• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hari / tanggal : Sabtu, 12 November 2011 Jam : 08. 00 WIB sampai 14. 00 WIB Tempat : rumah pak Keman

Topik : Pembuatan sesaji upacara daur hidup mitoni

Pada hari Sabtu, 12 November 2011 sekitar pukul 06. 00 WIB, bu Harni (istri pak Keman) pergi ke pasar Wonosari dengan diantar oleh menantunya yaitu mas Eko. Bu Harni akan membeli bahan-bahan untuk membuat sesaji upacara daur hidup mitoni. Bahan- bahan tersebut berupa beras, bumbu dapur, lombok ijo, sayuran, dan jajan pasar.

Sekitar pukul 08. 00 WIB di rumah pak Keman, Bu Harni dan beberapa tetangganya yaitu bu Rugiyem, bu Wartini, bu Ngadilah, bu Lestari, dan bu Tukirah mulai membuat perlengkapan sesaji upacara daur hidup mitoni. Bu Harni mencuci beras kemudian memasaknya. Setelah matang, nasi tersebut dicetak seperti gunung dengan menggunakan kukusan, nasi tersebut dibuat tumpeng. Tumpeng kemudian diletakkan diatas tampah yang sudah diberi alas daun pisang dan didasarnya telah diberi nasi secukupnya. Tumpeng tersebut dibuat satu buah. Nasi lainnya dibuat sega golong oleh bu Wartini. Nasi tersebut dibentuk bulatan- bulatan seperti bola. Sega golong dibuat sebanyak tujuh buah. Sementara itu, bu Ngadilah mencampur sisa nasi lainnya dengan parutan kelapa dan garam. Bu Ngadilah akan membuat sega uduk.

Bu Rugiyem mengambil sayuran yaitu kangkung, bayam, dan kacang panjang. Kemudian sayuran tersebut diiris-iris dan dicuci. Kacang panjang direbus terlebih dahulu, kemudian kangkung dan bayam. Setelah semua sayuran matang dan ditiriskan, kemudian diberi bumbu gudhangan. Bumbu gudhangan terdiri dari garam, bawang merah, bawang putih, ketumbar, laos, kencur, daun jeruk purut, dan gula jawa. Semua bumbu tersebut dihaluskan atau ditumbuk

139

terlebih dahulu, kemudian dicampur dengan kelapa parut. Semua bumbu dimasukkan dalam plastik, lalu dikukus.

Pak Keman mengambil ayam jago dikandang kemudian menyembelihnya. Setelah disembelih, bu Tukirah membersihkan bulu-bulunya. Ayam jago tersebut akan dibuat ingkung. Ayam jago yang telah selesai dibersihkan lalu diikat dan dimasak dengan bumbu beserta santan. Ingkung tersebut dibuat sebanyak satu buah. Setelah ingkung tersebut matang, kemudian ditaruh di atas nampan besar yang telah disiapkan.

Bu Lestari akan membuat sayur lombok ijo. Bahan pokok membuat sayur ini adalah lombok ijo. Bumbu-bumbu yang digunakan adalah bawang merah, bawang putih, garam, sereh, laos, ketumbar, merica, dan gula. Semua bumbu tersebut dihaluskan atau ditumbuk. Lombok ijo yang telah dipotong-potong kemudian dimasak dengan bumbu-bumbu yang sudah ditumbuk. Setelah itu baru dimasukkan santan. Perlengkapan lainnya yaitu jajan pasar yang disiapkan oleh bu Tukirah. Jajan pasar tersebut sudah dibeli tadi pagi oleh bu Harni di pasar. Bu Tukirah tinggal menata jajan pasar tersebut diatas piring.

Bu Wartini mengupas beberapa umbi-umbian diantaranya yaitu ketela, suweg, talas, dan gembili. Setelah semuanya dikupas dan dicuci, lalu umbi- umbian tersebut dikukus. Bu Rugiyem kemudian mengambil beras dan mencucinya. Beras tersebut diisikan ke dalam ketupat. Ketupat tersebut telah dibuat oleh bu Harni pada malam hari sebelumnya. Setelah semua ketupat diisi beras, kemudian dimasak dengan cara dikukus.

Bu Ngadilah dan bu Harni mengambil daun pisang dan membuatnya menjadi takir. Selesai membuat takir, bu Lestari mengisinya dengan nasi kuning yang diatasnya diberi oseng tempe dan telur goreng. Selesai membuat takir ponthang, bu Harni mengambil sedikit beras ketan kemudian langsung mensangrai beras ketan menjadi cengkaruk. Selesai membuat cengkaruk, bu Harni mengambil beras ketan lagi dan mencucinya sampai bersih. Beras ketan yang sudah dicuci lalu dikukus sampai matang untuk membuat jadah uran.

Bu Tukirah mengambil nasi untuk membuat bubur atau jenang. Nasi dimasak dalam panci yang ditambah sedikit air. Setelah mendidih kemudian ditambah dengan sedikit parutan kelapa dan garam. Bu Tukirah membuat jenang putih. Bu Tukirah mengambil jenang putih dan ditaruh diatas piring. Setelah diambil sedikit untuk jenang putih, bu Rugiyem menambahkan gula merah untuk membuat jenang abang. Setelah matang, jenang abang ditaruh di atas piring. Bu Rugiyem mengambil sedikit jenang putih dan jenang abang lalu ditaruh bersebelahan di atas satu piring untuk membuat jenang abang putih. Bu Wartini mengambil jenang abang lalu ditaruh di atas piring, Jenang abang tersebut dipalang jenang putih di atasnya untuk membuat jenang palang putih. Bu Wartini mengambil jenang putih lalu ditaruh di atas piring. Jenang putih tersebut dipalang jenang abang di atasnya untuk membuat jenang palang abang. Bu Ngadilah mengambil tepung beras untuk membuat jenang baro-baro putih. Tepung beras dimasak dengan ditambah air. Setelah matang, jenang tersebut ditaruh di atas piring kemudian ditaburi gula merah dan parutan kelapa. Setelah membuat jenang baro-baro putih, bu Ngadilah mengambil tepung beras lagi untuk membuat jenang baro-baro merah. Tepung beras dimasak dengan ditambah air, kemudian diberi warna merah dan ditaburi gula merah serta parutan kelapa.

Keterangan: 1. Kinang

2. Cengkir gadhing 3. Jungkat suri, cupu,

benang lawe 4. Janur kuning 5. Kembang boreh 1 2 3 4 5

141

Gambar lampiran. Kain jarik.

Perlengkapan sesaji yang tidak dimasak disiapkan oleh pak Keman dan mas Eko. Pak Keman pergi ke kebun di belakang rumah. Pak Keman memetik cengkir gading atau kelapa kuning sebanyak satu buah. Selain itu, pak Keman juga memetik janur kuning. Pak Keman juga memetik daun dhadhap srep untuk membuat jenang baning.

Sementara itu, mas Eko menyiapkan sesaji lainnya berupa kinang yang terdiri atas daun sirih, injet, gambir, dan tembakau. Semua itu dibungkus menggunakan daun pisang. Mas Eko kemudian mengambil kwali kemudian diisi dengan beras dan telur ayam kampung sebanyak satu butir. Pak Keman kemudian mengambil kendi lalu diisi dengan air. Mas Eko juga menyiapkan dian senthir. Ia mengisi miyak tanah ke dalam dian senthir tersebut.

Catatan refleksi :

1. Perlengkapan keperluan upacara daur hidup mitoni dikerjakan mulai pukul 08. 00 WIB dan selesai kurang lebih pukul 15. 00 WIB. Perlengkapan upacara daur hidup mitoni tersebut terdiri atas sesaji yang dimasak dan sesaji yang

tidak dimasak. Pembuatan sesaji dikerjakan oleh ibu Harni dan pak Keman serta dibantu oleh menantu dan tetangganya.

2. Sesaji upacara daur hidup mitoni yang dimasak dikerjakan oleh bu Harni dan dibantu oleh bu Rugiyem, bu Wartini, bu Ngadilah, bu Lestari, dan bu Tukirah.Sesaji tersebut adalah air putih, air teh, ingkung, cengkaruk, gudhangan mateng, jadah uran, jajan pasar, jenang atau bubur tujuh rupa, keleman, ketupat, tumpeng, sayur lombok ijo, sega golong, sega uduk, dan takir ponthang.

3. Sesaji upacara daur hidup mitoni yang tidak dimasak dikerjakan oleh pak Keman dibantu oleh menantunya. Sesaji tersebut adalah air dalam kendi, beras dan telur ayam kampung yang diletakkan dalam kwali, cengkir gadhing, dian senthir, janur kuning, jenang baning, jungkat suri,cupu, benang lawe, kain jarik, kembang boreh, kinang, dan pisang.

143