5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.2 Saran
5.2.3 Penelitian
Saran untuk penelitian berikutnya terkait pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan hidrosefalus adalah diharapkan asuhan keperawatan yang diberikan dapat lebih mengkaji tentang penyebab hidrosefalus terutama kondisi kehamilan ibu saat mengandung janin. Hal ini penting karena hidrosefalus ini merupakan kelainan kongenital dan berkaitan erat dengan kehamilan ibu.
DAFTAR REFERENSI
American Academy of Pediatrics, (2006). Prevention and management of pain in the neonate: update. http://pediatrics.aappublications.org-/cgi/reprint/118/5/2231. (Diakses 25 Juni 2013).
Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L., Jansen, M.D. (2005). Buku ajar keperawatan maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Darsono dan Himpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia dengan UGM. (2005). Buku ajar neurologi klinis. Yogyakarta: UGM Press.
DeVito E.E., Salmond C.H., Owler B.K., Sahakian B.J., & Pickard J.D. (2007). Caudate structural abnormalities in idiopathic normal pressure hydrocephalus. Acta Neurol Scand 2007: 116: pages 328–332.
Hockenberry, M.J., & Wilson, D. (2009). Nursing care of infants and children. (8th ed.). St.Louis: Mosby Elsevier.
Kenner, C., & Mc.Grath, J.M. (2004). Developmental care of newborns & infants: A guide for health professionals. St.Louise: Mosby Inc.
Kumar, V., Cotran, R.S., & Robbins, S.L. (1997). Basic pathology. Philadelphia: W.B. Saunders Company.
Merestein, G.B., & Gardner, S.L. (2002). Handbook of neonatal intensive care. Missouri: Mosby Inc.
Prasetyo, S. (2010). Konsep dan proses keperawatan nyeri. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rickham, P. P. (2003). Obituaries. BMJ 2003: 327: 1408-doi: 10.1136/ bmj.327.7428.1408.
Ropper, A. H., & Brown, R.H. (2005). Adams and victor’s principles of neurology: Eight Edition. USA.
Santrock, J.W. (2001). Child development (9th Ed.). New York: McGraw Hill.
Taddio, A., Shah, V., & Katz, J. (2009). Reduced infant response to a routine care procedue after sucrosa analgesia. Pediatrics Official Journal of American Academy of Pediatrics, 127, e940-947. www.pediatrics.org. (diakses 25 Juni 2013)
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN – UI
ILMU KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA
FORMAT PENGKAJIAN ANAK
Nama Mahasiswa : Hafidzah Fitriyah
Tempat Praktek : Ruang Perawatan Bedah Anak Lt. 3 Utara RSUP Fatmawati Tanggal Praktek : 25 Mei-5 Juni2013
I. IDENTITAS DATA
A. Nama : An.L
B. Tempat/tgl lahir : Bogor, 12 Maret 2013
C. Usia : 2 bln
D. Nama Ayah/Ibu : Ibu S
E. Alamat : Jln. Ciapus PPN Ds. Sukamantri Taman Sari Bogor
F. Agama : Islam
G. Suku Bangsa : Sunda
II. KELUHAN UTAMA
An. L (2 bulan), perempuan, dengan hidrosefalus. Klien masuk pada tanggal 20 Mei 2013 dengan alasan mengalami pembesaran kepala sejak lahir. Klien direncanakan untuk operasi pemasangan VP shunt. Orangtua anak mengatakan anak lahir di bidan secara normal. Pada saat lahir kepala klien terlihat agak besar, namun bidan mengatakan anak normal. Saat masuk RS, lingkar kepala anak 49,8 cm.
III. RIWAYAT MASA LAMPAU
A. Penyakit waktu kecil : batuk pilek dan demam B. Pernah dirawat di RS : belum pernah
C. Obat-obatan yang digunakan : tidak ada D. Tindakan (operasi) : belum pernah
F. Kecelakaan : tidak pernah
G. Imunisasi : BCG dan polio
IV. RIWAYAT SOSIAL
A. Yang mengasuh : orang tua
B. Hubungan dengan anggota keluarga : baik C. Hubungan dengan teman sebaya : baik
D. Pembawaan secara umum : sedikit rewel
E. Lingkungan rumah : pemukiman padat penduduk
V. KEBUTUHAN DASAR
A. Makanan yang disukai/tidak disukai: ASI
Selera :baik
Alat makan yang dipakai : botol susu
Pola makan/jam : minum ASI 3 jam sekali B. Pola tidur : tidur malam hari 9-10 jam
Kebiasaan sebelum tidur : benda yang dibawa saat tidur yaitu boneka, diberi dot
Tidur siang : 2 jam
C. Mandi : 2 X sehari, pagi dan sore
D. Aktifitas bermain : terbatas karena kepala membesar E. Eliminasi : BAB 1X sehari konsistensi lunak BAK 5-6 kali sehari kuning jernih VI. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI
A. Diagnosa medis : hidrosefalus
B. Tindakan operasi : Pemasangan VP shunt C. Status nutrisi : BB 6,7 kg, PB 58 cm D. Status cairan : rumus 0-10 kg 1000ml
E. Obat-obatan :ketorolac 2x7,5 mg , ceftriaxone 2x200 mg F. Aktifitas : terbatas karena kepala membesar
H. Hasil laboratorium : hasil lab hematologi dalam batas normal, hasil pemeriksaan cairan otak secara makroskopi didapatkan hasil tes Nonne (+) dan tes Pandy (+)
I. Hasil CT scan : tampak dilatasi ventrikel
VII. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum : baik, compos mentis B. TB/BB : PB=58cm, BB= 6,7 kg
C. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, “sunset eyes”
D. Hidung : jalan nafas tidak ada sumbatan, tidak terdapat sekresi sputum
E. Mulut : mukosa lembab berwarna merah muda F. Telinga : tidak ada sekresi dan tidak ada gangguan
pendengaran
G. Tengkuk : tidak ada sakit tengkuk H. Dada : simetris
I. Jantung : BJ 1 dan BJ2 (+),
J. Paru-paru : bunyi nafas vesikuler, ronchi (-)
K. Perut : datar, bising usus (+), tidak ada distensi dan tidak ada nyeri tekan, terdapat balutan luka op
L. Punggung : normal, lordosis (-), kifosis (-), skoliosis (-) M. Genitalia : tidak ada kelainan
N. Ekstremitas : akral hangat CRT<3 O. Kulit : turgor baik
P. Tanda vital : HR 110 x/mnt , RR 28 x/mnt, S=36,8o C
VIII. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN 1. Kemandirian dan bergaul :
Anak bermain dengan ibunya di tempat tidur. Anak jarang digendong. 2. Perkembangan Kognitif (piaget) dan bahasa:
3. Perkembangan Psikososial (erikson)
Anak hanya bersosialisasi dengan orangtua. 4. Perkembangan Spiritual
Belum dapat dikaji
IX. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Waktu Hasil Intepretasi
Hasil Nilai normal Gambaran Hematologi VER/HER/KHER/RDW - VER - HER -KHER - RDW 25-05-2013 Hb= 12,8 9,2 – 13,6 normal Ht= 39 30-46 normal Leukosit= 10 5,5-18,0 Normal Trombosit= 430 229-553 normal Eritrosit= 4,8 2,8-4,8 Normal 25-05-2013 88,7 81-121 Normal 28,0 24-36 Normal 31,5 25-37 Normal 14,4 11,5-14,5 Normal 6
Pemeriksaan Penunjang Lain
Jenis
Pemeriksaan Waktu Hasil Intepretasi CT scan Makroskopi cairan otak 02-05-2013 24-05-2013
Tampak dilatasi ventrikel
Tes Nonne Positive (+), Tes Pandy Positive (+)
Protein total meningkat, Glukosa menurun, Klorida menurun
X. TERAPI
Ketorolac 2x7,5 mg, Ceftriaxone 2x 200 mg
XI. ANALISA DATA
DATA KLIEN MASALAH KEPERAWATAN
Data Subjektif:
Ibu mengatakan anak rewel dan menangis.
Data Objektif:
Anak tampak meringis dan sering menangis.
Terpasang balutan luka op di kepala dan abdomen.
Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan luka post operasi
Data Subjektif: -
Data Objektif:
Terpasang balutan luka op di kepala dan abdomen.
Suhu 36,8oC Leukosit 10.000/uL
Risiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi
Data Subjektif:
Ibu mengatakan kepala anak membesar sejak lahir Data Objektif:
Kepala tampak membesar, lingkar kepala 49,8 cm, terlihat ‘sunset eyes’ pada anak
Hasil CT scan: Tampak dilatasi ventrikel
Risiko gangguan perfusi serebral berhubungan dengan peningkatan TIK (tekanan intrakranial).
XII. PRIORITAS MASALAH
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan luka post operasi. 2. Resiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi.
3. Risiko gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan TIK (tekanan intrakranial).
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK L
DI RUANG BEDAH ANAK LT.3 UTARA RSUP FATMAWATI
No Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional 1. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan luka post operasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari, nyeri klien dapat berkurang atau menghilang. Kriteria evaluasi: - skala nyeri berkurang - klien tampak tenang / tidak menyeringai kesakitan - keluarga mampu berpartisipasi dalam aktifitas dan istirahat klien
1. Kaji nyeri anak menggunakan pengkajian nyeri neonatus (0-7). 2. Jelaskan prosedur sebelum
memulai setiap tindakan.
3. Berikan posisi nyaman.
4. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi.
Skala nyeri memberikan gambaran tentang tingkat nyeri klien sehingga dapat lebih memfokuskan intervensi. Memungkinkan orangtua pasien untuk siap secara mental untuk setiap tindakan yang dilakukan dan menurunkan
kecemasan.
Meningkatkan sirkulasi umum, menurunkan area tekanan lokal dan kelelahan otot.
Merupakan tindakan dependen
perawatan, dimana analgesik berfungsi untuk memblok stimulus nyeri
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK L
DI RUANG BEDAH ANAK LT.3 UTARA RSUP FATMAWATI
No Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional 2. Risiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari, infeksi tidak terjadi. Kriteria evaluasi: - Suhu dan TTV normal - Luka operasi, insisi bersih - Hasil lab: leukosit dalam batas normal
1. Monitor tanda-tanda vital. 2. Observasi tanda infeksi :
perubahan suhu, warna kulit, malas minum, irritability. 4. Ubah posisi kepala setiap 3 jam
untuk mencegah dekubitus 5. Observasi tanda-tanda infeksi
dan obstruksi jika terpasang shunt, lakukan perawatan luka pada shunt dan upayakan agar shunt tidak tertekan
Untuk melihat tanda-tanda terjadinya resiko infeksi
Untuk melihat tanda-tanda terjadinya resiko infeksi
Untuk mencegah terjadinya luka infeksi pada kepala (dekubitus)
Menghindari terjadinya luka infeksi dan trauma terhadap pemasangan shunt
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK L
DI RUANG BEDAH ANAK LT.3 UTARA RSUP FATMAWATI
No Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional 3. Risiko gangguan perfusi serebral berhubungan dengan peningkatan TIK (tekanan intrakranial) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari, gangguan perfusi serebral tidak terjadi. Kriteria evaluasi: - Tidak terjadi peningkatan TIK - Tidak ada kejang, muntah - TTV dalam batas normal
1. Pertahankan tirah baring dengan posisi kepala datar dan pantau tanda vital
2. Pantau/catat status neurologis, seperti GCS.
3. Pantau frekuensi/irama jantung
dan denyut jantung.
4. Pantau pernapasan, catat pola, irama pernapasan dan frekuensi pernapsan.
5. Tinggikan kepala tempat tidur sekitar 15-45 derajat sesuai indikasi. Jaga kepala pasien tetap berada pada posisi netral.
Perubahan tekanan CSS mungkin merupakan potensi adanya risiko herniasi batang otak yang memerlukan tindakan
medis segera.
Pengkajian kecenderungan adanya perubahan tingkat kesadaran dan potensial peningkatan TIK adalah sangat berguna
dalam menentukan lokasi,
penyebaran/luasnya dan perkembangan dari
kerusakan serebral.
Perubahan pada frekuensi,disritmia dan denyut jantung dapat terjadi, yang mencerminkan trauma batang otak pada tidak adanya penyakit jantung yang mendasari.
Tipe dari pola pernapasan merupakan tanda yang berat dari adanya peningkatan TIK/daerah serebral yang terkena.
Peningkatan aliran vena dari kepala akan
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : An.L Ruang: Lantai 3 utara
Diagnosa medis: Hidrosefalus post op VP shunt
Tanggal/ Jam
Diagnosa keperawatan
Implementasi Evaluasi Paraf
27 Mei 2013
Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan luka post operasi
1. Mengkaji nyeri anak menggunakan pengkajian nyeri neonatus (0-7) 2. Menjelaskan prosedur
sebelum memulai setiap tindakan.
3. Memberikan posisi nyaman. 4. Memberikan Non-nutritive
sucking (NNS) pada anak terutama pada saat dilakukan prosedur invasif.
5. Melibatkan orang tua atau keluarga dalam setiap tindakan
6. Melakukan kolaborasi pemberian analgesik (ketorolac 2x7,5 mg)
S:
- Ibu mengatakan tangisan anak berkurang pada saat diberikan NNS
O:
- Anak tampak tenang, tidak menangis tetapi hanya merengek sesekali, pola bernapas lebih cepat dari biasanya, otot-otot pada ekstremitas tidak menegang (skala nyeri 2)
- Skala nyeri dari 6 menjadi 2 A:
- Nyeri teratasi sebagian P:
- Lakukan penilaian skala nyeri neonatus setiap prosedur invasif
- Berikan NNS selama prosedur invasif dilakukan
27 Mei 2013
Risiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi
1. Melakukan tindakan aseptik sebelum dan sesudah kontak dengan klien
2. Melakukan ganti balutan luka dengan prinsip steril pada hari
S: - O:
- Suhu= 36,5oC
- Leukosit dalam batas normal - ruangan
ke-3 post op
3. Mengobservasi tanda-tanda infeksi
4. Melibatkan orang tua atau keluarga dalam setiap tindakan
5. Melakukan kolaborasi : Pemberian antibiotik ceftriaxone
2x200 mg
- Tidak tampak tanda-tanda infeksi - Tidak ada pus pada luka operasi
- Ibu tampak selalu menggunakan hand rub yang ada di depan
A:
- Risiko infeksi tidak terjadi P:
- Pantau TTV, pantau tanda-tanda infeksi, ganti balutan luka dengan prinsip steril, kolaborasi pemberian antibiotik. 27 Mei 2013 Risiko gangguan perfusi serebral berhubungan dengan peningkatan TIK (tekanan intrakranial).
1. Memberikan posisi kepala 30˚ 2. Mengukur lingkar kepala 1-2
x/hr
3. Mengkaji fungsi neurologis 4. Mengkaji adanya kejang,
muntah, demam 5. Mengkaji TTV
S:
- Ibu mengatakan tidak ada demam dan muntah pada anak
O:
- Suhu: 36,5oC, tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK, lingkar kepala 49 cm
A:
- Gangguan perfusi serebral teratasi sebagian P:
- Pantau TTV
- Pantau adanya kejang
- Pertahankan posisi kepala 30˚ 28 Mei
2013
Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan luka post operasi
1. Mengkaji nyeri anak menggunakan pengkajian nyeri neonatus (0-7) 2. Menjelaskan prosedur
sebelum memulai setiap
S:
- Ibu mengatakan tangisan anak berkurang pada saat diberikan NNS
O:
tindakan.
3. Memberikan posisi nyaman. 4. Memberikan Non-nutritive
sucking (NNS) pada anak terutama pada saat dilakukan prosedur invasif.
5. Melibatkan orang tua atau keluarga dalam setiap tindakan
6. Melakukan kolaborasi pemberian analgesik (ketorolac 2x7,5 mg)
hanya merengek sesekali, pola bernapas lebih cepat dari biasanya, otot-otot pada ekstremitas tidak menegang (skala nyeri 2 dari 7)
A:
- Nyeri teratasi sebagian P:
- Lakukan penilaian skala nyeri neonatus setiap prosedur invasif
- Berikan NNS selama prosedur invasif dilakukan
28 Mei 2013
Risiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi
1. Melakukan tindakan aseptik sebelum dan sesudah kontak dengan klien
3. Mengobservasi tanda-tanda infeksi
4. Melibatkan orang tua atau keluarga dalam setiap tindakan 5. Melakukan kolaborasi : Pemberian antibiotik ceftriaxone 2x200 mg S: - O: - Suhu= 36,8oC
- Leukosit dalam batas normal - ruangan
- Tidak tampak tanda-tanda infeksi - Tidak ada pus pada luka operasi
- Ibu tampak selalu menggunakan hand rub yang ada di depan
A:
- Risiko infeksi tidak terjadi P:
- Pantau TTV, pantau tanda-tanda infeksi, ganti balutan luka dengan prinsip steril, kolaborasi pemberian antibiotik.
2013 perfusi serebral berhubungan dengan peningkatan TIK (tekanan intrakranial).
2. Mengukur lingkar kepala 1-2 x/hr
3. Mengkaji fungsi neurologis 4. Mengkaji adanya kejang,
muntah, demam 5. Mengkaji TTV
- Ibu mengatakan tidak ada muntah pada anak O:
- Suhu: 36,8oC, tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK, lingkar kepala 49 cm
A:
- Gangguan perfusi serebral teratasi sebagian P:
- Pantau TTV
- Pantau adanya kejang
- Pertahankan posisi kepala 30˚ 29 Mei
2013
Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan luka post operasi
1. Mengkaji nyeri anak menggunakan pengkajian nyeri neonatus (0-7) 2. Menjelaskan prosedur
sebelum memulai setiap tindakan.
3. Memberikan posisi nyaman. 4. Memberikan Non-nutritive
sucking (NNS) pada anak terutama pada saat dilakukan prosedur invasif.
5. Melibatkan orang tua atau keluarga dalam setiap tindakan
6. Melakukan kolaborasi pemberian analgesik (ketorolac 2x7,5 mg)
S:
- Ibu mengatakan tangisan anak berkurang pada saat diberikan NNS
O:
- Anak tampak tenang, tidak menangis tetapi hanya merengek sesekali, pola bernapas normal, otot-otot pada ekstremitas tidak menegang (skala nyeri 1 dari 7)
A:
- Nyeri teratasi sebagian P:
- Lakukan penilaian skala nyeri neonatus setiap prosedur invasif
28 Mei 2013
Risiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi
1. Melakukan tindakan aseptik sebelum dan sesudah kontak dengan klien
2. Mengobservasi tanda-tanda infeksi
3. Melibatkan orang tua atau keluarga dalam setiap tindakan 4. Melakukan kolaborasi : Pemberian antibiotik ceftriaxone 2x200 mg S: - O: - Suhu= 36,7oC
- Leukosit dalam batas normal - ruangan
- Tidak tampak tanda-tanda infeksi - Tidak ada pus pada luka operasi
- Ibu tampak selalu menggunakan hand rub yang ada di depan
A:
- Risiko infeksi tidak terjadi P:
- Pantau TTV, pantau tanda-tanda infeksi, ganti balutan luka dengan prinsip steril, kolaborasi pemberian antibiotik. 28 Mei 2013 Risiko gangguan perfusi serebral berhubungan dengan peningkatan TIK (tekanan intrakranial).
1. Memberikan posisi kepala 30˚ 2. Mengukur lingkar kepala 1-2
x/hr
3. Mengkaji fungsi neurologis 4. Mengkaji adanya kejang,
muntah, demam 5. Mengkaji TTV
S:
- Ibu mengatakan tidak ada muntah pada anak O:
- Suhu: 36,7oC, tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK, lingkar kepala 49 cm
A:
- Gangguan perfusi serebral teratasi sebagian P:
- Pantau TTV
- Pantau adanya kejang