• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cinta Bukan Sekedar Ucapan

Dalam dokumen Sosok Nabi Penuh Cinta (Halaman 63-66)

Semua yang telah dipaparan di atas merupakan ungkapan yang gamblang dan jelas. Namun yang terpenting adalah cinta tidak hanya diungkapkan melalui ucapan belaka, atau pandangan dan senyuman. Cinta lebih dari semua itu. Selain butuh tindakan dan perbuatan, cinta adalah sebuah pemberian dan pengorbanan. Seorang pencinta akan selalu membantu mereka yang lemah, memberi pada orang yang membutuhkan, mengasihi anak yatim, mempermudah orang yang kesulitan, memberi tanpa mengharap balasan, dan berlaku baik termasuk kepada dirinya sendiri. Setelah melakukan semuanya itu, ia akan merasakan kebahagiaan.

Rasulullah Saw. bersabda,

ﻪﹺﺒﺣﺎَﺼﻟ ْﻢُﻫُﺮْﻴَﺧ ِﷲﺍ َﺪْﻨﻋ ﹺﺏﺎَﺤْﺻَﻷﹾﺍ ُﺮْﻴَﺧ

,

ْﻢُﻫُﺮْﻴَﺧ ِﷲﺍ َﺪْﻨﻋ ﻥﺍَﺮْﻴﹺﺠﹾﻟﺍ ُﺮْﻴَﺧَﻭ

ﻩﹺﺭﺎَﺠﻟ

“Sebaik-baik teman di sisi Allah adalah yang paling baik kepada temannya, dan sebaik-baiknya tetanga di sisi Allah adalah yang paling baik kepada tetangganya.” (al-Hadits).

Rasulullah Saw. bersabda,

ﹼﻠﻟ ﱠﻥﹺﺇ

ﹺﺇ ُﺱﺎﱠﻨﻟﺍ ُﻉَﺰﹾﻔَﻳ ﹺﺱﺎﱠﻨﻟﺍ ﹺﺞﺋﺍَﻮَﺣ ِﺀﺎَﻀﹶﻘﻟ ْﻢُﻬﹶﻘﹶﻠَﺧ ﺎﹰﻘﹾﻠَﺧ ﻪ

ْﻢﹺﻬﹺﺠﺋﺍَﻮَﺣ ﻲﻓ ْﻢﹺﻬْﻴﹶﻟ

,

ِﷲﺍ ﹺﺏﺍﹶﺬَﻋ ْﻦﻣ ﹶﻥْﻮُﻨﻣﻵﹾﺍ َﻚﺌﹶﻟْﻭﹸﺃ

“Sesungguhnya Allah memiliki ciptaan yang diciptakan untuk bisa memenuhi kebutuhan sesamanya. Manusia akan menghubunginya untuk bisa memenuhi kebutuhannya; dan merekalah orang-orang yang terbebas dari adzab Allah.” (al-Hadits).

Rasulullah Saw. bersabda,

ﹶﻞْﻴﱠﻠﻟﺍ ُﻡْﻮﹸﻘَﻳ ﻱﺬﱠﻟﹶﺎﻛَﻭ ِﷲﺍ ﹺﻞْﻴﹺﺒَﺳ ﻲﻓ ﺪﻫﺎَﺠُﻤﹾﻟﺎﹶﻛ ﹺﻦْﻴﻜْﺴﻤﹾﻟﺍَﻭ ﺔﹶﻠﻣْﺭَﻷﹾﺍ ﻰﹶﻠَﻋ ﻰﻋﺎﱠﺴﻟﺍ

َﺭﺎَﻬﱠﻨﻟﺍ ُﻡْﻮُﺼَﻳَﻭ

“Orang yang membantu para janda dan para fakir laksana orang yang berjihad di jalan Allah; laksana orang yang bangun malam untuk melaksanakan shalat dan laksana orang yang berpuasa di siang hari.” (al-Hadits).

Rasulullah Saw. bersabda,

ّﹺﻖَﺤﹾﻟﺎﹺﺑ ﻲﹺﻨﹶﺜَﻌَﺑ ﻱﺬﱠﻟﺍَﻭ

,

َﻣﺎَﻴﻘﹾﻟﺍ َﻡْﻮَﻳ َﷲﺍ ُﺏّﺬَﻌُﻳ ﹶﻻ

ﻲﻓ ُﻪﹶﻟ ﹶﻥﹶﻻﹶﺃَﻭ َﻢْﻴﺘَﻴﹾﻟﺍ َﻢﺣَﺭ ْﻦَﻣ ﺔ

ُﻪﹶﻔْﻌُﺿَﻭ ُﻪَﻤﺘَﻳ َﻢﺣَﺭَﻭ ﹺﻡﹶﻼﹶﻜﹾﻟﺍ

“Demi Yang mengutusku dengan kebenaran! Pada hari kiamat kelak Allah tidak akan mengadzab orang yang mengasihi anak yatim, mengucapkan kata yang lembut padanya dan mengasihi keyatiman dan kelemahannya.” (al-Hadits).

Rasulullah Saw. bersabda,

ﺓَﺮﺧﻵﹾﺍَﻭ ﺎَﻴْﻧﱡﺪﻟﺍ ﻲﻓ ﻪْﻴﹶﻠَﻋ ُﷲﺍ َﺮﱠﺴَﻳ ﺎَﻴْﻧﱡﺪﻟﺍ ﻲﻓ ﹴﺮِﺴْﻌُﻣ ﻰﹶﻠَﻋ َﺮﱠﺴَﻳ ْﻦَﻣ

,

ﻥْﻮَﻋ ﻲﻓ ُﷲﺍَﻭ

ﻪْﻴﺧﹶﺃ ﻥْﻮَﻋ ﻲﻓ ُﺪْﺒَﻌﹾﻟﺍ ﹶﻥﺎﹶﻛ ﺎَﻣ ﺪْﺒَﻌﹾﻟﺍ

“Barang siapa yang mempermudah sesuatu yang sulit di dunia maka kelak Allah akan mempermudah segala urusan baginya di dunia dan akhirat! Sesungguhnya Allah akan selalu membantu hambanya selama hamba itu selalu membantu sesamanya.” (al-Hadits)

Inilah cinta! Cinta bukan hanya ucapan belaka, namun juga perbuatan, aplikasi dan memberi. Selalu memberi tanpa henti. Sesungguhnya cinta mendorong seseorang untuk selalu membantu saudaranya dan membuatnya selalu berada di sampingnya di kala ia dibutuhkan. Dengan cinta, seseorang akan selalu berusaha mengulurkan tangannya untuk orang yang membutuhkan, orang yang terzalimi, membantu janda dan anak yatim, bersedekah kepada fakir miskin, mempermudah orang yang kesulitan, membantu memecahkan permasalah sesamanya, mendistribusikan semua yang dimilikinya, baik berupa materi ataupun maknawi, kepada setiap orang secara adil dan merata.

Hati pencinta adalah hati yang besar. Hati yang penuh dengan cinta kasih dan lembut. Hati yang berlimpah dengan kebajikan dan rahmat. Hati yang penuh dengan cinta kepada sesama. Atas dasar inilah maka hati pencinta tidak akan pernah pelit untuk memberikan cintanya kepada siapa pun. Ia akan mencurahkan semua yang dimilikinya dan ia merasakan kegembiraan karenanya. Ia akan memberi segalanya seolah ia mengambil

segalanya. Karena sesungguhnya ia mengambil sesuatu yang sangat berharga, yakni kebahagiaan dari apa yang dilakukannya, kebahagiaan dalam hatinya yang akan terpancar dari dalam dirinya dan tampak oleh banyak orang hingga mereka pun merasakan kebahagiaan yang sama. Kebahagiaan itulah yang menyatukan mereka semua. Inilah cinta para pencinta sejati. Kebahagiaan mereka tampak dari kebahagiaan kekasihnya.

Kebahagiaan bisa menyebar dengan cepat. Cinta mampu melahirkan kebahagiaan yang menyebar ke segala penjuru. Ia ditransferkan dengan cepat ke dalam diri mereka yang dicinta hingga mereka pun merasakan kebahagiaan yang sama, yang mencinta dan dicinta dalam balutan kebahagiaan yang sama.

Cinta sejati hanya akan lahir dari usaha dan pengorbanan. Sedangkan cinta pragmatis adalah cinta yang penuh keegoisan. Sifat keegoisan hanyalah bentuk dari suatu pengaruh, sedangkan cinta adalah mempengaruhi. Keegoisan adalah penjara manusia dalam dirinya, yang mampu menjerumuskan seseorang dalam kekelaman. Sedangkan cinta adalah energi, cahaya dan kunci kebebasan bagi banyak orang.

Walaupun keegoisan bisa terealisasi dan mendatangkan kepentingan yang diinginkan, namun hal tersebut hanya menumbuhkan kesendirian dan ketersisihan dari banyak orang di sekelilingnya. Seseorang yang egois lambat laun akan merasa terasing baik di masyarakat maupun negaranya. Sedangkan dengan cinta, walaupun pelakunya banyak mencurahkan segala yang dimilikinya, namun sesungguhnya apa yang dilakukannya malah membuatnya dekat dengan sekitarnya. Seorang pencinta akan selalu merasa bahagia bergaul dengan siapa pun yang ada di sekitarnya. Setinggi apapun jabatan seseorang, ia akan tetap sendiri kecuali bila ia memiliki banyak teman dan sahabat yang dikasihinya.

Sesungguhnya cinta sejati tidak hanya ‘saya’ dan ‘anda’ karena sesungguhnya saya adalah anda dan anda adalah saya!

Cinta sejati bukan hanya ‘saya’ semata! Bahkan ia selalu ‘anda’! Karena ‘anda’ pada dasarnya adalah ‘saya’!

Cinta sejati mampu membuat seseorang lupa akan dirinya dan membuatnya sibuk dengan yang lainnya. Cinta sejati akan membuat anda lupa siapa diri anda dan membuat anda lebih sibuk dengan sesama. Anda akan keluar dari penjara diri anda dan membebaskan anda dari belenggu diri. Anda akan membuka kehidupan dan kebahagiaan bersama dengan yang lainnya.

Cinta sejati akan membuat seseorang terfokus pada orang yang dicintainya dan membuat dirinya menjadi lebur dengannya. Cinta sejati adalah sebuah perasaan mendalam tentang semua individu manusia, sebuah pengorbanan, proses memberi ke semua pihak. Dari sini, maka terciptalah persatuan sesama manusia. Satu dengan lainnya terikat dengan cinta yang sama. Cinta mereka kepada alam pun mengikat satu dengan lainnya. Demikian pula cinta mereka yang besar kepada Pencipta mereka, yang merupakan sumber cinta, kebajikan dan anugerah.

Sesungguhnya cinta sejati akan menghilangkan perbedaan yang ada diantara manusia. Perbedaan yang dibentuk oleh pribadi-pribadi yang lemah dan mereka yang memiliki kepentingan pribadi. Cinta sejati akan membuat budak laksana majikan dan majikan laksana budak. Cinta akan membuat pemimpin mengasihi fakir dan fakir tunduk pada pemimpin. Cinta sejati akan membuat yang besar menyayangi mereka yang kecil dan yang kecil menghormati yang besar. Sebagai contoh, dalam ibadah haji kita akan melihat orang-orang saling mencintai satu dengan lainnya. Semuanya adalah hamba Allah dan semuanya sama di hadapan Allah. Mereka mengenakan pakaian yang sama dan duduk di lantai yang sama. Mereka menyembah Tuhan yang sama, memanjatkan doa yang sama, juga shalat yang sama. Tidak satu pun dari mereka mampu membedakan antara yang kaya dengan yang miskin, antara menteri dengan rakyat jelata, antara penjual dan pembeli, ataupun pemimpin dan yang dipimpin. Semuanya adalah hamba Yang Maha Penyayang. Kesemuanya adalah saudara yang saling mencintai satu dengan lainnya. Mereka saling memanggil dengan panggilan cinta, saudaraku, saudariku, ayahku, ibuku, putraku dan putriku. Semua laksana satu keluarga yang saling terikat dengan cinta dengan beragam warna dan tingkatan sosialnya, dengan beragam segmentasi umurnya dan beragam benuanya. Semuanya dikumpulkan dengan penuh kasih sayang-Nya.

Dalam dokumen Sosok Nabi Penuh Cinta (Halaman 63-66)