• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. DINAMIKA KEHIDUPAN KAUM LANSIA

C. Ciri - ciri Kaum Lansia

1. Kaum Lansia Merupakan Periode Kemunduran

Hurlock (1980: 380) mengemukakan bahwa kemunduran yang terjadi pada

tahap lansia sebagian disebabkan karena faktor fisik dan psikologis. Kemunduran

fisik merupakan suatu perubahan yang terjadi pada sel-sel tubuh bukan karena

mengakibatkan sikap tidak senangterhadap diri sendiri, orang lain, pekerjaan yang

disebabkan karena adanya perubahan pada lapisan otak.

2. Perubahan Individual pada Efek Menua

Proses penuaan mempengaruhi setiap orang secara berbeda berdasarkan

latar belakang yang berbeda pula. Namun, secara umum bahwa penuaan fisik

lebih cepat dibandingkan dengan penuaan mental, walaupun hal sebaliknya juga

kadang-kadang terjadi, terutama apabila seseorang sangat memikirkan proses

penuaannya secara fisik dan psikologis, Hurlock (1980: 381).

3. Menua Membutuhkan Perubahan Peran

Hurlock (1980: 384) menjelaskan bahwa keterbatasan fisik yang terjadi

pada kaum lansia mengakibatkan perubahan peran dalam urusan masyarakat dan

sosial, demikian juga halnya dalam dunia usaha dan profesionalisme.Kaum lansia

tidak bisa bersaing dengan orang-orang yang lebih muda dalam berbagai bidang

tertentu.

4. Penyesuaian yang Buruk

Sikap sosial yang negatif bagi kaum lansia, akan mempengaruhi konsep

dirinya yang tidak menyenangkan. Hal ini diwujudkan dalam bentuk perilaku

5. Keinginan Menjadi Muda Kembali

Hurlock (1980: 385) mengungkapkan bahwa terjadinya

perubahan-perubahan baik secara fisik maupun psikologis pada kaum lansia, menimbulkan

keinginan baru untuk tetap menjadi muda kembali dengan melakukan berbagai

cara untuk menutupi keadaan yang sesungguhnya supaya tetap terlihat muda.

Namun, usaha tersebut tidak bisa menghalangi terjadinya proses menua.

6. Penurunan Fungsi Kognitif dan Psikomotorik

Menurut pendapat Hurlock (1980: 390) umumnya setelah orang memasuki

lansia, maka ia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi

kognitif meliputi proses belajar, pengertian, pemahaman,persepsi, kreativitas dan

perhatian sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku kaum lansia menjadi

semakin lambat. Sementara itu, fungsi psikomotorik (konatif) meliputi hal-hal

yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan,

koordinasi, yang berakibat bahwa kaum lansia menjadi kurang cekatan.

7. Perubahan Aspek Psikososial

Kaum lansia juga mengalami perubahan aspek psikososial yang berkaitan

dengan keadaan kepribadian mereka. Beberapa perubahan tersebut dapat

dibedakan berdasarkan 5 tipe kepribadian kaum lansia, yakni sebagai berikut:

a. Tipe Kepribadian Konstruktif (construction personalitiy); biasanya tipe ini

b. Tipe Kepribadian Mandiri (independent personality); kaum lansia tipe ini ada

kecenderungan mengalami post power syndrome, apalagi jika pada masa lansia

tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada dirinya.

c. Tipe Kepribadian Tergantung (dependent personalitiy); pada tipe ini biasanya

sangat dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu

harmonis maka pada masa lansia tidak bermasalah, tetapi jika pasangan hidup

meninggal maka pasangan yang ditinggalkan akan menjadi merana, apa lagi jika

tidak segera bangkit dari kedukaannya.

d. Tipe Kepribadian Bermusuhan (hostility personality); pada tipe ini setelah

memasuki lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya, banyak keinginan

yang kadang-kadang tidak diperhitungkan secara seksama sehingga menyebabkan

kondisi ekonominya menjadi tidak teratur.

e. Tipe kepribadian kritik diri (self hate personality); kaum lansia tipe ini

umumnya terlihat sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain

atau cenderung membuat susah dirinya.

8. Perubahan Minat pada Kaum Lansia

Seiring bertambahnya usia, kaum lansia mengalami berbagai persoalan

baik secara fisik maupun psikis. Selain itu, kaum lansia juga mengalami

perubahan minat.Hurlock (1980: 394) menguraikan ada beberapa perubahan minat

yang terjadi pada kaum lansia, seperti:

a. Minat pribadi: orang menjadi semakin dikuasai oleh diri sendiri apabila

b. Minat untuk rekreasi: beberapa perubahan dalam kegiatan sering dilakukan

karena memang tidak dapat dielakkan.

c. Minat sosial: salah satu teori sosial mengenai penuaan adalah teori pemisahan

(disengagement theory) menyatakan bahwa kaum lansia secara perlahan-lahan

menarik diri dari kegiatan kemasyarakatan, yaitu suatu proses pengunduran diri

secara timbal balik pada masa lansia dari lingkungan sosial.

Erikson menegaskan bahwa ada beberapa tekanan yang membuat kaum

lansia menarik diri dari keterlibatan sosial, seperti:

a. Ketika masa pensiun tiba dan lingkungan berubah, orang mungkin lepas dari

peran dan aktifitasnya selama ini.

b. Penyakit dan menurunnya kemampuan fisik dan mental, membuat ia terlalu

memikirkan dirinya sendiri secara berlebihan.

c. Orang-orang yang lebih muda di sekitarnya cenderung menjauh dari mereka.

d. Pada saat kematian semakin mendekat, orang memiliki keinginan untuk

membuang semua hal yang tidak bermanfaat lagi bagi dirinya.

9. Perubahan dalam Peran Sosial di Masyarakat

Suardiman (2011: 11) menjelaskan bahwa berkurangnya fungsi indera

pendengaran, penglihatan, dan gerak fisik, mengakibatkan munculnya gangguan

fungsional atau bahkan kecacatan pada kaum lansia.Misalnya, badannya menjadi

bungkuk, pendengaran sangat berkurang, penglihatan kabur sehingga sering

menimbulkan keterasingan.Ketika menghadapi berbagai permasalahan tersebut,

beruntung karena anggota keluarga seperti anak, cucu, cicit, sanak saudara bahkan

kerabat umumnya ikut membantu memelihara (care) dengan penuh kesabaran dan

pengorbanan. Namun, bagi mereka yang tidak punya keluarga atau sanak saudara

karena hidup membujang, atau punya pasangan hidup namun tidak punya anak

dan pasangannya sudah meninggal, apalagi hidup dalam perantauan sendiri,

seringkali menjadi terlantar.

Hal ini membawa dampak pada perkembangan psikis kaum lansia, mereka bisa

menjadi stres.

Selain itu, Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI (2001)

yang dikutip oleh Suardiman (2011: 8)memaparkan bahwa usia lanjut sehat

adalah masa yang dapat mempertahankan kondisi fisik dan mental yang optimal

serta tetap melakukan aktivitas sosial yang produktif. Depkes dan Kesejahteraan

sosial menguraikan ciri-ciri kaum lansia yang tergolong sehat, sebagai berikut:

a. Memiliki tingkat kepuasan hidup yang relatif tinggi karena merasa hidupnya

bermakna, mampu menerima kegagalan yang dialaminya sebagai bagian dari

hidupnya yang tidak perlu disesali dan justru mengandung hikmah yang berguna

bagi hidupnya.

b. Memiliki integritas pribadi yang baik berupa konsep diri yang tepat dan

terdorong untuk terus memanfaatkan potensi yang dimilikinya.

c. Mampu mempertahankan sistem dukungan sosial yang berarti, berada di

antara orang-orang yang memiliki kedekatan emosi dengannya, yang memberi

d. Memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik, didukung oleh kemampuan

melakukan kebiasaan dan gaya hidup yang sehat.

e. Memiliki kemampuan finansial yang menginginkan hidup mandiri, tidak

menjadi beban orang lain, minimal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

f. Pengendalian pribadi atas kehidupan sendiri sehingga dapat menentukan

nasibnya sendiri, tidak tergantung pada orang lain. Hal ini dapat menjaga

kestabilan harga dirinya.

Dokumen terkait