• Tidak ada hasil yang ditemukan

Catatan Perbaikan Implementasi Kebijakan Kemitraan Kehutanan

Dalam dokumen BERSAMA MEMBANGUN PERHUTANAN SOSIAL (Halaman 87-92)

Kehutanan dan Hambatannya di Lapangan

D. Catatan Perbaikan Implementasi Kebijakan Kemitraan Kehutanan

Dari beberapa kasus KK yang dilaksanakan pengelola hutan dan pemegang izin di Provinsi Kaltim dan Kaltara, ada tiga hal penting sebagai catatan perbaikan untuk implementasi kebijakan Perhutanan Sosial dalam skema KK, yaitu:

1. Pelaksanaan KK melalui Permen LHK No. P.83/MENLHK/Setjen/ Kum.1/10/2016 dapat menjadi solusi yang tepat dalam menyelesaikan konflik tenurial yang kerap dihadapi pengelola hutan dan pemegang izin. Namun demikian pelaksanaannya harus sejalan dengan peraturan perundang-undangan lain yang juga menjadi dasar pengelolaan sumber daya hutan di wilayah pengelola/pemegang izin di masing-masing kawasan. Pelaksanaan KK juga harus disesuaikan dengan kondisi yang ada karena pada saat kebijakan KK dikeluarkan masing-masing pengelola hutan dan pemegang izin umumnya telah melakukan penyusunan rencana kerja serta penataan areal. Hal ini berarti tidak semua klaim penguasaan lahan oleh masyarakat sekitar dapat diakomodir dalam bentuk KK. Pengelola hutan dan pemegang izin dapat memilih solusi lain untuk penyelesaian konflik, misalnya: melalui Permen LHK No. P.84/ MENLHK-SETJEN/2015 tentang Penanganan Konflik Tenurial Kawasan Hutan dan aturan-aturan pelaksanaannya yaitu Perdirjen PSKL No. P.6/ PSKL/SET/PSL/5/2016 tentang Pedoman Asesmen Konflik Tenurial Kawasan Hutan dan Perdirjen PSKL No. P.4/PSKL/SET/PSL.1/4/2016 tentang Pedoman Mediasi Penangan Konflik Tenurial Kawasan Hutan. 2. Ditjen PSKL sebaiknya mengakomodir NKK yang telah disepakati

sebelum dikeluarkannya Permen LHK No. P.83/MENLHK/Setjen/ Kum.1/10/2016. Memperhatikan beberapa pemegang izin dan pengelola hutan yang telah terlebih dahulu memiliki kesepakatan, sebaiknya Ditjen

PSKL tidak memaksakan perubahan NKK untuk memproses KULIN KK. NKK adalah dokumen kesepakatan antara dua belah pihak sehingga seluruh pasal yang termuat dalam dokumen tersebut adalah hal-hal yang dianggap perlu dan penting untuk disepakati oleh pihak yang bersepakat. Perdirjen PSKL No. P.18/PSKL/Set/PSL.0/12/2016 jo Perdirjen PSKL No. P.9/PSKL/Set/PSL.0/9/2017 dapat menjadi acuan pembuatan NKK tetapi tidak perlu mewajibkan keseragaman NKK.

3. KULIN KK merupakan sebuah dokumen pengakuan resmi dari pemerintah melalui Ditjen PSKL terhadap kesepakatan dari dua belah pihak yang melakukan KK. Memperhatikan dokumen-dokumen KULIN KK yang dikeluarkan KLHK untuk kegiatan KK yang dilaksanakan di Provinsi Kaltim dan Kaltara, sebagian besar amar keputusan masih memuat informasi yang bersifat umum, yaitu kegiatan usaha yang dilakukan dan ketentuan-ketentuan terkait pengalihan hak dari masyarakat yang menjadi mitra serta kewajiban kedua belah pihak. Seharusnya amar keputusan yang termuat dalam KULIN KK hanya berupa hal penting terkait kegiatan KK yang disepakati, tidak perlu mengulang butir-butir kesepakatan yang termuat dalam NKK dan juga tidak perlu menyampaikan ketentuan-ketentuan yang sudah diatur dalam perundang-undangan yang lain.

Daftar Pustaka

Adnan, H., Herthiadi, R., Hardiyanto, G., & Suwito. (2015). Meretas jalan

kemitraan: implementasi program pemberdayaan masyarakat melalui kemitraan kehutanan antara PT Arangan Hutan Lestari dengan masyarakat Kecamatan VII Koto, Tebo, Jambi. Jakarta: The Parthership

for Governance Reform.

Andersson, K., Ravikumar, A, Mwangi, E., Guariguata, M., & Nasi, R. (2011). Menuju bentuk kerja sama yang lebih berkesetaraan. kontribusi

masyarakat lokal bagi konsesi pengusahaan kayu (Occasional Paper 72).

Bogor: Center for International Forestry Research (CIFOR).

Direktorat PKPS. (2019). Laporan kinerja Direktorat Penyiapan Kawasan

Perhutanan Sosial Tahun 2018. Jakarta: Direktorat Jenderal Perhutanan

Sosial dan Kemitraan Lingkungan.

Ditjen PSKL. (2019). Laporan kinerja Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial

dan Kemitraan Lingkungan tahun 2018. Jakarta: Direktorat Jenderal

Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan.

Ewers, R.M. (2006). Interaction effects between economic development and forest cover determine deforestation rates. Global Environmental

Change, 16, 161-169.

Irawan, A., Mairi, K., & Ekawati, S. (2016). Analisis konflik tenurial di Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Poigar. Jurnal WASIAN, 3(2), 79-90.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. SK.8868/ MENLHK-PSKL/PKPS/PSL.0/12/2018 tentang Pengakuan dan Perlindungan Kemitraan Kehutanan (KULIN KK) antara Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Allo Malau dengan PT Inhutani I Unit Labanan II (UMH Tepian Buah) Seluas ±225 (Dua Ratus Dua Puluh Lima) Hektar pada Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) di Kampung Tepian Buah Kecamatan Segah Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. SK.4666/ MENLHK-PSKL/PKPS/PSL.0/7/2018 tentang Pengakuan dan Perlindungan Kemitraan Kehutanan (KULIN KK) antara Gabungan Kelompok Tani Hutan Gunung Slipi dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Tarakan Kelurahan Kampung I Skip Kecamatan Tarakan Tengah Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara Seluas ±105 (Seratus Lima) Hektar.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. SK.4667/ MENLHK-PSKL/PKPS/PSL.0/7/2018 tentang Pengakuan dan Perlindungan Kemitraan Kehutanan (KULIN KK) antara Gabungan Kelompok Tani Hutan Lestari Gunung Selatan dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Tarakan Kelurahan Kampung I SKIP Kecamatan Tarakan Tengah Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara Seluas 105 (Seratus Lima) Hektar.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. SK.1299/ MENLHK-PSKL/PKPS/PSL.0/3/2018 tentang Pengakuan dan Perlindungan Kemitraan Kehutanan antara Kelompok Tani Hutan Hunge Palau dengan IUPHHK-HA atas nama PT Ratah Timber Seluas ±96 (Sembilan Puluh Enam) Hektar di Desa Mamahak Teboq, Kecamatan Long Hubung, Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur. Martin, E. (2008). Evaluasi kinerja ekonomi hutan tanaman industri pulp pola

Kemitraan. Jurnal Info Sosial Ekonomi, 8(2), 87-98.

Maturana, J., Hosgood, N., & Suhartanto, A.A. (2005). Menuju Kemitraan

perusahaan masyarakat: elemen-elemen yang perlu diperimbangkan oleh perusahaan perkebunan kayu di Indonesia (Working Paper No. 29 (1).

Bogor: Center for International Forestry Research (CIFOR).

Prastyo, E.E. & Hidayat, K. (2016). Pola Kemitraan antara Perum Perhutani dengan masyarakat Desa Hutan (studi kasus program PKPH di Desa Kucur Dau, Kabupaten Malang). Jurnal Habitat, 27(3), 139-149.

Saipurrozi, M., Febryano, I.G., Kaskoyo, H., & Wulandari, C. (2018). Uji coba program Kemitraan Kehutanan di Kesatuan Pengelolaan Hutan Unit XIV Gedong Wani, Provinsi Lampung. Jurnal Hutan Tropis, 6(1), 35-42.

Setiahadi, R., Pratiwi, D., & Ratnaningtyas, D. (2017). Deliberation process analysis of Community Based Forest Management policies implementation in Indonesia. International Journal on Advanced Science

Engineering Information Technology, 7(3), 1076-1082.

Supriyanto, B. (2019). Inovasi kebijakan Perhutanan Sosial untuk keadilan

pengelolaan sumber daya alam dan kesejahteraan masyarakat. Orasi

Ilmiah Dies Natalis Fakultas Kehutanan ke-5 Universitas Sumatera Utara, Medan.

Visseren-Hamakers, I.J. & Glasbergen, P. (2007). Partnerships in forest

governance. Global Environmental Change. Doi:10.1016/j.gloenvcha

.2006.11.003.

Wiati, C. B., Indriyanti, S. Y., Akhadi, K., Suprianto, A., & Subarudi. (2019).

Membangun Kemitraan Kehutanan melalui agroforestri: sebuah upaya penyelesaian konflik di KHDTK Labanan. S. Ekawati & S. Trison (Eds.).

Bogor: IPB Press.

WWF Indonesia. (2018). Kemitraan Kehutanan: bersama mempertahankan hijaunya hutan Kalimantan. Jakarta: World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia.

HUTAN ADAT PASCA-PENETAPAN:

Dalam dokumen BERSAMA MEMBANGUN PERHUTANAN SOSIAL (Halaman 87-92)