• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cinta kasih. Menikah berarti keduanya memutuskan untuk saling menerima satu sama lain apapun keadaannya, karena terjadi

III. 3. Falsafah orang basudara dalam Aruno lahitolo mananol

III.3.1. Nilai-nilai spiritual dalam ritual Aruno Lahitolo Mananol

6. Cinta kasih. Menikah berarti keduanya memutuskan untuk saling menerima satu sama lain apapun keadaannya, karena terjadi

penggabungan dan penyatuan yang mengharuskan penerimaan secara utuh, baik kedua mempelai maupun orang basudara.

Tahapan lesa mananol selalu dianggap masyarakat sebagai meja perempuan mananol karena hanya diduduki oleh mananol mata-rumah.

Meski begitu, lesa mananol juga dianggap tempat perkenalan keseharian keluarga, karena pada moment ini mempelai perempuan diperkenalkan pada makanan yang diasumsikan sebagai konteks keseharian orang basudara yang sederhana namun penuh cinta kasih.87

Lesa mananol tidak menggunakan meja melainkan tikar dan diletakan

di lantai, makanan yang biasanya tersedia diatasnya yaitu hasil kebun

85 Wawancara dengan Bpk. Ben Lasamahu (Anggota Saniri Negeri) tanggal 13 Juni 2018 di rumahnya.

86 Wawancara dengan Bpk. S.N. Lernaya (Kepala Saniri Negeri Amahai) tanggal 13 Juni 2018 di kantor saniri Negeri Amahai. Beberapa kata-kata informan merupakan bahasa sehari-hari masyarakat Maluku, kata bakutanya-bakutanya diartikan dengan sikap mencari tahu sesuatu yang berhubungan dengan subjek yang dibicarakan.

97 yang dikenal dengan istilah makanang hari-hari atau makanang kampong seperti papeda, nasi, aneka olahan ikan, sayuran hijau seperti kankung, ubi-ubian, dan pisang. Jenis makanan ini melambangkan sebuah kesederhanaan karena melambangkan “keseharian” keluarga. Mempelai perempuan dan setiap individu pada saat itu dilatih untuk hidop apa-adanya, tidak banyak mengeluh dan mampu bersyukur, serta memiliki

kasih sayang dan perhatian antar orang basudara. Keharusan untuk mencicipi semua makanan juga mengisyaratkan penyatuan mempelai perempuan dan pengenalan dasar persekutuan orang basudara yang sederhana tetapi saling mendukung dan saling menopang. Hal ini disampaikan oleh informan bahwa;

Persekutuan itu ada dengan makanan hari-hari, makanya mempelai perempuan jua diperkenalkan dengan makanang hari-hari yang sangat sederhana. Istilahnya memperkenalkan kalo ini katong makanan di keluarga, makanan apa adanya. Pertama mulai makan dari tampa garam yang melambangkan persekutuan, karena semua orang yang makan diatas meja makan itu, mengambil garam hanya dari tempat garam itu. terkhusus bagi perempuan mananol baru, suasana yang terbangun disitu juga suasana yang tenang dan senang saja. Perempuan mananol itu harus belajar untuk menikmati makanan-makanan yang sederhana, yang mungkin saja tidak biasa

dimakan olehnya.88

Pendapat diatas menggambarkan bahwa lesa mananol dilihat sebagai konstruk budaya Negeri Amahai yang mengajarkan dan mempertemukan basudara. Individu dan masyarakat yang mempunyai budaya ini

sejatinya selalu menampakan ciri khas tersendiri sebagai simbolisasi yang mudah dikenali. Makanang hari-hari yang dihidangkan dan harus dinikmati oleh para mananol mata-rumah menjurus pada suatu

88 Wawancara dengan Pdt. Sar Latuny selaku seorang pendeta tua yang sudah berulang kali mengikuti ritual adat ini. wawancara dilakuan di rumahnya pada tanggal 20 juni 2018.

98 pemaknaan hidup orang basudara yang tidak selalu berfokus pada kelimpahan ekonomi, melainkan dalam sebuah kesederhanaan dan

kehangatan. Sedangkan tampa garam diatas lesa mananol

melambangkan sebuah persekutuan karena semua mengambil garam dalam satu tempat.

Disisi lain, lesa mananol juga berfungsi sebagai media penegasan juga pemulihan orang basudara.89 Hal ini dapat terjadi karena lesa mananol diduduki oleh para perempuan yang berstatus mananol mata-rumah. Artinya dengan duduk dan berbincang bersama, satu tampa garam, satu ikatan persaudaraan dapat meruntuhkan dinding pemisah antar satau sama lain dan dapat kembali menegaskan kembali ikatan mereka sebagai orang basudara.

III.4. Rangkuman

Bab ini telah membahas hasil temuandi lokasi penelitian, adapun beberapa hal penting dari bab ini adalah sebagai berikut;

1. Aruno lahitolo mananol merupakan bentuk ritual inisiasi mempelai perempuan ke dalam mata-rumah laki-laki, mempertemukan dan memperkenalkan orang basudara, pengaktulisasian kembali relasi dan falsafah orang basudara yang dapat menciptakan dan mewujudkan hubungan harmonis.

2. Makna filosofis dalam ritual ini adalah orang basudara yang dilihat sebagai kata sifat yang mengartikan suatu keadaan dan gaya berkehidupan sebagai orang basudara. Mengapaorang basudara? Alasannya adalah; (a)

89Wawancara dengan mama En Lasamahu (perempuan mananol), di rumahnya tanggal 15 Juni 2018.

99 Karena hasil penelitian mengungkapkan kolektivitas mata-rumah disebut sebagai orang basudara yang tidak hanya berasal dari integral mata-rumah dalam hal ini pihak yang berasal dari gen yang sama atau hubungan

kekeluargaan seperti saudara sepupu saja, melainkan setiap individu yang berasal dan punya hubungan kekereabatan dan kekeluargaan dengan pihak mata-rumah termasuk para leluhur. (2) Dalam kenyataan ini, lahirlah

lingkaran orang basudara yang tidak terbatas pada satu marga atau keluarga inti namun dapat mencapai setengah jumlah penduduk Negeri Amahai, mereka kemudian mengalami pengalaman bersama yang pada akhirnya melahirkan ikatan emosional orang basudara dan gaya hidop orang basudara.

3. Adapun nilai spiritual dalam ritual ini adalah; nilai memiliki sebagai orang basudara;bakukelesebagai orang basudara yang punya rasa solider dan bertanggung jawab, menyatukanorang basudara, menuntun dan menopang sebagai gaya berkehidupan orang basudara,menghargai antar sesama orang basudara, cinta kasih yang dapat menerima orang basudara apapun

kondisinya.

4. Filosofi dan nilai spiritual tertuang dalam tahapan ritual sebagai berikut;

a. Nok : Cara mengundang orang basudara secara lisan tanpa

undangan tertulis. Hal ini dilakukan untuk mengundang beberapa pihak yang dituakan untuk mengatur jalannya prosesi ritual dan kepada kolektivitas orang basudara.

b. Rapat mata-rumah : Dilakukan untuk membicarakan dan

100 c. Penjemputan Mempelai perempuan

d. Penyematan baju

e. Menjamu orang basudara

f. Duduk bersama di lesa mananol :Ini adalah prosesterakhir dari

rangkaian ritual aruno lahitolo mananol apabila mempelai perempuan juga berasal dari Negeri Amahai. Tetapi apabila mempelai perempuan bukan berasal dari Negeri Amahai maka prosesi ini harus dilanjutkan di Baileu Negeri Amahai. Tahapan di atas baileu mulai dari penyapaan, makan dan minum bersama (apapua, sopi dan sageru), nasehat oleh Upu Latu, dan doa bersama. Setelah itu, apabila dari pihak keluarga menyediakan makanan, maka semua masyarakat dan orang basudara beserta staf pemerintah negeri dan badan saniri negeri

Dokumen terkait