• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. TINJAUAN TEORI

2.4 WOC (Web of Causation)

vvv

Diagnosa

Gangguan Mobilisasi Fisik b.d penururnan fungsi sensorik motorik

Kriteria hasil:

Tidak terjadinya dekubitus

Intervensi :

 Ubah Posisi anak secara teratur dan buat sedikit perubahan posisi .  Pertahankan kesejajaran tubuh secara fungsional seperti bokong, kaki, tangan.  Bantu klien untuk melakukan latihan rentang gerak

 Berikan perawatan kulit dengan cermat, berikan pelembab, ganti pakaian yang basah dan pertahankan linen klien tetap bersih dan bebas dari kerutan.

Spina Bifida (terbukanya sal. Saraf mulai di kepala hingga tulang belakang)

Syndrome Dandy-Walker (sal. CSF buntu, karena obstruksi dari perluasan ventrikel IV)

WEB OF CAUSATION HIDROSEFALUS Stenosis aquaduktus syvii (sex linked) Aneurisma arteri Trauma (perinatal/ tidak) Perdarahan Terbentuk oklusi/hematom Obstruksi sal. CSF Medula spinalis, medula oblongata,

serebelum, letaknya lebih rendah, menutupi foramen magnum

↑ gradient tekanan cairan intraventrikel & Ventrikel otak membesar

Neoplasma

Massa di otak

Mendesak jaringan sekitar (obstruksi sal. CSF)

Ventrikel IV, III, & aquaductus sylvii tersumbat Trauma saat lahir/trauma pada anak-anak Infeksi Eksudat Menghambat vili-vili Reabsorbsi CSF ↓ Penumpukan CSF Membentu k fibrosis, karena penumpuk an eksudat purulen & koagulasi darah di ruang Ibu hamil makan daging mentah/tidak cuci tangan Infeksi terinfeksi Menular ke anak melalui plasenta Obstruksi pada vili-vili arachnoid Hidrosefalus

Menekan subkortikal & batang otak Kehilangan autoregulasi serebral Batang otak tertekan Subkortikal tertekan Muntah TTV kacau Suhu tubuh Menekan system saraf Penurunan fungsi neurologis

Refleksi pupil ↓ Fungsi sensorik motorik ↓ Nyeri kepala hebat

Gangguan rasa nyaman: nyeri

Gangguan cairan & elektrolit

Gangguan mobilitas fisik Risiko cedera Risiko cedera

Diagnosa

Resiko kekurangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan keluaran cairan yang berlebihan

Kriteria hasil:

Anak tidak menunjukkan gejala dehidrasi

Diagnosa

Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan kontur b.d immobilisasi

Kriteria hasil:

Anak tidak mengalami integritas kulit

Intervensi:

 mobilisasi anak (miring kanan dan miring kiri) setiap 2 jam

 observasi terhadap tanda-tanda kerusakan integritas kulit dan kontraktur

 jaga kebersihan dan kerapihan tempat tidur

Diagnosa:

Penurunan perfusi serebral b.d peningkatan TIK pada hidrocefalus

Kriteria hasil:

Anak akan mempertahankan fungsi otak dan tidak menunjukkan tanda-tanda peningkatan TIK

Intervensi:

Naikkan posisi kepala 30˚

Diagnosa:

Resiko kekurangan cairan dan elektrolit b.d intake yang kurang disertai muntah

Kriteria hasil:

Anak tidak menunjukkan tanda dehidrasi seperti BB yang stabil,

Diagnosa

Gangguan mobilitas fisik b.d peningkatan TIK

Kriteria hasil:

Memepertahankan kekuatan dan fungsi otot Mempertahankan integritas kulit

Intervensi :

Bantu anak untuk mangambil posisi yang sesuai Berikan latihan ROM pasif untuk bayi Ajarkan orang tua latihan rentang gerak Berikan perawatan kulit dengan cermat Pantau pola eliminasi anak, bantu agar anak dapat defekasi secara teratur

Periksa adanya daerah nyeri tekan, kemerahan, kulit hangat, dan otot yang tegang

Diagnosa

Gangguan Mobilisasi Fisik b.d penururnan fungsi sensorik motorik.

Kriteria hasil:

Tidak terjadinya dekubitus

Intervensi :

 Ubah Posisi anak secara teratur dan buat sedikit perubahan posisi .  Pertahankan kesejajaran tubuh secara fungsional seperti bokong, kaki, tangan.

 Bantu klien untuk melakukan latihan rentang gerak

Gangguan rasa nyaman : Nyeri b.d peningkatan tekanan intracranial

Kriteria hasil:

 Rasa nyeri anak berkurang Intervensi:

 Jelaskan penyebab nyeri  Atur posisi pasien

 Ajarkan pasien teknik relaksasi  Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgesic

 Persiapan operasi

Diagnosa:

Resiko cidera b.d peningkatan TIK yang disebabkan penekanan pada sistem saraf.

Kriteria hasil:

Tidak terjadi cedera pada saat TIK meningkat

Intervensi:

Diagnosa:

Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan akibat mual dan muntah karena TIK

Kriteria hasil:

Bayi/anak tidak muntah ↑ TIK Perfusi jaringan ↓ Kesadaran ↓ Tengkorak lebih tipis Mata “setting sun”

Berat kepala ↑ Kulit kepala lebih tipis &

Hipoksia

Letargi Gangguan mobilitas fisik Risiko kerusakan

integritas kulit Penurunan perfusi serebral

Resiko kekurangan cairan & elektrolit

Resiko perubahan nutrisi Pada bayi: sutura &

fontanel belum menutup

BAB 3 ANALISA KASUS

3.1 Pengkajian Kasus

Klien bernama Anak L, usia 2 bulan, masuk melalui IGD dan dirawat di ruang bedah anak lantai III utara RSUP Fatmawati sejak tanggal 20 Mei 2013. Klien dibawa ke rumah sakit dengan alasan mengalami pembesaran kepala sejak lahir. Orangtua klien mengatakan, klien lahir di bidan secara normal. Pada saat lahir memang kepala klien terlihat agak besar, namun di bidan mengatakan klien normal. Tidak ada kejang. Saat masuk RS, berat badan klien 6,7 kg. Panjang badan 58 cm. Lingkar kepala klien 49,8 cm. Klien dirawat untuk pro operasi pemasangan VP shunt pada tanggal 23 Mei 2013. Operasi mundur dari rencana awal menjadi tanggal 24 Mei 2013. Setelah operasi, klien dirawat di ruang High Care Unit lantai III selatan untuk mendapat perawatan yang lebih intensif. Pada tanggal 27 Mei 2013, klien pindah lagi ke ruang III utara karena kondisi sudah stabil.

Pada saat pengkajian awal, kesadaran klien compos mentis dan keadaan umumnya sedang. Di kepalanya tampak balutan luka operasi. Selain itu di abdomen juga terdapat luka balutan. Tanda-tanda vital klien cukup stabil yaitu N: 110 x/menit, pernafasan 28 x/ menit, dan suhu 36,8oC.. Klien terlihat berbaring di tempat tidur. Klien terlihat sering menangis, terutama pada saat dilakukan prosedur invasif seperti pemasangan infus dan pengambilan sampel darah. Hasil dari pemeriksaan cairan otak secara makroskopi didapatkan hasil Tes Nonne (+) dan Tes Pandy (+), protein total 53 mg/d, glukosa 45 mg/dl, dan klorida 667 mg/dl. Sedangkan hasil pemeriksaan hematologi semuanya dalam batas normal.

Sejak lahir, klien pernah mengalami demam dan batuk pilek, tidak ada kejang dan mimisan. Klien sudah mendapat imunisasi BCG dan polio. Klien diberi ASI oleh ibu klien. Menurut orangtua klien, klien tidak ada masalah dalam pemberian ASI, klien minum cukup banyak. Selain ASI, klien juga diberikan

PASI yaitu bubur susu. Pola tidur klien yaitu 9 jam untuk tidur malam dan 2 jam saat siang. Klien BAB 2 kali sehari, BAK 6 kali sehari. Penilaian risiko jatuh dengan metode humpty dumpty, skor yang didapat adalah 13 yaitu risiko jatuh sedang. Penilaian risiko dekubitus dengan metode norton, skornya adalah 9 yaitu kategori sedang. Klien mendapatkan obat parenteral yaitu ceftriaxone 2x200 mg dan ketorolac 2x7,5 mg. Klien mendapat cairan IVFD yaitu KaEn IB 500ml dalam 24 jam. (Pengkajian lengkap terlampir).

3.2 Analisa Data

Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan, lalu dilakukan analisa kasus dan didapatkan beberapa masalah keperawatan yang muncul. Klien memiliki risiko gangguan perfusi jaringan serebral. Hal ini tampak dari ukuran kepala klien yang melebihi ukuran kepala normal pada usianya. Tanda dan gejala yang tampak seperti sunset eyes juga menunjukkan tanda dan gejala hidrosefalus. Selain itu dari CT scan tampak dilatasi ventrikel dan hasil pemeriksaan cairan otak secara makroskopi didapatkan hasil Tes Nonne (+) dan Tes Pandy (+).

Masalah lain yang muncul adalah gangguan rasa nyaman: nyeri. Hal ini dikarenakan karena respons klien yang menunjukkan ketidaknyamanan seperti menangis. Terutama pada saat dilakukan prosedur invasif seperti pemasangan infus dan pengambilan sampel darah. Selain itu pada klien telah dilakukan operasi pemasangan VP shunt pada 24 Mei 2013, sehingga muncul masalah risiko infeksi pada luka operasi. Setelah operasi, klien terpasang perban luka pada dua tempat yaitu di kepala dan abdomen.

Tabel 3.1 Analisa Data

DATA KLIEN MASALAH KEPERAWATAN Data Subjektif:

Ibu mengatakan anak rewel dan menangis.

Data Objektif:

Anak tampak meringis dan sering menangis.

Pengkajian nyeri neonatus 6 dari 7 Terpasang balutan luka op di kepala

dan abdomen.

'Gangguan rasa nyaman: nyeri

Data Subjektif: -

Data Objektif:

Terpasang balutan luka op di kepala dan abdomen.

Leukosit 10.000/uL Suhu: 36,8 o C

Risiko infeksi

Data Subjektif:

Ibu mengatakan kepala anak membesar sejak lahir Data Objektif:

Kepala tampak membesar, lingkar kepala 49,8 cm, terlihat ‘sunset eyes’ pada anak

Hasil CT scan: Tampak dilatasi ventrikel

Hasil pemeriksaan makroskopi cairan otak: tes Nonne (+), tes Pandy (+)

Risiko gangguan perfusi serebral

Dokumen terkait