• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hari/ tanggal : 14 Januari 2012 Jam : 14.30 WIB

Tempat : Halaman Rumah Bapak Hargo Topik : Diskripsi permainan benthik

Sepulang les sekolah sore, sekumpulan anak-anak berjalan melewati depan rumah bapak Hargo (Ketua RT 09, Dusun Ngringin). Sekumpulan anak-anak tersebut antara lain, Tio, Pandhu, Rio, Ridwan, Dan Hari. Sekumpulan anak tersebut berhenti di rumah Wedar, putra dari bapak Hargo. Setelah beberapa menit saling berbincang-bincang di depan rumah, Wedar dengan tiba-tiba membawa kayu benthik yang setiap hari digunakan untuk bermain benthik di halaman balai Dusun.

Setelah beberapa saat mereka saling berbicara, kira-kira pada pukul 14.30 WIB mereka terlihat akan bermain benthik di samping rumah bapak Hargo. Tempat mereka bermain adalah sebuah ladang yang jarang digunakan untuk bercocok tanam. Ladang tersebut kurang lebih berukuran 10x20 m. Dengan luas tersebut, merupakan tempat ideal bagi mereka untuk bermain. Berdasarkan observasi, dapat diketahui urut-urutan permainan benthik dan tata cara bermain.

Pertama-tama, Tio membuat lubang di tanah sebagai tempat janak, dan teman-teman lainnya bersiap-siap. Mereka ada yang sedang menaruh tas, menyelesaikan makan snack, dan melepas baju sragam sekolah, karena mereka terlihat masih berpakaian sekolah.

Setelah semua persipan untuk bermain selesai, mereka mengadakan hom pim pah. Dari hom pim pah yang mereka lakukan tersebut, didapatkan urutan pemain yang akan bermain, yaitu Pandu, Rio, Ridwan, Wedar, dan Tio berperan menjadi penjaga sebagai awal permainan sepertigambar di bawah:

Gambar:

Anak-anak sedang melakukan hom pim pahh (dok. Widarti, 2012)

Pertama-tama permainan dimulai dari Pandu yang melemparkan janak dengan benthong dari lubangnya. Buangan janak melambung tinggi dan tidak dapat digapai oleh tangan Tio yang sudah berjaga kurang lebih 5 meter di depan Pandu. Tio tidak bisa menggapai janak, sehingga dia bertanggung jawab mengambil janak tadi dan melemparkan ke arah benthong. Tio melempar dengan keras, akan tetapi janak tidak mengenai benthong yang telah di tempatkan oleh Pandu di atas lubang, sehingga kesempatan berlanjut dilakukan oleh Pandu.

Setelah itu, Pandu melanjutkan permainan dengan cara memegang janak pada tangan kiri, dan memegang benthong pada tangan kanan. Benthong di ayunkan memukul janak, sehingga janak terlemapr. Dari kesempatan tersebut, Pandu berhasil menampol janak dan si penjaga tidak dapat menangkap janak tersebut. Tio mengambil janak dan melemparkan kea rah lubang benthik. Apabila lemparan Tio tidak tertampol oleh Pandu, maka Pandu hanya mendapatkan nilai dari jarak janak dengan lunang benthik. Akan tetapi apabila lemparan Tio dapat tertampol oleh Pandu, maka poin akan semakin banyak didapatkan oleh Pandu karena jarak janak akan semakin jauh dengan lubang benthik. Dari kesempatan itu, Tio tidak berhasil melemparkan janak dengan sempurna kea rah lubang. Akan tetapi, Pandu juga tidak dapat menampol kembali janak tersebut, sehingga poin yang

144

didapatkan hanya sebatas jarak janak dengan lubang. Dari hasil tersebut, Pandu mendapatkan poin 15.

Pandu melakukan langkah selanjutnya yaitu patil lele. Patil lele, yaitu dilakukan dengan cara menaruh janak miring di atas lubang, setelah itu dipukul dan janak akan melambung ke udara dan kemudian untuk ditampol seperti gambar di bawah ini.

Gambar:

Anak sedang melakukan patil lele (dok. Widarti, 2012)

Berdasarkan tampolan yang dilakukan oleh Pandu, akan didapatkan skor atau nilai. Skor yang didapatkan sesuai dengan jauh dekatnya jarak janak dengan lubang benthik. Semakin jauh tampolan, maka semakin banyak nilai yang terkumpul. Dilihat dari kesempatan patil lele tersebut, Pandu berhasil melakukan dengan sempurna dan berhasil mengumpulkan nilai 25 point. Poin 25 tersebut ditambah nilai yang sebelumnya didapat, yaitu 15 sehingga poin yang terkumpul adalah 40 poin. Setelah itu permainan terus berlanjut dengan lembali kepermainan awal, yaitu dengan melemparkan janak dengan benthong dari lubang benthik.

Pada kesempatan yang kedua tersebut, dia gagal meneruskan permainan, karena janak tertangkap oleh tangan Tio. Dengan begitu, Pandu berkewajiban menjadi penjaga dari teman lainnya, yaitu Rio. Rio memulai permainan dengan melemparkan janak dari lubang benthik. Kesempatan itu dimanfaatkan bagus oleh

Rio. Janak melambung tinggi dan jauh, sehingga Pandu yang berjaga di depan Rio tidak dapat menggapai dan tidak dapat mengembalikan dengan baik.

Setelah itu, Rio melanjutkan permainan dengan cara memegang janak pada tangan kiri, dan memegang benthong pada tangan kanan. Benthong di ayunkan memukul janak, sehingga janak terlempar. Dari kesempatan tersebut, Rio berhasil menampol janak dan si penjaga tidak dapat menangkap janak tersebut. Dari kesempatan itu, Rio mendapatkan poin 9.

Rio melanjutkan permainan dengan patil lele. Dia juga melakukan dengan baik dan menghasilkan torehan point lebih tinggi dari Pandu, yaitu 47 point. Permainan akan terus berlangsung sampai salah satu peserta dapat mengumpulkan nilai atau point sebanyak 100. Dari observasi permainan yang berlangsung pada waktu tersebut, Rio berhasil mengumpulkan poin 100 paling awal, sehingga Ronde pertama dimenangkan oleh anak tersebut. Permainan benthik terus berlanjut hingga waku yang mereka inginkan.

Catatan Refleksi:

1. Permainan benthik merupakan jenis permainan yang memerlukan lahan yang cukup luas untuk bermain. Lahan yang dapat digunakan untuk bermain bethik misalnya halaman rumah yang luas, lading, halaman balai Dusun, dan lapangan voli.

2. Permainan benthik dapat dimankan olaeh dua orang annak dan lebih. Permainann tersebut tidak memerlukan peralatan-peralatan yang susah di dapat dan dengan harga mahal, akan tetapi permainan benthik hanya memerlukan kayu kecil.

3. Peralatan permainan benthik terdiri dari dua batang kayu. Kayu tersebut berukuran berbeda, yang satu pemdek dan panjang. Kayu yang pendek biasa dinamakan kanak, sedangkan kayu yang panjang sering dinamakan benthong.

146

CATATAN LAPANGAN OBSERVASI

Dokumen terkait