paham teori diawal karena teori akan diberikan kembali saat praktek. 5. Apa tujuan diselenggarakan pelatihan keterampilan menjahit di BPRSR

Yogyakarta?

Ibu TW Tujuan saya tidak hanya memberi pengetahuan, namun saya ingin mempersiapkan masa depan anak muda, karena saya melihat banyak anak mempunyai potensi tapi tidak ada yang mengarahkan. Saya tidak mengharuskan anak untuk pandai menjahit, tapi paling tidak saya ingin merubah pola pikir anak saat mengikuti pembelajaran.

potensi tapi tidak ada yang mengarahkan. Instruktur tidak mengharuskan remaja pandai menjahit, tapi paling tidak ingin merubah pola pikir remaja binaan.

6. Bagaimana motivasi belajar keterampilan menjahit remaja putus sekolah di Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja (BPRSR) Yogyakarta?

Ibu TW Menurut saya motivasi itu nomer satu, kalau kemampuan nomer dua. Motivasi itu penting, karena saya pernah punya murit kemampuannya tidak ada, tapi memiliki motivasi tinggi akhirnya jadi orang sekarang. Kalau motivasi anak di sini belum berasal dari dirinya.

K Motivasi belum berasal dari dalam dirinya.

7. Bagaimana keinginan remaja untuk berhasil dalam mengikuti pelatihan keterampilan menjahit?

Ibu TW Keinginan remaja untuk berhasil berbeda-beda. Keinginan untuk berhasil tergantung sifat, minat, kemampuan dan permasalahan di masa lalu. Kehadiran anak dalam mengikuti pelatihan secara umum sudah bagus sekitar 75% karena jika ada anak yang tidak hadir selalu saya cari. Anak selalu memperhatikan apa yang saya jelasan. Tanggung jawab anak dalam mengerjakan tugas masih perlu digarap karena bekerja sesuai mood. Sikap remaja ketika menemui permasalahan mudah patah semangat

K Keinginan berhasil tergantung sifat, minat, kemampuan dan permasalahan di masa lalu.

8. Bagaimana kebutuhan belajar keterampilan menjahit remaja putus sekolah di BPRSR Yogyakarta?

Ibu TW Anak di sini umumnya belum memiliki kebutuhan belajar yang berasal dari dalam dirinya. Anak yang belum memiliki kebutuhan belajar dari dalam dirinya perlu dirangsang oleh orang lain, sehingga lambat laun kesadaran tersebut dapat muncul menjadi kebutuhan dari dalam dirinya. Anak yang masuk sini umumnya bukan atas kemauannya sendiri. K Dorongan dan kebutuhan belajar berasal dari luar diri remaja binaan. 9. Bagaimana cita-cita remaja setelah selesai mengikuti pelatihan keterampilan?

Ibu TW Jika anak memiliki cita-cita setelah selesai mengikuti pelatihan keterampilan mereka akan rajin. Enam dari sembilan anak sudah mempunyai cita-cita di masa depan. Saya selalu memotivasi anak agar mempunyai cita-cita.

K Enam dari sembilan remaja binaan sudah mempunyai harapan dan cita- cita di masa depan. Instruktur selalu memotivasi agar remaja binaan mempunyai cita-cita.

10. Apa saja pujian dan hukuman yang diberikan kepada remaja putus sekolah di BPRSR Yogyakarta?

Ibu TW Saya memberikan pujian berupa kata-kata saja tapi kalau hukuman biasanya target harus selesai dan tambahan pekerjaan. BPRSR akan memberikan hukuman mbak, karena ketua sekarang disiplin sekali. K Pujian berupa kata-kata dan hukuman berupa tambahan pekerjaan. 11. Bagaimana ketertarikan remaja putus sekolah dalam mengikuti pelatihan

karena teori akan diberikan kembali saat praktek. Saya mengusahakan apa yang akan dipelajari dan yang sedang dipelajari menyenangkan bagi anak serta menciptakan suasana belajar yang tidak monoton seperti pemberian kelas kerajinan setiap hari Kamis agar anak tidak bosan. K Remaja binaan tertarik karena didominasi praktek, menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan dan kegiatan pelatihan bervariatif. 12. Bagaimana kondisi lingkungan belajar yang ada pada pelatihan keterampilan

menjahit

Ibu TW Untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif saya menjalin komunikasi yang baik antar instruktur dengan anak. Menciptakan kerjasama antar anak. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan seperti menghindari ketegangan namun anak tetap disiplin dan terbiasa dengan target. Memposisikan diri sebagai teman yang dekat dengan anak serta memperbolehkan menggunakan musik untuk terapi.

K Kondisi lingkungan belajar sudah kondusif.

13. Apa saja upaya meningkatkan motivasi belajar keterampilan menjahit remaja putus sekolah di BPRSR Yogyakarta?

Ibu TW Upaya yang dilakukan lembaga yaitu menyediakan fasilitas yang memadai karena jika tidak ada fasilitas anak tidak bisa belajar. Saya mendampingi anak memiliki bakat yang berbeda-beda. Jika ingin mengembangkan bakat yang berbeda saya harus membeli bahan sendiri karena jika dimasukkan dalam daftar permintaan tidak semua anak bisa memahami. Saya selalu menceritakan pengalaman hidup saya maupun pengalaman hidup orang lain agar dapat menginspirasi anak untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik. Saya tidak mengharuskan anak menjadi penjahit. Setiap anak berhak mempunyai masa depan, apapun masa lalunya. Upaya yang saya lakukan pujian berupa kata-kata tapi kalau hukuman biasanya target harus selesai dan tambahan pekerjaan. BPRSR akan memberikan hukuman mbak, karena ketua sekarang disiplin sekali.

Anak yang ada di sini bermasalah, sehingga susah untuk diarahkan. Saya melakukan pendampingan kepada anak secarapersonsesuai sifat, karakter, kemampuan dan permasalahan yang dialami anak. Jadi saya memperlakukan anak satu dengan yang lain berbeda. Di sini adalah balai rehabilitasi yang menangani anak-anak bermasalah, oleh karena itu bimbingan keterampilan itu hanya sekitar 40% namun 60% lainnya dari bimbingan lain.

K Upaya BPRSR yaitu menyediakan fasilitas dan layanan. Upaya instruktur yaitu memberikan nasehat, menceritakan pengalaman diri dan orang lain, memberikan penghargaan dan hukuman serta melakukan pendampingan secara person sesuai sifat, karakter, kemampuan dan permasalahan yang dialami remaja binaan.

14. Apa saja faktor yang mempengaruhi motivasi belajar keterampilan menjahit di BPRSR Yogyakarta?

memahami kerja dengan hati. Hal tersebut bisa karena minat, cita-cita di masa depan dan kemampuan anak sendiri. Selain itu juga karena anak yang berada di sini bermasalah sehingga kondisi anak tersebut juga mempengaruhi motivasinya. Selain itu faktor yang mempengaruhi adalah peran instruktur dalam memotivasi anak, peran peksos sebagai pendamping anak, dukungan orang tua mbak, teman bergaul serta fasilitas dan layanan yang disediakan di sini.

K Faktor intrinsik yaitu minat, cita-cita di masa depan dan kemampuan remaja binaan. Faktor ekstrinsik yaitu peran instruktur, peran peksos sebagai pendamping, dukungan orang tua, teman bergaul serta fasilitas dan layanan

CATATAN WAWANCARA III Hari/ tanggal : Kamis, 11 Februari 2016

Waktu : 08.30-13.00 WIB

Responden : AW, RA, TP (Remaja Putus Sekolah) 1. Sejak kapan Anda putus sekolah?

AW Kelas 5 SD.

RA Aku sekolah nyampe SD kelas 5, trus mondok tidak sekolah, padahal disana juga ada yang sekolah tapi aku tidak mau.

TP Aku SMP dulu keluar trus kerja karena pengen mandiri. K Remaja binaan putus sekolah SD dan SMP.

2. Mengapa Anda masuk BPRSR?

AW Aku dilebokke Pak Dukuh gonaku. Aku biyen nyolong kotak amal masjid. Aku nyolong gara-gara kepepet ora duwe duwit.

RA Aku dulu mondok. Pihak pondok menyarankan disuruh ke sini.

TP Aku anak kasus mbak, tapi masalahnya sudah selesai. Aku ditebus oleh orang tua. Aku dibawah pengawasan bapas selama 3 bulan, tapi aku mengajukan di sini 1 tahun.

K Remaja binaan masuk BPRSR karena berhadapan dengan hukum dan dimasukkan oleh orang lain.

3. Bagaimana keinginan Anda untuk berhasil dalam mengikuti pelatihan keterampilan menjahit?

AW Aku mangat terus mbak, biasane ora mangkat mergo telat le bali neng panti. Aku kadang-kadang nggatekke apa sing dijelaske instruktur. Nek eneng tugas kadang tak garap nek pas lagi pengen. Biasane nek eneng masalah opo materine angel tak tinggal nk wegah dedel yo golek bahan meneh.

RA Punya. Aku selalu menghadiri pelatihan, rajin belajar, memperhatikan penjelasan instruktur.

TP Punya. Selama ini aku selalu berangkat mbak, memperhatikan penjelasan instruktur, mengerjakan tugas dari instruktur kalau lagi mau dan bertanya jika ada permasalahan.

K Remaja binaan memiliki hasrat dan keinginan untuk berhasil. 4. Bagaimana kebutuhan belajar Anda dalam mengikuti keterampilan menjahit?

AW Kadang-kadang, saat pengen aja mbak.

RA Ada.

TP Aku anak kasus mbak, tapi masalahnya sudah selesai. Aku ditebus oleh orang tua. Aku di bawah pengawasan bapas selama 3 bulan, tapi aku mengajukan di sini 1 tahun agar setelah keluar memiliki keterampilan. K Dorongan bukan atas keinginan remaja binaan.

5. Bagaimana cita-cita Anda setelah selesai mengikuti pelatihan keterampilan menjahit?

AW Cita-cita setelah lulus hurung dipikir bingung mbak. Aku njahit sak geleme mbak pas pengen wae.

K Ada yang sudah punya dan ada yang belum.

6. Apa saja pujian dan hukuman yang diberikan kepada Anda BPRSR Yogyakarta? AW Iya mbak, Aku takut dihukum, tapi ora pengen penghargaan. Biasane

dicek neng asrama, nek konangan petugas dihukum mlaku jongkok mubengi lapangan.

RA Aku mengikuti pelatihan menjahit tidak untuk mendapatkan penghargaan atau menghindar hukuman.

TP Aku belajar kadang-kadang karena menghindari hukuman dan ingin memperoleh pujian dari instruktur mbak.

K Pujian dari instruktur dan hukuman dari BPRSR.

7. Bagaimana ketertarikan Anda dalam mengikuti pelatihan keterampilan menjahit? AW Biasa saja.

RA Tertarik.

TP Kegiatan pembelajaran banyak prakteknya. Selain diajari menjahit diajari juga membuat kerajinan sehingga besok kalau udah keluar bisa buat-buat kerajinan.

K Remaja tertarik dengan kegiatan pelatihan menjahit.

8. Bagaimana kondisi lingkungan belajar yang ada pada pelatihan keterampilan menjahit?

AW Kondisine yo uwes apik mbk, adem tapi jam e do mati.

RA Kondisinya sudah bagus. Fasilitas lengkap dan suasana belajar menyenangkan banyak bercanda serta diperbolehkan menggunakan musik agar tidak spaneng tapi tidak boleh terlalu keras dan tidak mengganggu aktifitas.

TP Kondisinya sudah baik. Fasilitas lengkap. K Kondisi lingkungan belajar sudah kondusif

9. Apa saja upaya yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar Anda di BPRSR Yogyakarta?

AW Instruktur menasehat ben aku luwih cepet ben dadi wong sukses. Peksos kerep motivasi ben aku cepet met seko kene trs melu PBK utowo PKL Pendamping menjahit kerjane neng ruang RPS, dadi arang Nampak. Fasilitas lengkap.

RA Instruktur menjahit selalu memotivasi saya untuk belajar. Instruktur melatih saya untuk mandiri. Pekerja sosial sering memberi motivasi saya.

TP Instruktur memotivasi saya untuk belajar dengan memberikan gambaran-gambaran kehidupan di luar sana. Peksos memotivasi pas diawal-awal. Fasilitas gratis dan lengkap.

K Upaya yang dilakukan memberikan nasehat, memotivasi, melakukan pendampingan dan menyediakan fasilitas.

10. Apa saja faktor yang mempengaruhi motivasi belajar keterampilan menjahit di BPRSR Yogyakarta?

AW Fasilitas, minat.

RA Fasilitas, layanan, instruktur, peksos.

CATATAN WAWANCARA IV Hari/ tanggal : Senin, 15 Februari 2016

Waktu : 08.30-13.00 WIB

Responden : DT, PJ, SE (Remaja Putus Sekolah) 1. Sejak kapan Anda putus sekolah?

DT Lulus SMP tapi tidak melanjutkan.

PJ Aku Cuma SD kok mbak itu aja gak lulus. SE SMP kelas 3 tapi metu pas arep ujian. K Remaja putus sekolah SD dan SMP. 2. Mengapa Anda masuk BPRSR?

DT Soalnya aku ora diolehke bali neng Kalimantan.

PJ Aku asli medan, tapi udah lama pergi dari rumah. Aku disini cuma gembel. Kebetulan aku tinggalnya di dekat rumah pegawai yang ada disini. Pegawai memasukkan aku kesini dari pada cuma hidup di jalan. SE Aku kasus mbak, pencurian sepeda motor, jane aku ki ora nyuri tapi sik

nyuri ki kancaku tapi pas digrebeg posisne aku negkono. K Anak jalanan dan berhadapan dengan hukum.

3. Bagaimana keinginan Anda untuk berhasil dalam mengikuti pelatihan keterampilan menjahit?

DT Punya. Sikapnya selalu menghadiri pelatihan kalau tidak ada keperluan yang tidak bisa ditinggalkan, memperhatikan penjelasan instruktur, bertanggung jika diberi tugas dan bertanya jika tidak tahu.

PJ Dulu awalnya mau nyoba montir, tapi tidak bisa karena pendidikanku cuma SD. Aku pindah ke las, tapi gak cocok. Aku pindah lagi ke kayu tapi aku gak tahan serbuk kayu karena asma. Aku gak minat dijahit, jadi aku bekerja sesuai keinginanku.

SE Punya. Sikapnya selalu mengikuti pembelajaran, selalu memperhatikan, kalau dikasih tugas oleh instruktur ya dikerjakan, kalau pas dapet yang sulit bertanya kepada instruktur.

K Remaja mempunyai hasrat dan keinginan untuk berhasil.

4. Bagaimana kebutuhan belajar Anda dalam mengikuti keterampilan menjahit?

DT Ada.

PJ Dulu awalnya mau nyoba montir, tapi tidak bisa karena pendidikanku cuma SD. Aku pindah ke las, tapi gak cocok. Aku pindah lagi ke kayu tapi aku gak tahan serbuk kayu karena asma. Jadi aku terpaksa masuk jahit, dari pada di salon soalnya wajib mengikuti keterampilan.

SE Awalnya aku masuk sini karena kasus pencurian sepeda motor. Sebenarnya aku tidak mencuri yang mencuri adalah temanku, tapi saat penggrebekan aku berada di sana. Aku dulu di lapas, tapi disuruh pindah ke sini. Aku sudah sidang dengan keputusan hakim berada di sini.

K Dorongan dan kebutuhan belajar berasal dari luar diri remaja binaan. 5. Bagaimana cita-cita Anda setelah selesai mengikuti pelatihan keterampilan

selalu memotivasi aku agar mempunyai masa depan yang lebih baik. PJ Aku gak bercita-cita jadi tukang jahit setelah keluar sini. Belajar

menjahit hanya siapa tau besok dibutuhkan. Cita-citaku menjadi arsitek mbak.

SE Buka usaha menjahit, kalau keluar dapat pesangon dan simbah mau membelikan mesin jahit.

K Ada yang sudah mempunyai harapan dan cita-cita, namun ada juga yang mempunyai harapan dan cita-cita tidak sesuai dengan pelatihan yang dipelajari.

6. Apa saja pujian dan hukuman yang diberikan kepada Anda BPRSR Yogyakarta? DT Kadang-kadang saya belajar untuk mendapatkan pujian dan menghindari

hukuman, tergantung pelajarannya juga. Pujiannya setelah mau keluar dari sini dan hukuman dari Bapak B.

PJ Menghindari hukuman. SE Kadang-kadang saja.

K Remaja belajar karena mengharapkan pujian dan hukuman.

7. Bagaimana ketertarikan Anda dalam mengikuti pelatihan keterampilan menjahit? DT Tertarik. Karena kegiatan pembelajaran tidak monoton, adanya

keakraban antara anak dengan instruktur.

PJ Tertarik karena diajari juga membuat keterampilan membuat kerajinan. SE Tertarik. Banyak prakteknya dan instruktur dekat ketika ada masalah

bisa curhat dan diberi nasehat.

K Remaja tertarik dengan kegiatan pelatihan menjahit.

8. Bagaimana kondisi lingkungan belajar yang ada pada pelatihan keterampilan menjahit?

DT Kondisi lingkungan belajar menyenangkan tidak terlalu tegang tapi tetap ditarget dan instruktur dekat dengan anak.

PJ Fasilitas yang disediakan lengkap tinggal memanfaatkannya dan temannya enak saling mendukung.

SE Fasilitas lengkap, nyaman dan tenang. K Lingkungan belajar sudah kondusif.

9. Apa saja upaya yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar Anda di BPRSR Yogyakarta?

DT Instruktur sering memotivasi saya untuk belajar dengan cara menasehati. Instruktur memotivasi, kalau ada masalah curhat trus dinasehati. Pendamping menjahit sering memberi semangat.

PJ Instruktur selalu memotivasi, biasanya dinasehatin, diceritain pengalaman hidup dirinya maupun orang lain. Pendamping menjahit tugasnya hanya ngecek serta menyediakan alat dan bahan.

SE Instruktur memotivasi, kalau ada masalah curhat trus dinasehati.

K Upaya memotivasi yaitu memberikan nasehat, menyemangati, cerita dan

Dokumen terkait