• Tidak ada hasil yang ditemukan

Catatan Perjalanan Mengzi dalam Gambar

BAB I Pembinaan Diri sebagai Kewajiban Pokok

BAB 4 Mengzi Penegak Ajaran Khonghucu

D. Catatan Perjalanan Mengzi dalam Gambar

1. Kebenaran berasal dari dalam

Sumber: dokumen Kemendikbud Gambar 4.7 Gaozi berkata, “Merasakan makanan dan menikmati keindahan itulah Watak Sejati. Cinta Kasih memang dari dalam diri, tidak dari luar. Tetapi, rasa Kebenaran itu dari luar diri tidak dari dalam!”

Sumber: dokumen Kemendikbud

Gambar 4.8 Mengzi berkata, “Bagaimanakah keterangannya bahwa Cinta Kasih itu dari dalam dan kebenaran itu dari luar diri?”. “Kita hormat kepada orang yang lebih tua ialah karena dia lebih tua dari kita, bukan karena sudah ada rasa hormat atas usianya. Begitu pula seperti kalau kita melihat orang yang putih, ialah karena dia lebih putih dari kita; jadi menuruti penglihatan dari luar yang menunjukkan putih. Itulah sebabnya kunamai dari luar!”

Sumber: dokumen Kemendikbud Gambar 4.9 “Benar kalau kita melihat kuda putih, kita namakan putih; begitupun kalau kita melihat orang putih, kita namakan putih. Tetapi tidak dapatkah kita membedakan antara memandang tua seekor kuda yang tua dengan memandang tua seorang yang tua? Maka apakah makna Kebenaran di dalam hal ini? Karena kenyataan adanya usia tinggi ataukah karena adanya rasa hormat kepada usia tinggi?”.

2. Menjadi Raja Besar

Sumber: dokumen Kemendikbud

Gambar 4.10 Raja Hui dari Negeri Liang berkata, “Di dalam mengatur negeri dengan sungguh- sungguh kuperhatikan. Bila di daerah Henei menderita bahaya kelaparan, kupindahkan penduduknya ke daerah Hedong: dan kelebihan hasil bumi kukirimkan ke daerah Henei. Demikian pula kulakukan bila daerah Hedong menderita bahaya kelaparan. Kalau kuteliti, negeri-negeri tetangga dalam pemerintahannya ternyata tidak sepenuh hati seperti aku; tetapi, mengapakah rakyat negeri-negeri tetangga itu tidak menjadi lebih sedikit dan rakyatku tidak bertambah banyak?” (Mengzi. IA:3)

Sumber: dokumen Kemendikbud Gambar 4.11 Mengzi menjawab, “Baginda suka akan peperangan, aku pun hendak menggunakan hal peperangan sebagai perumpamaan: Jika tambur sudah dipukul dengan hebatnya, tetapi para prajurit baru saja mulai menggunakan senjata, mendadak mereka membuang perisainya lalu melarikan diri sambil menyeret senjatanya. Sebagian lari sampai seratus tindak baru berhenti, yang lain lari lima puluh tindak sudah berhenti. Kini bila yang lari lima puluh tindak itu mentertawai yang lari seratus tindak, layakkah?”

3.3. Dijawab, “Itu tidak boleh. Meskipun mereka tidak lari seratus tindak, mereka pun sudah lari”.

Sumber: dokumen Kemendikbud

Gambar 4.12 3.4. “Jika dapat memahami hal ini, Baginda akan insaf pula tidak mengharapkan mempunyai penduduk lebih banyak dari negeri-negeri tetangga. Maka, janganlah mengganggu saat rakyat mengerjakan sawahnya sehingga hasil bumi tidak kurang untuk dimakan: jangan diperkenankan penggunaan jala yang bermata rapat untuk menangkap ikan sehingga ikan dan kura-kura tidak kurang untuk dimakan; dan pemotongan kayu di hutan harus ditentukan waktunya sehingga kayu di hutan tidak kurang untuk dipergunakan. Jika hasil bumi, ikan dan kurakuratidak kurang untuk dimakan; kayu di hutan tidak kurang untuk dipergunakan, niscaya rakyat dapat memelihara keluarganya yang hidup dan dapat mengurus baik-baik bila ada kematian sehingga mereka tidak menyesal. Dapat memelihara keluarga yang hidup dan dapat mengurus baik-baik jika ada kematian sehingga tidak ada yang menyesal, inilah tindakan pertama yang harus baginda usahakan baik-baik.

“Keluarga yang mempunyai lima Mu (1 Mu = 1/6 Acre = 0,0667 Ha) sawah diwajibkan menanam pohon besaran sehingga mereka yang sudah berusia lima puluh tahun dapat mengenakan pakaian dari sutra. Dalam beternak babi, ayam, anjing, dan babi betina, diwajibkan tidak sembarang waktu memotongnya sehingga ternaknya tidak berkurang.

Dengan demikian, mereka yang berusia tujuh puluh tahun dapat memakan daging. Rakyat yang mempunyai 100 Mu sawah, jangan diganggu waktu bertanamnya sehingga keluarga mereka tidak menderita kelaparan.

Sumber: dokumen Kemendikbud

Gambar 4.13 Didirikan rumah-rumah pendidikan sehingga rakyat dapat mengenal tugas Bakti dan Rendah Hati. Dengan demikian, tidak sampai terjadi orang yang sudah beruban masih harus memikul barang di tengah jalan. Jika mereka yang berusia tujuh puluh tahun dapat mengenakan pakaian sutra dan makan daging serta rakyat yang masih muda tidak menderita kelaparan dan kedinginan. Aku tidak percaya kalau baginda tidak menjadi raja besar. (Mengzi. III A: 3/10).

3. Taman Milik Bersama

Sumber: dokumen Kemendikbud

Gambar 4.14 Raja Xuan dari Negeri Qi bertanya, “Raja Wen (pendiri Dinasti Zhou) mempunyai taman seluas 70 Li (1 Li = ½ Km), benarkah ini?” Mengzi menjawab, “Demikian tercatat dalam hikayat”. 2.2. “Benarkah seluas itu?” “Rakyat menganggap masih terlalu sempit!”

Sumber: dokumen Kemendikbud

Gambar 4.15 “Taman kami hanya 40 Li. Mengapakah rakyat menganggapnya terlalu luas? Benar Raja Wen mempunyai taman seluas 70 Li (35 Km2), tetapi memperkenankan rakyatnya datang ke situ memotong rumput, kayu bakar, atau berburu kelinci dan ayam hutan. Jadi taman itu dipergunakan bersama-sama rakyat. Kalau rakyat menganggapnya terlalu sempit, bukankah sudah layak?”

Sumber: dokumen Kemendikbud

Gambar 4.16 2.3. “Tatkala aku sampai di tapal batas negeri ini, aku bertanya-tanya apakah larangan-larangan keras yang ada, barulah berani masuk kemari. Kudengar di negeri ini ada sebuah taman yang empat puluh Li (20 Km2) luasnya: dan ada peraturan yang menyatakan bahwa barangsiapa berani membunuh kijang atau binatang lain yang ada di dalamnya akan dihukum seperti membunuh manusia. Maka, tempat yang luas 40 Li (20 Km2) ini, bukankah merupakan jebakan di dalam sebuah negeri? Kalau rakyat

4. Memecat Diri Sendiri

Sumber: dokumen Kemendikbud

Gambar 4.17 6.1. Mengzi berkata kepada Raja Xuan dari Negeri Qi, “Bila di antara menteri Baginda ada yang terpaksa menitipkan anak-istrinya kepada salah seorang kawan karena ia harus melakukan perjalanan ke Negeri Chu, ketika ia kembali didapati anak-istrinya menderita kelaparan dan kedinginan, apakah yang harus dilakukan?” Raja menjawab, “Putuskan hubungan!”

Sumber: dokumen Kemendikbud

Gambar 4.18 6.2. “Jika pembesar penjara tidak mengatur orang-orangnya, apakah yang akan baginda lakukan?” Raja menjawab, “Kupecat dia!”

Sumber: dokumen Kemendikbud

Gambar 4.19 6.3. “Di empat penjuru negara ini tidak teratur pemerintahannya, apakah yang harus dilakukan?” Raja melihat ke kiri dan ke kanan, lalu berbicara hal lain.

Penilaian Diri

Tujuan

• Lembar penilaian diri ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui penerapan perilaku semangat belajar. 2. Sejauh mana penghayatan akan pentingnya belajar. Petunjuk

• Isilah lembar penilaian diri yang ditunjukkan dengan skala sikap berikut ini! SS = Sangat Setuju ST = Setuju RR = Ragu-ragu TS = Tidak Setuju No Intrumen Penilaian SS ST RR TS

1 Setiap hari saya mengulang pelajaran sekolah di rumah.

2 Kalau saya tidak mengerti, saya akan bertanya sampai mengerti

3 Saya mempunyai semangat belajar yang berkobar-kobar

4 Saya belajar kapan pun, kepada siapapun dan di mana pun

5

Saya menghindari kesalahan yang tidak perlu dengan belajar dari kesalahan orang lain.

6 Saya merasa dapat mengontrol kehidupan saya.

7 Saya sering bertukar pikiran dengan kawan dalam belajar.

8

Ketika ujian atau ulangan, saya mengerjakannya sendiri tanpa menyontek.

9 Saya puas dengan nilai ulangan yang saya peroleh.

10

Saya optimis dapat belajar lebih baik lagi dan yakin mendapatkan nilai yang lebih baik.

11

Tuliskan (di kertas selembar) apa yang perlu anda pelajari dan latih lebih lanjut terkait materi pelajaran agama Khonghucu yang telah anda peroleh sampai saat ini?

Evaluasi BAB 4

Uraian

Jawablah pertanyaan-petanyaan berikut ini dengan uraian yang jelas!

1. Apa pendapat Mengzi tentang sifat dasar (kodrat) manusia? Jelaskan!

2. Sebutkan benih-benih kebajikan yang menjadi Watak Sejati manusia!

3. Bila manusia memiliki sifat dasar (kodrat) yang baik, mengapa terdapat begitu banyak kejahatan di dunia ini?!

4. Jelaskan prinsip-prinsip penting yang disampaikan oleh Mengzi tentang pemerintahan/memimpin Negara!

5. Sebutkan faktor-faktor yang dapat menyebabkan manusia berbuat jahat (tidak sesuai dengan Watak Sejatinya)!

Mengzi berkata, “Kalau kita mau mengikuti gerak rasa

(batin), akan tahu bahwa sesungguhnya watak sejati manusia

adalah baik”.(Mengzi VI A : 6.5)