• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1) Alat Cetak Saring

Alat-alat yang diperlukan dalam proses pembuatan karya tekstil

dengan teknik cetak saring adalah screen, rakel, meja afdruk, meja

gambar, kodatrace, kipas, hand sprayer (alat penyemprot), palet,

setrika, alat-alat takaran (timbangan), gelas ukur, pengaduk, kuas, papan landasan, kain hitam, isolasi bening, karet busa, dan kaca bening.

a) Screen

Pengertian screen Screen

ialah layar penyaring yang dibentangkan pada bingkai kayu

Berkaitan dengan screen Screen

nampaknya seperti bahan atau sesuatu yang habis dalam sekali

pakai, namun sebetulnya tidak, sebab screen dapat dipakai

berulang-ulang 2006: 29).

Gambar 2.2. Screen (K. Arifien, 2011: 3)

Screen terdiri dari kerangka kayu dan kain gasa atau kasa

atau monyl (mono nylon) yang digunakan untuk mencetak gambar

pada benda atau media yang akan disablon. Kain ini berpori-pori dan bertekstur sangat halus menyerupai kain sutera. Lubang

pori-pori screen ini berfungsi untuk menyaring dan menentukan jumlah

zat warna yang keluar. Ada bermacam-macam kain screen, jenis

kain screen terbagi atas kualitas, bahan dasar serat, warna, dan besar kecilnya lubang (Budiyono, et al., 2008: 375).

Berdasarkan sistem penomoran monyl, Sadhori berpendapat

Sistem penomoran monyl didasarkan pada banyaknya

pori-pori kain tersebut dalam setiap satuan luas bidang tertentu 1996:

12). Lebih lanjut, Sadhori menjelaskan bahwa semakin tinggi

nomor monyl, semakin banyak pula jumlah pori-pori kain tersebut

dalam setiap satuan luas bidang tertentu, yang berarti bahwa kain tersebut semakin halus. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah nomor monyl, berarti semakin sedikit pori-pori yang terdapat pada kain tersebut dalam setiap luas bidang tertentu, yang berarti bahwa kain tersebut semakin kasar. Secara umum, ukuran atau nomor

monyl dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu: a) Monyl

halus, nomor 180 T sampai 200 T, b) Monyl sedang, nomor 120 T

sampai 150 T, c) Monyl kasar, nomor 60 T sampai 90 T. T adalah

kependekan dari Thick, yaitu satuan kerapatan lubang pori-pori

pada monyl (1996: 12-13).

b) Rakel

Rakel merupakan alat yang digunakan untuk menyaput zat warna ke atas permukaan kain atau media cetak. Terbuat dari karet yang dijepit pada kayu atau aluminium. Ada lima jenis rakel: tumpul, bulat, lancip, miring, dan persegi (Budiyono, et al., 2008: 376).

Berdasarkan tinta yang digunakan untuk menyablon, rakel dibedakan menjadi dua, yaitu rakel yang digunakan untuk menyablon dengan tinta berbasis minyak dan rakel yang digunakan

untuk menyablon dengan tinta berbasis air (Sandjaja, 1996: 34).

Lebih lanjut lagi, Sandjaja (2006: 34) mengemukakan bahwa

yang berbasis minyak, karena pelarut tinta berbasis minyak akan

Rakel berdasarkan ukuranya, dibedakan menjadi: rakel berukuran 5 cm, 7,5 cm, 15 cm, 30 cm, dan sebagainya. Berkaitan dengan hal tersebut, Sandjaja (2006) menjelaskan bahwa is ukuran ini, ditentukan

berdasarkan luas screen yang digunakan dan luas objek yang akan

disablonkan. Makin luas objek yang akan disablonkan dan makin

luas screen yang digunakan, mak

(hlm. 35).

c) Meja Afdruk dan Meja Cetak

Berkaitan dengan meja afdruk, Budiyono, et al.

mengemukakan bahwa afdruk selain menggunakan sinar

matahari dapat juga dilakukan dengan menggunakan meja yang dilengkapi dengan lampu neon / TL untuk menghemat energi (terutama digunakan apabila cuaca mendung atau hujan)

377).

Berkaitan dengan pengadaan meja cetak, baik yang dibuat sendiri maupun yang membeli jadi sebaiknya permukaan meja menggunakan kaca bening yang tebal. Penggunaan

meja kaca selain berfungsi sebagai meja cetak, digunakan juga sebagai meja jiplak pembuatan gambar dan untuk meja afdruk (K. Arifien, 2011: 10).

Gambar 2.4. Meja Afdruk (K. Arifien, 2011: 11)

d) Meja Gambar

Berkaitan dengan meja gambar, seorang ahli menyebutkan

dicetakkan. Objek digambar di atas sehelai kertas, plastik transparan, mika, atau film bekas Xray (film bekas foto Rontgen). Meja ini tidak harus disediakan secara khusus, dapat juga digunakan meja biasa. Namun, apabila ingin menyediakan secara khusus, sebaiknya digunakan meja dengan daun meja yang dibuat

28-29).

e) Kodatrace

Berkaitan dengan kodatrace, Budiyono, et al. (2008)

Kodatrace digunakan sebagai film diapositif

yaitu untuk memisah motif tiap warna sebelum diafdruk 377).

f) Kipas Angin

Kipas angin digunakan untuk mengeringkan screen setelah

dilapisi dengan bahan coating atau untuk mengeringkan hasil

cetakan yang tidak dapat dikeringkan dengan cara pemanasan (Sandjaja, 2006: 37).

Pendapat tersebut diperkuat lagi oleh ahli lainnya yang

pengeringan obat afdruk (jika mengafdruk film sendiri), dan pengeringan hasil sablonan (jika perlu

12).

Gambar 2.6. Mengeringkan Screen Menggunakan Kipas Angin (Sadhori, 1996: 20)

g) Hand Sprayer

Pendapat mengenai hand sprayer dikemukakan oleh

seorang ahli yang mengatakan bahwa:

Penyemprot air (handsprayer) digunakan untuk proses

pengembangan acuan cetak (merontokkan obat afdruk pada

screen) ketika proses pengafdrukan. Untuk membantu

pencucian layar screen dari cat yang campurannya air atau

untuk proses penghapusan acuan cetak pada screen

Arifien, 2011: 12-13).

Gambar 2.7. Penyemprotan Air pada Screen

Pendapat tersebut dilengkapi oleh ahli lainnya yang menyebutkan bahwa Selain alat penyemprot yang telah disebutkan diatas, dikenal pula alat semprot khusus untuk penyablonan yang sudah barang tentu berharga lebih mahal. Alat khusus ini disebut

Tenix Stencil Sprayer 400. Dengan alat ini, lembut dan kencangnya

aliran air dapat diatur dengan mudah (Sandjaja, 2006: 39).

h) Palet

Palet merupakan tempat untuk mencampur cat poster atau tinta warna dalam proses desain, tinta cina atau opaque ink dalam proses traces dan pasta warna dalam proses colet (Budiyono, et al., 2008: 378).

Gambar 2.8. Palet (Budiyono, et al., 2008: 378)

i) Setrika

Setrika digunakan untuk menghaluskan atau merapikan bahan sebelum disablon dan sesudah disablon. Kaos atau kain yang telah selesai disablon, harus disetrika agar tinta yang melekat di kaos atau kain tersebut tidak luntur (Sandjaja, 2006: 39).

Gambar 2.9. Setrika (Budiyono, et al., 2008: 105)

j) Gelas Ukur dan Mangkuk Plastik

Gelas ukur digunakan untuk mengukur bahan zat cair yang

memerlukan ketepatan ukuran jumlah dalam cc. Gelas ukur biasanya digunakan untuk mengukur penggunaan pigmen atau zat pewarna tinta. Mangkuk plastik digunakan sebagai tempat mengolah obat peka cahaya yang berupa serbuk (Yani, 2004: 26).

k) Alat-alat Takaran (Timbangan)

Fungsi dari alat-alat takaran dikemukakan oleh seorang ahli -bahan yang dipergunakan untuk menyablon baik yang dipergunakan untuk

afdruk (bahan-bahan negatif) maupun bahan-bahan yang

dipergunakan untuk mencetak (tinta / cat sablon), selalu dipergunakan

alat-Berkaitan dengan timbangan, seorang ahli berpendapat Timbangan yang diperlukan adalah yang dapat digunakan untuk menimbang dalam satuan gram. Dalam hal ini, timbangan kue sudah cukup memadai digunakan dalam penyablonan (Sandjaja, 2006: 37).

l) Pengaduk

Pengaduk digunakan untuk mengaduk pasta warna supaya rata dan digunakan pula untuk menuangkannya ke permukaan

screen. Benda yang dapat digunakan sebagai pengaduk misalnya

sendok (Budiyono, et al., 2008: 380).

m) Kuas

Fungsi dari kuas dikemukakan oleh seorang ahli yang

menyatakan bahwa:

Kuas kecil ini digunakan untuk menusir screen yang telah

dikembangkan. Adanya lubang-lubang pada screen yang

tidak dikehendaki dapat ditutup dengan bahan coating

dengan mempergunakan kuas kecil ini. Sementara kuas

yang besar digunakan untuk melapisi screen dengan bahan

coating atau untuk melapisi screen yang sudah jadi dengan

Varnish agar tahan lama (khusus untuk screen yang

digunakan untuk menyablon dengan tinta berbasis air) (Sandjaja, 2006: 35).

Gambar 2.10. Kuas (Budiyono, et al., 2012: 107)

n) Papan Landasan

Mengenai papan landasan, Budiyono, et al. menyatakan ripek sebagai penyangga

screen pada waktu proses afdruk, sedangkan papan yang dilapisi busa blanket dilapisi perekat/lem kain (Hidronal G), dan sebagai papan landasan pada penyablonan T-Shirt atau kain yang

o) Kain Hitam

Fungsi kain hitam dikemukakan oleh seorang ahli yang -sama dengan karet busa untuk mencegah terjadinya kebocoran sinar dari samping. Luas kain hitam yang digunakan sebaiknya lebih luas dari screen

p) Isolasi Bening

Fungsi dari isolasi bening dikemukakan oleh seorang ahli

yang menyebutkan bahwa katkan kodatrace atau

kertas motif pada saat afdruk supaya tidak geser, untuk menutup

bagian tepi screen sebelum

(Budiyono, et al., 2008: 381).

q) Karet Busa

Karet busa yang digunakan biasanya memiliki ketebalan antara 5 cm sampai 10 cm. Fungsi karet busa dinyatakan oleh

untuk menyangga bagian dalam screen pada

waktu afdruk supaya permukaan screen datar .

Dengan adanya berbagai macam ukuran luas screen, karet

busa yang digunakan harus pula sesuai dengan ukuran luas

screen yang digunakan, sebab karet busa tersebut nantinya

akan dimasukkan kedalam bingkai screen untuk mencegah

masuknya sinar dari samping ke dalam screen. Jadi,

bantalan karet busa ini digunakan untuk mencegah

terjadinya kebocoran sinar yang menyinari screen.

Disamping itu, bantalan ini digunakan pula agar film dapat

merekat lebih erat dan rata pada screen saat ditekan,

sehingga tidak mudah tergeser saat proses penyinaran. Apabila pada waktu penyinaran terjadi geseran dari film

diatas screen, maka hasil cetakan pada screen menjadi tidak lagi tajam (jelas) (Sandjaja, 2006: 36).

r) Kaca Bening

Fungsi kaca bening dikemukakan oleh Budiyono, et al. untuk menutup dan menekan kodatrace pada waktu penyinaran dengan sinar matahari atau pada meja afdruk dengan lampu (hlm. 382).

Pendapat tersebut ditambahkan oleh Sandjaja yang

kaca tebal 10 mm agar tidak mudah pecah, sebab kaca tersebut

akan digunakan untuk menekan screen supaya menempel kuat pada

film. Luas kaca yang digunakan jangan lebih kecil dari luas screen

(2006: 37).

Dokumen terkait